• Pendapat di buku Mochtar dan Agoes : Istilah hukum internasional yang dimaksud
hukum internasional public adalah
“Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara antara:1.Negara dengan negara
2. Negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum bukan negara
satu sama lain “
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
ISTILAH HUKUM INTERNASIONAL
• Hukum antarbangsa atau hukum antar negara yang menunjuk pada kompleks kaidah
dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakar bangsa-bangsa atau
negara-negara yang kita kenal sejak munculnya negara dalam bentuk modern sebagai
negara nasional
• Alasan Mochtar dan Agoes dalam penyebutan HUKUM INTERNASIONAL (bukan
hukum antarbangsa atau hukum bangsa-bangsa)
Penggunaan istilah hukum internasional lebih tepat untuk dimaksudkan dalam
hukum internasional publik karena pada saat perkembangan masa ini, hubungan bukan
hanya terjadi antar bangsa/negara saja, melainkan setelah ada nya perkembangan era
modern, saat ini sudah ada hubungan antara negara dengan subjek hukum lainnya selain
negara. Selain itu juga terdapat hubungan antara subjek hukum selain negara satu sama
lain. Pada contohnya, sejak berkembangnya organisasi internasional dan setelah terjadi
perang dunia 1 dan 2.
PERJANJIAN WESTPHALIA
o Dianggap peristiwa yang meletakkan dasar masyarakat internasional modern
dari segi bentuknya, hakikat negara tersebut serta adannya pemisahakn
kekuasaan pemerintahan dari gereja
o Perjanjian ini mengakhiri perang-perang di eropa dan pemisahan antara gereja
dengan negara karena menurut perjanjian ini negara itu perlu dipisahkan dari
kekuasaan agama
o PENCAPAIAN KARENA ADANNYA PERJANJIAN INI
1. Berakhirnya perang 30 tahun yang menyebabkan perubahan peta bumi
politik di eropa
2. Mengakhiri usaha kaisar romawi yang suci untuk menegakkan kembali
kekaisaran suci romawi
3. Hubungan antar negara dengan gereja dipisahkan dan didasarkan atas
kepentingan nasional masing-masing
4. Pengakuan kemerdekaan belanda, swiss dan negara-negara kecil di jerman
o CIRI-CIRI SUSUNAN MASYARAKAT INTERNASIONAL
o Negara adalah satuan teritorial yang berdaulat. Setiap negara dalam batas
wilayahnya punya kekuasaan tertinggi yang eksklusif.
o Hubungan nasional satu dengan yang lainnya didasarkan atas
kemerdekaan dan persamaan derajat
o Masyarakat negara-negara tidak mengakui kekuasaan di atas mereka
seperti kaisar pada zaman abad pertengahan
o Hubungan antara negara-negara berdasarkan hukum yang banyak
mengambil pengertian lembaga hukum perdata hukum Romawi
o Negara mengakui adanya hukum internasional sebagai hukum yang
mengatur hubungan antara negara-negara
o Tidak adanya mahkamah internasional dan kekuatan polisi internasional
untuk memaksakan ditaatinya ketentuan hukum internasional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
o • Anggapan perang yang beralih kepada cara penggunaan kekerasan
dalam penyelesaian sengketa untuk mencapai tujuan kepentingan nasional
(perang yang benar)
DEKLARASI JUANDA
o Peran Indonesia dalam hal the Law of the sea
o Dahulu di Indonesia banyak perang antar daerah, yang diperkirakan juanda
penyebabnya adalah karena pulau-pulau indonesia dipisahkan oleh laut. Sehingga
ndonesia membuat Deklarasi Unilateral atau sepihak bahwa laut perairan di Indonesia
dengan Panjang jarak tertentu milik Indonesia.
o Namun deklarasi ini penuh kontroversi karena ditentang banyak negara
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
BAB 3 MASYARAKAT HUKUM INTERNASIONAL
• Hadirnya konsep MHI merupakan efek dari terbentuknya negara-negara yang sudah
merdeka
• RASIO ADANNYA MHI
1. MASYARAKAT HUKUM INTERNASIONAL SEBAGAI SUATU
KONDISI YANG PRESUPPOSED (GAGASAN POSITIVIS)
o Hubungan yang tetap dan terus menerus timbul karena adannya kebutuhan
hubungan antar bangsa-bangsa dimana seluruh lapisan dunia itu negara-
negara nya memiliki kekayaan yang berbeda-beda pembagian kekayaan
dengan perkembangan industri yang tidak merata, sehingga dalam hal ini
dibutuhkan hukum untuk menjamin unsur kepastian agar hubungan
dapat teratur
o Dibutuhkan hukum untuk menertibkan hubungan antara negara
agar menjamin unsur kepastian hukum melalui
1. Hubungan Resmi / Tak Langsung : pejabat negara yang
melakukan perundingan atas nama negara yang meresmikan
persetujuan dalam perjanjian antar negara
2. Hubungan langsung : perseorangan yang langsung ke lapangan
yang melintasi batas negara
o Antara negara yang satu dengan negara lain bersifat equal atau sederjat,
selain itu di setiap negara memiliki suku dan etnis yang berbeda-beda.
Dengan kedua hal ini, dapat disimpulka bahwa negara yang satu sama lain
memiliki hubungan saling mau dan butuh ASAS REPIROCITY maka
dengan hadirnya asas ini, muncul konsep hubungan perdagangan antar
negara (TRADE)
o HUBUNGAN ANTAR NEGARA TIMBUL KARENA ADA
KEBUTUHAN
1. Pembagian kekayaan alam yang tidak merata
2. Adannya Global Markets, Global Information dan Global
Network (saat ini dunia bersifat borderless didukung dengan
transportasi dan teknologi yang sudah berkembang )
a. Terdapat bencana kebakaran di Kalimantan yang
berdampak menjadi asap tebal di singapur
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
b. Saat aceh terkena bencana alam tsunami, dunia
berlomba-lomba membantu gotong royong aceh
(national disaster makes all country united)
TEORI
1. TEORI HUKUM ALAM
• Menurut teori ini, hukum internasional adalah hukum yang lebih tinggi karena
adannya hukum alam yang diterapkan pada kehidupn masyarakat bangsa-
bangsa. Sehingga negara terikat atau tinduk pada hukum internasional karena
ada hubungan antar mereka satu sama lain.
• Hukum ideal yang didasarkan atas hakikat manusia sebagai makhluk berakal
atau kesatuan kaidah yang diilhamkan alam pada akal manusia
• Prinsip dasarnya bahwa keadilan yang memiliki keabsahan universal yang
didapat atau ditemukan melalui akal manusia
• Kelemahan teori ini : Keadilan dan kepentingan masyarakat internasional
bergantung pada pendapat subjektif dan adannya pola hidup kebudayaan dan
sistem nilai yang berbeda antar negara-negara
4. MAHZAB VIENNA
• Hukum internasional memiliki sifat yang mengikat karena didasarkan pada
suatu kaidah yang lebih tinggi hingga sampai pada kaidah dasar (Grundnorm)
• Selain itu Hans Kelsen yang menciptakan mahzab ini juga menyatakan bahwa
seluruh kesepakatan yang dibuat oleh para pihak yang membuat perjanjian itu
menjadi hukum / uu bagi pembuatnya (pihak-pihaknya) asas Pacta Sund
Servanda yang merupakan prinsip umum hukum yang diakui banyak negara.
• Kelemahan ajaran ini adalah bahwa tidak bisa persoalan kekuatan mengikat
hukum itu didasarkan pada suatu hipotesis, maka dikembalikan lagi bahwa
hukum internasional mengikat karena adannya rasa keadilan dan moral
5. MAHZAB PERANCIS
• Hukum internasional memiliki sifat kekuatan yang mengikat karena ada faktor
biologis, sosial dan sejarah kehidupan manusia sehingga dapat dikatakan bahwa
adannya sifat manusia sebagai makhluk sosial
• UBI SOCIETAS IBI IUS : Dimana ada masyarakat disitu ada hukum yang
mengaturnya. Jadi berdasarkan mahzab ini, dalam suatu kontek hukum
internasional, ada kesepakatan-kesepakatan negara didalamnya, maka dapat
dikatakan bahwa hukum internasional adalah hukum.
• Hukum internasional mutlkak diperlukan guna memenuhi kebutuhan bangsa-
bangsa dalam bernegara untuk hidup bermasyarakat
FAKTA
Hukum internasional itu benar hukum karena benar dibutuhkan pada kehidupan manusia.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
1. ADA KEBUTUHAN YANG BESAR DENGAN KEMASLAHATAN YANG
BESAR
• Adannya United Nation Convention Against Transnational Organixed
Crime and The Protocols Treaty : untuk mencegah kejahatan lintas batas
• UNCAC (United Nation Conventio Against Corruption: Menyamakan
yuridiksi pemahaman korupsi di semua negara, sehingga dapat dikethaui
adannya common effort untuk menghindari adannya korupsi di dunia
PERJANJIAN INTERNASIONAL
o Perjanjian yang diadakan antara antara anggota masyarakat masyarakat bangsa-bangsa
bertujuan untuk mengakibatkan hukum tertentu
o Perjanian antara negara-negara
o Perjanjian antara negara dengan organisasi internasional
o Perjanjian antar organisasi internasional
o Kalo perjanjian sama perusahaan multinasional gamasuk pembahasan ini karena jelas
menurut Konvensi Hukum Perjanjian Vienna, bahwa dengan tegas perjanjian
internasional itu mengatur perjanjian antar negara dengan organisasi atau badan
internasional secara tersendiri.
o Traktat, Pakta, Konvensi, Deklarasi, Charter, Statuta, Convenant, dll
o PEMBUATAN PERJANJIAN
• 2 TAHAP : Perundingan & Penandatanganan
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
Lebih sederhana sifatnya, diadakan untuk perjanjian yang tidak begitu penting
dan memperlukan penyelesaian yang cepat
Dapat disebut sebagai persetujuan
• 3 Tahap : Perundingan, Penandatanganan dan Ratifikasi
Memerlukan persetujuan dari badan yang memiliki hak untuk mengadakan
perjanjian (treaty making power)
Dikatakan sebagai perjanjian internasional atau traktat
RATIFIKASI : Pasal 10 UU NO 24 Tahun 2000 Ratifikasi atau pengesahan
perjanjian Internasional dilakukan dengan UU atau keputusan presiden
1. Dilakukan dengan UU = berdasarkan materi perjanjian agar tercipta
kepastian hukum dan keseragaman atas bentuk pengesahannya. Materi
nya berkaitan politik, pertahanan, perdamaian, keamanan negara,
perubahan wilayah, kedaulatan negara, HAM & lingkungan hidup,
pembentukan kaidah hukum baru dan pinjaman atau hibah luar negeri
2. Dilakukan dengan KepPres (DPR melakukan pengawasan terhadap
pemerintah, apabila dirasa merugikan kepentingan nasional, perjajian
internasional dapat dibatalkan)= atas perjanjian yang mensyaratkan
adannya pengesahan sebelum memulai berlakunya perjanjian materi
yang procedural dan penerapan waktu singkat tanpa mempengaruhi
peraturan perUUan. Biasannya berkaitan dengan kerjasama teknologi,
pengetahuan, kebudayaan, ekonomi, perdagangan, kerja sama
penanaman modal serta perjanjian yang bersifat teknis.
PIHAK YANG BOLEH IKUT : negara dalam suatu negara federal tidak diperkenankan ikut,
namun ada kala nya dapat ikut. Pihak-pihak yang dapat mewakili tanpa harus ada surat kuasa :
Kepala Negara, Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri & Perwakilan Diplomatik (Dubes).
Yang harus membutuhkan surat kuasa penuh (credentials).
PENERIMAAN NASKAH (TINDAKAN MATERIL): suatu perjanjian dalam suatu
konferensi internasional yang dihadiri oleh banyak negara biasannya dilakukan dengan 2/3
suara dari peserta konfrensi, kecuali ditentukan lain
PENGESAHAN BUNYI NASKAH (TINDAKAN FORMAL) : diterima sebagai naskah yang
terakhir dilakukan menurut cara yang disetujui oleh semua negara peserta yang mengadakan
perundingan itu. Apabila konfrensi tidak menetapkan prosedur pengeesahan maka naskah
dapat dilakukan dengan penandatanganan ad referendum (sementara) atau pembubuhan paraf.
PERSETUJUAN SUATU NEGARA MENGIKAT PADA SUATU PERJANJIAN
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
• Dilakukan ratifikasi : penandatanganan persetujuan untuk mengikatkan diri pada suatu
perjanjian setelah ditanda tangani, maka perjanjian itu dapat berlaku atau ditentukan
dalam waktu diumumkan nya
• Pertukaran surat atau naskah
PERNYATAAN TURUT SERTA / ACCESION
Ingin ikut serta dalam perjanjian tapi tidak melakukan tanda tangan
MENERIMA /ACCEPTANCE
Pernyataan menerima perjanjian maupun perubahannya
RESERVATION/ PERSYARATAN
Negara menerima isi perjanjian itu dengan mengajukan satu syarat atau beberapa syarat atau
beberapa pasal perjanjian yang tidak berlaku bagi negara tersebut, namun suatu persyaratan
PEMBATALAN SEPIHAK / DENUNCIATION
Salah satu peserra atau pengunduran diri dari suatu perjanjian sudah seharusnya diatur dalam
perjanjian tersebut (Pihak peserta dapat memberitahukan maksud pengunduran diri dari
perjanjian dengan memberitahu sekurang-kurangnya 12 bulan sebelum tanggal pembatalan) :
Pengunduran sepihak oleh Indonesia telah dianggap sebagai penangguhan kegiatan Indonesia
sebagai anggota PBB sejak tanggal pengunduran dirinya hingga kembalinya Indonesia
kedalam organisasi dunia. Sehingga Indobesua tetap diwajibkan membayar iurannya untuk
jangka masa itu
o KLASIFIKASI BENTUK PERJANJIAN MENURUT JUMLAH NEGARA
1. Multilateral : terbuka untuk siapa saja (Piagam PBB, WTO, UN Charter)
2. Regional : Region tertentu (Piagam ASEAN, AFTA)
3. Bilateral : antar kedua negara yang berkaitan mengenai perbatasan antar negara
darat, laut, teritorial.
o PENGGOLONGAN PERJANJIAN DALAM TREATY CONTRACT DAN LAW
MAKING TREATIES
1. Treaty Contract : Perjanjian seperti suatu kontrak daam hukum perdata yang
mengakibatkan hak dan kewajiban antara para pihak yang mengadakan perjanjian
itu (Perjanjian kewargaegaraan, perbatasan dll) PIHAK KETIGA TIDAK
DAPAT TURUT SERTA hanya menimbulkan kaidah bagi para pihak yang
terkait saja
2. Law Making Treaties : Perjanjian yang meletakka ketentuan kaidah hukum bagi
masyarakat internasional sebagai keseluruhan selalu terbuka bagi pihak lain
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
yang tadiinya tidak turut dalam perjanjian karena berkenaan dengan masalah umum
mengenai semua naggota masyarakat Internasional (ADA PIHAK KETIGA)
menimbulkan kaidah bagi semua anggota masyarakat hukum internasional
1. NEGARA
o Subjek hukum internasional utama dan sempurna
o Syarat disebut sebuah negara diatur dalam Montevideo Convention yang disebut
dengan Criteria Statute
1) Populasi yang tetap
2) Wilayah yang jelas
3) Kapasitas untuk berhubungan dengan negara lain serta subjek hukum
internasional lain
4) Pengakuan/rekognisi secara deklaratori dan konstitutif :
- Proses penerimaan status hukum negara tertentu melalui pengakuan negara
lain.
- Pengakuan bersifat sekali dan permanen.
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
- Proses pengakuan suatu negara itu politis jadi sangat bergantung pada
negara-negara yang ingin mengakui negara tertentu
4. ORGANISASI INTERNASIONAL
o Merupakan subjek hukum internasional yang mengemban hak dan kewajiban
yang ditetapkan dalam konvensi internasional/perjanjian internasional,
sehingga hak dan kewajiban nya terbatas dalam konvensi/perjanjian tersebut.
Misalnya United Nations (UN) Treaty nya itu UN Charter.
o Menurut Bowets, Kriteria dari organisais internasional
- Peserta organisasi adalah negara
- Pemerintahan negara yang diakui oleh hukum internasional
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
o Kasus terbunuhnya Pangeran Bernadotte dari Swedia yang sedang berada di
Israel menjalankan tugasnya sebagai anggota komisi PBB pada tahun 1958.
Lalu, majelis umum PBB minta pendapat hukum / advisory opinion kepada ICJ
apakah PBB mempunyai kemampuan hukum dalam mengajukan klaim ganti
rugi kepada Pemerintah Israel yang harus bertanggungjawab atau tidaknya atas
kejadian tersebut. Selanjutnya, ICJ/Mahkamah Internasional memberi
pendapatnya bahwa pengujian status PBB menurut hukum internasional
menyatakan bahwa PBB adalah subjek hukum internasional.
6. PEMBERONTAK / BELLIGERENT
o Menurut hukum perang, pemberontak memperoleh kedudukan dan hak sebagai
pihak yang bersengketa dalam keadaan tertentu
o Pada dasarnya, Pemberontak merupakan entitas tertentu secara de facto
memiliki hak dan kewajiban terbatas
o Dalam hal ini terdapat pengakuan sebuah gerakan pembebasan palestina, hal ini
lumrah karena pada dasarnya bangsa-bangsa / peoples mempunyai beberapa hak
asasi :
1. Hak menentukan nasib sendiri
2. Hak secara bebas memilih sistem ekonomi politik dan sosial sendiri
3. Hak menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya
o Perbedaannya Insurgent sama Belligerent.
- Insurgent : Termasuk pemberontak tapi Cuma kelompok biasa yang
berontak
- Belligerent : Pemberontak yang mendapat pengakuan serta entitas
yang mempunyai hak dan kewajiban
o KASUS GERAKAN ACEH MERDEKA (GAM)
- Menurut Prof. Hikmahanto, GAM tidak disebut insurgent, karena jelas
bahwa GAM melakukan pemberontakan kemerdekaan dan tidak ada
pengakuan atas keberadaan pemberontakan tersebut serta GAM sendiri
bukan termasuk belligerent
- Namun, berbeda pendapat Menurut Huala Adolf, GAM itu termasuk
Belligerent karena mendapat pengakuan dann persetujuan oleh
perjanjian helsinski
NEGARA
- State : di Negara Amerika Serikat, disebut Negara Bagian
- Country : disebut sebagai Negara
- Nationstate : Suatu kelompok orang yang memiliki keterikatan dalam hal sosial dan
buaya di tempat tertentu
DEFINISI
1. Weber : Komunitas manusia yang memiliki monopoli atas upaya paksa dalam wilayah
tertentu
2. Dahl : memiliki peraturan legitimasi mutlak dan mempunyai power untuk menguasai
suatu wilayah tertentu
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
3. Grotius : kumpulan orang yang merdeka dan mempunyai hak serta common interest
yang dituju
4. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia yang berada dibawah suatu
pemerintahan yang sama
5. Hans Kelsen : suatu yang mempunyai union of individual yang memiliki fungsi untuk
mengatur seseorang di wilayah itu
FUNGSI NEGARA
Montesquie : Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
Van Vollenhoven : Regelling, Bestuur, Rechtspaak dan Politie
Andrew Jackson : Policy Making dan policy excecuting
BENTUK NEGARA
1. Negara Kesatuan / Unitary State
Memberikan kekuasaan yang penuh kepada pemerintah pusat untuk melaksanakan
kegiatan hubungan luar negeri
2. Negara Federal
Pemerintah federal sebagai pengemban hak dan kewajiban sehingga sebagai salah stau
subjek hukum internasional. Namun, dimungkinkan pula dalam hal ini, negara juga ikut
mengemban hak dan kewajiban secara terbatas, sehingga ada peraturan atau otonomi
tertentu yang memberi hak negara federal memiliki kedaulatan di hukum internasional.
3. Negara Konfederasi
Dua atau lebih negara merdeka memutuskan bersatu untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kepentingan Bersama, dimana masing-masing negara anggota memiliki kedaulatan
yang penuh serta kemerdekaan dan kepribadian hukum internasional. Kewenangan
hubungan luar negeri ada di pemerintah pusat.
1. WILAYAH TERTENTU
o Pada dasarnya hukum internasional tidak mengatur batas minimum dan
maksimum luas wilayah suatu negara
o Negara dalam hal wilayahnya harus memenuhi syarat kontrol efektif dengan
memaksimalkan kontrol penuh dan memanfaatkan wilayah negara nya
o Dalam hal wilayah sengketa, apabila ada suatu sengketa antar dua negara
yang berkaitan kepemilikan wilayah akan dijadikan pertimbangan oleh
mahkamah adalah argumentasi hukum yang kuat dari salah satu pihak
3. PEMERINTAH
- Pemerintah harus berdaulat dan memiliki kedaulatan penuh negara dalam
membentuk pemerintah sehingga tidak mudah diintervensi pihak manapun
dalam membentuk kebijakannya
- Pembentukan pemerintah yang demokratis dalam hal pengakuan oleh
negara lain dalam hal menjunjung tinggi hak asasi manusia
SUKSESI NEGARA
- Seperti yang dapat diketahui bahwa negara tidak bisa mati, namun dapat digantikan
(secession) oleh succesor state dari parent state (negara terdahulu)
- Diantara hubungan parent state dengan succesor state memiliki hubungan, dimana
karena digantikannya parent state dengan successor state, successor state akan timbul
peralihan hak dan kewajiban kepadannya serta penggantian atau subtitusi negara.
- Alasan Suksesi Negara (Succesor state menggantikan parent state)
1. Merger (Jerman timur dan jerman barat)
2. Aneksasi (memasukan suatu daerah menjadi kota sebuah negara) contoh : Rusia
dengan Kota Crimea
3. Cessie
4. Dekolonialisasi
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
5. Dismemberment /pecah
6. Perang
BACA BAB
WILAYAH
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
PENGAKUAN adalah salah satu syarat paling sulit dipenuhi karena memenuhi unsur subjektif
Alasan kenapa pengakuan masih ada dalam praktik
1) Elemen dari negara yang tidak pernah statis sehingga selalu berubah (ada yang muncul,
bergabung dan bubar
2) Rezim pemerintahan juga selalu berubah dan berganti karena konsep negara modern
yang mengamini tidak ada lagi penguasa yang berhak memerintah seumur hidup
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
DASAR HUKUM
- Montevideo Convention 1933 Pasal 3-6
- Pengakuan adalah kehendak salah satu subjek hukum internasional untuk menerima
keberasaan subjek hukum internasional lainnya, sehingga dapat dipahami pengakuan
bukan masalah negara saja namun dapat berkaitan dengan subjek hukum internasional
lainnya
- Namun, dalam hal ini akan dibicarakan mengenai pengakuan sebagai syarat adannya
negara yang akan berkaitan dengan pertimbangan pengakuan oleh negara lain yang akan
berdampak pada interaksi kedua negara dan interaksi hukum internasional
Pendapat
1. Hans Kelsen : pada dasarnya, terkait pengakuan atas negara maupun pemerintahan
secara teori maupun prakteknya tidak menyelesaikan solusi dengan memuaskan, hal ini
malah membingungkan pada praktik negara semacam itu
2. Richard Baxter : Apabila sebuah pengakuan atas negara lain dijadikan sebuah syarat
negara baru lahir, maka akan banyak kritik yang bermunculan
Pasal 8 : Tidak boleh ada negara lain yang mengintervensi pengaturan domestic / nasional
suatu negara serta pengaturan hubungan sebuah negara dengan negara lain
Pasal 9 : Ketentuan hukum dari negara, terbatas untuk negara tersebut dan perlakuan yang
sama untuk warga negara lain (WNA) yang berada di negara tersebut
KRITERIA PENGAKUAN
PEMERINTAHAN DALAM
PEROLEHAN KEKUASAAN
1. Kudeta
2. Pengambilalihan secara damai
3. Pemilu melalui cara referendum
4. Melakukan power control terhadap
territorial wilayah dan penduduk
dalam hal penguasaan secara damai.
TANGGUNGJAWAB NEGARA
- Konsep ini hadir karena pada dasarnya negara mempunyai kedaulatan penuh atas
apapun yang berkaitan dengan negara tersebut. Namun, pada dasarnya, negara juga
selalu berhubungan dengan negara lain, dalam hal ini negara tidak bisa
menggunakan kedaulatan sebebasnya, karena negara juga memiliki tanggungjawab
atas hak negara lain atas tindakannya yang dapat dianggap melawan hukum
- MERUPAKAN TURUNAN DARI HUKUM KEBIASAAN—PRIMARY
RULES
Hukum tanggungjawab negara merupakan secondary rules (Secondary rules
digunakan untuk memperjelas primary rules yang ambigu), dimana dikembangkan
dari hukum kebiasaan yang merupakan primary rules. Selain itu juga dari pakar
ahli, praktek negara dan putusan pengadilan internasional
- Adannya tanggungjawab negara atas kewajiban hukum internasional karena
1. Ada kewajiban hukum internasional yang berlaku atas terjadinya perjanjian
dimana berlaku antar dua negara tertentu
2. Kewajiban hukum internasional itu melahirkan tanggungjawab negara
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
3. Kerusakan atau kerugian sebagai akibat adannya tindakan yang melanggar
hukum
KONSEKUENSI HUKUM
Pasal 29 : Pelaksanaan kewajiban negara bersalah atas keadaan yang meniadakan
wrongfulness itu tetap dilaksanakan atas asas kewajiban tanggungjawab
Pasal 30 : Tindakan IWA oleh negara bersalah harus berhenti dan tidak boleh dilakukan lagi
Pasal 31 : Reparasi : kewajiban negara bersalah dalam melakukan pemulihan atas tindakan
IWA atas negara bersalah tersebut
- Resitusi : Mengemablikan kondisi injured stat ke kondisi sebelum negara bersalah
melakukan tindakan IWA
- Kompensasi : Melakukan ganti kerugian
- Satisfication : Tindakan pengakuan terhadap adannya pelanggaran kewajiban
- Interest : Pembayaran bunga berupa jaminan reparasi akan dilaksanan oleh negara
bersalah
INVOCATION
INVOCATION : hak suatu injured state untuk meminta pertanggungjawaban kepada negara
bersalah atas tindakan IWA yang dianggap telah melanggar hak negara injured state
Pasal 42 : dilakukan invocation secara individua atau kolektif
Pasal 45: dapat dikesampingkan (mengenyampingkan masalah)
Pasal 46 : apabila banyak Injured state pake dilakukan secara terpisah
Pasal 48 : dilakukan oleh negara yang tidak terikat invocation sebagai pelaksanaan obligation
erga omnes (kewajiban masyarakat hukum internasional)
Menurut Malcolm N. Shaw (1986:342), yurisdiksi itu menyangkut kewenangan negara untuk
mempengaruhi orangorang, harta benda dan keadaan serta merefleksikan adanya prinsip
dasar mengenai Kedaulatan Negara (State Souvereignty), persamaan negara-negara (equality
of states) dan tidak campur tangan dalam urusan domestik (non-interference in domestic
affairs). Sesungguhnya yurisdiksi adalah suatu ciri hakiki dan vital dari kedaulatan negara
karena yurisdiksi adalah suatu pelaksanaan kekuasaan yang dapat mengganti atau
menciptakan atau mengakhiri hubungan dan kewajiban hukum.
MACAM-MACAM YURISDIKSI
1. Teritorial
o Prinsip mendasar dan refleksi dari kedaulatan
o Eksistensi dari teritorial
1. Kantor kedutaan (hukum diplomasi)
2. Kapal Laut (diatur di UNCLOS)
3. Pesawat (Chicago Convention)
4. Satelit dan benda angkasa buatan (Registration Convention
TERITORIAL OBJEKTIF : terikat locus delicti dimana tindakan hukum terjadi di
wilayah negara
TERITORIAL SUBJEKTIF : dimana tindakan hukum itu terjadi, selama ada efek ke
negara, maka hukum negara itu dapat berlaku
2. NASIONALITAS
Warga negara merupakan pelaku aktif meskipun sedang berada di negara lain (warga
negara dimanapun lokasi nya)
Kewarganegaraan bergantung pada hukum nasional
Dalam hal warga negara ganda, harus memahami konsep genuine connection antara
keterikatan 2 kewarganegaraan terkait
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
3. PERSONALITAS PASIF
Warga negara sedang berada di negara lain dan menjadi korban
4. PROTEKTIF
Yuridiksi atas warga negara asing yang tindakannya menganggu kepentingan
kemana nasional atau kepentingan vital negara (co:terorisme)
5. UNIVERSALITAS
1. Kejahatan Internasional
Kejahatan internasional berbeda dengan kejahatan transnasional,
kejahatan internasional adalah dianggap jahat oleh hukum
internasional sehingga semua negara bebas melakukan penuntutan
claim (Perang, Genosida, Agresi, Kejahatan terhadap kemanusiaan)
Kejahatan Transnasional adalah terjadi di lintas batas negara namun
dianggap jahat menurut nasional
2. Pembajakan
Dalam hal pembajakan, diatur di hukum internasional langsung, serta
kejadian Locus delicti nya dilaut bebas sehingga tidak ada negara yang
memiliki yurisdiksi disitu , sehingga semua negara bisa bebas melakukan
penuntutan. Pembajakan beda dengan perompakan di laut karena dalam hal
ini sudah jelas diatur dalam KUHP (aturan hukum nasional)
3. Jus Cogens
Norma yang paling tinggi di hukum internasional dimana snagat berkaitan
dengan nilai masyarakat hukum internasional. APabila tindakan ini terjadi
di negara dan korbannya adalah warga negara manapun, maka semua negara
bebas melakukan penuntutan (negara punya yuridiksi atas kasus ini. Contoh
nya Perbudakan.
EXTRATERITORIAL
Dalam konteks Ekonomi :
1. Merger control : sebuah negara bisa membatalkan penggabungan hukum
2. Perlindungan data pribadi di EU : Aturan EU mengikat pada anggota nya serta
seluruh perusahaan yang usernya merupakan warga negara anggota EU. Sehingga,
IWA : Suatu perbuatan salah berdimensi internasional
Draft on State Responsibility 2001
walaupun perusahaan multinaisonal itu bukan berasal dari negara anggota EU,
namun ia perlu menaati peraturan EU GDPR ini.
Dilakukan dengan direct/langsung, substansial, dan efeknya jelas berpengaruh
kemasadepan
CYBERSPACE
UU ITE Pasal 2 : Orang yang melakukan perbuatan ini berada di Indonesia maupun
diluar indonesia yang akibat hukumnya sampai ke Indonesia dan/atau negara lain serta
merugikan kepentingan Indonesia
Sehingga, dengan alasan Indonesia menggunakan Extrateritorial Jurisdication karena
dalam hal ini indonesia mempunyai yuridiksi atas tindakan cyberspace ini
Hal ini terikat pada
1. Orang yang terikat pada cyber activity di territorial negara
2. Cyberinfrastructure di teritori negara
3. Extrateritorial sesuai dengan hukum internasional
EXTRADISI
Kesepakatan negara untuk melakukan perpindahan tersangka yang diadili di locus
negara lain dengan melakukan kerjasama proses hukum acara pidana
Menggunakan mutual legal assistance
Dengan membuat extradisi, perlu adannya pembuatan traktat antar negara