Musik ini sifatnya diwarsikan secara turun-temurun, dimana proses pewarisan musik tradisi tersebut biasanya dilakukan secara lisan.
2. Tidak memiliki notasi
Proses pembelajaran musik tradisional yang berlangsung secara lisan membuat partitur atau naskah musik menjadi suatu hal yang dianggap tidak terlalu penting. Dengan demikian, sangat lazim ketika musik tradisional disetiap daerah tidak memiliki partitur notasi tertentu. 3. Bersifat informal Musik tradisional secara umum digunakan sebagai suatu bentuk ekspresi masyarakat. Keberadaan musik ini kebanyakan digunakan dalam kegiatan rakyat biasa, sehingga bersifat lebih sederhana dan informal. Ketika musik ini dimainkan di lingkungan istana, maka keberadaanya akan menjadi lebih kompleks dan formal.
4. Syair lagu berbahasa daerah
Selain syair dengan menggunakan bahasa daerah, musik tradisional juga akan menggunakan alunan melodi dan irama yang menunjukkan ciri khas kedaerahan. 5. Pemainnya tidak terspesialisasi Sistem yang berkembang pada proses belajar instrumen musik daerah biasanya bersifat generalisasi. Secara umum mereka akan belajar memainkan instrumental mulai dari yang termudah hingga yang terumit. Dengan demikian, pemain musik daerah yang sudah mahir akan mempunyai kemampuan untuk memainkan semua instrumen musik tersebut.
6. Lebih melibatkan alat musik daerah
Umumnya, permainan musik dalam lagu-lagu daerah di Indonesia dibawakan dengan alat-alat musik khas dari daerah itu sendiri. Contoh, lagu-lagu Suku Karo dari Sumatera Utara umumnya diiringi oleh alat musik khas Karo, yaitu gendang lima sendalinen 7. Merupakan bagian dari budaya masyarakat Musik tradisional merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, setiap ciri kebudayaan masyarakat penciptanya pasti sudah melekat erat didalamnya. Musik daerah juga adalah salah satu bentuk gambaran kebudayaan daerah, selain tarian, pakian, dan adat kebiasaan lainnya.