Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN

HAM SEBELUM
PERANG DUNIA KE
II

Presented by : Kelompok 1
SEBELUM PERANG DUNIA
KE II
sejak bangkitnya sistem negara modern serta penyebaran industri dan kebudayaan eropa ke seluruh dunia telah berkembang.serangkaian
kebiasaan dan konvensi yang unik mengenai perlakuan manusiawi terhadap orang orang asing.konvensi itu,yang diberi nama “Hukum
Internasional mengenai Tanggung jawab negara terhadap pelanggaran Hak-Hak orang asing.dapat dianggap mewakili perhatian awal yang
besar terhadap promosi dan perlindungan hak asasi manusia di tingkat internasional.para pendiri hukum internasional,khususnya Francisco
de vitoria (1486 -1546),Hugo Grotius (1583-1645) dan Emmerich de Vattel (1714-1767) sedari awal menyadari bahwa semua orang baik
atau orang asing maupun bukan,berhak atas hak-hak alamiah tertentu,dan karenanya mereka menekankan pentingnya memberi perlakuan
yang pantas kepada orang-orang asing.
NEXT>
satu setengah abad kemudian,sebelum perang
dunia II,beberapa upaya yang patut dicatat
tetapi pada abad ke-19 mulai sebagai tonggak-tonggak penting,walaupun
menyingsing dengan jelas minat pada pokoknya tidak berkaitan dalam upaya
dan perhatian internasional menggalakan perhatian terhadap warga
terhadap perlindungan hak-hak negara melalui sarana hukum internasional
warga negara.perdamain mulai membentuk apa yang dewasa ini
westphalia (1684),yang dinamakan “Hukum Hak Asasi manusia
mengakhiri perang tiga puluh internasional”.Tonggak-tonggak penting itu
tahun dan yang menetapkan antara lain,doktrin perlindungan negara
asas persamaan hak bagi terhadap orang asing,intervensi kemanusiaan
agama katolik roma dan serta tonggak penting lainya seperti akan
protestan jerman,telah membuka dielaborasi lebih jauh dalam sub-sub bahasan
jalan ke arah itu. di bwah ini
NEXT>
1). Perlindungan terhadap orang asing.
Doktrin perlindungan negara terhadap
orang asing (state responsibillty innjury
to aliens) adalah doktrin yang
mengajarkan bahawa orang-orang
asing berhak mengajukan tuntutan
terhadap negara tuan rumah dimana ia
diperlakukan secara sewenag-wenang
oleh aparat aparat pemerintah negara
tersebut, dan negara tersebut tidak
mengambil tindakan apa pun atas
pelanggaran itu.
NEXT>
2) Doktrin Intervensi Kemanusiaan 3) Penghapusan Perbudakan
Perkembangan penting abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang
Doktrin intervensi kemanusiaan merujuk pada juga berperan besar dalam perumusan lebih lanjut norma-norma
doktrin yang menegaskan bahwa suatu negara hak asasi manusia adalah Penghapusan perbudakan. Praktik
dapat mengintervensi secara militer untuk perbudakan mula-mula dikutuk dalam Traktat Perdamaian Paris
(1814) antara Inggris dan Prancis, dan 50 tahun kemudian oleh
melindungi pendudukan atau sebagian Akta Umum Konfrensi Berlin yang mengatur kolonialisasi Eropa di
pendudukanya yang berada di negara lain jika Afrika menyatakan bahwa, “perdagangan budak dilarang
penguasa negara tersebut memperlakukan berdasarkan asas-asas hukum internasional”. Kemudian pada
tahun 1926, Liga Bangsa-Bangsa mengesahkan Konvensi
mereka secara semena-mena. Penghapusan Perbudakan dan Perdagangan Budak, dan melarang
dan melarang praktik perbudakan di wilayah-wilayah bekas koloni
Jerman dan Turki yang berada di bawah sistem mandat (Mandates
System) Liga Bangsa-Bangsa pada ahir Perang Dunia I.
NEXT>
5) Pembentuka Liga Bangsa-Bansa
4) Pembentukan Palang Merah Internasional
Selanjutnya, yang juga patut dicatat sebagai peristiwa penting yang
Perkembangan hukum hak asasi manusia sangat dipengaruhi
berpengaruh besar bagi perkembangan hak asasi manusia internasioanl
oleh kemajuan hukum kemanusiaan internasional pada paruh
adalah dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) melalui
kedua aban=d ke 19 yaitu dengan pembentukan Komita Palang
Perjanjian Versailles segera setelah berahirnya Perang Dunia I. Tujuan utama
Merah Internasional (1863). Usaha organisasi itu dilakukan
Liga ini adalah “untuk memajukan kerja sama internasional, mencapai
dengan memperkarsai dua konvensi internasional untuk
perdamaian dan keamanan internasional”. Memang Liga tersebut tidak secara
melindungi korban perang dan perlakuan terhadap tawanan
eksplisit membuat ketetapan mengenai perlindungan hak asasi manusia,
perang, yang kemudian dikenal dengan Konvensi Jenewa.
namun, dari dokumen pendirinnya, yang disebut Convenan of the legal nation,
Organisasi internasional ini berhasil mensponsori sejumlah
negara-negara anggotanya diwajibkan untuk berupaya ke arah sasaran-
konvensi yang tidak semata-mata menangangi status dan
sasaran kemanusiaan seperti menetapkan kondisi kerja yang manusiawai bagi
perlakuan terhadap para prajurit yang berperang, tetapi juga
individu, larangan perdagaangan perempuan dan anak, pencegahan dan
perlakuan terhadap penduduk sipil pada masa perang dan
pengendalian penyakit, seryta perlakuan yang adil terhadap penduduk pribumi
pembatasan terhadap cara-cara berperang (conduct of war)
dan wilyah jajahan.
kesepian tanpa kekasih

cukup sekian dan terima

kasih

kelompok 1
SESI BERTANYA
baik kami membuka sesi pertanyan
setiap kelompok masing-masing 1
pertanyaan dan sng boleh menanyakan
pertanyaan yg sudah ada di ppt kami
👿
jadi tidak usah panjang lebar

Anda mungkin juga menyukai