MATRIKS
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa
karena telah memberikan kami kesehatan, kemudahan dan kelancaran. Atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kami yang berjudul “Matriks” dengan baik dan tepat waktu.
Kelompok 2 PSPM E 21
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran .....................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Matriks merupakan sebuah cabang dari ilmu Aljabar Linier yang
mana merupakan salah satu bahasan penting dalam Matematika. Matriks
adalah susunan bilangan – bilangan dalam bentuk persegi panjang yang
disusun berdasarkan baris dan kolom. Bilangan yang disusun dalam baris
dan kolom tersebut dinamakan elemen-elemen penyusun matriks.
Bilangan-bilangan yang disusun berdasarkan aturan baris dan kolom
disebut sebagai entri dari matriks. Susunan bilangan seperti ini ditemui
dalam berbagai cabang ilmu matematika terapan. Dalam banyak kasus
susunan ini membentuk koefisien-koefisien transformasi linear atau sistem
persamaan linear.
Pada awalnya matriks ditemukan dalam sebuah studi yang
dilakukan oleh seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama
Arthur Cayley (1821-1895) yang mana studi yang dilakukan untuk meneliti
persamaan linier dan transformasi linear, awal dari semua ini matriks
dianggap sebagai sebuah permainan karena matriks dapat diaplikasikan,
sedangkan pada tahun 1925 matriks digunakan sebagai kuantum dan pada
perkembangannya matriks digunakan dalam berbagai bidang.
Jika dua matriks memiliki dimensi yang sama (masing-masing
matriks memiliki jumlah baris dan jumlah kolom yang sama) maka kedua
matriks tersebut dapat dilakukan penjumlahan atau pengurangan secara
elemen demi elemen. Namun, berdasarkan aturan perkalian matriks, syarat
perkalian matriks, yakni ketika jumlah kolom matriks pertama sama dengan
jumlah baris matriks kedua pada perkalian dua matriks. Maksudnya,
perkalian matriks m x n dengan matriks n x p menghasilkan
matriks m x p. Oleh sebab itu, perkalian matriks tidak bersifat komutatif.
Pada umumnya, matriks digunakan untuk merepresentasikan transformasi
linear, yakni suati generalisasi fungsi linear seperti f (x) = 4x. Sehingga
bagaimana cara kita lebih mudah memahami dan mempelajari matriks.
1
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari matriks ?
2. Bagaimana operasi matriks ?
3. Apa saja aturan – aturan ilmu hitung matriks
4. Apa itu matriks elementer dan bagaimana metode untuk mencari A−1
?
5. Bagaimana sistem persamaan dan keterbalikan matriks ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu matriks ?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengoprasian matriks ?
3. Untuk mengetahui apa saja aturan – aturan ilmu hitung matriks ?
4. Untuk menambah pengetahuan mengenai matriks elementer dan
metode untuk mencari A−1 ?
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem persamaan dan keterbalikan
matriks?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Matriks kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya memiliki satu kolom
dengan beberapa baris. Contohnya :
0
1
P = [0] , Q = [1]
1
0 0
Matriks nol
Matriks nol adalah matriks yang bernilai nol di semua elemennya.
Contohnya :
0
0 0
P = [0] , Q=[ ]
0 0
0
Matriks persegi
Matriks persegi adalah matriks yang memiliki jumlah baris yang
sama dengan kolomnya, seperti matriks ordo 2 × 2, 3 × 3, dan
seterusnya.
1 0 1
1 2
P=[ ], Q = [2 1 0]
4 0
0 2 1
Matriks segitiga atas (upper trigular)
Matriks segitiga atas adalah bentuk matriks persegi yang elemen
di bawah diagonal utamanya bernilai nol, sehingga seolah-olah
berbentuk segitiga.
1 0 1
P = [0 2 0]
0 0 1
Matriks segitiga atas biasanya digunakan sebagai dasar untuk
mencari determinan dengan metode reduksi baris.
Matriks segitiga bawah (lower trigular )
Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen di
atas diagonal utamanya bernilai nol.
1 0 0
P = [2 3 0]
0 2 1
Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemennya
bernilai nol, kecuali diagonal utamanya.
4
1 0 0
P = [0 3 0]
0 0 1
Matriks identitas
Matriks identitas ialah matriks diagonal yang setiap elemen
diagonal utamanya bernilai satu. Contoh :
1 0 0
P = [0 1 0]
0 0 1
Matriks singular
Matriks singular ialah matriks yang determinannya bernilai nol.
Artinya, kamu bisa menentukan singularitas matriks melalui
perhitungan karena tidak bisa dilihat secara visual hanya dari
bentuk matriksnya saja. Perhatikan contoh berikut.
2 4
P=[ ]
4 8
Matriks P termasuk singular karena determinannya bernilai nol.
Det P = (2 × 8)– (4 × 4 )
= 16 – 16 = 0
1.3. Operasi Matriks
Operasi penjumlahan matriks
Dua buah matriks dapat dioperasikan dengan cara
menjumlahkan keduanya. Syarat agar penjumlahan ini dapat
dilakukan adalah ukuran matriks – matriks tersebut harus sama.
𝑎 𝑏 𝑐 𝑔 ℎ 𝑖
A= [ ] B= [ ]
𝑑 𝑒 𝑓 𝑗 𝑘 𝑙
𝒂+𝒈 𝒃+𝒉 𝒄+𝒊
𝐀+𝐁= [ ]
𝒅+𝒋 𝒆+𝒌 𝒇+𝒍
Contoh :
Diberikan matriks – matriks Adan B yang masing – masing
berukuran
0 1 2 −3 4 −2 1 −3
A= [ ] B= [ ]
4 −2 1 −3 3 −4 8 −1
Hasil penjumlahan A dan B adalah
0+4 1 + (−2) 2 + 1 −3 + (−3)
A+B = [ ]
4+3 −2 + (−4) 1 + 8 −3 + (−1)
5
4 −1 3 −6
A + B == [ ]
7 −6 9 −4
Operasi pengurangan matriks
Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks
hanya dapat dilakukan pada matriks – matriks yang mempunyai
ukuran yang sama. Jika ukurannya berlainan maka matriks hasil
tidak terdefinisikan.
𝑎 𝑏 𝑐 𝑔 ℎ 𝑖
A= [ ] B= [ ]
𝑑 𝑒 𝑓 𝑗 𝑘 𝑙
𝒂−𝒈 𝒃−𝒉 𝒄−𝒊
𝐀−𝐁= [ ]
𝒅−𝒋 𝒆−𝒌 𝒇−𝒍
Contoh soal :
Diberikan matriks – matriks Adan B yang masing – masing
berukuran
1 −5 3 1 2 0
A= [ ] B= [ ]
−1 4 6 9 6 1
Maka hasil pengurangan A dan B adalah
1 − 1 −5 − 2 3 − 0
A−B= [ ]
−1 − 9 4 − 6 6 − 1
0 −7 3
A−B=[ ]
−10 −2 5
6
2 . 8 2(−2) 2(−1) 16 −4 −2
kA = 2. A = [2 . 2 2 . 0 2 . 10 ] = [ 4 0 20 ]
2 . 4 2(−1) 2 . 3 8 −2 6
Transpos matriks
Transpos matriks adalah matriks baru yang dihasilkan oleh
perpindahan elemen baris menjadi elemen kolom. Penulisan
transpose matriks biasanya dinyatakan sebagai indeks
(superscript) pada matriks awalnya, misal AT, PT, BT, dan
seterusnya.
Contoh :
Diberikan matriks A berikut ini
7
6 −4 1
A= [ 5 7 22]
−7 2 11
Transpos matriks tersebut adalah
6 5 −7
A𝑡 = [−4 7 2]
1 22 11
2. Aturan – Aturan Ilmu Hitung Matriks
Dengan menganggap bahwa ukuran – ukuran matriks adalah sedemikian
sehingga operasi – operasi yang ditunjukkan dapat diperagakan, maka
aturan aturan ilmu hitung matriks berikut :
A+B = B+
A Hukum komutatif untuk penambahan
A + (B + C) = (A + B) + C Hukum asosiatif untuk penambahan
A (BC) = (AB)C Hukum asosiatif untuk perkalian
A(B + C) = AB + AC Hukum disributif
(B + C)A = BA + CA Hukum disributif
A(B − C) = AB − AC
(B − C)A = BA − CA
(A𝑡 )𝑡 = A
(A + B)𝑡 = A𝑡 + B𝑡
(kA)𝑡 = kA𝑡
Contohnya
Sebagai berikut gambaran hukum asosiatif untuk perkalian matriks
1 2
4 3 1 0
A = [3 4] B = [ ] C=[ ]
2 1 2 3
0 1
Kemudian
1 2 8 5
4 3
AB = [3 4] x [ ] = [20 13]
2 1
0 1 2 1
Sehingga
8 5 18 15
1 0
(AB)C = [20 13] [ ] = [46 39]
2 3
2 1 4 3
Sebaliknya
8
4 3 1 0 10 9
BC = [ ][ ]= [ ]
2 1 2 3 4 3
Maka
1 2 18 15
10 9
A(BC) = [3 4] [ ] = [46 38]
4 3
0 1 4 3
Jadi, (AB)C = A(BC)
1 0 0 1 0 0
1. I = [0 1 0] 𝐵2 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑘𝑎𝑟 𝐵3 E = [0 0 1]
0 0 1 0 1 0
1 0 0 1 0 2
2. I = [0 1 0] 2 × 𝐵3 + 𝐵1 E = [0 1 0]
0 0 1 0 0 1
9
1 0 1 0
3. I = [ ] − 3 × 𝐵2 E=[ ]
0 1 0 −3
Invers dari matriks kuadrat A, ditulis A−1 ialah suatu matriks yang memenuhi
sifat A. A−1 = A−1 . A = I
1) Metode Sarus
Matriks A :
a b 1 d −b
A=[ ] A−1 = 𝑎𝑑−𝑏𝑐 [ ] dimana: ad − bc ≠ 0
c d −c a
Contoh :
Tentukan nilai invers dari matriks berikut :
−2 5
A=[ ]
−7 17
1 d −b
A−1 = [ ]
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −c a
1 17 −5 17 −5
A−1 = [ ]=[ ]
(−2 × 17) − (−7 × 5) 7 −2 7 −2
2) Metode Adjoin Matriks (untuk matriks 𝒏 × 𝒏)
Jika matriks A merupakan matriks yang dapat dibalik, maka :
1
A−1 = adjoin (A)
det(A)
Contoh :
3 −2 5
Jika A = [2 1 2], tentukan A−1
3 0 4
Penyelesaian :
𝐜𝐢𝐣 = (−𝟏)𝐢+𝐣 𝐝𝐞𝐭 𝐌
𝟏 𝟐
𝐂𝟏𝟏 = (−𝟏)𝟏+𝟏 [ ] = (𝟏)(𝟒 − 𝟎) = 𝟒
𝟎 𝟒
𝟐 𝟐
𝐂𝟏𝟐 = (−𝟏)𝟏+𝟐 [ ] = (−𝟏)(𝟖 − 𝟔) = −𝟐
𝟑 𝟒
𝟐 𝟏
𝐂𝟏𝟑 = (−𝟏)𝟏+𝟑 [ ] = (𝟏)(𝟎 − 𝟑) = −𝟑
𝟑 𝟎
10
−𝟐 𝟓
𝐂𝟐𝟏 = (−𝟏)𝟐+𝟏 [ ] = (−𝟏)(−𝟖 − 𝟎) = 𝟖
𝟎 𝟒
𝟑 𝟓
𝐂𝟐𝟐 = (−𝟏)𝟐+𝟐 [ ] = (𝟏)(𝟏𝟐 − 𝟏𝟓) = −𝟑
𝟑 𝟒
𝟑 −𝟐
𝐂𝟐𝟑 = (−𝟏)𝟐+𝟑 [ ] = (−𝟏)(𝟎 − (−𝟔)) = −𝟔
𝟑 𝟎
−𝟐 𝟓
𝐂𝟑𝟏 = (−𝟏)𝟑+𝟏 [ ] = (𝟏)(−𝟒 − 𝟓) = −𝟗
𝟏 𝟐
𝟑 𝟓
𝐂𝟑𝟐 = (−𝟏)𝟑+𝟐 [ ] = (−𝟏)(𝟔 − 𝟏𝟎) = −𝟒
𝟐 𝟐
𝟑 −𝟐
𝐂𝟑𝟑 = (−𝟏)𝟑+𝟑 [ ] = (𝟏)(𝟑 − (−𝟒)) = 𝟕
𝟐 𝟏
𝟑 −𝟐 𝟓
𝐀 = [𝟐 𝟏 𝟐 ]
𝟑 𝟎 𝟒
𝐝𝐞𝐭 (𝐀) = (𝟑)(𝟒) + (−𝟐)(−𝟐) + (𝟓)(−𝟑) = 𝟏𝟐 + 𝟒 − 𝟏𝟓 = 𝟏
𝟒 −𝟐 −𝟑
𝐂 = [ 𝟖 −𝟑 −𝟔]
−𝟗 −𝟒 𝟕
𝟒 −𝟐 −𝟑 𝐓 𝟒 𝟖 −𝟗
Adjoin 𝐀 = [ 𝟖 −𝟑 −𝟔] = [−𝟐 −𝟑 −𝟒]
−𝟗 −𝟒 𝟕 −𝟑 −𝟔 𝟕
𝟏
𝐀−𝟏 = 𝐚𝐝𝐣𝐨𝐢𝐧 (𝐀)
𝐝𝐞𝐭(𝐀)
𝟒 𝟖 −𝟗
[−𝟐 −𝟑 −𝟒]
𝐚𝐝𝐣𝐨𝐢𝐧 (𝐀) 𝟒 𝟖 −𝟗
𝐀−𝟏 = = −𝟑 −𝟔 𝟕 = [−𝟐 −𝟑 −𝟒]
𝐝𝐞𝐭(𝐀) 𝟏
−𝟑 −𝟔 𝟕
11
untuk mereduksi A menjadi matriks identitas serta melakukan operasi yang
sama terhadap 𝐼𝑛 untuk memperoleh 𝐀−1
Contoh Soal :
3 −2 5
A = [2 1 2]
3 0 4
Penyelesaian :
3 −2 5 1 0 0 𝟏
(𝐀)(𝐈) = [2 1 2] [0 1 0] 𝐁𝟏
𝟑
3 0 4 0 0 1
2 5 1
1 − 0 0 𝐁 − 𝟐𝐁
[ 3 3] [3 ] 𝟐 𝟏
2 1 2 0 1 0 𝐁𝟑 − 𝟑𝐁𝟏
3 0 4 0 0 1
2 5 1
1 − 0 0
3 3 3 𝟑
(𝐀)(𝐈) = 7 4 2 𝐁𝟐
0 − 1 0 𝟕
3 3 3
[0 2 −1 ] [−1 0 1]
2 5 1
1 − 0 0 𝟐
3 3 3 𝐁𝟏 + 𝐁𝟐
(𝐀)(𝐈) = 4 2 3 𝟑
0 1 − − 0 𝐁 − 𝟐𝐁
7 7 7 𝟑 𝟐
[0 2 −1 ] [ −1 0 1]
12
9 1 2
1 0 0
7 7 7
4 2 3
(𝐀)(𝐈) = 0 1 − − 0 𝟕𝐁𝟑
7 7 7
1 3 6
[ 0 0 − − 1]
7 ][ 7 7
9 1 2
1 0 0 𝟗
7 7 7 𝐁𝟏 − 𝐁𝟑
(𝐀)(𝐈) = 4 2 3 𝟕
0 1 − − 0 𝐁 + 𝟒𝐁
7 7 7 𝟐
[0 0 1 ] [ −3 𝟕 𝟑
−6 7]
1 0 0 4 8 −9
(𝐀)(𝐈) = [0 1 0] [−2 −3 4 ]
0 0 1 −3 −6 7
𝟒 𝟖 𝟗
𝐌𝐚𝐤𝐚 ∶ 𝐀−𝟏 = [−𝟐 −𝟑 𝟒]
−𝟑 −𝟔 𝟕
𝐱 = 𝐀−𝟏 𝐛
Pembuktian :
Misal x0 merupakan sebarang solusi yang lain. Maka akan ditunjukkan bahwa
x0 juga merupakan solusi dari Ax = b
13
Contoh Soal :
x1 + 2x2 + 3x3 = 5
2x1 + 5x2 + 3x3 = 3
x1 + 8x3 = 17
Penyelesaian :
1 2 3 x1 5
A = [2 x
5 3] , x = [ 2 ] , b = [ 3 ]
1 0 8 x3 17
−40 16 9
A−1 = [ 13 −5 −3]
5 −2 −1
sehingga ∶
−40 16 9 5 1
𝐱 = 𝐀−𝟏 𝐛 = [ 13 −5 −3] [ 3 ] = [−1]
5 −2 −1 17 2
Teorema :
14
A dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari matriks – matriks elementer
Ax = b konsisten untuk setiap matriks b, n × 1
Ax = b memiliki tepat satu solusi untuk setiap matriks b, n × 1
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selain itu, matriks terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu matriks baris,
kolom, nol, persegi, segitiga atas, segitiga bawah, diagonall, identitas, dan
singular. Matriks juga memiliki beberapa sistem pengoperasian, yaitu : operasi
penjumlahan pada matriks, operasi pengurangan, operasi perkalian skalar
pada matriks, operasi perkalian kedua matriks, dan transpos matriks. Lalu,
pada matriks juga dikenal beberapa aturan ilmu hitung matriks, matriks
elementer, invers matriks, sistem persamaan dan keterbalikan matriks, dimana
kesemuanya itu dibahas secara mendalam pada sub bab sebelumnya, dan
seluruh bahagian tersebut memiliki keterkaitan antar satu sama lain.
B. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard. 1987. Aljabar Linear Elementer Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Arif, Nugroho Sudibyo. 2021. “Metode Eliminasi Gauss-Jordan”,
https://www.academia.edu/45564528/Metode_Eliminasi_Gauss_Jordan,
diakses pada 17 Februari 2023 pukul 12.15.
Profematika. 2019. “Eliminasi Gauss dan Contoh Penerapannya”, diakses pada
19 Februari 2023 pukul 09.32.
Rusdi, Andi. 2016.” Eliminasi Gauss Jordan”, https://docplayer.info/33798514-
Eliminasi-gauss-jordan-oleh-andi-rusdi.html , diakses pada 17 Februari
2023.
17
18