Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PROSES DAN LEMBAR KERJA SISWA

BIOGRAFI TOKOH PEJUANG PERSATUAN DAN KESATUAN INDONESIA

Ket: Jurnal Proses digunakan untuk memantau dan mengambil nilai setiap pekerjaan secara berkelompok.

Nama Anggota Kelompok (Pembagian Tugas) :

Kelas :

Cara pengisian jurnal proses:

- Tuliskan jobdesk setiap siswa dalam kolom jobdesk siswa


- Ketika melaporkan target yang sudah dikerjakan sertakan nama siswa yang berkontribusi dalam mengerjakan.
Contoh: Pengerjaan pencarian data
Data yang diperoleh: Tanggal lahir tokoh (Dikerjakan oleh siswa A)
Visi-misi tokoh (Dikerjakan oleh siswa B)

Tanggal Target Hasil Kerja siswa Evaluasi


*Untuk hasil kerja
langsung di copy di
kolom hasil kerja
siswa
Minggu 3 1. Menuntukan tokoh yang akan Jobdesk siswa: Sudah selesai
dijadikan teks biografi melengkapi data diri
16-20 2. Menentukan alur teks biografi - Nama lengkap, tanggal lahir, latar pendidikan, status perkawinan ( hanya 1 tokoh Mohammad
Agustus berdasarkan kelengkapan aspek
disebutkan istrinya ) (kirsten) Hatta pada masa
2021 yang akan dinilai
3. Mencari data mengenai tokoh - kekuatan, teladan (marcel) dewasanya.

- kelebihan, kelemahan, tantangan (graciela)


-jelaskan 1 peran pemberontakan (max)
- jelaskan 1 peran pemberontakan (kiki)
- akhir perjuangan (kiki)

Tokoh yang dipilih:

Mohammad Hatta

Alur cerita biografi:

 Data Diri Tokoh


Masa dewasa Mohammad Hatta sendiri dapat dikatakan sangat
menarik. Pada tahun 1921 Moh Hatta bergabung dalam perkumpulan pelajar
Indonesia di Belanda yang dinamakan Indische Vereeniging (Perhimpunan
Hindia). Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi
perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi
pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi
Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) bergabung dengan
Indische Vereeniging yang kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan
Indonesia (PI).
Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai menerapkan kariernya di
dalam politik dengan menjadi bendahara di dalam organisasi itu pada tahun
1922. Kemudian Hatta dilantik menjadi ketua dari organisasi itu pada tahun
1925. Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi
Internasional untuk perdamaian di Bierville, Prancis, pada tahun 1926. Ia
mulai memperkenalkan nama Indonesia dan sejak saat itu nama Indonesia
dikenal di kalangan organisasi-organisasi internasional.
Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang
Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda, dan di sini beliau bersahabat
dengan nasionalis India, Jawaharlal Nehru. Aktivitasnya di dalam organisasi
ini mengakibatkan beliau ditangkap oleh pemerintah Belanda. Setelah
dibebaskan, beliau melakukan pidato pembelaannya yang dinamakan
“Indonesia Free”.
Hatta kembali ke Indonesia pada tahun 1932 dan bergabung di dalam
Klub Pendidikan Nasional Indonesia yang memiliki misi untuk meningkatkan
kesadaran politik rakyat Indonesia dengan penerapan pelatihan-pelatihan.
Keberadaan klub ini membuat Hatta dan bersama ketua Club Pendidikan
Nasional Indonesia Sutan Syahrir ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke
Digul. Pada masa pengasingannya Hatta aktif dalam menulis di berbagai surat
kabar. Beliau juga rajin membaca buku yang ia bawa dari Jakarta untuk
kemudian diajarkan kepada teman-temannya. Kemudian, pada tahun 1935
Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Bandaneira. Disana, Hatta dan Sjahrir mulai
memberikan pendidikan sejarah, politik, dan lainnya kepada anak-anak
setempat.
Selama 8 tahun masa pengasingannya, Hatta dan Sjahrir dibawa
kembali ke Sukabumi pada tahun 1942. Sebulan setelah pemerintah kolonial
Belanda menyerah pada Jepang, saat itulah Hatta dan Sjahrir dibawa ke
Jakarta. Awal Agustus 1945, Hatta dilantik sebagai Wakil Ketua PPKI. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh
Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan harinya, Hatta
dilantik sebagai Wakil Presiden Indonesia.
Selang beberapa bulan tepatnya 18 November 1945, Hatta menikah
dengan Rahmi Rachim. Mereka dikaruniai tiga orang putri yakni Meutia,
Gemala, dan Halida. Tentunya kemerdekaan yang telah diperjuangkan
sebelumnya tidak langsung berbuah manis. Tersiarnya kabar kalau Indonesia
telah merdeka ke Belanda membuat Belanda ingin kembali menjajah
Indonesia. Pemerintahan Indonesia pun dipindah ke Jogjakarta. Ada 2 kali
perundingan dengan Belanda sehingga terciptalah Perjanjian Linggarjati dan
Perjanjian Renville. Namun, keduanya gagal terlaksana karena pengkhianatan
Belanda.
Pada Juli 1947, Hatta menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma
Gandhi untuk meminta bantuan. Akhirnya permasalahan Indonesia pun
terseret ke meja PBB. Hingga selanjutnya pada 27 Desember 1949 Ratu
Juliana memberikan pengakuan atas Kemerdekaan Indonesia. Selain
mengurus pemerintahan Indonesia, Hatta juga tetap aktif dalam tulis-menulis.
Selain itu, ia juga membimbing gerakan koperasi hingga tanggal 12 Juli 1951.
Hatta berpidato di radio mengenai hari koperasi. Selang lima hari kemudian
dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Dalam dunia pendidikan, ia sempat menjadi Dosen Sesko Angkatan
darat, Bandung (1951-1961 dan Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(1954-1959). Pada 1956, beberapa kali Hatta mengirim surat ke DPR karena
ingin mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Karena menurutnya, jika
parlementer telah terbentuk kepala negara hanyalah simbol sedangkan wakil
sudah tidak diperlukan lagi. Namun, DPR selalu menolaknya. Hingga pada
November 1956 ia mengirim surat lagi ke DPR yang berisi kalau pada tanggal
1 Desember 1956, ia ingin berhenti sebagai Wakil Presiden. Akhirnya DPR
menyetujuinya tanggal 30 November 1956. Setelah pensiun sebagai Wakil
Presiden, Bung Hatta dan keluarganya pindah rumah dari Jalan Merdeka
Selatan 13 ke Jalan Diponegoro 57. Kesibukannya kala itu tentu saja tetap
menulis. Ia pun sempat diundang pemerintah RRC pada tahun 1957 karena
dianggap sebagai a Great Son of His Country.
Ketika Soekarno sedang ada di puncak pemerintahannya tahun 1963,
Hatta pun jatuh sakit. Ia harus dirawat di Swedia karena perlengkapan medis
di Indonesia kurang memadai. Pada tahun 1965, Hatta harus menjadi bulan-
bulanan serangan PKI. Meski untungnya, Bung Hatta selamat dari serangan
tersebut.
Lima tahun kemudian, melalui Keppres No. 12/1970 telah dibentuk
Komisi Empat yang bertugas mengusut masalah korupsi. Bung Hatta diminta
untuk menjadi penasehat presiden dalam menangani masalah tersebut. Pada
15 Agustus 1972, Hatta mendapat anugerah Bintang Republik Indonesia Kelas
I dari Pemerintah Republik Indonesia. Ia juga diangkat sebagai warga utama
ibukota dengan berbagai fasilitas. Tiga tahun kemudian, Bung Hatta menjadi
anggota Panitia Lima bersama Prof Mr. Soebardjo, Prof Mr. Sunario, A.A.
Maramis, dan Prof Mr. Pringgodigdo untuk memberi pemahaman mendalam
mengenai butir-butir Pancasila.

Minggu 4 1. Mencari data tokoh Data yang sudah diperoleh Informasi sudah ada
2. Mengklasifikasikan data dan dan dari sumber
23-27 fakta yang diperoleh Pandangan orang ke Mohammad Hatta: yang terpercaya
Agustus 3. Menguraikan dan menyusun didapat.
2021 Tokoh Mohammad Hatta di depan orang banyak itu tentunya sangat baik.
fakta dan data
4. Draft penulisan teks biografi Beliau adalah tokoh yang sangat berdampak terhadap kemerdekaan Indonesia,
tokoh beliau yang merumuskan teks proklamasi, menjabat sebagai wakil presiden
dan memperjuangkan Indonesia di Konferensi Meja Bundar. Masyarakat pada
saat itu sangat menghormati beliau sebagai salah satu pahlawan Indonesia.
Setelah wafat, ribuan orang berbondong-bondong menuju rumah duka. Dalam
sanubari mereka, Bung Hatta telah menjadi penjaga nurani bangsa. Ia
merupakan pemimpin yang dicintai, bukan ditakuti, rakyat seluruhnya.
Akhir perjuangan:

Akhir perjuangan Mohammad Hatta dimulai pada tahun 1979.


Memasuki tahun 1979 kesehatan Mohammad Hatta menurun drastis. Beliau
mengalami kekakuan dalam kedua kakinya sehingga menyebabkan
kemampuan beliau untuk bergerak berkurang. Ini menyebabkan keluarga
Mohammad Hatta untuk mengurangi jadwal beliau untuk berkunjung ke
berbagai daerah dan melakukan aktivitas lainnya supaya beliau lebih bisa
banyak waktu beristirahat. Meskipun sudah terkena beberapa penyakit, beliau
tetap pantang menyerah untuk menjumpai rakyat Indonesia khususnya para
pelajar pada zaman itu karena itu adalah bentuk kebahagiaannya beliau.
Beliau menunjukkan bahwa beliau mempunyai harapan yang besar untuk
penerus perjuangan bangsa.
Salah satu contoh perjuangan Bung Hatta pada masa terakhir beliau
adalah pada Juni 1979, Kongres Asosiasi Sarjana Ekonomi Indonesia yang
berlangsung di Bogor, Jawa Barat. Dalam kondisinya yang tidak baik, beliau
tetap menghadiri kongres tersebut dan menulis uraian pidatonya di hadapan
peserta kongres. Keesokan hari, dalam acara tersebut Bung Hatta didampingi
ekonom Universitas Indonesia yang juga menantunya, Sri Edi Swasono. Saat
menyampaikan pidato, tampak Bung Hatta tidak dalam kondisi fit. Belum
tuntas pidato dibacakan, Bung Hatta harus beristirahat sejenak. Edi Swasono
kemudian membacakan setengah dari teks pidato itu yang belum disampaikan
hingga akhir.
Di tanggal 3 Maret 1980, Mohammad Hatta dibawa masuk ke Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menjalani perawatan. Kondisi beliau
semakin hari memburuk sehingga harus menjalani tindakan medis di ruang
ICU. Pada tanggal 14 Maret 1980 sang pahlawan, Mohammad Hatta wafat,
dalam usia tua yaitu umur 77 tahun, pukul 18.56. Keesokan harinya, ribuan
orang berbondong-bondong menuju rumah duka di Jalan Diponegoro 57,
Jakarta. Jalan-jalan menuju kompleks makam Bung Hatta telah dipenuhi
lautan manusia. Mereka ingin melepas kepergian Bung Hatta yang untuk
terakhir kalinya. Pernyataan duka juga disampaikan para pemimpin dunia,
khususnya negara-negara sahabat. Tempat istirahat beliau berada di TPU
Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Minggu 5 1. Menuliskan data mengenai nilai- Keterlibatan Peristiwa: Sudah selesai


nilai yang dapat diteladani dari mencari informasi
30 tokoh Mohammad Hatta sendiri berperan aktif dalam banyak peristiwa yang Peran keterlibatan
Agustus-3 2. Mencari dasar atau prinsip
terjadi di negara kita yang tercinta, Indonesia. Hal ini sesuai dengan jabatan Bung Hatta pada
September Alkitabiah dari perjuangan tokoh
2021 3. Menyusun teks biografi beliau sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Beliau sendiri seperti yang masa pemberontakan
PKI di Madiun
telah dituliskan pada latar belakangnya memang memiliki jiwa aktivis yang
sangat tinggi. Beliau memiliki hati yang benar-benar peduli terhadap
negaranya. Salah satu peristiwa yang melibatkan uluran tangan seorang
Mohammad Hatta adalah peristiwa PKI Madiun.
PKI Madiun sendiri merupakan peristiwa mengenaskan bagi seluruh
warga Indonesia. Awal mula peristiwa PKI Madiun itu pada tahun 1948.
Tujuan dimulainya peristiwa ini adalah untuk menjatuhkan pemerintahan yang
sekarang dan diganti dengan ideologi komunis. Gerakan ini dipimpin oleh
Amir Syarifuddin dan Muso dan berpusat di Madiun, Jawa Timur. Alasan
mengapa peristiwa ini terjadi adalah latar belakang Kabinet Amir Sjarifuddin
yang menandatangani Perjanjian Renville dimana wilayah Indonesia
dipersempit. Jatuhnya kabinet Amir Sjarifuddin membentuk pemberontakan
terhadap pemerintah.
Terbentuknya kabinet oleh Moh. Hatta menjadi hal yang
melatarbelakangi terjadinya pemberontakan PKI Madiun. Ini disebabkan
karena paham komunis yang ingin disebarkan di dalam Indonesia tidak
maksimal, sehingga bagi kaum komunis melakukan pemberontakan di Madiun
ini bisa menjadi cara agar paham komunis di Indonesia gampang tersebar ke
seluruh penjuru daerah.
PKI mulai merancang sebuah strategi dengan cara mengikuti
rancangan tentara merah Uni Soviet. Rancangan tersebut digagas oleh menteri
pertahanan, Amir Syarifudin yang sekaligus orang yang ikut dalam kelahiran
PKI. Namun, dua Jenderal besar Indonesia, Jenderal Soedirman dan Jenderal
Oerip Soemohardjo menolak sebuah gagasan yang dikeluarkan oleh Amir
Syarifudin. Mereka beranggapan bahwa tentara rakyat dan tentara pejuang
adalah Tentara Republik Indonesia (TRI) dan bukan tentara yang
menggunakan konsep dari negara luar, yaitu tentara merah.
Rencana Amir Syarifudin dalam mengembangkan PKI terganggu
karena kebijakan Soekarno yang menggabungkan Tentara Republik Indonesia
dan laskar-laskarnya untuk menjadi satu kesatuan yaitu Tentara Nasional
Indonesia (TNI). Mendengar kebijakan yang diberikan Soekarno, Amir
Syarifudin mulai menciptakan TNI masyarakat serta Direktorat Jenderal
Angkatan Laut yang pusatnya ada di Lawang. Selain itu, Direktorat Jenderal
Angkatan Laut mulai menciptakan kembali sebuah tentara Laut Republik
Indonesia (TLRI). Dengan kehadiran TLRI diharapkan angkatan bersenjata
dapat mengembangkan PKI di Indonesia.
Tetapi tidak semua orang ingin menganut paham komunis itu. Ketika
paham komunis ingin disebarkan melalui angkatan bersenjata, Jenderal besar
Indonesia, Jenderal Soedirman dan Jenderal Oerip Soemohardjo menolaknya.
Penyebaran paham komunis, mulai mengalami kemunduran karena kabinet
Amir Syarifudin mengalami penolakan dari KNIP setelah perjanjian Renville
terjadi. Dengan penolakan tersebut, maka kabinet yang dirancang oleh Amir
Syarifudin tidak mengalami kemajuan, bahkan mendekati kata gagal. Amir
Syarifudin tak menyerah untuk menyebarkan paham komunis, ia mulai
mencari partai yang pro dengan paham komunis agar bergabung ke dalam
Front Demokrasi Rakyat (FDR).
Muso mulai memegang kendali untuk mengendalikan pemahaman
komunis di Indonesia. Hingga pada akhirnya, Muso menjadi ketua dari
Comite Central Partai Komunis Indonesia (CC PKI). Jabatan ketua di komite
ini sebelumnya dijabat oleh Sardjono. Muso juga membuat sebuah struktur
kepengurusan, yaitu Amir Syarifudin yang diangkat menjadi sekretaris yang
mengurus bidang pertahanan, Suripto yang memegang kendali segala urusan
luar negeri, M.H. Lukman memimpin sekretariat agitasi dan propaganda. D.N.
Aidit yang diberikan tugas untuk mengurusi segala hal tentang buruh, dan
Njoto yang menjabat sebagai wakil PKI.
Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan di negara
Indonesia dimulai dari daerah Madiun, Jawa Timur. Mereka melakukan
pemberontakan ini dimulai dari pukul 03.00 yang ditandai dengan tembakan
pistol sebanyak tiga kali. Ketika suara tembakan tersebut, mereka (PKI) mulai
melakukan gerakan non-parlementer. Bahkan, bukan hanya gerakan non-
parlementer saja yang dipimpin langsung oleh PKI, tetapi ada gerakan
pelucutan senjata. Hingga pada akhirnya PKI berhasil menguasai kota
Madiun, mulai dari kantor polisi, bank, kantor telepon, dan kantor pos.
Agar seluruh Indonesia mengetahui bahwa kota Madiun sudah jatuh
dalam kekuasaan PKI maka mereka mulai menguasai Radio Republik
Indonesia (RRI) dan Gelora Pemuda. TNI yang mendengar pemberontakan
berupaya agar pemahaman komunis tidak berkembang lebih luas. Namun,
pada tanggal 19 September 1948, Muso (ketua PKI) mulai membuat Front
Nasional, sehingga kota Madiun diambil alih oleh PKI. Diambilnya kota
Madiun dikarenakan pasukan TNI tidak sudah dipojokkan oleh para kaum
PKI.
Terlalu banyak korban jiwa atas peristiwa pemberontakan PKI
Madiun membuat pemerintah Republik Indonesia membuat suatu rencana
untuk mencari jalan tengah dari konflik ini. Maka dari itu, rakyat diberikan
kesempatan untuk memiliki kepemimpinan kepala negara, ingin dipimpin oleh
Muso atau dipimpin oleh Soekarno dan Mohammad Hatta.
Pada akhirnya, masyarakat Indonesia lebih berpihak dengan
kepemimpinan Soekarno dan Hatta. Dengan terpilihnya Soekarno, ia
mengambil sikap tegas untuk memberantas PKI dan semua anggota
pemberontaknya.
Dalam peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, Mohammad Hatta
memberi keterangan pemerintah kepada badan pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP). Keterangan yang diberikan Hatta pada saat itu terkait
dengan pemberontakan Madiun yang dilakukan PKI. Karena pemberontakan
Madiun, Hatta meminta KNIP menyahkan undang-undang tentang pemberian
kekuasaan penuh kepada presiden dalam keadaan bahaya selama tiga bulan.
Presiden Soekarno menunjuk Hatta membentuk kabinet baru. Tujuan
dibentuknya kabinet Hatta I untuk melakukan Rekonstruksi dan Rekonsiliasi
(RERA) yang dimulai pada tanggal 27 Februari 1948. Dalam membentuk
kabinet koalisi Hatta mengikutsertakan semua partai untuk menggalang
persatuan nasional. Lahirnya Kabinet Hatta disambut gembira pihak Belanda
dan AS. Program kabinet yang didirikan oleh Moh Hatta membuka jalan
untuk melikuidasi hasil-hasil RI dan menguntungkan Belanda serta AS.
Amir Sjarifuddin lantas membentuk FDR untuk lawan pemerintahan
Kabinet Hatta. FDR merupakan gabungan partai dan organisasi yang terdiri
dari Partai Sosialis (PS), Partai Komunis Indonesia (PKI), Pemuda Sosialis
Indonesia (Pesindo), Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI),
dan Barisan Tani Indonesia (BTI). Saat itu, Front Demokrasi Rakyat (FDR)
menuntut Kabinet Hatta dibubarkan dan Persetujuan Renville yang dipimpin
Amir Sjarifuddin dibatalkan. FDR juga meminta perundingan dengan Belanda
dihentikan dan semua milik asing dinasionalisasikan tanpa ganti rugi.

Anda mungkin juga menyukai