oleh :
Dr. Muh.Risnain,SH.,MH
FH-UNRAM
Pertemuan Ke-I
Pendahuluan
Pengertian dan Ruang Lingkup
Istilah dan Pengertian Hukum Internasional
Beragam istilah yang digunakan untuk penyebutan Hukum
Internasional
Hukum bangsa-bangsa berdasarkan fakta sejarah bahwa Hkm.Int
mengatur hubungan antara orang Romawi dengan bukan orang
Romawi (ius gentium) dan juga bukan orang Romawi satu sama lain
maka menjadi hukum antar bangsa (law among the nation), yang
merupakan cikal bakal Hukum Internasional
Hukum Internasional (International Law) pertama kali dikemukakan
oleh Jeremmy Bentham
Hukum Lintas bangsa (Transnational Law) dikenalkan oleh Philip C.
Jessup
Hukum bersama umat manusia (the common law of the mankind)
dikemukakan oleh C.W Jenks karena norma yang diembannya
mengalami Humanisasi dan Internalisasi (Isu Lingkungan, Hak asasi
Manusia dan Demokratisasi)
Pengertian Hkm.Internasional
Mochtar Kusumaatmadja
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang
mengatur hubungan dan persoalan yang melintasi batas negara
antara negara dengan negara, dan negara dan subyek hukum lain
yang bukan negara atau subyek hukum bukan negara sama lain.
Masa pertengahan
Hukum Internasional tidak mengalami perkembangan yang pesat
Karena adanya campur tangan peran keagamaan dalam urusan kenegaraan
Di bidang hukum perang doktrin perang suci dipengaruhi oleh ajaran Kristen
ALIRAN DUALISME
Daya ikat hukum internasional bersumber pada kemauan negara
Hukum nasional dan hukum internasional merupakan dua sistem/perangkat hukum
yang terpisah satu dari lainnya
Konsekuensinya
International law and municipal law are two separate legal system which exist
independently of each other ( HI dan HN merupakan dua sistem terpisah)
The ideological background (latar belakang) to dualist is strongly coloured by an
adherence (ketaatan pengikut) to positivism and emphases on theory of souvereignty
Hukum Internasional dapat berlaku apabila sudah sudah ditransformasi dalam
hukum nasional
Mochtar Kusumaatmadja melihat kelemahan teori ini karena tidak dapat
menjelaskan dalam kenyataan bahwasanya hukum nasional tunduk pada hukum
internasional
HUKUM NASIONAL DAN HUKUM INTERNASIONAL BERBEDA KARENA
Dari segi sumber hukum : Hukum nasional bersumber pada kemauan negara,
sedangkan hukum internasional bersumber pada kemauan masyarakat negara
Dari segi subjek hukumnya : subjek hukum nasional adalah orang perorang,
sedangkan subyek utama hukum internasional adalah negara
Dari struktur kelembagaan : hukum nasional memiliki lembaga-lembaga yang
diperlukan bagi pelaksanaan hukum (law enforcement) seperti : legislatif yang
membuat hukum, eksekutif yang melaksanakan hukum dan yudikatif yang
menegakkan hukum, sedangkan hukum internasional tidak mempunyai lembaga-
lembaga tersebut (hanya collective action)
Kritik Mochtar Kusumaatmadja : Faham dualisme tidak logis karena faham ini
menyangkal kenyataan bahwa hukum internasional juga sebagai sebuah sistem
hukum yang mengatur tentang hubungan antar negara sehingga tidak mungkin
dipisahkan.
Faham Monisme
Mazhab Bonn-Max Wenzel
• Hukum Nasional dan Hukum Internasional meruapakan suatu sistem hukum yang
satu
• Terdiri dari :
Monisme dengan primat hukum nasional,
Monisme dengan primat hukum Internasional
Faham monisme menekankan adanya subkoordinasi dalam arti koordinasi, dalam
kenyataanya HI bersifat koordinatif
Tunduknya negara pada hukum internasional tidak harus berarti bahwa suatu
negara tidak dapat menjamin kepentingan-kepentingannya melalui hukum
nasionalnya.
Monisme Dengan Primat Hukum Nasional
Hukum nasional lebih utama dari hukum internasional
A rules of international law were supreme over municipal law. A municipal law
inconsistent with international law is automatically null and void and that rules
international law are directly applicable in domestic sphere state
Konsekuensinya :
Hukum internasional adalah kelanjutan dari hukum nasional
HI merupakan HN untuk urusan luar negeri (auszetter staatsrecht)
HI bersumber pada HN
Alasan penganut Monisme :
Tidak ada supranational body yang mengatur kehidupan negara-negara. Kerangkan
berpikir dari Monisme berdasar pada pemikiran Austin bhw “law is command”,
sehingga harus ada supranational body , Hukum International tdk memilikinya
maka HI bukan “Hukum”
Adanya kewenangan konstitusional bagi negara-negara untuk terikat pada hukum
internasional.
Monisme dengan Primat H I
mazhab Wina-Kelsen, Mazhab Francis Duguit, Scelle
Bourquin
Kelemahannya
- Hukum Internasional lebih dulu dari Hukum nasional (bertentangan dengan
Hukum sejarah Hukum nasional ada sebelum adanya HI)
- Hukum Nasional bukan Derivasi (turunan) dari HI sedangkan realitasnya demikian.
Kelemahan Dualisme dan Monisme
National law in the international system generally national law has no effect on the
duties or obligation of state on the international level, thus a state may not plead its
own municipal law as an execute or justification for violating international law
Praktek Primat Hukum Internasional
DOKTRIN INKORPORASI
Hukum Internasional dapat diberalkukan sebagai hukum nasional tanpa melalui
pengesahan atau ratifikasi oleh lembaga yang diberikan wewenang, Hukum
Internasional dapat diberlakukan sebagai hukum nasional tanpa melalui Undang-
undag terlebih dahulu
Doktrin Transformasi
Hukum Internasional dapat berlaku sebagai hukum nasional apabila telah
diratifikasi terlebih dahulu atau hukum internasional dapat diberlakukan sebagai
hukum nasional dengan terlebih dahulu melalui undang-undang
Pemberlakuan kedua doktrin tersebut tidak diberlakukan secara mutlak oleh negara-
negara.
Praktek negara pemberlakuan HI dlm HN
INGGRIS
Hukum Internasional adalah Hukum Negara (international law is the law of the land)
Incorporation Doctrine
The law of nations, wherever any questions arises which is properly the object of the
jurisdiction is here adopted in its full extent by the common law and it is held to be
part of the law of the land (Blackstone)
Dalam Customary International Law
Suatu ketentuan internasional berlaku asalkan tidak bertentangan dengan undang-
undang, apabila suatu hukum kebiasaan internasional ditetapkan oleh Mahkamah
Tinggi maka semua pengadilan di bawahnya terikat, dalam hal ini maka yang
supreme bukan hk.int melainkan mahkamah Tingginya.
Dalam International Treaty
Persetujuan parlemen (heavy parlement), bahwa suatu ketentuan internasional
berlaku mengikat tanpa persetujuan parlemen yaitu selain menyangkut :
Perubahan dalam UU nasional
Perubahan dalam status garis batas
Mempengaruhi hak-hak sipil
Menambah beban keuangan negara
Praktek AS
Dalam Hukum Kebiasaan Internasional Law sama dengan praktek Inggris, bila
bertentangan dengan undang-undang maka yang berlaku adalah undang-undang
Dalam perjanjian internasional : Konstitusi sebagai dasar utama,
Pembedaan antara self executing dan non self executing treaties,
jika tidak bertentangan dengan konstitusi maka langsung berlaku (self executing )
Dapat dilakukan dengan undang-undang pemberlakuan (non-executing)
Self executing ; ada persetujuan dari senat, sehingga mengikat
Executing agreement, dalam hal ini langsung berlaku tanpa memerlukan
persetujuan badan legislatif
Materi Pertemuan Ke- IV
SUMBER HKM.INTERNASIONAL
Sumber Hukum Internasional
• putusan Pengadilan
• Doktrin
PERTEMUAN KE-V
SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL
Pengertian Subjek HI
Subjek HI adalah pemegang segala hak dan
kewajiban dalam hukum intenasional.
Subjek HI terbagi :
a). Subjek HI Penuh yaitu negara.
b). Subjek HI terbatas (individu,organisasi
internasional,dll)
Siapa saja Subjek HI ?
Pengakuan
Oleh :
Muh.Risnain,SH.,MH
Pengertian pengakuan
Menurut Huala Adolf, Pengakuan adalah tindakan
politis suatu negara untuk mengakui negara baru
sebagai subyek hukum internasional yang
mengakibatkan hukum tertentu.
Menurut J. B Moore Pengakuan adalah suatu jaminan
yang diberikan kepada suatu negara bahwa negara
tersebut diterima sebagai anggota masyarakat
internasional.
Latar belakang pengakuan
Pengakuan lahir karena kemungkinan-kemungkina peristiwa
berikut :
• Ada negara yang negara baru yang lahir baik karena proses
kemerdekaan, peperangan
• Ada juga pergantian pemerintah yang baru menggantikan
pemerintah yang sebelumnya baik dengan cara damai
maupun kekerasan
• Peristiwa tersebut merupakan peristiwa dalam negeri suatu
negara tetapi perlu mendapatkan perhatian masyarakat
internasional
• Sikap masyarakat internasional terhadap peristiwa dalam
negeri sebuah negara itulah yang disebut sebagai pengakuan.
Peranan Pengakuan dalam HI
• Pengakuan mempunyai peranan penting dalam hal masuknya
anggota baru masyarakat internasional
• Sebuah negara baru yang tidak mendapatkan pengakuan dari
negara lain sulit mengadakan hubungan dari negara lain
• Negara yang belum mendapatkan pengakuan dari negara lain
tidak dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam hukum
internasional
• Begitu pula pemerintah yang baru juga mengalami kesulitan
dalam mengadakan hubungan dengan negara lain jika tidak
ada pengakuan dari negara lain. Ex. Pemerintah HAMAS sulit
menjalankan pemerintahannya karena tidak terdapat
pengakuan dari AS, Israil dan Uni Eropa
Sifat dari Pengakuan
• Pengakuan de facto
• Pengakuan de jure
Pengakuan De Facto
• Diberikan kepada pihak yang diakui berdasarkan pada
fakta atau kenyataan bahwa pihak yang diakui telah
benar-benar ada.
• Tidak mempersolkan keabsahan pihak secara yuridis
• Pengakuan de facto bersifat sementara, karena ada
kemungkinannya kekuasaan phisik yang diperoleh
direbut kembali oleh pihak lawannya.
• Contoh pengakuan yang diberikan oleh Inggris secara
de facto pada tahun 1921 dan pengakuan de jure
diberikan paa tahun 1924.
Pengakuan de jure
Pengakuan de jure diberikan jika pihak yang
diberi pengakuan de facto semakin efektif
eksistensinya sehingga mampu menguasai
wilayah dan rakyatnya secara penuh
mendukungnya serta menunjukkan kesediaan
mentaaatai kewaijban internasional, maka
pihak yang semula memberikan pengakuan de
facto tersebut dapat melanjutkannya dengan
memberikan pengakuan de jure
Macam-macam Pengakuan Negara baru.
Pengakuan Kolektif :
• Dilakukan dengan :
• Deklarasi bersama oleh sekelompok Negara.
Misalnya, Helsinki treaty tentang pengakuan
terhadap Negara Negara Republik Jerman Timur dan
Negara-negara pakta warsawa mengakui pula
Republik Federal Jerman.
• Pengakuan yang diberikan melalui penerimaan suatu
Negara baru untuk menjadi pihak/peserta dalam
suatu perjanjian internasional multilateral.
PENGAKUAN TERPISAH
Pengakuan yang diberikan kepada Negara
baru tetapi tidak diberikan kepada
pemerintahanya atau sebaliknya pengakuan
diberikan kepada pemerintahnya namun tidak
pada negaranya.
Pengakuan Mutlak.
• Yaitu pengakuan yang telah diberikan kepada suatu
Negara baru tidak dapat ditarik kembali.
• Pengakuan mutlak merupakan konsekuensi dari
pengakuan de jure.sedangkan pengakuan de facto
masih dapat ditarik kembali.
• Seperti :pengakuan kasus pengakuan Belanda atas
Indonesia
• Dan Pengakuan de facto Inggris terhadap penaklukan
Italia atas Ethopia tahun 1936, pengakuan de jure
tahun 1938 dan Inggris menarik kembali
pengakuannya pada tahun 1940.
Pengakuan Bersyarat
• Yaitu suatu Pengakuan yang diberikan kepada suatu Negara
baru yang disertai dengan syarat-syarat tertentu untuk
dilaksanakan oleh Negara baru tersebut sebagaimana
imbangan pengakuan.
Memiliki dua Macam
• Pengakuan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum
pengakuan diberikan.
• pengakuan dengan syarat-syarat yang harus dilaksnakan
kemudian setelah pengakuan diberikan.
• Contoh : Pengakuan AS terhadap Pemerintah Uni Sovyet
dengan syarat USSR harus membayar tuntutan keuangan AS.
Pengakuan terhadap insurgensi
• Merupakan Kaum pemberontak yang masih dalam skala kecil dan belum
tersusun secara teratur.
• Peristiwa pemberontakan merupakan masalah internal sebuah negara,
maka negara lain tidak diperbolehkan intervensi urusan dalam negeri
negara lain (pelanggaran prinsip non intervensi)
• Negara lain perlu mengakui kaum insurgensi jika untuk kepentingan
melindungi warga negaranya sendiri
• Pengakuan diberikan jika wilayah tempat beradanya warga negara
tersebut secara de facto berada dalam wilayah kekuasaan kaum
insurgensi.
• pengakuan dapat memberikan akses negara dengan pimpinan kaum
pemberontak.
Pengakuan terhadap kaum Belligerensi
• Merupakan kaum pemberontak yang sudah mencapai tingkat
kemapanannya baik secara politik, organisasi dan militer
• Negara mempunyai kepentingan untuk mengakui kaum
pemberontak untuk mengadakan hubungan langsung dengan
kaum beligerensi
• Pemberian pengakuan terhadap kaum beligerensi oleh sebuah
negara dapat dianggap merupakan tindakan mencampuri
urusan dalam negeri negara lain (intervensi) yang juga
bertentangan dengan hukum internasional.
Pengakuan terhadap wilayah
• Pengakuan atas wilayah merupakan pengakuan yang diberikan
oleh sebuah negara karena negara tersebut memperoleh
wilayah yang baru yang diakui dalam hukum internasional
seperti penyerahan, pendudukan, perluasan wilayah, peristiwa
alam,penentuan nasib sendiri dan klaim/perluasan wilayah
secara sepihak
• Pengakuan tidak berarti mengakui keabsahan cara memperoleh
wilayah menurut hukum internasional tetapi hanya untuk
mendukung pengukuhan cara memperoleh wilayah dari negara
lain.
• Conroh : Deklarasi Djuanda 1957 tentang perluasan wilayah RI
sejauh 12 mil dan Integrasi Timor-Timur dalam wilayah RI pada
tahun 1975.
Pertemuan Ke-7
kedaulatan dan kesedarajatan negara
Pokok2 pembahasan :
• Pengertian kedaulatan negara
• Doktrin kedaulatan dan kederajatan nagara
• Konsekuensi hukum kedaulatan dan
kederajatan nagara
• Jurisdiksi domestik
Pengertian
• Kekuasaan tertinggi negara
• Memiliki 2 bentuk : 1).internal, supremasi
lembaga2 negara dlm konstitusi, 2).
Supremasi negara sbg subjek HI
Kesederajatan negara (equality of
states)
• Negara dalam hukum internasional subjek
hukum internasional yg equal dan berdaulat.
• Walaupun negara2 memilki perbedaan2 : luas
wilayah, jumlah penduduk, kekauatan atau
tingkat kemakmuran.
• Termaktub dalam pasal 2 ayat (1) piagam PBB
“ principle of the sovereign equality of all
states members”
Konsekensi yuridis kedaualatan
negara
Jurisdiksi
Bebas pengadilan
Bebas menjadi internasional
yurisdiksi
intervensi dri anggota tergantung
penuh thdp :
negara lain Organisasi pada
internasional kesepakatan
negara
Yurisdiksi
wilayah penduduk
eksklusif
Kewajiban non intervensi
atas wilayah negara lain
1. Tidak boleh ada satu negara yg dpt
mengkaim wilayah negara lain;
2. Pengadilan nasional tdk dpt menilai
keabsahan tindakan pemerintah negara lain;
3. Pengadilan nasional tdk dpt menerapkan
yurisdiksinya atas tindak pemerintah negara
lain dalam lapangan hukum publik
Kebebasan utk menjadi anggota
organisasi internasional
1. Dalam pengambilan putusan di OI pd
dassarnya satu negara satu suara
2. Suara negara kecil sama kuatnya dgn negara
besae
Hak veto DK PBB ????????????
Jurisdksi Pengadilan Internasional
brdsrkan kesepakatan negara
1. Pengadilan internasional tidak dpt
menerapkan juridksinya tanpa persetujuan
negara2 tsb
2. Pengakuan thdp jurisdiksi MI, ITLOS, ICC, DSB
WTO tergantung kesepakatan negara2 utk
memilih pengadian tsb utk mnyelesaikan
mslah.
Kesamaan hak dan kwjiban
negara2 berdaulat
1. Negara memiliki kesederajatan di depan hukum;
2. Setiap Negara menikmati hak yg melekat pda yurisdiksi;
3. Setiap negara berkewajiban utk menghormati status hukum
negara lain;
4. Setiap Negara memiliki hak atas kemerdekaan politik
5. Negara memiliki kemerdekaan utk memilih dan
mengembangkan sistem politik, sosial, ekonomi dan budaya
di negaranya
6. Kewajiban bagi negara2 utk mentaati dg itikad baik utuk
hdup damai dg negara lain.
Yurisdiksi domestik
• Kebebasan bagi negara utk menjalankan
yurisdiksi nasional di wilayahnya.
• Organisasi internasional tdk dpt
mengintervensi urusan dalam negeri negara
lain
• Ex. Negra memiliki kebebasan utk
menentukan kewarganegaraan penduduknya
dan perlakuan thdp warga negaranya.
Pertemuan Ke- VIII
WILAYAH NEGARA
Kedaulatan wilayah
ALASAN PENGATURAN WILAYAH LAUT:
• MENGOKOHKAN YURISDIKSI NEGARA PANTAI
: MENGATUR,MELAKSANAKAN DAN
MENEGAKAN HUKUM DI WILAYAH YURISDIKSI
SEBUAH NEGARA.
• MEMBERIKAN HAK DAN KEWAJIBAN KEPADA
NEGARA LAIN DAN WARGA NEGARA LAIN
PADA BAGIAN-BAGIAN LAUT TERTENTU.
WILAYAH KEDAULATAN NEGARA DI LAUT
• LAUT/PERAIRAN PEDALAMAN
(INTERNAL WATERS)
• LAUT TERITORIAL/LAUT WILAYAH
(TERRITORIAL SEA)
• PERAIRAN KEPULAUAN
(ARCHIPILAGIC WATERS)
BAGIAN LAUT YANG BERADA DI LUAR
YURISDIKSI NASIONAL
Continental margin
Bagian Laut yg Merupakan Wilayah
Negara/BERDAULAT
Oleh :
Muh. Risnain, SH.,MH
Pendahuluan
• Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional menentukan
bahwa dalam mengadili perkara yang diajukan kepadanya,
Mahkamah Internasional akan mempergunakan :
Sinclair
A written agreement by which two or more states or international organization
create, or intend to create, a relation between themselves operating within the
sphere of international agreement
Lauterpacht
Treaties are agreement between states, including organization of states, intended
to create legal right and obligation of the parties
Definisi Yuridis
Menurut Pasal 2 Konvensi Wina (VLCT)
an international agreement between states in written form and governed by
international law, whether embodied in single instrument or in two or more related
instruments and whatever its particular designation (suatu persetujuan yang dibuat
antara negara dalam bentuk tertulis, dan diatur dalam hukum internasional,
apakah dalam instrumen tunggal atau lebih instrumen yang berkaitan dan apapun
nama yang diberikan padanya)
Pasal 1 ayat 3 UU No.39 tentang Hubungan Luar Negeri
Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun, yang
diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah
Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau
subjek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada
pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik
Berdasarkan UU No.24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang
diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbullkan
hak dan kewajiban di bidang hukum publik
an international agreement between states in
written form and governed by international
law, whether embodied in single instrument or
in two or more related instruments and
whatever its particular designation (suatu
persetujuan yang dibuat antara negara dalam
bentuk tertulis, an diatur dalam hukum
internasional, apakah dalam instrumen tunggal
atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan
dan apapun nama yang diberikan padanya)
Berdasarkan UU No.24 tahun 2000 tentang
Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional adalah perjanjian
dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur
dalam hukum internasional yang dibuat secara
tertulis serta menimbullkan hak dan
kewajiban di bidang hukum publik
Pasal 1 ayat 3 UU No.39 tentang Hubungan Luar
Negeri
Perjanjian internasional adalah perjanjian dalam
bentuk dan sebutan apapun, yang diatur oleh
hukum internasional dan dibuat secara tertulis
oleh pemerintah Republik Indonesia dengan
satu atau lebih negara, organisasi internasional
atau subjek hukum internasional lainnya, serta
menimbulkan hak dan kewajiban pada
pemerintah Republik Indonesia yang bersifat
hukum publik
Menurut Pasal 2 Konvensi Wina (VLCT)
an international agreement between states in
written form and governed by international
law, whether embodied in single instrument or
in two or more related instruments and
whatever its particular designation (suatu
persetujuan yang dibuat antara negara dalam
bentuk tertulis, an diatur dalam hukum
internasional, apakah dalam instrumen tunggal
atau dua atau lebih instrumen yang berkaitan
dan apapun nama yang diberikan padanya
Unsur-unsur perjanjian internasional
• an international agreement
• Concluded between state
• In written form
• Governed by international law
In written form
Surat kuasa (full powers) adalah surat kuasa yang diberikan oleh presiden
atau menteri yang memberikan kuasa kepada satu atau beberapa orang
yang mewakili pemeritah RI
untuk menandatangani atau menerima naskah perjanjian, menyatakan
persetujuan negara untuk mengikatkan diri pada perjanjian. Dan/atau
menyelesiakan hal-hal lain yang diperlukan dalam pembutan perjanjian
internasional
Surat kepercayaan (credentials)
Proportionality Distinction
Military necessity
ASAS KEPENTINGAN MILITER (MILITARY NECESSITY)
Pihak yang bersengketa dibenarkan menggunakan
kekerasan untuk menundukkan lawan demi
tercapainya tujuan dan keberhasilan perang
• PENGADILAN INTERNASIONAL
• ARBITRASE INTERNASIONAL
PENYELESAIAN MELALUI MEKANISME POLITIK
• NEGOSIASI
• PENCARIAN FAKTA
• JASA-JASA BAIK
• MEDIASI
• KONSILIASI
PENGADILAN INTERNASIONAL
• MAHKAMAH INTERNASIONAL
• MAHKAMAH HUKUM LAUT INTERNASIONAL
• MAHKAMAH INTERNASIONAL AD HOC UNTUK
KEJAHATAN DI RWANDA, YUGOLSLAVIA,
TOKYO DAN NERENMBURG
• MAHKAMAH PIDANA INTERNASIONAL
(INTERNATIONAL CRIMINAL COURT)
Prinsip-prinsip penyelesaian
sengketa scr damai
• Prinsip Itikad baik (Good faith)
• Prinsip Larangan Penggunaan Kekerasan
• Prinsip kebebasan Memilih cara2 penyelesaian
sengketa
• Prinsip kebebasan utk memilih hkum yg dterapkan
dala pokok perkara
• Prinsip kesepakatan para pihak yg bersengketa
• Prinsip exchaucation of local remedies
• Prinsi HI ttg kedualatan dan integritas wialayah
negara