Anda di halaman 1dari 9

Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara XI

Tahun 2007
Materi : Hukum HAM Internasional

POKOK-POKOK HUKUM HAK ASASI


MANUSIA INTERNASIONAL

Rudi . M Rizki, SH, LLM

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat


Jl Siaga II No 31 Pejaten Barat, Jakarta 12510
Telp (021) 7972662, 79192564 Fax : (021) 79192519
Website : www.elsam.or.id
Email : office@elsam.or.id : advokasi@indosat.net.id
Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

Pengantar
Yang dimaksud dengan hukum HAM hukum ini seringkali disebut sebagai
internasional di sini adalah hukum perlindungan internasional terhadap HAM,
mengenai perlindungan terhadap hak-hak atau hukum HAM internasional. Walaupun
individu atau kelompok yang dilindungi tidak terdapat kesepakatan mengenai
secara internasional dari pelanggaran yang peristilahan ini, tetapi istilah-istilah tersebut
terutama dilakukan oleh pemerintah atau seringkali digunakan secara bergantian
aparatnya, termasuk di dalamnya upaya dalam berbagai kepustakaan.
penggalakkan hak-hak tersebut. Cabang

Masa Sebelum Perang Dunia ke-II


Hukum HAM internasional bermula dari jawab negara terhadap kerugian yang
sejarah perkembangan doktrin-doktrin dan diderita orang asing, perlindungan
institusi-institusi internasional. Yang golongan minoritas, Sistem Mandat dan
penting diantaranya adalah doktrin dan Minoritas dari LBB, serta hukum Humaniter
lembaga, intervensi humaniter, tanggung Internasional.

HAM dan Hukum Internasional Tradisional


Secara tradisional, hukum internasional dianggap sebagai obyek hukum daripada
diartikan sebagai hukum yang hanya sebagai subyek hukum internasional.
mengatur hubungan antar negara. Oleh
karena itu, negara merupakan satu-satunya Teori-teori mengenai sifat hukum
subyek hukum internasional dan memiliki internasional ini kemudian membentuk
hak-hak hukum menurut hukum kesimpulan bahwa perlakuan negara
internasional. Definisi tradisional ini terhadap warga negaranya tidak diatur oleh
kemudian pada masa setelah Perang Dunia hukum internasional, sehingga tidak ada
ke-II diperluas hingga mencakup organisasi pengaruhnya terhadap hak negara-negara
internasional sebagai subyek hukum lainnya. Karena hukum internasional tidak
internasional yang memiliki hak-hak dapat diterapkan terhadap pelanggaran
tertentu berdasarkan hukum internasional. HAM suatu negara terhadap warga
Manusia sebagai individu dianggap tidak negaranya, maka seluruh permasalahan ini
memiliki hak-hak menurut hukum secara eksklusif berada di bawah yurisdiksi
internasional, sehingga manusia lebih domestik setiap negara. Dengan kata lain,

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 1


Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

masalah HAM merupakan urusan dalam di dalam suatu negara. Namun demikian,
negeri setiap negara sehingga negara lain masih terdapat pengecualian terhadap
tidak berhak bahkan dilarang untuk turut aturan ini dalam bentuk intervensi
campur tangan terhadap pelanggaran HAM humaniter.

Intervensi Humaniter
Doktrin intervensi humaniter yang memperkenankan penggunaan tindakan
dikemukakan oleh Grotius pada abad ke-17 pemaksaan berdasarkan Bab VII Piagam
dan diikuti oleh banyak pendukungnya, PBB. Ketentuan ini hanya berlaku terhadap
diartikan sebagai penggunaan kekuatan keadaan yang mengancam atau
yang sah yang dilakukan oleh suatu atau membahayakan perdamaian dan terhadap
beberapa negara terhadap negara lainnya tindakan agresi. Tindakan Dewan
guna menghentikan perlakuan yang Keamanan ini antara lain adalah yang
menyimpang terhadap warga negaranya, dilakukan untuk melindungi Suku Kurdi di
khususnya terhadap perlakuan brutal dan Irak, pada Negara Bekas Yugoslavia, dan di
berskala besar yang bertentangan dengan Haiti. Karena resolusi-resolusi yang
keyakinan masyarakat bangsa-bangsa. mengesahkan tindakan Dewan Keamanan
Doktrin ini pada kenyataannya sering tersebut secara hukum dan secara faktual
disalahgunakan oleh negara-negara besar masih dianggap mendua (ambiguous), maka
tertentu untuk menginvasi atau tindakan tersebut masih sulit untuk
mengokupasi negara-negara yang lebih dikatakan sebagai suatu versi modern dari
lemah. Namun demikian, doktrin ini doktrin intervensi humaniter secara kolektif.
merupakan pernyataan pertama yang Namun demikian, dapatlah dikatakan
membatasi kebebasan negara berdasarkan bahwa peran Dewan Keamanan tersebut
hukum internasional dalam telah mengarah ke sana. Pendirian
memperlakukan warga negaranya. Pengadilan Internasional untuk Bekas
Berdasarkan doktrin ini pula, suatu Yugoslavia oleh Dewan Keamanan yang
organisasi internasional atau kelompok dimaksudkan untuk mengadili orang-orang
negara-negara menggunakan kekuatannya yang bertanggung jawab atas kejahatan
untuk mengakhiri suatu pelanggaran berat terhadap kemanusiaan, pembunuhan
terhadap HAM di suatu negara. massal, dan kejahatan perang di wilayah
tersebut, dapat pula dianggap sebagai suatu
Dewasa ini, Dewan Keamanan PBB sering bentuk modern dari intervensi humaniter
mengambil tindakan terhadap negara- secara kolektif terhadap pelanggaran berat
negara yang dianggap telah melakukan terhadap HAM.
pelanggaran berat terhadap HAM dengan

Perjanjian Internasional tentang HAM Sebelum Perang


Dunia ke-II
Suatu prinsip dalam hukum internasional internasional. Sebagai contoh, suatu negara
menyatakan bahwa suatu negara membatasi membuat suatu perjanjian dengan negara
kedaulatannya dengan suatu perjanjian lain yang pada intinya menyepakati untuk
internasional, dan dengan demikian telah memperlakukan secara manusiawi warga
menginternasionalisasikan sesuatu hal yang negara mereka dan sekaligus mengukuhkan
sebelumnya tidak diatur oleh hukum hak-hak asasi tertentu. Dalam hal ini telah

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 2


Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

terjadi internasionalisasi hal-hal yang perjanjian internasional untuk melarang


sebelumnya secara eksklusif berada di perbudakan dan untuk melindungi kaum
dalam yurisdiksi nasional. Karenanya minoritas Kristen di Ottoman (Turki).
negara yang bersangkutan tidak dapat lagi Misalnya Treaty of Paris 1856, dan Treaty of
menyatakan bahwa perlakuan terhadap Berlin 1878, yang memberikan kewenangan
warga negaranya sepenuhnya merupakan kepada negara-negara yang tergabung
urusan dalam negeri. dalam Concert of Europe untuk campur
tangan secara diplomatik bahkan secara
Prinsip ini sangat berperan penting di militer terhadap Turki atas nama penduduk
dalam perkembangan hukum HAM yang beragama Kristen. Treaty of Berlin
internasional dan internasionalisasi HAM mempunyai kekhususan karena telah
secara gradual. Walaupun proses memberikan status hukum tertentu kepada
internasionalisasi ini sedang terus berbagai kelompok pemeluk agama, dan
berlangsung dengan berlakunya berbagai telah menjadi model dalam membentuk
perjanjian internasional mengenai HAM, Sistem Minoritas yang kemudian dibentuk
tetapi pada awalnya bermula dari abad ke- di bawah Liga Bangsa-Bangsa.
19, ketika dirumuskannya berbagai

Liga Bangsa-Bangsa (LBB)


The Covenant of the League of Nations yang para perumus Covenant. Namun demikian,
mendirikan LBB dan berlaku sebagai dua pasal (Pasal 22 dan 23) dari Covenant
konstitusi organisasi tersebut, tidak memuat merupakan ketentuan yang penting dalam
ketentuan umum tentang HAM. Teori yang perkembangan hukum HAM internasional.
mengemukakan bahwa HAM perlu LBB juga telah berperan penting dalam
dilindungi secara internasional belum pengimplementasian perlindungan
diterima secara meluas oleh masyarakat kelompok minoritas pada masa setelah
bangsa-bangsa, bahkan belum secara Perang Dunia ke-II.
sungguh-sungguh dipertimbangkan oleh

1. Sistem Mandat
Pasal 22 Covenant membentuk Sistem Komisi Mandat LBB. Komisi Mandat LBB
Mandat LBB yang diterapkan terhadap kemudian secara bertahap memperoleh
bekas wilayah-wilayah jajahan negara- kewenangan untuk mengawasi
negara yang kalah perang dalam Perang pemerintahan di daerah Mandat termasuk
Dunia ke-I. Berdasarkan sistem ini, bekas mengawasi perlakuan terhadap
koloni tersebut ditempatkan di bawah penduduknya.
Mandat LBB dan dikelola oleh negara-
negara pemenang perang. Para Pemegang Ketika LBB digantikan PBB , Sistem Mandat
Mandat ini setuju untuk memerintah ini digantikan dengan Sistem Perwalian,
berdasarkan prinsip bahwa kehidupan dan dimana PBB mempunyai kewenangan
pembangunan penduduk daerah Mandat untuk mengawasi daerah-daerah Mandat
merupakan “a sacred trust of civilization …”. yang masih tersisa dan wilayah-wilayah
Negara Pemegang Mandat berkewajiban yang tidak berpemerintahan sendiri. Salah
memberikan laporan tahunannya kepada satunya adalah Namibia (Afrika Barat Daya)
Liga mengenai tanggung jawab yang ditempatkan di bawah Sistem Mandat
diberikannya, yang kemudian dibahas oleh dengan Pemegang Mandat Afrika Selatan

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 3


Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

yang pada masa PBB selama bertahun- PBB. Bahkan Afrika Selatan pada masa itu
tahun tidak mentaati segala aturan yanag menerapkan sistem politik apartheid dan
ditetapkan berdasarkan Sistem Perwalian sangat rasialist.

2. Standar Perburuhan Internasional


Pasal 23 Covenant sangat erat hubungannya badan khusus PBB. Kegiatan legislasi dan
dengan HAM, karena menekankan prosedur pengawasan yang dimilikinya
pentingnya kondisi yang adil dan telah mendorong ketaatan terhadap standar
manusiawi bagi buruh pria, wanita, dan perburuhan internasional dan telah cukup
anak-anak. Pasal ini pun mendasari banyak memberikan sumbangan berharga
pembentukan Organisasi Perburuhan terhadap peningkatan kondisi kerja dan
Internasional (ILO) yang masih menjalankan perkembangan hukum HAM internasional.
fungsinya hingga sekarang dan merupakan

3. Sistem Minoritas
LBB sangat berperan pula di dalam Polandia yang ditandatangani di Versailles
pengembangan sistem perlindungan bagi pada tanggal 29 Juni 1919, yang kemudian
golongan minoritas. Walaupun tidak dijadikan model bagi perjanjian-perjanjian
tercantum di dalam Covenant, namun serupa. Pada intinya, perjanjian-perjanjian
kewenangan untuk melindungi kaum tersebut mengharuskan negara-negara yang
minoritas ini diperolehnya melalui menganut sistem minoritas untuk
serangkaian perjanjian yang dibuat setelah menerapkan prinsip non-diskriminasi
usainya Perang Dunia ke-I. Berakhirnya terhadap anggota golongan minoritas yang
perang tersebut telah merubah peta bumi dilindungi dan menjamin hak-hak khusus
politik Eropa dan Timur Tengah dimana untuk melestarikan integritas etnis, bahasa,
lahir beberapa negara baru atau dan agamanya, termasuk hak untuk
menyebabkan beberapa negara menggunakan bahasanya secara resmi, hak
mendapatkan kembali kemerdekaannya. untuk menjalankan pendidikan dan hak
Diantaranya adalah Polandia, untuk menjalankan peribadatan. Untuk
Chekoslovakia, Hongaria, Yugoslavia, menjamin penataan terhadap perjanjian-
Bulgaria, Albania, dan Rumania, termasuk perjanjian ini, setiap perjanjian berisikan
kantong-kantong golongan minoritas klausula yang menyatakan bahwa
berdasarkan etnis, bahasa, dan agama. kewajiban untuk melindungi kaum
Golongan minoritas ini mempunyai cukup minoritas ini merupakan kewajiban
alasan berdasarkan sejarah atas kekuatiran internasional serta menempatkan LBB
bahwa tata politik yang baru dapat sebagai penjamin penataan kewajiban
mengancam kelangsungan budaya mereka. tersebut.
Untuk itu pemerintah-pemerintah dari
negara-negara pemenang perang (Principal LBB bersedia menjadi penjamin dari
Allied and Associated Powers) dan negara- kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh
negara baru membentuk perjanjian khusus para pihak peserta perjanjian-perjanjian
untuk melindungi kaum minoritas tersebut. tersebut yang pelaksanaannya dijalankan
dengan mengembangkan suatu institusi
Perjanjian pertama yang membentuk sistem untuk menangani petisi yang diajukan
perlindungan ini adalah Perjanjian antara kaum minoritas atas pelanggaran terhadap
Principal Allied and Associated Powers dan hak-haknya. Petisi tersebut dibahas oleh

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 4


Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

Komite III LBB dan memberikan Untuk beberapa tahun sejak berdirinya PBB
kesempatan kepada negara-negara yang tampak bahwa perhatian PBB dan lembaga
bersangkutan untuk mengemukakan internasional lainnya terhadap
pandangannya. Apabila diperlukan, perlindungan kaum minoritas sangatlah
Mahkamah Internasional Permanen dapat kecil. Mereka lebih memusatkan
memberikan pendapatnya dari segi hukum. perhatiannya kepada hak-hak individu,
non-diskriminasi, dan perlindungan yang
Walaupun beberapa perjanjian mengenai sama (equal protection). Dengan berakhirnya
perlindungan minoritas ini masih berlaku Perang Dingin dan munculnya gelombang
hingga kini, tetapi Sistem Minoritas LBB nasionalisme di berbagai bagian dari dunia
tidak dikenal lagi dalam kerangka PBB. ini, masyarakat internasional kembali mulai
Namun demikian, di dalam memberikan perhatiannya kepada
perkembangannya kemudian tampak pengembangan norma-norma dan institusi
bahwa kelembagaan hukum HAM internasional yang diperlukan untuk
internasional yang modern ternyata melindungi hak-hak minoritas. Dalam hal
menyerupai kelembagaan yang pertama kali ini, telah dilakukan berbagai langkah baik
dikembangkan oleh LBB khususnya dalam dalam kerangka PBB ataupun organisasi
menangani sistem minoritas. regional Eropa.

Pertanggungjawaban Negara atas Kerugian Orang Asing


Pada mulanya hukum internasional Persengketaan mengenai tuntutan
tradisional mengakui bahwa negara berdasarkan hukum pertanggungjawaban
mempunyai kewajiban untuk negara atas kerugian yang diderita orang
memperlakukan warga negara asing di asing ini biasanya diselesaikan melalui
wilayahnya sesuai dengan standar perundingan diplomatik. Apabila ganti rugi
minimum peradaban dan keadilan. tidak dipenuhi oleh negara pelanggar,
Kewajiban ini dianggap harus dipenuhi oleh kadang-kadang digunakan penggunaan
negara yang merupakan kewarganegaraan kekerasan. Di samping melalui saluran
dari para individu karena manusia tidak diplomatik, penyelesaian sengketa ini
mempunyai hak berdasarkan hukum seringkali dilakukan melalui lembaga
internasional. Dengan demikian, apabila arbitrase ataupun lembaga peradilan
seseorang diperlakukan dengan cara-cara internasional.
yang melanggar hukum internasional oleh
suatu pemerintahan asing, maka negara Fiksi hukum yang menyatakan bahwa
yang merupakan kewarganegaraan orang kerugian yang diderita seseorang di luar
tersebutlah yang berhak melakukan negeri merupakan kerugian dari negara
tindakan terhadap negara pelanggar yang merupakan kewarganegaraan dari
tersebut. Apabila terjadi kerugian yang orang yang bersangkutan, mengakibatkan
diderita orang tersebut, maka negara yang timbulnya anggapan bahwa negara
telah melakukan tindakan kepada negara merupakan satu-satunya subyek hukum
pelanggar memberikan ganti rugi atas internasional. Di samping fiksi ini tidak
kerugian yang dideritanya kepada warga memberikan perlindungan kepada orang
negara yang dirugikan tersebut. Namun yang tanpa kewarganegaraan dan kepada
demikian, pembayaran ganti rugi ini tidak orang yang merupakan warga negara dari
diatur oleh hukum internasional. negara yang melakukan pelanggaran.

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 5


Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

Substansi hukum yang dapat diberlakukan pertanggungjawaban negara tentang


terhadap tuntutan negara atas nama warga kerugian yang diderita orang asing dan
negaranya diturunkan dari prinsip-prinsip hukum HAM memiliki hubungan yang erat
umum hukum (Lihat sumber hukum dan timbal balik. Sementara hukum HAM
internasional menurut Pasal 38 ayat 1 (c) berkembang, hukum pertanggungjawaban
Statuta Mahkamah Internasional). Prinsip- negara tentang kerugian yang diderita
prinsip ini berawal dari hukum alam dan orang asing menunjuk kepada pelanggaran-
berbagai doktrin hukum nasional mengenai pelanggaran terhadap HAM yang
perlakuan individu. Lembaga arbitrase dan fundamental, negara-negara juga
peradilan internasional menggunakan asas- menyandarkan kepada norma-norma HAM
asas hukum dan doktrin tersebut untuk yang kontemporer sebagai dasar tuntutan
merumuskan konsep-konsep antara lain, bagi kerugian yang diderita oleh warga
denial of justice dan minimum standard of negaranya.
justice. Ketika hukum internasional modern Walaupun hukum HAM tumbuh
memberikan pengakuan bahwa individu, berkembang, hukum pertanggungjawaban
tanpa memperdulikan negara terhadap kerugian yang diderita
kewarganegaraannya, memiliki HAM orang asing terus memegang peranan yang
tertentu yang sangat mendasar, kemudian penting di dalam hubungan diplomatik
prinsip-prinsip substantif dari hukum kontemporer. Negara-negara tetap
pertanggungjawaban negara yang berupa mendukung tuntutan warga negaranya,
kumpulan norma-norma digunakan untuk baik sebagai orang perorangan maupun
mengkodifikasikan hukum HAM. Karena sebagai badan hukum atau korporasi.
dewasa ini terjadi evolusi yang dramatis Dewasa ini tindakan berdasarkan hal ini
dan kodifikasi yang ekstensif dari hukum lebih sering digunakan dibanding dengan
HAM, maka dapatlah dikatakan bahwa digunakannya hak-hak dan kewajiban yang
hukum HAM memberikan sumbangan yang dituangkan di dalam perjanjian investasi
besar bagi hukum pertanggungjawaban bilateral dan multilateral.
negara. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa antara hukum

Hukum Humaniter
Hukum humaniter yang merupakan cabang dan perawatan kombatan yang luka dan
dari hukum internasional, sekarang dapat sakit. Konvensi ini kemudian diikuti oleh
diartikan sebagai komponen HAM di dalam Konvensi Hague III tahun 1899 yang
hukum perang. Hukum ini lebih tua berisikan aturan-aturan kemanusiaan bagi
usianya dibandingkan dengan hukum peperangan di laut. Konvensi-konvensi ini
HAM. Perkembangannya yang modern kemudian diperbaiki dan disempurnakan
dapat ditelusuri dari serangkaian gagasan beberapa kali, yang kemudian sekarang
yang dikemukakan oleh Swiss pada abad merupakan suatu hukum yang secara
ke-19 yang kemudian melahirkan perjanjian lengkap mencakup hampir semua aspek
internasional mengenai aturan-aturan sengketa bersenjata yang modern.
kemanusiaan yang diterapkan dalam Kesemuanya itu dituangkan ke dalam
melakukan peperangan. Konvensi Jenewa 1949 dengan dua
protokolnya. Walaupun hukum humaniter
Gagasan ini telah melahirkan Konvensi modern lebih dahulu lahir dibandingkan
Jenewa 1864 yang ditujukan untuk dengan hukum HAM internasional, namun
melindungi tenaga-tenaga medis dan rumah pengaruh hukum HAM dapat ditemukan di
sakit serta mengharuskan penampungan dalam hukum humaniter. Sebagai contoh,

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 6


Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

protokol-protokol yang lahir kemudian memberikan perlindungan terhadap


mencerminkan asas-asas hukum HAM manusia baik dalam keadaan damai
modern. Perlu dicatat bahwa degoration maupun perang.
clauses dari hukum HAM internasional
diambil dari hukum humaniter, termasuk
juga kewajiban-kewajiban para negara
peserta.

Dengan demikian, hukum HAM


internasional modern mencakup juga
hukum humaniter, yang berupaya untuk

Hukum HAM Tradisional dan Modern


Hukum internasional tradisional telah negaranya maupun oleh negara lain.
mengembangkan berbagai doktrin dan Walaupun mekanisme ini masih dirasakan
institusi untuk melindungi berbagai kurang memadai dan kurang efektif, namun
kelompok manusia, seperti budak belian, kecenderungan menunjukkan bahwa
kelompok minoritas, penduduk asli, warga instrumen dan institusi HAM internasional
negara asing, korban pelanggaran berat yang tumbuh menjamur dibentuk untuk
HAM, dan kombatan. Hukum dan praktek mengimplementasikan hukum tersebut,
negara-negara telah melahirkan dukungan sehingga internasionalisasi HAM mengatasi
konsepsual dan kelembagaan bagi harapan-harapan lain. Perkembangan ini
perkembangan hukum HAM internasional pada gilirannya telah menimbulkan iklim
kontemporer. Terlebih-lebih banyak politik yang menempatkan perlindungan
institusi dan doktrin lama yang hidup terus HAM sebagai hal yang terpenting di dalam
secara berdampingan yang kemudian agenda panggung politik internasional
sekarang telah membentuk bagian yang tak kontemporer yang melibatkan pemerintah,
terpisahkan dari hukum HAM modern. organisasi pemerintah, termasuk pula LSM
Dalam berbagai bidang tertentu, cabang yang memiliki jaringan internasional.
hukum ini telah terpengaruh secara
keseluruhan oleh pendahulunya. Perhatian Akibatnya adalah, manusia di seluruh muka
terhadap akar sejarah hukum HAM bumi ini semakin menyadari bahwa negara
internasional akan memberikan pemahaman dan masyarakat internasional memiliki
yang mendalam terhadap bidang hukum kewajiban untuk melindungi HAM.
ini. Harapan dari fenomena ini menimbulkan
kesulitan politis ketika banyak negara yang
Sebagaimana yang akan diuraikan pada menolak bahwa mereka memiliki
bagian berikutnya, hukum HAM kewajiban, yang tentu saja dapat
internasional modern sangatlah berbeda memberikan kemudahan di dalam
dari yang dikenal di dalam sejarah yang mendorong perlindungan HAM secara
mendahuluinya, di mana manusia sebagai internasional. Dengan kata lain, apa yang
individu dianggap memiliki jaminan secara kita saksikan saat ini adalah tengah
internasional atas hak-haknya, dan tidak berlangsungnya revolusi HAM, dimana
sebagai warga negara dari suatu negara banyak yang telah dihasilkan tetapi masih
tertentu. Saat ini telah lahir berbagai banyak pula yang harus dilakukan.
lembaga internasional yang memiliki Kebanyakan dari hukum ini telah tercantum
yurisdiksi untuk melindungi individu dari di dalam berbagai instrumen hukum
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh (internasional dan nasional) dan literatur,

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 7


Kursus HAM untuk Pengacara XI Tahun 2007
Bahan Bacaan
Materi : Hukum HAM Internasional

tetapi penegakkan hukumnya masih lemah. internasional untuk melindungi HAM dan
Dengan demikian tugas kita adalah memperluas yurisdiksinya agar dapat
memberikan “gigi” kepada hukum yang menjangkau seluruh pelosok dunia.
antara lain dengan memperkuat mekanisme

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 8

Anda mungkin juga menyukai