Anda di halaman 1dari 47

IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional

Draft on State Responsibility 2001


BAB 1 : PENGANTAR : PENGERTIAN, BATASAN DAN ISTILAH HUKUM
INTERNASIONAL

KONSEP HUKUM INTERNASIONAL : PERBEDAAN ANTARA HUKUM


INTERNASIONAL PUBLIK & HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
• Pada dasarnya Hukum Internasional Publik & Perdata Internasional memiliki
persamaan yaitu mengatur hubungan dan persoalan yang melintasi batas negara.
Sedangkan, perbedaan nya adalah sifat hukum antara hubungan atau persoalan
objeknya.

Hukum Internasional Publik Hukum perdata internasional


• Hukum yang mengatur hubungan antar • Mengatur adannya hubungan perdata
negara serta subjek hukum internasional antara subjek hukum antar negara
• Subjek hukum internasional publik bisa • Mengatur masalah perdata
negara, organisasi internasional, individu (perorangan/badan hukum) yang
internasional berkaitan dengan peristiwa hukum
(pernikahan maupun perjanjian badan
hukum multinasional) antar negara

• Pendapat di buku Mochtar dan Agoes : Istilah hukum internasional yang dimaksud
hukum internasional public adalah
“Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara antara:1.Negara dengan negara
2. Negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara
satu sama lain “
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
ISTILAH HUKUM INTERNASIONAL
• Hukum antarbangsa atau hukum antar negara yang menunjuk pada kompleks kaidah
dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakar bangsa-bangsa atau
negara-negara yang kita kenal sejak munculnya negara dalam bentuk modern sebagai
negara nasional
• Alasan Mochtar dan Agoes dalam penyebutan HUKUM INTERNASIONAL (bukan
hukum antarbangsa atau hukum bangsa-bangsa)
Penggunaan istilah hukum internasional lebih tepat untuk dimaksudkan dalam
hukum internasional publik karena pada saat perkembangan masa ini, hubungan bukan
hanya terjadi antar bangsa/negara saja, melainkan setelah ada nya perkembangan era
modern, saat ini sudah ada hubungan antara negara dengan subjek hukum lainnya selain
negara. Selain itu juga terdapat hubungan antara subjek hukum selain negara satu sama
lain. Pada contohnya, sejak berkembangnya organisasi internasional dan setelah terjadi
perang dunia 1 dan 2.

PERWUJUDAN KHUSUS HUKUM INTERNASIONAL : HUKUM INTERNASIONAL


REGIONAL & HUKUM INTERNASIONAL KHUSUS
• Bentuk perwujudan atau pola perkembangan khusus yang berlaku di suatu bagian dunia
atau region tertentu. DImana selain adannya hukum internasional yang berlaku umum
hadir pula hukum internasional regional
• Dengan hadirnya bentuk hukum internasional khusus, menjelaskan bahwa adannya
pencerminan keadaan dan taraf perkembangan yang berbeda-beda dari masyarakat
internasional yang berlainan.
• Hukum Internasional regional : adannya keadaan khusus dimana konsep hukum nya
timbul dan tumbuh sebagai suatu konsep yang lama kelamaan diterima sebagai bagian
dari hukum internasional umum. Sehingga bisa dikatakan hukum internasional regional
memberi sumbangan berharga kepada hukum internasional umum yang bersifat
universal yang tentu nya dapat berlaku bagi seluruh anggota masyarakat internasional,
walaupun pada dasarnya background negara pasti berbeda-beda
• CONTOH-CONTOH
1. Kaidah mengenai suaka diplomatik yang dibahas oleh ICJ dalam Colombian
Peruvian Asylum di tahun 1950 yang memutuskan bahwa kaidah regional tidak
perlu tunduk kepada kaidah hukum internasional umum tetapi harus tetap dapat
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
saling mengisi dan berkaitan Selain itu, pengadilan internasional harus
memberlakukan kaidah regional sepanjang menyangkut negara dalam wilayah
khusus terkait.
2. Hukum internasional regional seperti konsep landas kontinen dan konsep
perlindungan kekayaaan hayati laut yang dulu merupakan konsep regional yang
dilakukan di benua amerika, lama kelamaan dipahami oleh seluruh dunia dan
diikuti konsep dasarnya
3. Terdapat hukum komunitas sebupa Europrean Communities Act untuk
masyarakat eropa yang dibuat adannya aturan yang dibuat secara khusus untuk
mengatur hal yang spefisik ini bukan hukum internasional regional namun
internasional sui generis
4. Hukum internasional khusus yang dibuat dalam Konvensi Eropa mengenai
HAM (konvensi multilateral)

HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM DUNIA


• Pada dasarnya, tidak ada suatu badan yang berdiri di atas negara-negara (negara
tertentu). Dalam hal ini perlu adannya koordinasi antar anggota masyarakat
internasional yang dijelaskan dalam paham hukum internasional
• Hukum internasional adalah suatu tertib hukum koordinasi antara anggota
masyarakat internasional yang sederajat, dimana anggota masyarakat
internasional tunduk pada hukum internasional sebagai perangkat kaidah dan
asas yang mengikat dalam hubungan antarmereka
• Sedangkan hukum dunia adalah negara dunia yang meliputi semua negara di
dunia ini yang memiliki hirarki sendiri. Negara dunia memiliki horarki diatas
negara nasional.

HUKUM INTERNASIONAL VS HUKUM DOMESTIK


• Hukum internasional bersifat lack of enforcement : Karena sistem hukum internasional
tidak memenuhi kriteria sifat sistem hukum, dengan tidak adannya kewenangan sifat
untuk menegakkan hukum.
• Berbeda dengan hukum domestik yang terdapat sistem hukum tertentu dimana terdapat
peraturan yang bertujuan untuk mendirika ketertiban serta adannya institusyang
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
membuat hukum atau hukum tersebut sehingga masyarakat domestik dituntut untuk
mematuhinya.

BAB II SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL


Dalam menganalisa kasus hukum internasiona perlu memahami sejarahnya Pada dasarnya,
hukum internasional itu banyak diambil dari peradaban eropa, dimana kemajuan peradan eropa
membuat lahir banyak hukum yang mengatur mengenai prinsip hukum internasional

1. EARLY ORIGIN / PERKEMBANGAN AWAL (HUBUNGAN ANTARBANGSA


SEBELUM ADANNYA HUKUM INTERNASIONAL)
• Sebelum adannya negara, sudah ada hubungan antara bangsa-bangsa (dalam hal ini
nation state(BANGSA) berbeda dengan state(NEGARA). Dalam hal ini bangsa itu
belum tentu negara.
• PERJANJIAN BATAS YANG DILAKUKAN BANGSA MESOPOTAMIA :Jauh
sebelum ada peradaban eropa, terdapat pertumbuhan bangsa-bangsa di daerah
mesopotamia. Dalam hal ini dliakukan perjanjian batasan2 negara di mesopotamia
yang menyetujui adannya batas yang jelas antara kedua wilayah.
• PERJANJIAN RAJA RAMSES DAN KING OF HIITIES: Adannya perjanjian
perdamaian antara kedua raja tersebut untuk menjalin persaudaraan dan hidup damai
serta bekerjasama untuk membentuk suatu aliansi pertahanan
• KEBUDAYAN INDIA KUNO : terdapat kaidah dan Lembaga hukum yang mengatur
hubungan antara kasta, suku-suku bangsa, & raja-raja. Dalam kebudayaan india kuno,
sudah hadir hubungan kerajaan satu sama lain yang diatur dalam adat kebiasaan yang
disebut desa dharma.
• GAGASAN HUKUM INTERNASIONAL DARI FILSUF YUNANI KUNO :
Pada awalnya, orang yunani menganggap bahwa para pendatang merupakan orang
yang barbar. Namun kelamaan, dibuat perjanjian antara negara kota dimana berisi
mengenai kerjasama perdagangan politik serta perlindungan hak warga di negara kota
lain. Sehingga, Peradaban eropa banyak lahir dan berkembang di Yunani, dimana
terdapat banyak filsuf dan pemikir yang memberi gagasan mengenai kontribusi
yunani tentang hukum internasional.
• KEKAISARAN ROMAWI DALAM PERKEMBANGAN HUKUM
INTERNASIONAL : Kontribusi yunani dengan perkembangan hukum internasional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
berdampak pada perkembangan hukum internasional di kekaisaran roma. Dalam hal
ini hadir konsep bagaimana berhubungan atau interaksi dengan negara lain yang
diikuti oleh Roma. Lalu, hadir sistem hukum di roma berupa teori hukum alam (The
most influential greek concepts taken by romans) yaitu :
o Ius Civile : Hubungan negara kedalam berlaku hanya bagi warga romawi
o Ius Gentium : Hubungan negara keluar kaidah mengatur hubungan antara
orang asing serta orang asing-warga romawi.
Dalam hal ini semua hukum romawi jadi dihimpun dalam Corpus Juris Civilis yang
merupakan sebuah kompilasi materi hukum yang dikumpulkan oleh filsuf-silsuf.
• PERADABAN ISLAM : Pada saat masa Khulafaurosyidin dan Fathul Mekkah,
Negara-negara muslim mulai mengenai konsep hubungan dengan negara lain yang
dimana adannya keadaan permusuhan terhadap negara non muslim, dimana muncul
konsep kesatuan dar al islam antara negara-negara muslim. Hal ini dikembangkan
dengan pemahaman perang serta prinsip-prinsipnya dilaksanakan.
Dengan berjalannya waktu, mulai perkembangan kaidah-kaidah yang mengatur
hubungan dengan negara non muslim, seperti muncul pemahaman konsep mengenai
utusan dari bangsa lain yang harus diberi rasa aman kepada nya, serta utusan tersebut
perlu menaati dan menghargai peraturan di negara yang ia datangi tersebut. Selain itu,
hadir pula hukum yang mengatur tentang konsep diplomatik dan aturan mengenai
persetujuan internasional.

2. MIDDLE AGES AND RENAISSANCE (Abad Pertengahan & Renaisans)


• ADANNYA KEKUASAAN GEREJA : Seluruh eropa meyakini satu agama , hal ini
menyebabkan hukum gerejawi (ecclesiastical law) diterapkan untuk semuanya
(seluruh suku dan kepercayaan). Maka dari itu, kekuasaan Paus di gereja pun memiliki
otoritas dan kekuatan yang sangat kuat
• ADANNYA PERKEMBANGAN HUKUM MARITIM DAN PERDAGANGAN:
saat zaman ini dimana setelah terjadinya perang-perang, muncul konsep ini, yang
mengatur pedagang-pedagang asing saat menyelesaikan snegketa (English Law
memiliki Law Merchant)
• PRAKTEK DIPLOMASI KEKAISARA BIZANTIUM: Kekaisaran bizantium di
konstaniopel runtuh sehingga keadaan kesaisaran pada saat itu menurun, sehingga
kekaisaran tersebut mempraktekan praktek diplomasi untuk mempertahankan
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
supremasinya. Dalam hal ini, mulai muncul konsep diplomasi, kenegarawanan, teori
balance of power dan ide dari komunitas bangsa-bangsa.
• Masa Renaisans: setelah kebudayaan pada saat itu sepenuhnya diwarnai dengan
kekuasaan kristiani / kekuasaan gereja, masyarakat mulai mendorong lahirnya
kembali ilmu-ilmu Yunani-romawi serta hukum alam / natural law yang selanjutnya
menjadi tinjauan dasar untuk perubahan peradaban manusia.

3. FOUNDERS OF MODERN INTERNATIONAL LAW / TOKOH-TOKOH


HUKUM INTERNASIONAL – HUKUM INTERNASIONAL MODERN
1. Fransico Victoria : Profesor Teologi di University of Salamanca di Spanyol, yang
mempelajari hukum internasional melalui teologi. Ia melakukan research nya
terhadap penaklukan suku Indian di amerika latin oleh spanyol, dimana ia
menganggap bahwa orang-orang Indian harus dianggap sebagai bangsa yang
memiliki kepentingan di Amerika Latin, dimana harus adannya pengakuan atas
bangsa Indian yang setara dengan negara-negara Kristen di eropa
2. Suarez : Hukum internasional harus juga berlaku adannya keadilan dalam hukum
agama, dimana hukum agama berasal dari hukum alam yang sudah dipahami oleh
banyak orang
3. Alberico Gentili : Mempublikasikan sebuah buku yang berisi diskusi komprehensif
mengenai hukum perang dan bagian dari hukum perjanjian
4. Hugo Grotius : Tokoh konsep hukum internasional paling berpengaruh disebut juga
sebagai bapak hukum internasional dari belanda.
o Buku pertama nya “De Jure Belli ac Pacis“ / law of the war and peace yang
memisahkan teologi dari hukum internasional, dimana hukum alam akan
tetap berlaku walaupun tidak ada tuhan
o Pembuatan legal opinion mengenai “Mare Liberum” / Freedom of the seas :
yang memberi pendapat mengenai pemilikan laut yang kepemilikannya
setengah-setengah antara negara portugis dan spanyol yang mengakibatkan
perdagangan jadi tidak berjalan dengan baik. Sehingga, Grotius berpendapat
bahwa laut itu wilayah tanpa Batasan, sehingga dikatakan bahwa laut itu
dimiliki selutuh negara dan tidak dapat dibatas-batasi. Pendapat Grotius,
mengakibatkan belanda melakukan eksplorasi nusantara yang dilanjutkan
dengan pejajahan nya di indonesia
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
5. Emmerich Vattel : Droit des gens = hukum alam dan positivisme yang
menghadirkan kesetaraan antar negara-negara dimana republik yang kecil tidak
kurang berddaulat dibandingkan kerjaan yang paling kuat.

PERJANJIAN WESTPHALIA
o Dianggap peristiwa yang meletakkan dasar masyarakat internasional modern
dari segi bentuknya, hakikat negara tersebut serta adannya pemisahakn
kekuasaan pemerintahan dari gereja
o Perjanjian ini mengakhiri perang-perang di eropa dan pemisahan antara gereja
dengan negara karena menurut perjanjian ini negara itu perlu dipisahkan dari
kekuasaan agama
o PENCAPAIAN KARENA ADANNYA PERJANJIAN INI
1. Berakhirnya perang 30 tahun yang menyebabkan perubahan peta bumi
politik di eropa
2. Mengakhiri usaha kaisar romawi yang suci untuk menegakkan kembali
kekaisaran suci romawi
3. Hubungan antar negara dengan gereja dipisahkan dan didasarkan atas
kepentingan nasional masing-masing
4. Pengakuan kemerdekaan belanda, swiss dan negara-negara kecil di jerman
o CIRI-CIRI SUSUNAN MASYARAKAT INTERNASIONAL
o Negara adalah satuan teritorial yang berdaulat. Setiap negara dalam batas
wilayahnya punya kekuasaan tertinggi yang eksklusif.
o Hubungan nasional satu dengan yang lainnya didasarkan atas
kemerdekaan dan persamaan derajat
o Masyarakat negara-negara tidak mengakui kekuasaan di atas mereka
seperti kaisar pada zaman abad pertengahan
o Hubungan antara negara-negara berdasarkan hukum yang banyak
mengambil pengertian lembaga hukum perdata hukum Romawi
o Negara mengakui adanya hukum internasional sebagai hukum yang
mengatur hubungan antara negara-negara
o Tidak adanya mahkamah internasional dan kekuatan polisi internasional
untuk memaksakan ditaatinya ketentuan hukum internasional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
o • Anggapan perang yang beralih kepada cara penggunaan kekerasan
dalam penyelesaian sengketa untuk mencapai tujuan kepentingan nasional
(perang yang benar)

4. THE NINETENTH CENTURY (ABAD KE 19)

• Terdapat banyak ide bagus terkait perkembangan hukum internasional


• Banyak Rasionalis dan Filsuf yang mengkontribusi dalam doktrin hukum internasional
• Eurocentric, The preserve oft he civilized, Christian states, and geogiphically
internationalized but only European values.
• Banyak negara-negara selain negara-negara eropa yang lahir dan berkembang setelah
dilakukannya kolonialisme
• Berkembangnya modernisasi kemudahan transportasi di dunia (adannya pesawat, dll)
• Berkembangnya revolusi Industri
• IMPORTANT EVENTS
1. Adannya kongres wina di tahun 1815 yang berkaitan dengan pengaturan jalur air
internasional, yang menjadikan pelopor pendirian commission for the Danube
treaty of Paris (organisasi internasional pertama yang ada di dunia berkaitan dengan
jalur transportasi khususnya yang mengatur kapal, yang dimana beberapa sungai di
eropa menjadi subjek dari perjanjian Internasional
2. Konfrensi jenewa yang mempelopori konfrensi perdamaian den haag tahun 1899.
3. Adannya international red cross committee berkaitan dengan humanisasi konflik
atas korban perang
4. The Hague Confrence : konfrensi mengatur apabila ada konflik antar negara,
diselesaikan dengan cara yang bukan lewat perang (menggunakan arbitrase atau
perjanjiaan perdamaian)
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
5. ABAD 20
• Advent of Decolonization (munculnya pergerakan kemerdekaan negara
jajahan eropa di benua asia & afrika seusai perang dunia ke 2) dengan
adannya hal ini menyebabkan UN member negara united nations
bergabung banyak lebih dari 100 negaa
• KAA : Konfrensi Asia Afrika (BANDUNG CONFRENCE)
membahas mengenai ekonomi, HAM, Promotion of World Peace dan Politik.
Ada kalimat terkenal “Bandung was when International Law become truly
Universa” hal ini berkaitan dengan bagi negara-negara peserta menginspirasi
mereka untuk merdeka. Dengan diadakannya KAA, berdampak pada peran
Indonesia dalam hukum internasional. Dengan diadakannya KAA pula,
diadakan beberarapa lanjutan acara yang inisiatif
o Gerakan Non Blok
o Pendirian United Nations on Trade and Development di Jenewa
(terkait perdagangan internasional)
o NEFO : kelompok negara-negara yang baru merdeka yang
menentang imperialisme, kolonialisme, sosialisme dan komunisme.
o The Law of The Sea : pengaturan laut untuk negara-negara yang baru
merdeka

DEKLARASI JUANDA
o Peran Indonesia dalam hal the Law of the sea
o Dahulu di Indonesia banyak perang antar daerah, yang diperkirakan juanda
penyebabnya adalah karena pulau-pulau indonesia dipisahkan oleh laut. Sehingga
ndonesia membuat Deklarasi Unilateral atau sepihak bahwa laut perairan di Indonesia
dengan Panjang jarak tertentu milik Indonesia.
o Namun deklarasi ini penuh kontroversi karena ditentang banyak negara
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
BAB 3 MASYARAKAT HUKUM INTERNASIONAL
• Hadirnya konsep MHI merupakan efek dari terbentuknya negara-negara yang sudah
merdeka
• RASIO ADANNYA MHI
1. MASYARAKAT HUKUM INTERNASIONAL SEBAGAI SUATU
KONDISI YANG PRESUPPOSED (GAGASAN POSITIVIS)
o Hubungan yang tetap dan terus menerus timbul karena adannya kebutuhan
hubungan antar bangsa-bangsa dimana seluruh lapisan dunia itu negara-
negara nya memiliki kekayaan yang berbeda-beda pembagian kekayaan
dengan perkembangan industri yang tidak merata, sehingga dalam hal ini
dibutuhkan hukum untuk menjamin unsur kepastian agar hubungan
dapat teratur
o Dibutuhkan hukum untuk menertibkan hubungan antara negara
agar menjamin unsur kepastian hukum melalui
1. Hubungan Resmi / Tak Langsung : pejabat negara yang
melakukan perundingan atas nama negara yang meresmikan
persetujuan dalam perjanjian antar negara
2. Hubungan langsung : perseorangan yang langsung ke lapangan
yang melintasi batas negara
o Antara negara yang satu dengan negara lain bersifat equal atau sederjat,
selain itu di setiap negara memiliki suku dan etnis yang berbeda-beda.
Dengan kedua hal ini, dapat disimpulka bahwa negara yang satu sama lain
memiliki hubungan saling mau dan butuh ASAS REPIROCITY maka
dengan hadirnya asas ini, muncul konsep hubungan perdagangan antar
negara (TRADE)
o HUBUNGAN ANTAR NEGARA TIMBUL KARENA ADA
KEBUTUHAN
1. Pembagian kekayaan alam yang tidak merata
2. Adannya Global Markets, Global Information dan Global
Network (saat ini dunia bersifat borderless didukung dengan
transportasi dan teknologi yang sudah berkembang )
a. Terdapat bencana kebakaran di Kalimantan yang
berdampak menjadi asap tebal di singapur
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
b. Saat aceh terkena bencana alam tsunami, dunia
berlomba-lomba membantu gotong royong aceh
(national disaster makes all country united)

2. ASAS HUKUM YANG UMUM GAGASAN HUKUM KODRAT /


NATURAL LAW
• Pada dasarnya, negara-negara di dunia memiliki kesamaan prinsip hukum
walaupun hukum positif antar negara berbeda-beda, dengan hadirnya
hukum internasional menyebabkan dasar hukum pemahamaan universal
rights menurut negara-negara menjadi sama
• Hukum internasional memiliki common elements / elemen yang sama
• Setiap negara terdapat kebutuhan yang memaks, yang menyebabkan
hubungan antar negara yang berdampak dengan negara mengamini
beberapa pemahaman hukum yang sama khususnya asas hukum umum
yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab. Hal ini berdampak pada
kesamaan asas hukum negara.
• CONTOH : Adannya Nottebohm Case yang menghasilkan pendapat bahwa
hukum internasional tidak mengatur mengenai hak kewarganegaraan.
Namun, pada dasarnya, hukum internasional memiliki konsep Stateless
Principle (prinsip seseorang tidak boleh tidak memiliki kewarganegaraan)
dimana hal ini diamini oleh seluruh negara, dimana semua negara melarang
seseorang tidak memiliki kewarganegaraan
• Pada dasarnya, Negara sebagai fokus dan komponen masyarakat hukum
indonesia serta sebagai bangsa yang berdaulat harus tinduk dengan hukum
internasional katena akan berdampak menjadi keseluruhan masyarakat
hukum internasional akan menjadi teratur.

PENDAPAT PROF MOCHTAR tunduknya paham kedaulatan kepada kebutuhan pergaulan


masyarakat internasional demikian merupakan syarat mutlak bagi terciptanya suatu masyarakat
hukum internasional yang teratur.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
KEDAULATAN NEGARA DALAM MHI
• Pada dasarnya, paham kedaulatan negara bertentangan dengan paham hukum
internasional, dimana kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi, namun hal ini
terdapat batas-batasnya (terbatas pada wilayah dan terbatas pada waktu)
• Kedaulatan menjadi dasar sebuah negara mengikuti atau tindak sebuah perjanjian dunia
• Persamaan derajat merupakan suatu pengertian yang mempunyai fungsi yang penting
sekali dalam mewujudkan suatu masyarakat internasional yang diatur oleh hukum
internasional

1. BAGAIMANA DENGAN NEGARA 2. APAKAH NEGARA MERUPAKAN


TIDAK PATUH DENGAN HUKUM SATU-SATUNYA AKTOR DALAM
YANG DIBUAT UNTUK MENJAGA MHI ?
HUBUNGAN TERSEBUT
o Pada dasarnya, kedaulatan negara itu o Pada dasarnya, negara bukanlah
sendiri yang menentukan sebuah hanya satu-satunya actor dalam MHI.
negara ingin patuh atau tidak Namun, negara merupakan actor
terhadap suatu hukum internasional utama dalam MHI.
atau perjanjian dunia. o Negara merupakan actor utama
o Tentunya dalam hal ini adannya dalam MHI, karena adannya unsur
consent atas tunduk atau tidaknya kedaulatan negara dalam MHI.
suatu negara terhadap perjanjian o Hal ini juga didukung dengan ciri
internasional atau dalam bentuk masyarakat internasional yang
reserve untuk tidak mengikuti digambarkan dalam Perjanjian
perjanjian tersebut Wetsphalia.
o dimana apabila negara memilih untuk o Selain itu, negara memiliki
tidak patuh atau tidak merasa butuh kekuasaan territorial yang mutlak dan
mengikuti perjanjian internasional monopoli penggunaan kekuasaan
tersebut, maka negara tersebut akan o Negara bukan satu2nya actor karena,,
mendapat konsekuensi nya. terdapat subjek hukum internasional
o Namun, apabila ia tidak patuh dan lain yang memiliki konsekuensi
melakukan tindakan yang tidak keterkaitan dalam MHI yaitu
diamini oleh hukum internasional, Perusahaan Multinasional, Individu
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
maka bisa mendapatkan sanksi (Khususnya presiden atau pemimpin
internasional. negara)

3. MENGAPA TERDAPAT KUMPULAN ORANG DAERAH TERTENTU INGIN


MEMISAHKAN DIRI DAN MEMBENTUK NEGARA SENDIRI ?
Pada dasarnya, kumpulan orang daerah tersebut menginginkan pengakuan identitas
sendiri serta merasa berbeda identitas dari negara induknya. Secara mudah, mereka
menginginkan kedaulatan serta abslutely rights.

MHI DALAM TRANSISI (PERUBAHAN YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT


HUKUM INTERNASIONAL)
POLITIK KEMAJUAN TEKNOLOGI STRUKTUR MASYARAKAT
Perubahan arah politik Kemajuan teknologi yang Struktur organisasi masyarakat
negara-negara setelah PD 2, memudahkan mobilitas antar yang menyebabkan timbulnya
serta munculnya banyak negara, seperti kemajuan organisasi atau lembaga
negara yang merdeka dan teknik dalam berbagai alat internasional, selain itu
berdaulat. perhubungan dan teknologi perkembangan yang memberi
pengolahan kekayaan alami. kompetensi pada individu dalam
beberapa hal tertentu.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
BAB IV HAKIKAT DASAR BERLAKUNYA HUKUM INTERNASIONAL
• PENDAPAT JOHN AUSTIN : Namun, pendapat John Austin disanggah dan dibantah
oleh 2 konsep yaitu TEORI dan FAKTA yang berpendapat bahwa Hukum Internasional
adalah benar hukum.

TEORI
1. TEORI HUKUM ALAM
• Menurut teori ini, hukum internasional adalah hukum yang lebih tinggi karena
adannya hukum alam yang diterapkan pada kehidupn masyarakat bangsa-
bangsa. Sehingga negara terikat atau tinduk pada hukum internasional karena
ada hubungan antar mereka satu sama lain.
• Hukum ideal yang didasarkan atas hakikat manusia sebagai makhluk berakal
atau kesatuan kaidah yang diilhamkan alam pada akal manusia
• Prinsip dasarnya bahwa keadilan yang memiliki keabsahan universal yang
didapat atau ditemukan melalui akal manusia
• Kelemahan teori ini : Keadilan dan kepentingan masyarakat internasional
bergantung pada pendapat subjektif dan adannya pola hidup kebudayaan dan
sistem nilai yang berbeda antar negara-negara

2. TEORI KEHENDAK NEGARA


• Negara adalah sumber hukum, sehingga hukum internasional mengikat karena
negara atas kemauannya sendiri tunduk padannya.
• Menurut pendapat Zorn : Hukum internasional adalah hukum tata jegara yang
mengatur hubungan luar suatu negara, hukum internasional bukanlah hukum
yang lebih tinggi yang punya kekuatan mengikat diluar kemauan negara.
• Kelemahan teori ini : tidak dapat menentukan cara hukum internasional yang
bergantung kepada kehendak negara dapat mengikuat negara itu karena negara
memiliki kedaulatan untuk mengikatkan diri kepada hukum internasional serta
karena adannya hukum kebiasaan
3. TEORI KEMAUAN BERSAMA
• Hukum internasional mengikat bagi negara karena ada kehendak bersama yang
tinggi dari masing-masing negara untuk tunduk pada hukum internasional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
kehendak bersama tidka perlu dinyatakan, melainkan secara diam diam di
implementasikan
• Kelemahan teori ini adalah mengikatnya hukum tidak dapat digantungkan
kehendak subjeknya, tidak sesuai dnegan kenyataan dalam praktik nya serta
sumber hukum internasional bukan hanya hukum perjanjian namun ada pula
hukum kebiasaan.

4. MAHZAB VIENNA
• Hukum internasional memiliki sifat yang mengikat karena didasarkan pada
suatu kaidah yang lebih tinggi hingga sampai pada kaidah dasar (Grundnorm)
• Selain itu Hans Kelsen yang menciptakan mahzab ini juga menyatakan bahwa
seluruh kesepakatan yang dibuat oleh para pihak yang membuat perjanjian itu
menjadi hukum / uu bagi pembuatnya (pihak-pihaknya) asas Pacta Sund
Servanda yang merupakan prinsip umum hukum yang diakui banyak negara.
• Kelemahan ajaran ini adalah bahwa tidak bisa persoalan kekuatan mengikat
hukum itu didasarkan pada suatu hipotesis, maka dikembalikan lagi bahwa
hukum internasional mengikat karena adannya rasa keadilan dan moral

5. MAHZAB PERANCIS
• Hukum internasional memiliki sifat kekuatan yang mengikat karena ada faktor
biologis, sosial dan sejarah kehidupan manusia sehingga dapat dikatakan bahwa
adannya sifat manusia sebagai makhluk sosial
• UBI SOCIETAS IBI IUS : Dimana ada masyarakat disitu ada hukum yang
mengaturnya. Jadi berdasarkan mahzab ini, dalam suatu kontek hukum
internasional, ada kesepakatan-kesepakatan negara didalamnya, maka dapat
dikatakan bahwa hukum internasional adalah hukum.
• Hukum internasional mutlkak diperlukan guna memenuhi kebutuhan bangsa-
bangsa dalam bernegara untuk hidup bermasyarakat

FAKTA
Hukum internasional itu benar hukum karena benar dibutuhkan pada kehidupan manusia.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
1. ADA KEBUTUHAN YANG BESAR DENGAN KEMASLAHATAN YANG
BESAR
• Adannya United Nation Convention Against Transnational Organixed
Crime and The Protocols Treaty : untuk mencegah kejahatan lintas batas
• UNCAC (United Nation Conventio Against Corruption: Menyamakan
yuridiksi pemahaman korupsi di semua negara, sehingga dapat dikethaui
adannya common effort untuk menghindari adannya korupsi di dunia

2. UNTUK KEMUDAHAN HIDUP MANUSIA DI SELURUH DUNIA


• Usaha internasional untuk membuat pesawat agar adannya transportasi yang
mengangkut manusia, dengan usaha tersebut saat ini sudah banyak pesawat
yang canggih untuk kemudahan mobilitas manusia seluruh negara. Selain
itu, penggunaan bahasa internasional (bahasa inggris) dalam aturan SOP
International Aviation Organisation dalam komunikasi bersama yang
bertujuan untuk kesalamatan semua / safety penumpang, pilot maupun
pramugari.

3. HADIR HUKUM INTERNASIONAL UNTUK MENCEGAH PERANG


DUNIA KE-3
• Adannya kesepakatan larangan penyebaran kemampuan pembuatan nuclear
weapons yang berdampak kesepakatan regional ASEAN untuk membuat
Treaty on The Southeast Asian : Nuclear Weapon Free Zone untuk perang
(dengan pengecualian penggunaan kemanfaatan yang sesuai aturan hukum)

BAB V HUBUNGAN ANTARA HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM


NASIONAL
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
• Pada dasarnya, hukum internasional melarang perbudakan manusia. Apakah
Indonesia boleh membuat UU yang mengizinkan perbudakan?
Menurut Hukum Tata Negara, hal itu dibolehkan karena pada dasarnya negara
memiliki kedaulatan, sehingga boleh saja apabila negara ingin mengizinkan
perbudakan . Selain itu, Hakim juga dapat memutuskan putusan menggunakan
yurisprudensi dan yang hanya diatur dan terikat pada UU saja.
Menurut Hukum Internasional?

PANDANGAN HUKUM INTERNASIONAL


• Terkait Alabama Claims Arbitration Case mengenai sengketa belanda dan inggris
ketiadaan hukum nasional tidak dapat menjadi dalih untuk melanggar hukum
internasional karena hal ini ada tanggung jawab negara.
• TANGGUNG JAWAB NEGARA
o Untuk membawa hukum nasional menjadi selaras dengan kewajiban yang diatur
dalam hukum internasional
o Pasal 27 Konvensi Wina : Negara tidak boleh merujuk hukum nasional untuk
tidak melakukan kewajiban perjanjian internasional
• Hukum nasional tidak boleh menjadi tameng untuk melanggar hukum internasional.
Dalam pendapat ini, bukan berarti hukum internasional berada di hirarki yang tinggi.
Namun, hanya saja konsep pemahaman negara tidak boleh dicampuradukkan dalam hal
internasional.
• Dalam hal ini ada 2 teori dasar berlakunya kedua hukum
VOLUNTARISME MONISME
Hukum Internasional berlaku karena Hukum Internasional belaku lepas dari
kemauan negara yang mengarah kemauan negara sehingga mengarah
pandangan kepada dualisme kepada pandnagan monisme
DUALISME : Hukum Internasional & Monisme : Hukum internasional dan
Hukum Nasional adalah perangkat hukum nasional adalah satu kesatuan
hukum yang terpisah satu dengan lainnya. hukum
• Dua sistem yang berbeda (Karena • Satu sistem hukum yang sama,
pada dasarnya, melihat drai subjek sehingga dapat terjadi konflik
dan sumber nya saja berbeda) • Hukum internasional mengikat
negara sehingga dalam hal ini
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
• Subjek nya berbeda (HI : Negara) mengikat subjek hukum nasional
(HN: WNI/Badan Hukum) yaitu WNI dan badan hukum
• Sumber hukum yang berbeda (HI :
Kebiasaan Internasional, PRIMAT HUKUM NASIONAL
Perjanjian Internasional) (HN: • Hukum internasional adalah
UU/UUD/PP) lanjutan dari hukum nasional
• Hukum Internasional mengikat • Tidak ada satu organisasi diatas
negara tapi tidak mengikat warga negara-negara yang mengatur
negara. Supaya Hukum kehidupan negara-negara di
Internasional mengikat warga dunia
negara, maka Hukum • Wewenang negara untuk
Internasional tersebut harus mengadakan perjanjian
dilakukan transformasi pada internasional
aturan dimana dijadikan UU
Nasional terlebih dahulu. PRIMAT HUKUM INTERNASIONAL
• Karena dibedakan menjadi dua • Hukum internasional lebih tinggi
sistem yang berbeda, maka tidak dibanding hukum nasional
akan ada konflik yang terjadi hukum nasional bergantung pada
• Supaya hukum Internasional bisa hukum internasional
mengikat warga negara,Hukum
Internasional harus di undangkan TEORI KOORDINANSI
dalam UU Nasional supaya jadi o Sir Gerald Fritz Maurize :
berlaku Kedua hukum bekerja pada
o SELF EXECUTING ranah yang berbeda, jadi pasti
PROVISION Norma ada yang superior pada ranahnya
perjanjian internasional seperti ketidakmampuan hukum
dapat langsung beroperasi nasional untuk masuk ranah
dalam hukum nasional hukum Internasional. Sehingga
tanpa memerlukan UU apabila terjadi konflik kewajiban
Pelaksana yang dimaksudkan
o NON SELF EXECUTING ketidakmampuan hukum
PROVISION Adannya nasional untuk bekerja sesuai
asas legalitas nasional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
sehingga norma perjanjian apa yang dituntut hukum
internasional internasional
memperlukan UU o Jean Jaques Rousaau: Hukum
Nasional untuk bisa internasional adalah hukum
beroperasi di hukum koordinansi sehingga tidak dapat
negara. Negaea sendiri mengubah aturan hukum
harus perlu menyetujui nasional secara otomatis.
peraturan tersebut untuk
diakualisasikan
peraturannya dalam
sebuah negara

BAB VI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL


IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
PASAL 38 AYAT 1 ICJ (Mahkamah Internasional)
1. Perjanjian Internasional
2. Kebiasaan Internasional
3. Prinsip Hukum Umum yang diakui oleh bangsa beradab
4. Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana yang paling terkemuka

SUMBER HUKUM PRIMER


o International Conventions/ Perjanjian Internasional
o Extensive Customary / Kebiasaan Internasional
o General principle of law / Prinsip hukum umum

SUMBER HUKUM SEKUNDER


o Pendapat para ahli yang paling terkemuka
o Putusan pengadilan suatu negara maupun internasional
o Naskah Akademik
o Pembahasan UU antara DPR dan Pemerintah
Penggunaan Hukum Sekunder bersifat melengkapi agar membantu pemahaman lebih jelas,
yang dimana sumber hukum sekunder dapat dipertimbangkan namun tidak menjadi rujukan
pertama. Sehingga, Sumber hukum primer digunakan terlebih dahulu, lalu digunakan bersama
sumber hukum sekunder.

PERJANJIAN INTERNASIONAL
o Perjanjian yang diadakan antara antara anggota masyarakat masyarakat bangsa-bangsa
bertujuan untuk mengakibatkan hukum tertentu
o Perjanian antara negara-negara
o Perjanjian antara negara dengan organisasi internasional
o Perjanjian antar organisasi internasional
o Kalo perjanjian sama perusahaan multinasional gamasuk pembahasan ini karena jelas
menurut Konvensi Hukum Perjanjian Vienna, bahwa dengan tegas perjanjian
internasional itu mengatur perjanjian antar negara dengan organisasi atau badan
internasional secara tersendiri.
o Traktat, Pakta, Konvensi, Deklarasi, Charter, Statuta, Convenant, dll
o PEMBUATAN PERJANJIAN
• 2 TAHAP : Perundingan & Penandatanganan
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
Lebih sederhana sifatnya, diadakan untuk perjanjian yang tidak begitu penting
dan memperlukan penyelesaian yang cepat
Dapat disebut sebagai persetujuan
• 3 Tahap : Perundingan, Penandatanganan dan Ratifikasi
Memerlukan persetujuan dari badan yang memiliki hak untuk mengadakan
perjanjian (treaty making power)
Dikatakan sebagai perjanjian internasional atau traktat
RATIFIKASI : Pasal 10 UU NO 24 Tahun 2000 Ratifikasi atau pengesahan
perjanjian Internasional dilakukan dengan UU atau keputusan presiden
1. Dilakukan dengan UU = berdasarkan materi perjanjian agar tercipta
kepastian hukum dan keseragaman atas bentuk pengesahannya. Materi
nya berkaitan politik, pertahanan, perdamaian, keamanan negara,
perubahan wilayah, kedaulatan negara, HAM & lingkungan hidup,
pembentukan kaidah hukum baru dan pinjaman atau hibah luar negeri
2. Dilakukan dengan KepPres (DPR melakukan pengawasan terhadap
pemerintah, apabila dirasa merugikan kepentingan nasional, perjajian
internasional dapat dibatalkan)= atas perjanjian yang mensyaratkan
adannya pengesahan sebelum memulai berlakunya perjanjian materi
yang procedural dan penerapan waktu singkat tanpa mempengaruhi
peraturan perUUan. Biasannya berkaitan dengan kerjasama teknologi,
pengetahuan, kebudayaan, ekonomi, perdagangan, kerja sama
penanaman modal serta perjanjian yang bersifat teknis.
PIHAK YANG BOLEH IKUT : negara dalam suatu negara federal tidak diperkenankan ikut,
namun ada kala nya dapat ikut. Pihak-pihak yang dapat mewakili tanpa harus ada surat kuasa :
Kepala Negara, Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri & Perwakilan Diplomatik (Dubes).
Yang harus membutuhkan surat kuasa penuh (credentials).
PENERIMAAN NASKAH (TINDAKAN MATERIL): suatu perjanjian dalam suatu
konferensi internasional yang dihadiri oleh banyak negara biasannya dilakukan dengan 2/3
suara dari peserta konfrensi, kecuali ditentukan lain
PENGESAHAN BUNYI NASKAH (TINDAKAN FORMAL) : diterima sebagai naskah yang
terakhir dilakukan menurut cara yang disetujui oleh semua negara peserta yang mengadakan
perundingan itu. Apabila konfrensi tidak menetapkan prosedur pengeesahan maka naskah
dapat dilakukan dengan penandatanganan ad referendum (sementara) atau pembubuhan paraf.
PERSETUJUAN SUATU NEGARA MENGIKAT PADA SUATU PERJANJIAN
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
• Dilakukan ratifikasi : penandatanganan persetujuan untuk mengikatkan diri pada suatu
perjanjian setelah ditanda tangani, maka perjanjian itu dapat berlaku atau ditentukan
dalam waktu diumumkan nya
• Pertukaran surat atau naskah
PERNYATAAN TURUT SERTA / ACCESION
Ingin ikut serta dalam perjanjian tapi tidak melakukan tanda tangan
MENERIMA /ACCEPTANCE
Pernyataan menerima perjanjian maupun perubahannya
RESERVATION/ PERSYARATAN
Negara menerima isi perjanjian itu dengan mengajukan satu syarat atau beberapa syarat atau
beberapa pasal perjanjian yang tidak berlaku bagi negara tersebut, namun suatu persyaratan
PEMBATALAN SEPIHAK / DENUNCIATION
Salah satu peserra atau pengunduran diri dari suatu perjanjian sudah seharusnya diatur dalam
perjanjian tersebut (Pihak peserta dapat memberitahukan maksud pengunduran diri dari
perjanjian dengan memberitahu sekurang-kurangnya 12 bulan sebelum tanggal pembatalan) :
Pengunduran sepihak oleh Indonesia telah dianggap sebagai penangguhan kegiatan Indonesia
sebagai anggota PBB sejak tanggal pengunduran dirinya hingga kembalinya Indonesia
kedalam organisasi dunia. Sehingga Indobesua tetap diwajibkan membayar iurannya untuk
jangka masa itu
o KLASIFIKASI BENTUK PERJANJIAN MENURUT JUMLAH NEGARA
1. Multilateral : terbuka untuk siapa saja (Piagam PBB, WTO, UN Charter)
2. Regional : Region tertentu (Piagam ASEAN, AFTA)
3. Bilateral : antar kedua negara yang berkaitan mengenai perbatasan antar negara
darat, laut, teritorial.
o PENGGOLONGAN PERJANJIAN DALAM TREATY CONTRACT DAN LAW
MAKING TREATIES
1. Treaty Contract : Perjanjian seperti suatu kontrak daam hukum perdata yang
mengakibatkan hak dan kewajiban antara para pihak yang mengadakan perjanjian
itu (Perjanjian kewargaegaraan, perbatasan dll) PIHAK KETIGA TIDAK
DAPAT TURUT SERTA hanya menimbulkan kaidah bagi para pihak yang
terkait saja
2. Law Making Treaties : Perjanjian yang meletakka ketentuan kaidah hukum bagi
masyarakat internasional sebagai keseluruhan selalu terbuka bagi pihak lain
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
yang tadiinya tidak turut dalam perjanjian karena berkenaan dengan masalah umum
mengenai semua naggota masyarakat Internasional (ADA PIHAK KETIGA)
menimbulkan kaidah bagi semua anggota masyarakat hukum internasional

SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

Negara jadi subjek hukum internasional yang ter-utama (BUKAN SATU-SATUNYA


SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL)
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
• Pada dasarnya, negara menjadi subjek hukum internasional karena hubungan
antarnegara identik dengan hubungan internasional dimana hal ini masih jadi anggapan
besar banyak orang
• Pada dasarnya, subjek hukum internasional lain (khususnya individu) yang berhadapan
di depan hukum internasional (dalan konvensi) akan dikembalikan pada negara yang
menjadi peserta konvensi yang bersangkutan
• Sehingga, menurut Hans Kelsen dalam bukunya Principles of International law
berperndapat bahwa : hak dan kewajiban negara sebenarnya adalah hak dan kewajiban
semua manusia yang merupakan anggota masyarakat yang mengorganisir dirinya
dalam negara itu
o Hukum internasional kini juga memperhatikan hak dan kepentingan orang
perorangan dan mengatur hubungan hukum yang mencakup subjek hukum
bukan negara

PENGERTIAN SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL


o Subjek hukum internasional adalah pemegang segala hak dan kewajiban menurut
hukum internasional
1. Subjek hukum internasional penuh : Negara (pemegang segala)
2. Subjek hukum internasional terbatas : keadaan bahwa yang dimiliki itu hanya
hak dan kewajiban yang terbatas

1. NEGARA
o Subjek hukum internasional utama dan sempurna
o Syarat disebut sebuah negara diatur dalam Montevideo Convention yang disebut
dengan Criteria Statute
1) Populasi yang tetap
2) Wilayah yang jelas
3) Kapasitas untuk berhubungan dengan negara lain serta subjek hukum
internasional lain
4) Pengakuan/rekognisi secara deklaratori dan konstitutif :
- Proses penerimaan status hukum negara tertentu melalui pengakuan negara
lain.
- Pengakuan bersifat sekali dan permanen.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
- Proses pengakuan suatu negara itu politis jadi sangat bergantung pada
negara-negara yang ingin mengakui negara tertentu

2. TAHKTA SUCI VATIKAN


o Salah satu subjek hukum internasional karena sejarah dan telah ada sejak dahulu
o Paus (Pemimpin) juga memiliki kekuasaan duniawi selain menjadi kepala gereja
roma. Sehingga, Takhta Suci sendiri mempunyai perwakilan diplomatic di
banyak kota di negara-negara, salah satunya Jakarta.
o ORDERS OF MALTA
1) Salah satu subjek hukum internasional berdasarkan sejarah
2) Ordo katolik miter yang ada di Roma, merupakan lembaga berdaulat
dibawah hukum internasional yang dibentuk untuk menghentikan
penindasan umat Kristen oleh muslim pada saat itu
3) Himpunan ini hanya diakui beberapa negara sebagai subjek hukum
internasional
3. PALANG MERAH INTERNASIONAL
o Salah satu subjek hukum internasional karena sejarah namun memiliki sifat dan
ruang lingkup yang terbatas
o Berkedudukan di Jenewa
o Kedudukannya sendiri diperkuat dalam perjanjian dan red cross convention yang
ada di Jenewa, konvensi pada waktu itu berkaitan dengan perlindungan korban
perang.
o Pada awalnya, organisasi ini berbadan privat untuk negara swiss saja, namun
lama kelamaan diubah menjadi organisasi internasional

4. ORGANISASI INTERNASIONAL
o Merupakan subjek hukum internasional yang mengemban hak dan kewajiban
yang ditetapkan dalam konvensi internasional/perjanjian internasional,
sehingga hak dan kewajiban nya terbatas dalam konvensi/perjanjian tersebut.
Misalnya United Nations (UN) Treaty nya itu UN Charter.
o Menurut Bowets, Kriteria dari organisais internasional
- Peserta organisasi adalah negara
- Pemerintahan negara yang diakui oleh hukum internasional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
o Kasus terbunuhnya Pangeran Bernadotte dari Swedia yang sedang berada di
Israel menjalankan tugasnya sebagai anggota komisi PBB pada tahun 1958.
Lalu, majelis umum PBB minta pendapat hukum / advisory opinion kepada ICJ
apakah PBB mempunyai kemampuan hukum dalam mengajukan klaim ganti
rugi kepada Pemerintah Israel yang harus bertanggungjawab atau tidaknya atas
kejadian tersebut. Selanjutnya, ICJ/Mahkamah Internasional memberi
pendapatnya bahwa pengujian status PBB menurut hukum internasional
menyatakan bahwa PBB adalah subjek hukum internasional.

5. ORANG PERORANGAN / INDIVIDU INTERNASIONAL


o Perbedaan pendapat terkait bagaimana pengakuan subjek hukum internasional
individu diatas subjek hukum inernasional negara? (INDIVIDU VS NEGARA)
Pada dasarnya, sejak akhir PD 1, dalam Perjanjian Versailes 1919, yaitu
perjanjian perdamaian antara Jerman dengan Inggris & Perancis,
terdapat hal yang memungkinkan perorangan mengajukan perkara je
Mahkamah Arbitrase Internasional
Dalam perkara kereta api Danzig, individu diberikan hak tertentu dalam
perjanjian internasional, dan harus diakui serta mempunyai daya laku
Pada dasarnya, suatu negara harus mempertanggungjawabkan
tindkaannya terhadap warga negaranya sendiri di hadapan suatu
pengadilan internasional
o Pengadilan Penjahat Perang Jerman dan Jepang
1) Bekas para pemimpin perang dituntut orang/perorangan atau individu
atas perbuatannya yang dikualifikasikan melakukan kejahatan terhadap
perdamaian, perikemanusiaan dan kejajahatan perang
2) Proses peradilan ini dilakukan di Mahkamah Penjahat Perang yang
diadakan di Nurnberg dan Tokyo
3) Pada dasarnya, hukum internasional dan hukum nasional mengamini
prinsip hukum bahwa pejabat tidak dapat dihukum akibat kebijaksanaan
yang dilakukannya, pejabat juga tidak bisa dituntut perorangan atas
tindakan yang dilkukan sebagai pejabat negara serta seseorang tidka bisa
dituntut melakukan kejahatan setelah kejhatan tersebut telah dilakukan.
Namun, dalam pengadilan ini, semua prinsip hukum ini dikesampingkan,
sehingga banyak menuai pertentangan pendapat ahli hukum.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
4) Karena hal ini, sangat berkaitan dengan kedudukan individu sebagai
salah satu subjek hukum internasional

6. PEMBERONTAK / BELLIGERENT
o Menurut hukum perang, pemberontak memperoleh kedudukan dan hak sebagai
pihak yang bersengketa dalam keadaan tertentu
o Pada dasarnya, Pemberontak merupakan entitas tertentu secara de facto
memiliki hak dan kewajiban terbatas
o Dalam hal ini terdapat pengakuan sebuah gerakan pembebasan palestina, hal ini
lumrah karena pada dasarnya bangsa-bangsa / peoples mempunyai beberapa hak
asasi :
1. Hak menentukan nasib sendiri
2. Hak secara bebas memilih sistem ekonomi politik dan sosial sendiri
3. Hak menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya
o Perbedaannya Insurgent sama Belligerent.
- Insurgent : Termasuk pemberontak tapi Cuma kelompok biasa yang
berontak
- Belligerent : Pemberontak yang mendapat pengakuan serta entitas
yang mempunyai hak dan kewajiban
o KASUS GERAKAN ACEH MERDEKA (GAM)
- Menurut Prof. Hikmahanto, GAM tidak disebut insurgent, karena jelas
bahwa GAM melakukan pemberontakan kemerdekaan dan tidak ada
pengakuan atas keberadaan pemberontakan tersebut serta GAM sendiri
bukan termasuk belligerent
- Namun, berbeda pendapat Menurut Huala Adolf, GAM itu termasuk
Belligerent karena mendapat pengakuan dann persetujuan oleh
perjanjian helsinski

PERKEMBANGAN SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

1. PEOPLES / BANGSA BANGSA


Dalam hal ini terdapat pengakuan sebuah gerakan pembebasan palestina, hal ini
lumrah karena pada dasarnya bangsa-bangsa / peoples mempunyai beberapa hak asasi :
a. Hak menentukan nasib sendiri (self determinantion yang kurang bisa diaplikasikan)
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
b. Hak secara bebas memilih sistem ekonomi politik dan sosial sendiri
c. Hak menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya

2. NON GOVERNMENT ORGANIZATION (NGO)


Pada dasarnya, merupakan entitas berbentuk privat namun diakui sebagai salah
satu subjek hukum internasional
NGO mempunyai role besar dan tersendiri khususnya disaat turut serta dalam
perjanjian internasional
NGO memiliki partisipasi dalam hukum internasional karena memiliki program
kerja yang membantu kemaslahatan dunia internasional
Dilakukan pengawasan terhadap hukum internasional berupa monitoring terhadap
perjanjian internasional tertentu yang diikuti oleh NGO.

3. MULTINATIONAL CORPORATIONS / PERUSAHAAN MULTINASIONAL


Adalah perusahaan multinasional yang mempunyai cabang di negara-negara lain
KASUS BARCELONA TRANSACTION
Sebuah Bank di Barcelona memiliki Investor yang berdominansi merupakan Non
WN Spanyol. Pada waktu itu, di Barcelona sedang ada Perang Saudara, sehingga,
Presiden meminta Bank tersebut untuk menutup transaksi terlebih dahulu dengan
orang luar negri, padahal masih banyak utang yang belum terbayar. Hal ini
menyebabkan Investor Bank marah besar, hingga kasus ini dibawa ke Mahkamah
Internasional.
Karena pada saat itu perusahaan multinasional/bank tidak bisa mewakilkan diri nya
dalam Mahkamah Internasional, dalam hal ini, Negara langsung menjadi
perwakilan dari Bank tersebut dalam pengadilan.
Sehingga, dengan adannya kasus ini, lama kelamaan mulai adannya pengakuan
bahwa perusahaan multinasional adalah salah satu subjek hukum internasional
yang dapat mewakili diri nya didepan dunia hukum internasional dan mengemban
hak serta kewajiban.

LEGAL PERSONALITY / KECAKAPAN HUKUM INTERNASIONAL


Sekumpulan hak dan kewajiban yang memungkinkan seseorang subjek atau aktor
hukum internasional untuk dapat menjalankan fungsi dalam suatu sistem hukum
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
Hal ini berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing dimana objek-objek
berbeda bergantung pada status dan fungsi
Kemampuan Legal Personality dalam hukum internasional
- Mengajukan gugatan ke mahkamah internasional
- Membuat perjanjian internasional
- Menikmati imunitas dari yurisdiksi pengadilan domestic maupun asing atau yang
disebut dengan diplomatic immunity
- Menjadi subjek hukum terhadap kewajiban dibawah hukum internasional

NEGARA
- State : di Negara Amerika Serikat, disebut Negara Bagian
- Country : disebut sebagai Negara
- Nationstate : Suatu kelompok orang yang memiliki keterikatan dalam hal sosial dan
buaya di tempat tertentu

DEFINISI
1. Weber : Komunitas manusia yang memiliki monopoli atas upaya paksa dalam wilayah
tertentu
2. Dahl : memiliki peraturan legitimasi mutlak dan mempunyai power untuk menguasai
suatu wilayah tertentu
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
3. Grotius : kumpulan orang yang merdeka dan mempunyai hak serta common interest
yang dituju
4. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia yang berada dibawah suatu
pemerintahan yang sama
5. Hans Kelsen : suatu yang mempunyai union of individual yang memiliki fungsi untuk
mengatur seseorang di wilayah itu

FUNGSI NEGARA
Montesquie : Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
Van Vollenhoven : Regelling, Bestuur, Rechtspaak dan Politie
Andrew Jackson : Policy Making dan policy excecuting

BENTUK NEGARA
1. Negara Kesatuan / Unitary State
Memberikan kekuasaan yang penuh kepada pemerintah pusat untuk melaksanakan
kegiatan hubungan luar negeri

2. Negara Federal
Pemerintah federal sebagai pengemban hak dan kewajiban sehingga sebagai salah stau
subjek hukum internasional. Namun, dimungkinkan pula dalam hal ini, negara juga ikut
mengemban hak dan kewajiban secara terbatas, sehingga ada peraturan atau otonomi
tertentu yang memberi hak negara federal memiliki kedaulatan di hukum internasional.
3. Negara Konfederasi
Dua atau lebih negara merdeka memutuskan bersatu untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kepentingan Bersama, dimana masing-masing negara anggota memiliki kedaulatan
yang penuh serta kemerdekaan dan kepribadian hukum internasional. Kewenangan
hubungan luar negeri ada di pemerintah pusat.

BAGAIMANA NEGARA LAHIR ?


o Negara lahir karena ada perbuatan hukum manusia yaitu adannya Montevideo
Convention tahun 1933 yang ditandatangani oleh 16 Negara yang banyak anggotanya
dari negara benua Amerika.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
o Montevideo Convention ini disebut sebagai kebiasaan internasional yang berkaitan
dengan ketentuan sebuah negara yang baru merdeka, sehingga dianggap memiliki
pengaruh yang cukup besar terkait ciri-ciri negara khususnya negara yang baru merdeka
yaitu Wilayah, Penduduk, Pemerintah, & Hubungan dengan Negara Lain.

1. WILAYAH TERTENTU
o Pada dasarnya hukum internasional tidak mengatur batas minimum dan
maksimum luas wilayah suatu negara
o Negara dalam hal wilayahnya harus memenuhi syarat kontrol efektif dengan
memaksimalkan kontrol penuh dan memanfaatkan wilayah negara nya
o Dalam hal wilayah sengketa, apabila ada suatu sengketa antar dua negara
yang berkaitan kepemilikan wilayah akan dijadikan pertimbangan oleh
mahkamah adalah argumentasi hukum yang kuat dari salah satu pihak

2. POPULASI YANG TETAP


o Pada dasarnya, hukum internasional tidak mengatur batas minimum dan
maksimum jumlah populasi suatu negara, yang terpenting adalah bagaimana
populasi terbuat dapat menopang atau membentuk sebuah negara
o Populasi dan Nasionalitas itu berbeda. Dalam hal populasi, melingkupi
WNA dan WNI.

3. PEMERINTAH
- Pemerintah harus berdaulat dan memiliki kedaulatan penuh negara dalam
membentuk pemerintah sehingga tidak mudah diintervensi pihak manapun
dalam membentuk kebijakannya
- Pembentukan pemerintah yang demokratis dalam hal pengakuan oleh
negara lain dalam hal menjunjung tinggi hak asasi manusia

4. HUBUNGAN DENGAN NEGARA LAIN


- Memiliki kompetensi menurut konstitusi untuk melakukan hubungan luar
negeri
- Memiliki kapasitas berupa kemerdekaan dan ketidaktergantungan
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001

5. PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN


- Suatu entitas sehingga memasuki kualifikasi untuk menjadi sebuah bentuk
kenegaraan oleh negara lain

RELEVANSI KRITERIA NEGARA MENURUT MONTEVIDEO


- Pada dasarnya, kenyataan bahwa negara serta merta lahir bila memenuhi kriteria
montevideo tidaklah benar
- Adannya syarat-syarat baru yang berkembang dalam lahirnya sebuah negara seperti
pengakuan negara atas HAM dan proses penciptaan negara harus melalui cara yang
demokratis
- Politik internasional maupun politik domestic yang sensitif
- Kelahiran negara baru sendiri bertentangan dengan prinsip kesatuan teritorial

NEGARA BISA MATI ?


Berkaitan dengan kelangsungan negara, negara akan sulit mati atau menghilang, sehingga
negara akan terus ada sampai digantikan atau diserap oleh negara lain ataupun negara tersebut
dibubarkan.
Pemerintahan yang berganti bukanlah salah satu alasan negara mati.

SUKSESI NEGARA
- Seperti yang dapat diketahui bahwa negara tidak bisa mati, namun dapat digantikan
(secession) oleh succesor state dari parent state (negara terdahulu)
- Diantara hubungan parent state dengan succesor state memiliki hubungan, dimana
karena digantikannya parent state dengan successor state, successor state akan timbul
peralihan hak dan kewajiban kepadannya serta penggantian atau subtitusi negara.
- Alasan Suksesi Negara (Succesor state menggantikan parent state)
1. Merger (Jerman timur dan jerman barat)
2. Aneksasi (memasukan suatu daerah menjadi kota sebuah negara) contoh : Rusia
dengan Kota Crimea
3. Cessie
4. Dekolonialisasi
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
5. Dismemberment /pecah
6. Perang

TEORI SUKSESI NEGARA


1. Teori Universal : Negara suksesor menikmati semua hak dan meneruskan
kewajiban dari negara pendahulu
2. Teori Kontinuitas : Suksesi negara menjadi pelaksanaan penggantian antara
negara pendahulu dan negara suksesor serta sebagai keberlajutan pelaksanaan
kenegaraan
3. Teori Negatif : Negara suksesor tidak mewariskan personalitas dari negara
pendahulu

HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA YANG LAHIR


1. Politik : Hak dan kewajiban negara suksesor untuk tidak terikat pada perjanjian
politik dari negara pendahulu
2. Lokal : Negara suksesor wajib menghormati kewjaiban terkait wilayah, sungai,
jalan yang dulunya diatur oleh negara pedahulu

BERKAITAN DENGAN SUKSESI NEGARA – ADANNYA PERJANJIAN


INTERNASIONAL
Harus adannya consent yang mengandung asas pacta sund servanda dari negara-negara yang
sepakat atas perjanjian internasional atas terjadinya suksesi negara atas negara pendahulu
dengan negara penggantinya, yaitu negara suksesor
Berkaitan dengan Teritorial Wilayah Berkaitan dengan Perjanjian Lain
Uti Possidetis Juris Clean Slate Approach

BERKAITAN DENGAN SUKSESI NEGARA – ADANNYA UTANG NEGARA


Bila negara suksesor adalah negara baru merdeka misalnya negara lepas koloni maka tidak ada
utang yang diteruskan, namun kecuali diperjanjinkan lain, misalnya
1. Kasus India dan Pakistan yang utangnya diganti secara proporsional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
2. Penanggungan utang oleh negara pendahulu

BERKAITAN DENGAN SUKSESI NEGARA – ADANNYA KEWARGANEGARAAN


- Hal ini sangat berkaitan dengan dilarangnya seseorang dalam negara tersebut untuk
stateless (tidak memiliki warga negara) sehingga harus mengikuti warga negara atas
negara suksesor tersebut, karena menurut hukum internasional, tidak boleh ada negara
yang membuat seseorang menjadi stateless
- Prinsipnya kewarganegaraan seseorang mengikuti negara baru atau negara suksesor
kecuali ditentukan lain
- KONSEP HABITUAL RESIDENCE : Namun, pada dasarnya, belum tentu rakyat
bekas negara pendahulu tersebut mau pindah ke negara suksesor, sehingga
memungkinkan tidak akan pindah, sehingga hal ini sangat bergantung pada warga itu
sendiri, hal ini sangat berkaitan dengan kebiasaan atau keinginan untuk tetap pada
wilayah tertentu.

BACA BAB
WILAYAH
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001

PENGAKUAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL / REKOGNISI


- Hal ini sangat berkaitan dengan subjek hukum internasional yang memiliki hak dan
kewajiban dalam hukum internasional – SALAH SATUNYA ADALAH NEGARA
- Negara sendiri merupakan akto utama yang paling mendasar serta negara yang paling
sering melakukan interaksi dengan subjek hukum internasional lainnya
- Salah satu yarat lahirnya negara adalah Pengakuan

PENGAKUAN adalah salah satu syarat paling sulit dipenuhi karena memenuhi unsur subjektif
Alasan kenapa pengakuan masih ada dalam praktik
1) Elemen dari negara yang tidak pernah statis sehingga selalu berubah (ada yang muncul,
bergabung dan bubar
2) Rezim pemerintahan juga selalu berubah dan berganti karena konsep negara modern
yang mengamini tidak ada lagi penguasa yang berhak memerintah seumur hidup
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001

DASAR HUKUM
- Montevideo Convention 1933 Pasal 3-6
- Pengakuan adalah kehendak salah satu subjek hukum internasional untuk menerima
keberasaan subjek hukum internasional lainnya, sehingga dapat dipahami pengakuan
bukan masalah negara saja namun dapat berkaitan dengan subjek hukum internasional
lainnya
- Namun, dalam hal ini akan dibicarakan mengenai pengakuan sebagai syarat adannya
negara yang akan berkaitan dengan pertimbangan pengakuan oleh negara lain yang akan
berdampak pada interaksi kedua negara dan interaksi hukum internasional

CIRI-CIRI PENGAKUAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL


1. Pengakuan ini ditangguhkan pada kriteria subjektif oleh suatu negara sehingga
menjadi praktek yang penuh dengan ketidakpastian
2. Pertimbangan politis yang lebih diperhitungkan sehingga sangat mempengaruhi
akibat tindakan pengakuan yang tentunya akan berdampak pada hubungan
internasional yang selanjutnya disebut dengan akibat hukum fundamental
3. Keputusaj pengadilan domestik antaregara dalam konteks hukum akan selalu
berubah

2 BENTUK PENGAKUAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL


PENGAKUAN ATAS NEGARA PENGAKUAN ATAS PEMERINTAH
Pengakuan ini akan terus menerus hadir Pengakuan pemerintah bersifat dapat ber-
karena negara akan beradaterus menerus ubah-ubah karena eksistensi
pemerintahan bisa menghilang, sehingga
pengakuan atas pemerintah jadi tidak tetap

Dalam pemerintahan yang tidak tetap dan


berubah-ubah akan berdampak pada
hubungan bilateral dengan negara lain
misalnya pemerintahannya tidak stabil
sehingga sulit dalam membuat perjanjian
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
internasional dan sulit dalam menentukan
penempatan duta besar di negara tujuan
Dalam 2 bentuk kategori ini terdapat keterkaitan antarasatu sama lain, misalnya :
Saat afrika selatan masih terdapat sistem pemerintahan yang didasari oleh Apartheid yang
penuh dengan nilai rasisme, sehingga pemerintahannya tidak diakui oleh PBB. Namun,
Afrika selatan sebagai negara, Afrika Selatan mendapat pengakuan dari negara lain.

Pendapat
1. Hans Kelsen : pada dasarnya, terkait pengakuan atas negara maupun pemerintahan
secara teori maupun prakteknya tidak menyelesaikan solusi dengan memuaskan, hal ini
malah membingungkan pada praktik negara semacam itu
2. Richard Baxter : Apabila sebuah pengakuan atas negara lain dijadikan sebuah syarat
negara baru lahir, maka akan banyak kritik yang bermunculan

BERKAITAN DENGAN NEGARA – PENGAKUAN


Kriteria Objektif (Elemen Faktual) Kriteria Subjektif (Elemen Normatif)
Penduduk & Teritorial Wilayah Pemerintahan dan kemampuan berinteraksi
dengan negara lain

Sebuah pertimbangan subjektif dari sebuah


negara dalam hal pengakuan atas negara
yang baru
TEORI DEKLARATUR TEORI KONSTITUTIF
PENGAKUAN DE FACTO PENGAKUAN DE JURE
(LAUTERPACHT)
Legal effects dari pengakuan negara tidak Dengan adannya pengakuan negara atas
berdampak pada kapasitas negara tersebut sebuah negara baru sangat berdampak
untuk melakukan hak dan kewajibannya khususnya negara baru tersebut dapat
dalam hukum internasional berinteraksi dan melakukan hubungan
perbuatan internasional
Sehingga, dalam teori ini harus ada
pengakuan internasonal
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
BASIC RIGHTS OF STATE
Pasal 4 : Negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hukum internasional
dimana negara tersebut memiliki kapasitas akan hak nya

Pasal 8 : Tidak boleh ada negara lain yang mengintervensi pengaturan domestic / nasional
suatu negara serta pengaturan hubungan sebuah negara dengan negara lain

Pasal 9 : Ketentuan hukum dari negara, terbatas untuk negara tersebut dan perlakuan yang
sama untuk warga negara lain (WNA) yang berada di negara tersebut

BENTUK PENGAKUAN (Pada dasarnya, hukum internasional tidak mengatur bentuk


pengakuan tertentu, namun dalam prakteknya terdapat beberapa bentuk pengakuan:
1. Dinyatakan dalam dokumen tertulis
Membuat pernyataan resmi dengan negara lain
2. Pengakuan secata diam-diam (Implied Recognition) dari Lauterpacht
o Dalam hal ini, pengakuan dilaksanakan melalui tindakan formal atau
informal
o Menurut Lauterpacht, hal ini berkaitan dengan Pengakuan secara de jure
yang subjektif seperti Pembuatan perjanjian bilateral, membuka hubungan
diplomatik dengan negara lain, mengirimkan duta besar.
o Dibawah adalah bentuk pengakuan yang tidak bisa dibuat secara diam
diam : Negosiasi, Unofficial Respresentation (Pengiriman delegasi sebuah
negara yang tidak memerlukan pernyataan resmi dari negara), Perjanjian
Multilateral dan menjadi bagian dari organsiasi internasional
3. Pengakuan secara kolektif (contoh bergabung dengan pengakuan kolektif UN)

PENGAKUAN PEMERINTAHAN/ PENGAKUAN PEROLEHAN


RECOGNITION OF GOVERNMENT WILAYAH
- Salah satu subjek hukum yang • Penemuan
diakui dalam hukum internasional • Okupasi
adalah negara, dimana yang • Agresi/Aneksasi
menjalankan fungsi negara adalah • Sesi / Cession
pemerintahannya • Preskripsi
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
- Pada dasarnya, pengakuan atas • Akresi
negara mungkin bisa dengan tanpa
adannya pengakuan dari
pemerintahan tersebut, karena pada
fakta nya terdapat negara yang baru
mendapat pengakuan atas
pemerintahannya setelah sekian
lama diakui negara negara nya
- Sehingga, hal ini bisa berdampak
pada pemberontak yang ingin
mendapat pengakuan yang dapat
melakukan tindakan yang
mengakibatkan pecah belahnya
kesatuan nasional dan efektifitas
pemerintahan yang biasa dilakukan
oleh insurgen dan belligeren

LALU SEBENERNYA PERLU GAKSIH


PENGAKUAN NEGARA ATAUPUN
PENGAKUAN ATAS PEMERINTAH ?
Menurut Pasal 3 MV
1. Bahwa negara memiliki hak untuk
mempertahankan kemerdekaannya
dan membuat hukumnya sendiri
2. Ada atau tidaknya sebuah pengakuan
dari negara lain, pada dasarnya
negara yang baru merdeka tersebut
sudah memiliki hak dan entitas dalam
hukum internasional
3. Eksistensi dari negara baru tidak
berdampak pada negara lain yang
tidak mengakui negara tersebut (jadi
dengan tidak adannya pengakuan dari
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
negara lain atas negara baru lahir
tersebut tidak berdampak pada
eksistensi negara yang baru merdeka)
Tidak ada ketergantungan negara
yang baru merdeka dengan
pengakuan negara lain.

KRITERIA PENGAKUAN
PEMERINTAHAN DALAM
PEROLEHAN KEKUASAAN
1. Kudeta
2. Pengambilalihan secara damai
3. Pemilu melalui cara referendum
4. Melakukan power control terhadap
territorial wilayah dan penduduk
dalam hal penguasaan secara damai.

TANGGUNGJAWAB NEGARA
- Konsep ini hadir karena pada dasarnya negara mempunyai kedaulatan penuh atas
apapun yang berkaitan dengan negara tersebut. Namun, pada dasarnya, negara juga
selalu berhubungan dengan negara lain, dalam hal ini negara tidak bisa
menggunakan kedaulatan sebebasnya, karena negara juga memiliki tanggungjawab
atas hak negara lain atas tindakannya yang dapat dianggap melawan hukum
- MERUPAKAN TURUNAN DARI HUKUM KEBIASAAN—PRIMARY
RULES
Hukum tanggungjawab negara merupakan secondary rules (Secondary rules
digunakan untuk memperjelas primary rules yang ambigu), dimana dikembangkan
dari hukum kebiasaan yang merupakan primary rules. Selain itu juga dari pakar
ahli, praktek negara dan putusan pengadilan internasional
- Adannya tanggungjawab negara atas kewajiban hukum internasional karena
1. Ada kewajiban hukum internasional yang berlaku atas terjadinya perjanjian
dimana berlaku antar dua negara tertentu
2. Kewajiban hukum internasional itu melahirkan tanggungjawab negara
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
3. Kerusakan atau kerugian sebagai akibat adannya tindakan yang melanggar
hukum

TIDAK ADA KEKUATAN MENGIKAT NAMUN MENGIKAT SEBAGAI HUKUM


Tanggungjawab sendiri diatur dalam sebuah Draf buatan ILC mengenai Internationally
Wrongful Act. Pada dasarnya, ILC tidak mengikat sebagai suatu instrumen hukum
internasional namun bersifat mengikat sebagai hukum kebiasaan internasional. Draf ILC
mengenai Internationally Wrongful Act itu belum disahkan, makanya disebut Draf. Namun,
Draf ILC sudah lama menjadi secondary rulesnya hukum kebiasaan internasional serta sudah
diakui. Selain itu, dengan bentuknya yang masih Draf, maka dari itu masih dapat dilakukan
perubahan sehingga bersifat fleksibel, sehingga Draf ILC tidak pernah disahkan walaupun
bersifat mengikat sebagai hukum kebiasaan internasional.
1. Awalnya Draf ILC berkonsentrasi pada kerugian yang diakibatkan pada hak milik atau
jiwa negara asing yang berkaitan dengan prinsip fundamental hukum internasional
2. Lalu dibentuk draf lainnya yang menimbulkan bahasan State Responsibility
(Taggungjawab Negara)

PRINSIP UMUM DALAM ARTIKEL TANGGUNGJAWAB NEGARA DI DRAF ILC


Pasal 1 : Setiap IWA yang dilakukan oleh suatu negara memiliki konsekuensi
pertanggungjawaban hukum internasional.
Pasal 2 : Disebut tindakan IWA apabila merupakan tindakan negara dibawah hukum
internasional dan merupakan pelanggaran hukum internasional

ATRIBUSI NEGARA (TINDAKAN NEGARA SEHINGGA MELAKUKAN IWA,


TANGGUNGJAWAB SIAPA?)
- Dalam melakukan tanggungjawab negara itu, negara tidak dapat bertindak sendirian
namun harus melalui subjek pemerintah negara (organ negara, perwakilan negara atau
pejabat negara)
- Dari subjek pemerintah negara ini bisa dilimpahkan ke organ negara ataupun pihak
swasta
- Pasal 4 : Tindakan negara yang dapat dilimpahkan berupa tindakan dari semua organ
negara (Perusahaan swasta yang dihire untuk mengelola unsur kekuasaan tindakan
negara)
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
- Pasal 5 : Tindakan negara yang dilimpahkan berupa tindakan individu yang meskipun
bukan organ negara tetapi dikuasakan secara sah untuk melaksanakan unsur kekuasaan
instansi tertentu pemerintah (selama dibawah instruksi dan kontrol negara/pemerintah)
- Pasal 8 : Tindakan individua tau kelompok itu dianggap tindakan negara kalo berasal
dari instruksi pemerintah
- Pasal 9: Tindakan individu atau kelompok dianggap sebagai tindakan negara kalo
dikerjakan karena dalam hal ketidakhadiran pemerintah dalam pelaksanaan unsur
pemerintah
- Pasal 10 : Apabila ada pemerintahan yang baru dirubah, maka tindakan tersebut dapat
diatribusikan juga. Apabila menjadi suatu negara baru, maka tindakan tersebut menjadi
atribusi untuk diberikan kepada negara baru
- Pasal 11 : Tindakan yang sebenernya tidak bisa di atribusikan, namun tindakan tersebut
diakui oleh negara, maka dapat menjadi tanggungjawab negara

PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB NEGARA ATAS TINDAKAN IWA KEPADA


INJURED STATE
- Pasal 16 : Memberi Bantuan dan pendampingan
- Pasal 17 : Negara yang melaksanakan IWA harus langsung (direct) melaksanakan
tanggungjawab atas tindakan IWA nya
- Pasal 18 : Pelaksanaan tanggungjawab negara tersebut harus dilakukan dengan paksaan
/ koersi

KEADAAN YANG MENIADAKAN WRONGFULLNESS


Pasal 20 : Dilakukan IWA karena adannya persetujuan / consent pihak yang terkait untuk
terjadinya IWA
Pasal 21 : Adannya tindakan pembelaan diri / self-defence suatu negara sehingga terjadi IWA
Pembelaan diri disini yang sesuai dengan pasal 51 UN Charter (maksudnya bukan pembelaan
diri seperti halnya teoris / penggunaan kekerasan dan senjata yang berlebihan)
Pasal 22 : Countermeasures Tindakan serangan balik yang dilakukan negara dengan
adannya asas proporsionalitas dan tindakan ini harus segera dihentikan serta terbatas pada
beberapa tindakan tertentu
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
Pasal 23 : Adannya Force Majeure : kejadian yang tidak dapat diduga, tidak dapat dikontrol
dan tidka berlaku apabila sudah direncanakan sehingga negara melakukan tindakan IWA
Pasal 24 : Distress : adannya tekanan jiwa dimana tidak ada cara lain untuk menyelamtkan
jiwa selain melakukan tindakan IWA tersebut
Pasal 25 : Necessity (IWA dilakukan untuk menjaga kepentingan negara dari bahaya) namun
tidak dianggap sebuah kepentingan melakukan ini apabila Injured state meminta invocation.
INVOCATION : hak suatu injured state untuk meminta pertanggungjawaban kepada negara
bersalah atas tindakan IWA yang dianggap telah melanggar hak negara injured state
Pasal 26 : dalam hal jus cogens norm seperti pelarangan genosida, pembajakan laut dan
perbudakan, tidak dapat dikenakan keadaan yang meniadakan wrongfulness

KONSEKUENSI HUKUM
Pasal 29 : Pelaksanaan kewajiban negara bersalah atas keadaan yang meniadakan
wrongfulness itu tetap dilaksanakan atas asas kewajiban tanggungjawab
Pasal 30 : Tindakan IWA oleh negara bersalah harus berhenti dan tidak boleh dilakukan lagi
Pasal 31 : Reparasi : kewajiban negara bersalah dalam melakukan pemulihan atas tindakan
IWA atas negara bersalah tersebut
- Resitusi : Mengemablikan kondisi injured stat ke kondisi sebelum negara bersalah
melakukan tindakan IWA
- Kompensasi : Melakukan ganti kerugian
- Satisfication : Tindakan pengakuan terhadap adannya pelanggaran kewajiban
- Interest : Pembayaran bunga berupa jaminan reparasi akan dilaksanan oleh negara
bersalah

INVOCATION
INVOCATION : hak suatu injured state untuk meminta pertanggungjawaban kepada negara
bersalah atas tindakan IWA yang dianggap telah melanggar hak negara injured state
Pasal 42 : dilakukan invocation secara individua atau kolektif
Pasal 45: dapat dikesampingkan (mengenyampingkan masalah)
Pasal 46 : apabila banyak Injured state pake dilakukan secara terpisah
Pasal 48 : dilakukan oleh negara yang tidak terikat invocation sebagai pelaksanaan obligation
erga omnes (kewajiban masyarakat hukum internasional)

COUNTERMEASURES / SERANGAN BALIK


IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
Pasal 49 : Serangan balik itu hak injured state untuk melaksanakan hal tersebut
Pasal 50 : Ayat 1 : Serangan balik tidak berpengaruh terhadap kewajiban untuk tidak
mengganggu human rights dan gaboleh menggunakan tekanan yang lebih yang membahayakan
negara bersalah
Ayat 2 : Injured state mempunyai kewajiban buat melakukan penyelesaian sengketa / dispute
settlement sama negara bersalag
Pasal 51 : serangan balik harus dilakukan secara proporsional, seimbang harus ada
pemberitahuan terlebih dahulu ke negara lawan
Pasal 52 : ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan injured state dalam melakukan
serangan balik
Pasal 53 : Serangan balik langsung diberhentikan apabila negara bersalah telah memenuhi
kewajiban atas kesalahannya
Pasal 54 : dalam hal ini harus melakukan langkah memastikan penghentian pelanggaran dan
memberi reparasi kepada negara yang terluka.
YURIDIKSI
- Berkaitan dengan kekuasaan negara yang memiliki wewenang kemedekaan diri dalam
melaksanakan fungsi nya, hal ini juga bersinggungan dengan kedaulatan negara
- Dibawah ini adalah kekuasan negara yang berpengaruh dibawah aturan hukum
internasional untuk mengatur negara itu sendiri
1. Yuridiksi Legislatif (membuat isi hukum)
2. Yuridiksi Ajudikasi / yudisial (kewenangan negara untuk mengadiliki suatu perkara)
3. Yuridiksi eksekutif (pelaksanaan hukum)

Menurut Malcolm N. Shaw (1986:342), yurisdiksi itu menyangkut kewenangan negara untuk
mempengaruhi orangorang, harta benda dan keadaan serta merefleksikan adanya prinsip
dasar mengenai Kedaulatan Negara (State Souvereignty), persamaan negara-negara (equality
of states) dan tidak campur tangan dalam urusan domestik (non-interference in domestic
affairs). Sesungguhnya yurisdiksi adalah suatu ciri hakiki dan vital dari kedaulatan negara
karena yurisdiksi adalah suatu pelaksanaan kekuasaan yang dapat mengganti atau
menciptakan atau mengakhiri hubungan dan kewajiban hukum.

KASUS BERKAITAN DENGAN YURIDIKSI : LOTUS CASE (Menjadi Precedent Case


Law)
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
- Kapal bendera turki bertabrakan dengan kapal perancis di lepas pantai turki, lepas pantai
turki ini masuk ke laut bebas yang pada dasarnya, lepas pantai itu merupakan laut bebas
yang tidak miliki oleh suatu negara mana pun.
- Selanjutnya, diketahui bahwa korban tenggelam atas kejadian tersebut dominan
merupakan warga negara turki dan nahkoda kapal perancis pun langsung ditangkap dan
diadili di Turki.
- Pada saat itu belum ada peraturan unclos, sehingga tidak ada peraturan yang jelas untuk
menyelesaikan kasus ini
- Masalah : dalam kasus ini terlihat bahwa adannya kepentingan yurisdiksi 2 negara yang
dituntut berbarengan
- Karena kasus ini, dilakukan pengafirmasian dalam hukum kebiasaan internasional terkait
Teritorial (Otoritas sebuah negara untuk mendapatkan kesepakatan yurisdiksi negara lain
untuk masuk ke negaranya) & Flag State Kapal (terdapat yuridiksi bendera negara disitu)

MACAM-MACAM YURISDIKSI
1. Teritorial
o Prinsip mendasar dan refleksi dari kedaulatan
o Eksistensi dari teritorial
1. Kantor kedutaan (hukum diplomasi)
2. Kapal Laut (diatur di UNCLOS)
3. Pesawat (Chicago Convention)
4. Satelit dan benda angkasa buatan (Registration Convention
TERITORIAL OBJEKTIF : terikat locus delicti dimana tindakan hukum terjadi di
wilayah negara
TERITORIAL SUBJEKTIF : dimana tindakan hukum itu terjadi, selama ada efek ke
negara, maka hukum negara itu dapat berlaku

2. NASIONALITAS
Warga negara merupakan pelaku aktif meskipun sedang berada di negara lain (warga
negara dimanapun lokasi nya)
Kewarganegaraan bergantung pada hukum nasional
Dalam hal warga negara ganda, harus memahami konsep genuine connection antara
keterikatan 2 kewarganegaraan terkait
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001

3. PERSONALITAS PASIF
Warga negara sedang berada di negara lain dan menjadi korban

4. PROTEKTIF
Yuridiksi atas warga negara asing yang tindakannya menganggu kepentingan
kemana nasional atau kepentingan vital negara (co:terorisme)
5. UNIVERSALITAS
1. Kejahatan Internasional
Kejahatan internasional berbeda dengan kejahatan transnasional,
kejahatan internasional adalah dianggap jahat oleh hukum
internasional sehingga semua negara bebas melakukan penuntutan
claim (Perang, Genosida, Agresi, Kejahatan terhadap kemanusiaan)
Kejahatan Transnasional adalah terjadi di lintas batas negara namun
dianggap jahat menurut nasional
2. Pembajakan
Dalam hal pembajakan, diatur di hukum internasional langsung, serta
kejadian Locus delicti nya dilaut bebas sehingga tidak ada negara yang
memiliki yurisdiksi disitu , sehingga semua negara bisa bebas melakukan
penuntutan. Pembajakan beda dengan perompakan di laut karena dalam hal
ini sudah jelas diatur dalam KUHP (aturan hukum nasional)
3. Jus Cogens
Norma yang paling tinggi di hukum internasional dimana snagat berkaitan
dengan nilai masyarakat hukum internasional. APabila tindakan ini terjadi
di negara dan korbannya adalah warga negara manapun, maka semua negara
bebas melakukan penuntutan (negara punya yuridiksi atas kasus ini. Contoh
nya Perbudakan.

EXTRATERITORIAL
Dalam konteks Ekonomi :
1. Merger control : sebuah negara bisa membatalkan penggabungan hukum
2. Perlindungan data pribadi di EU : Aturan EU mengikat pada anggota nya serta
seluruh perusahaan yang usernya merupakan warga negara anggota EU. Sehingga,
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
walaupun perusahaan multinaisonal itu bukan berasal dari negara anggota EU,
namun ia perlu menaati peraturan EU GDPR ini.
Dilakukan dengan direct/langsung, substansial, dan efeknya jelas berpengaruh
kemasadepan

YURISDIKSI DIATUR DI RKUHP


1. Pasal 4 : Asas Wilayah / Teritorial : Wilayah negara, Kapal Indonesia, Pesawat
Indonesia dan bidnag teknologi/lain yang akibatnya dialami atau efeknya terjadi di
wilayah negara/kapal/pesawat
2. Pasal 5 : Asas Proteksi dan Nasional Pasif : Setiap orang Indonesia diluar wilayah
Indonesia
3. Pasal 6 : Asas Universal : semua orang yang berada di luar indonesia melakukan
tindakan hukum menurut hukum internasional yang dianggap sebagai tindak pidana
4. Pasal 4 : Asas Nasionalis Aktif : WNI
PASAL 9 : Pengecualian : Penerapan asas diatas dibatasi oleh hak yang dikecualikan menurut
hukum internasional yang telah disahkan (bersifat limitasi)

CYBERSPACE
UU ITE Pasal 2 : Orang yang melakukan perbuatan ini berada di Indonesia maupun
diluar indonesia yang akibat hukumnya sampai ke Indonesia dan/atau negara lain serta
merugikan kepentingan Indonesia
Sehingga, dengan alasan Indonesia menggunakan Extrateritorial Jurisdication karena
dalam hal ini indonesia mempunyai yuridiksi atas tindakan cyberspace ini
Hal ini terikat pada
1. Orang yang terikat pada cyber activity di territorial negara
2. Cyberinfrastructure di teritori negara
3. Extrateritorial sesuai dengan hukum internasional

EXTRADISI
Kesepakatan negara untuk melakukan perpindahan tersangka yang diadili di locus
negara lain dengan melakukan kerjasama proses hukum acara pidana
Menggunakan mutual legal assistance
Dengan membuat extradisi, perlu adannya pembuatan traktat antar negara

Anda mungkin juga menyukai