warna negara yang baik jika warga negara Indonesia tersebut dapat dapat mengetahui
negara. Jadi dapat ditarik benang merahnya bahwa warga negara tersebut terlebih
dalam suatu masyarakat, setiap orang perlu menyadari adanya hukum-hukum yang
Melihat hal inilah ketika sudah berbicara mengenai hak dan kewajiban akan
muncul suatu suatu dinamika atau fenomena proses hukum. Proses hukum inilah
mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat dan juga mengatur
bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hak dan kewajiban itu sendiri. 1
“Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan
tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua
itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu
tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada
akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.”
Berbicara mengenai proses hukum makan akan berkaitan pula dengan hak
1
Mahkamahagung.go.id.2020. “Pembangunan Hukum Perdata Melalui Yuriprudensi”.
https://www.mahkamahagung.go.id/id/artikel/4206/pembangunan-hukum-perdata-melalui
yurisprudensi, diakses padatanggal 8 Februari 2023.
2
Nicoletta Bersier Ladavac, Hans Kelsen (1881–1973): Biographical Note and Bibliography, Thémis
Centre d’Etudes de Philosophie, de Sociologie et de Théorie du Droit, 8, Quai Gustave-Ador, Genéve.
proses lembaga-lembaga (institutions) dan proses-proses (processes)
Adapun tahap-tahap dalam proses hukum ini sendiri cukup bervariatif jika
dilihat dalam beberapa disiplin ilmu hukum. Jika dalam hukum Tata Usaha Negara
bahwa proses hukum dapat dilakukan gugatan langsung ke Pengadilan Tata Usaha
1. Pemeriksaan Pendahuluan;
3
Mochtar Kusumaatmadja, Pembinaan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional( Bandung :
Binacipta, 1986) hal. 11.
4
Soerjono Soekanto, Mengenal Sosiologi Hukum ( Bandung: Alumni, 1986) hlm. 9.
5
Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1986),
hlm. 62.
2. Pembacaan Gugatan (Pasal 74 Ayat 1 Undang – Undang Nomor 5
Tahun 1986);
3. Pembacaan Jawaban;
4. Replik;
5. Duplik;
6. Pembuktian;
7. Kesimpulan;
8. Putusan.6
proses hukum ini sendiri dapat dilakukan tahapan dengan membicarakan sanksi
kepada kepala adat atau kepada desa di tempat untuk dilakukanya sanksi
masyarakat terkadang masih melibatkan emosi dan main hakim sendiri. Untuk
proses hukum disiplin ilmu pidana terdiri dari 3 tahapan yaitu Pemeriksaan dan
dilaksanakan oleh penyidik baik Pneyidik dari Kepolisian maupun PPNS, dan
Penuntutan yang dilaksanakan oleh Kejaksaan. Jika ketiga unsur sudah terpenuhi
Jika berkaitan dengan politik, proses hukum ini akan memakan panjang
6
Ptuntanjungpinang.go.id. 2020. “Tahapan Penanganan Perkara Tata Usaha Negara Umum.”
https://www.ptun-tanjungpinang.go.id/tentang-pengadilan/kepaniteraan/kepaniteraan-muda-perkara/
tahapan-penanganan-perkara-tun-umum/, diakses pada tanggal 8 Februari 2023.
untuk di tuntut ke Pengadilan Tata Usaha Negara maupun Mahkamah Konstitusi