Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH NOVEL MOH.

HATTA

Disusun Oleh :

Nama : Sundari Mutia Fasha


Kelas : XII IPS1

SMAN 2 BANDAR
Kab. Simalungun
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Terimakasih kepada
Ibu Guru atas bimbingan dan doanya, dan kepada teman-teman saya yang telah mendukung
serta membantu penyelesaian makalah ini. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 12 di SMAN 2 Bandar.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Simalungun, 21 November 2021

Sundari Mutia

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................1

DAFTAR ISI .........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................3

A. Latar Belakang ..........................................................................................................3


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................3
C. Tujuan Masalah .........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................4

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................8

A. Kesimpulan ...............................................................................................................8
B. Saran .........................................................................................................................8

DAFTAR PUTAKA .............................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia berarti berakhirnya masa penjajahan
dan mulainya kehidupan sebagai bangsa merdeka. Proklamasi kemerdekaan merupakan titik
puncak atau peristiwa puncak dalam perkembangan perjuangan bangsa Indonesia menentang
penjajahan. Proklamasi kemerdekaan mengumandangkan suatu berita kegembiraan bagi
bangsa Indonesia ke segenap penjuru dunia.
Salah satu tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan adalah Mohammad
Hatta atau lebih dikenal dengan Bung Hatta. Beliau adalah seorang proklamator kemerdekaan
dan juga wakil presiden pertama Republik Indonesia. Tak hanya itu, Bung Hatta juga dikenal
sebagai seorang aktivis partai politik dan seorang pelopor koperasi. Beliau juga seorang
ilmuwan dan penulis yang sangat produktif dengan karyanya di berbagai bidang studi. Karya-
karyanya menjadi panduan bagi pemerintahan Republik Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran Moh. Hatta pada masa proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia?
2. Bagaimana kiprah perjuangan Moh. Hatta?
3. Bagaimana riwayat hidup Moh. Hatta?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran Moh. Hatta pada masa proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia.
2. Untuk mengetahui kiprah perjuangan Moh. Hatta.
3. Untuk mengetahui riwayat hidup Moh. Hatta.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Kecil Moh. Hatta
Moh. Hatta atau Bung Hatta lahir di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902. Ayah
beliau bernama H. Muhammad Djamil, meninggal dunia ketika Bung Hatta berusia 8 bulan.
Sedangkan Ibunya bernama Siti Saleha. Bung Hatta menikah dengan Rahmi Rachim pada
tanggal l8 November 1945. Mereka mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida,
Gemala Rabi’ah, dan Halida Nuriah. Keluarga besar ayah Hatta sebagain besar adalah ulama.
Kakek Hatta, Syaikh Abdurrahman adalah seorang ulama besar, pemilik surau dan pengasuh
tarikat Naqsabandiyah di Batu Hampar, Payakumbuh. Oleh karena itu, Bung Hatta semenjak
kecil sudah taat beribadah dan saleh dalam beragama.

B. Latar Belakang Pendidikan


Bung Hatta menempuh pendidikan di sekolah Europeese Lagere School (ELS) dan
lulus pada tahun 1916. Selanjutnya Bung Hatta melanjutkan sekolahnya di Meer Uitgebreid
Lagere Onderwijs (MULO) di Padang, lulus pada tahun 1919. Sekolah berikutnya adalah
Prins Hendrik School, dan lulus tahun 1921. Kemudian, Bung Hatta melanjutkan
pendidikannya di Handels Hoogere School (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam,
Belanda. Beliau menyelesaikan pada tahun 1932 dengan gelar sarjana ekonomi.
Selama sekolah di MULO, Bung Hatta juga meluangkan waktunya berkumpul dengan
teman-temannya dan bergabung dalam suatu klub sepak bola pribumi. Setelah mulanya
menjadi anggota biasa, akhirnya Bung Hatta dipilih sebagai bendahara, lalu juga menjadi
sekertaris di klub tersebut. Bung Hatta memang mengetahui kegiatan seperti itu, disamping
untuk memuaskan hobinya, sebagai proses pembelajaran dalam kehidupan berorganisasi dan

4
bekerja dalam kelompok untuk kepentingan bersama. Pada akhir tahun 1917, Bung Hatta
dipilih sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Padang. Beliau dianggap sudah
berpengalaman dalam bidang keuangan, juga seorang yang jujur.
Selain menerima pendidikan di sekolah, Bung Hatta juga belajar mengaji setiap malam
sehabis magrib. Bung Hatta belajar mengaji di surau Syekh Mohammad Jamil Jambek
bersama teman-teman sebayanya.

C. Aktif Dalam Organisasi


Bung Hatta bergabung dan aktif dalam organisasi Indische Vereniging yang didirikan
pada tahun 1908, yang kemudian berganti namanya menjadi Indonesische Vereniging dan
kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Lalu, pada tahun 1926
beliau dipilih sebagai ketua PI sampai dengan tahun 1931. Setelah PI dibawah pimpinan
Bung Hatta banyak memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini banyak memperhatikan
perkembangan pergerakan nasional di Indonesia.
Pada tanggal 25 September 1927 Bung Hatta ditangkap Belanda, Beliau dituduh
menjadi anggota partai terlarang dan menghasut rakyat supaya memberontak. Di dalam
penjara, Bung Hatta menyusun naskah pembelaan yang berjudul "Indonesia Vrij” yang isinya
adalah uraian nasib bangsa Indonesia akibat penjajahan Belanda, uraian tujuan PI, PI tidak
memakai kekerasan dan tidak menghasut untuk memberontak.
Pada tanggal 22 Maret 1928, Bung Hatta dibebaskan oleh pengadilan dari segala
tuduhan. Setelah bebas dari tahanan, Bung Hatta melepas jabatannya sebagai ketua PI pada
tahun 1929. Kemudian, pada tahun 1933-1934, Beliau menjadi ketua partai Pendidikan
Nasional Indonesia (PNI), yang menerbitkan majalah Daulat Ra'jat.
Pada tahun 1934, Bung Hatta kembali ditahan oleh Belanda di penjara Glodok Jakarta,
kemudian dipindahkan ke Boven Digul selama satu tahun dan selanjutnya dipindahkan
kembali ke Banda Naira selama enam tahun. Kemudian, tahun 1942 dipindah lagi ke
Sukabumi, dan dibebaskan pada 9 Maret 1942. Setelah bebas dari masa hukuman,Bung Hatta
kemudian juga aktif di berbagai organisasi tanah air.

D. Persiapan Proklamasi Kemerdekaan


Bung Hatta banyak terlibat dalam pembentukan Badan Penyeledikan Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibuka pada 28 Mei 1945. Badan ini
menyusun rancangan Undang-Undang Dasar yang dapat selesai pada Juli 1945. Selain di

5
BPUPKI, Bung Hatta juga mengikuti pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang di bentuk pada awal Agustus 1945.
Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Moh. Hatta dipaksa oleh para pemuda ke
Rengasdengklok. Para pemuda membawa mereka segera kembali ke Jakarta, pada 16
Agustus malam. Sesampainya di Jakarta mereka berdua mengadakan Rapat Panitia
Kemerdekaan, yang diadakan di rumah Admiral Maeda di Jalan Imam Bonjol, menghasilkan
teks proklamasi yang didikte Hatta dan ditulis oleh Soekarno. Menjelang subuh panitia bubar
untuk kembali berkumpul di Pegangsaan Timur 56, untuk menghadiri Proklamasi
Kemerdekaaan, yang teksnya telah ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta.
Pada sepuluh pagi tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya Proklamsi Kemerdekaan
dikumandangkan dan esok harinya dilakukan Pengesahan UUD (1945) yang dihadiri oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan. Keterlibatan dirinya dalam organisasi-organisasi tersebut
mengantarkan dirinya sebagai proklamator kemerdekaan RI bersama Soekarno.

E. Menjadi Wakil Presiden Ri Pertama


Setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada 18 Agustus 1945 Bung Hatta diangkat menjadi
Wakil Presiden RI yang pertama bersama Ir. Soekarno sebagai Presiden RI. Tetapi, pada
Januari 1948 sampai Desember 1949 Bung Hatta menjabat Wapres sekaligus merangkap
Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan. Beliau juga menjadi ketua delegasi Indonesia pada
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda dan menerima penyerahan kedaulatan
dari Ratu Juliana pada 1949.
Jabatan berikutnya adalah Wapres merangkap Perdana Menteri dan Menteri Luar
Negeri Kabinet RIS pada Desember 1949 sampai Agustus 1950, kemudian mengundurkan
diri dari jabatan wapres pada 1 Desember 1956. Bung Hatta menjadi penasehat Presiden dan
Penasehat Komisi IV tentang masalah korupsi pada 1969 dan menjadi Ketua Panitia Lima
yang bertugas memberikan perumusan penafsiran mengenai Pancasila pada 1975.

F. Menjadi Bapak Koperasi Indonesia


Bung Hatta selain sebagai proklamator kemerdekaan RI, wakil presiden RI pertama,
Bung Hatta adalah juga ahli ekonomi, ahli ilmu Negara, ahli ilmu politik, sebagai ilmuwan
dan intelektual sejati yang aktif menulis di berbagai media. Pada Juli 1953, Konggres
Koperasi Indonesia di Bandung menetapkan Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Bung Hatta merupakan orang pertama yang gigih mengusahakan konsep koperasi Indonesia
untuk dijadikan tulang punggung perekonomian rakyat Indonesia. Bung Hatta adalah yang
6
merumuskan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, disamping merumuskan beberapa pasal
lainnya. Pasal ini pada prinsipnya mengatur dan sekaligus menjadi dasar utama bagi politik
perekonomian dan politik sosial Negara RI. Beliau juga tidak henti-hentinya terjun langsung
ke lapangan, ikut membina dan menumbuhkan koperasi dari bawah.

G. Karya-Karya Mohammad Hatta


Bung Hatta adalah orang yang sangat produktif, aktif menulis dan memiliki kecerdasan
spiritual serta intelektual yang memadai. Karya-karya Bung Hatta berupa buku lebih kurang
69 judul buku yang tersedia di Hatta Corner, serta sejumlah brosur yang belum diterbitkan.
Buku yang ditulis dan pertama kali diterbitkan tahun 1926 semasa di Den Haag, Belanda
berjudul “Economische Werelbouw En Macthtstegen Stellingen“ dan karya lain yang terkenal
adalah “Portrait of a Patriot“ serta “L’ Indonesie et Son Probleme de’t Independence”
(Indonesia dan Masalah Kemerdekannya tahun 1928). jumlah karya tersebut terlihat bahwa
Bung Hatta adalah seorang ilmuwan dan penulis yang produktif.
Karena jasa-jasa dan karya-karyanya itulah, pada 27 November 1956, Universitas
Gadjah Mada (UGM) menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa. Pada periode
berikutnya, pada 30 Agustus 1975 Universitas Indonesia (UI) menganugerahkan gelar Doctor
Honoris Causa dalam bidang ilmu hukum. Kemudian pada 10 September 1974, Universitas
Hasanuddin menganugerahkan gelar serupa tetapi dalam bidang ilmu ekonomi. Sedangkan,
Universitas Padjdjaran (UNPAD) selain menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa, juga
mengangkat beliau sebagai guru besar luar biasa dalam bidang politik perekonomian.

H. Mohammad Hatta Wafat


Beliau wafat pada tangal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo,
Jakarta, pada usia 77 tahun. Dan dikebumikan pada keesokan harinya di TPU Tanah Kusir.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Moh. Hatta lahir di Bukittinggi pada tanggal 12 Agustus 1902 dan wafat pada
tanggal 14 Maret 1980 pada usia 77 tahun.
2. Moh. Hatta terlibat dalam proses pembuatan naskah proklamasi kemerdekaan RI.
Keterlibatannya itulah yang mengantarkan dirinya menjadi seorang proklamator
kemerdekaan bersama Ir. Soekarno.
3. Beliau juga ahli ekonomi, ahli ilmu Negara, ahli ilmu politik, sebagai ilmuwan dan
intelektual sejati yang aktif menulis di berbagai media. Pada Juli 1953, Konggres
Koperasi Indonesia di Bandung menetapkan Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi
Indonesia.
4. Moh. Hatta adalah orang yang sangat produktif dan juga aktif menulis. Karya-
karyanya menjadi panduan bagi pemerintahan Republik Indonesia.

B. SARAN
1. Sebagai generasi muda Indonesia selayaknya kita mempertahankan hasil perjuangan
ini melalui cara yang sesuai dengan bidang yang kita geluti.
2. Penulis mengharapkan agar pembaca dapat meneladani sikap dan perilaku Beliau.
3. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah diatas.

8
DAFTAR PUSTAKA
1. Maryono, M. https://jurnal.ugm.ac.id/bip/article/download/10033/7544
2. Anonim. http://eprints.uny.ac.id/21203/7/BAB%20II.pdf Wardana, FR. 2016.
3. http://digilib.iain-jember.ac.id/211/4/BAB%20III.pdf

Anda mungkin juga menyukai