Anda di halaman 1dari 21

HUKUM

INTERNASIONAL
PERTEMUAN 1
• Salah satu kajian atau cabang ilmu dari ilmu hukum adalah Hukum
Internasional (international law)

• Pada awalnya Hukum Internasional hanya diartikan sebagai perilaku


dan hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola
hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini
kemudian meluas sehingga hokum internasional juga mengurusi
struktur dan perilaku organisasi internasional dan, pada batas
tertentu, perusahaan multinasional dan individu
• Ketentuan-ketentuan tersebut menyangkut pengaturan pengaturan perang
dan penghormatan terhadap utusan-utusan negara.
• Namun, pada waktu itu ketentuan-ketentuan tersebut belum lagi
didasarkan atas prinsip hukum yang mengikat,tetapi atas percampuran
moral, agama dan hukum
• .2 Sedikit berbeda dengan zaman Yunani Kuno, pada zaman Romawi
hubungan internasional sudah mengarah kepada hal yang sebenarnya,
kerajaan Romawi sudah membuat bermacam-macam perjanjian (seperti
perjanjian perdamaian, persahabatan dan persekutuan) dengan negara lain.
• Konsep hubungan diplomatik (hukum diplomatic salahsatu kajian dalam
Hukum Internasional) juga berkembang dari “tanah Romawi”. Pada Abad ke-
15 dan 16 city-states di Italia seperti Venice, Genoa dam Florence
mengembangkan praktek pengiriman dutaduta besar residen ke ibukota
masing-masing.
• A. Hukum Internasional Klasik
• 1. India Kuno
• Dalam kebudayaaan India kuno terdapat kaidah dan lembaga hukum yang
mengatur hubungan antara kasta, suku bangsa dan raja-raja. Menurut
Bannerjce, adat kebiasaan yang mengatur hubungan antar raja, yang disebut
Desa Dharma.
• Gautama Sutera dan undang-undang Manu memuat tentang hukum kerajaan.
Hukum yang mengatur hubungan antar raja-raja pada masa itu tidak dapat
dikatakan sebagai hukum internasional, karena belum ada pemisahan dengan
agama, soal-soal kemasyarakatan dan negara.
• Namun tulisan-tulisan pada waktu itu sudah ada menunjukkan ketentuan-
ketentuan yang mengatur hubungan antara raja atau kerajaan, seperti
ketentuan yang mengatur kedudukan utusan raja dan hak istimewa utusan raja,
perjanjian dengan kerajaan lain, serta ketentuan perang dan cara berperang
• . Cina Kuno
• Cina memperkenalkan nilai-nilai etika dalam proses pembelajaran untuk kelompok-
kelompok berkuasa. Pembentukan sistim kekuasaan negara yang bersifat regional tributary
state. Pembentukan perserikatan negara-negara Tiongkok yang dicanangkan oleh Kong Hu Cu

• 3. Yunani Kuno
• Menurut Vinoggradoff, pada masa itu telah ada hukum intermunicipal, yaitu kaidah-kaidah
kebiasaan yang berlaku dalam hubungan antar negara-negara kota, seperti ketentuan
mengenai utusan, pernyataan perang, perbudakan tawanan perang.
• Kaidah-kaidah intermunicipal juga diterapkan bagi masyarakat tetangga dari negara kota.
Namun kaidah intermunicipal sangat dipengrauhi oleh pengaruh agama, sehingga tidak ada
pemisahan yang tegas antara hukum. Moral, keadilan, dan agama.
• Pembedaan golongan penduduk Yunani menjadi 2 (dua) yaitu : orang Yunani dan orang
bukan Yunani (Barbar). Pada masa itu juga, telah dikenal ketentuan perwasitan dan wakil-
wakil dagang (konsul). Sumbangan yang terpenting bagi hukum internasional adalah konsep
hukum
• Romawi Kuno
• Pada masa Romawi kuno, hukum yang mengatur hubungan antar kerajaan tidak mengalami
perkembangan karena masyarakat bangsa-bangsa adalah satu imperium, yaitu Imperium Romawi.
• Sumbangan utama bangsa Romawi bagi perkembangan hukum pada umumnya dan sedikit sekali
bagi perkembangan hukum internasional.
• Pada masa Romawi ini diadakan pembedaan antara Ius Naturale dan Ius Gentium. Ius Gentium
(hukum masyarakat) menunjukkan hukum yang merupakan sub dari hukum alam (Ius Naturale).
Pengertian Ius Gentium hanya dapat di kaitkan dengan dunia manusia sedangkan Ius naturale
(hukum alam) meliputi seluruh penomena alam. Sumbangan bangsa Romawi terhadap hukum
pada umumnya yaitu dengan adanya the Corpus Juris Civilis, pada masa Kaisar Justinianus.
• Konsep-konsep dan asas-asas hukum perdata yang kemudian diterima dalam hukum internasional
seperti occupation, servitut, bona fides, pacta sunt servanda, Pada masa kekuasaan Romawi,
hukum internasional tidak mengalami perkembangan Hal ini disebabkan karena adanya Imperium
Romawi Suci (Holly Roman Empire), yang tidak memungkinkan timbulnya suatu bangsa merdeka
yang berdiri sendiri, serta adanya struktur masyarakat eropa barat yang bersifat feodal, yang
melekat pada hierarki otoritas yang menghambat munculnya negara-negara merdeka, oleh
karenanya tidak diperlukan hukum yang mengatur hubungan antar bangsa-bangsa
• . Hukum Internasional Pada Abad ke 15 dan 16
• Pada masa abad pertengahan atau biasa disebut sebagai the Dark Age
(masa kegelapan). hukum alam mengalami kemajuan kembali melalui
transformasi di bawah gereja. Peran keagamaan mendominasi sektor-
sektor sekuler. kemasyarakatan di Eropa pada waktu itu terdiri dari
beberapa negara yang berdaulat yang bersifat feodal dan Tahta SucI.
• hasil karya ahli hukum memuat mengenai persoalan peperangan,
seperti Bartolo yang menulis tentang tindakan balas yang seimbang
(reprisal), Honore de Bonet menghasilkan karya The Tree of Battles
tahun 1380
• . Meskipun pada abad pertengahan hukum internasional tidak
mengalami perkembangan yang berarti, sebagai akibat besarnya
pengaruh ajaran gereja, tetapi negara-negara yang berada di luar
jangkuan gereja seperti di Inggris, Perancis, Venesia, Swedia, Portugal,
benih-benih perkembangan hukum internasional mulai bermunculan.
Traktattraktat yang dibuat oleh negara lebih bersifat mengatur
peperangan, perdamaian, gencatan senjata dan persekutuan-
persekutuan
• . Melemahnya kekuasaan gereja yang ditandai dengan upaya
sekulerisasi, seperti yang dilakukan oleh Martin Luther sebagai tokoh
reformis gereja, dan seiring dengan mulai terbentuknya negara-
negara moderen
• Para ahli hukum pada abad tersebut telah mulai memperhitungkan
evolusi suatu masyarakat negara-negara merdeka dan memikirkan
serta menulis tentang berbagai macam persoalan hukum bangsa-
bangsa. Mereka menyadari perlunya serangkaian kaidah untuk
mengatur hubungan antar negara-negara tersebut
• Hukum Internasional Islam Ditinjau dari aspek sejarah, Islam
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan
Hukum Internasional, tidak saja pada tataran teoritis belaka tetapi
juga dalam dimensi praktis hubungan antara negara-negara Islam
termasuk organisasinya dengan negara-negara Barat lainnya. Hukum
Internasional modern tidak murni sebagai hukum yang secara
eksklusif warisan dari Eropa, peradaban Islam memberikan pengaruh
juga terhadap perkembangan sistem Hukum Internasional
• Dr.M.Abu Zahrah mengemukakan sepuluh prinsip dasar tentang kelangsungan hubungan
internasional dalam teori dan praktek kaum Muslimin di masa lalu, yaitu:
• (1) Islam menempatkan kehormatan dan martabat manusia sebagai makhluk terhormat, ia sebagai
Khalifah (wakil Tuhan) di muka bumi.
• (2) manusia sebagai umat yang satu dan disatukan, bukan saja oleh proses teori evolusi historis
dari satu keturunan Nabi Adam, melainkan juga oleh sifat kemanusiaan yang universal.
• (3) prinsip kerjasama kemanusiaan (ta’awun insani) dengan menjunjung tinggi kebenaran dan
keadilan.
• (4) prinsip toleransi (tashomah) dan tidak merendahkan pihak lain
• . (5) adanya kemerdekaan (harriyah), kemerdekaan menjadi sangat penting sebab merupakan akar
pertumbuhan dan kesempurnaan manusia.
• (6) akhlak yang mulia dan keadilan
• . (7) perlakuan yang sama dan anti diskriminasi.
• (8) pemenuhan atas janji.
• (9) Islam menyeru pada perdamaian, karena itu mematuhi kesepakatan merupakan kewajiban
hukum dan agama.
• (10) prinsip kasih sayang dan mencegah kerusakan.
• Selain itu, kontribusi Islam terhadap perkembangan Hukum
Internasional dapat dilihat pada konsepsi siyar yang merupakan
cabang dari shari’ah.
• Pemahaman siyar dapat dilihat pada hubungan antara negara-negara
Muslim dan non-Muslim dan sesama Negara Muslim. Selain itu
konsepsi siyar dapat juga dilihat dalam sikap netralitas dari satu
Negara Islam terhadap dua negara yang sedang bertikai.
• D. Hukum Internasional Moderen
• Pada abad ke 17 dan 18 Hukum bangsa-bangsa mempunyai nama
baru sebagai hukum internasionl, oleh Jeremy Bentham.
• Pengertian baru ini berpengaruh pada isi hukum internasional itu
sendiri, yaitu adanya pemisahan antara persoalan domestik dengan
internasional. Pembedaan ini sebagai akibat munculnya konsep
kedaulatan dari perjanjian the Peace of Westphalia yang ditujukan
untuk mengakhiri perang antar kelompok antar agama yang
berlangsung lebih dari 30 tahun di Eropa
• Menurut Mochtar Kusumaatmaja, perdamaian Westphalia dianggap
sebagai peristiwa penting dalam sejarah hukum internasional
moderen dan meletakkan dasar-dasar masyarakat moderen.
• Bentuk negara-negara tidak lagi berdasarkan kerajaan tetapi
didasarkan atas negaranegara nasional, serta adanya pemisahan
antara gereja dengan urusan pemerintahan. Dasar-dasar perjanjan
Westphalia kemudian diperkuat lagi dengan adanya perjanjian
Utrecht, yaitu dengan menerima asas keseimbangan kekuatan sebagai
asas politik internasional
• Pada abad ke 19 Hukum internasional berkembang lebih jauh lagi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan ini adalah adanya kebangkitan
negara-negara baru, baik di dalam maupun di luar benua Eropa, Moderenisasi
sarana angkutan dunia, penemuan-penemuan baru, terutama di bidang
persenjataan militer untuk perang. Kesemuanya itu menimbulkan kebutuhan
akan adanya sistem hukum internasional yang bersifat tegas untuk mengatur
hubungan-hubungan internasional tersebut. Pada abad ini juga mengalami
perkembangan kaidahkaidah tentang perang dan netralitas, serta meningkatnya
penyelesaian perkaraperkara internasional melalui lembaga Arbitrase
internasional.
• Praktek negaranegara juga mulai terbiasa dengan pembuatan traktat-traktat
untuk mengatur hubungan-hubungan antar negara. Hasil karya para ahli
hukum, lebih memusatkan perhatian pada praktek yang berlaku dan
menyampingkan konsep hukum alam, meskipun tidak meninggalkan pada
reason dan justice, terutama apabila sesuatu hal tidak diatur oleh traktat atau
kebiasaan
• Pada abad ke 20
• . Terbentuk juga organisasi internasional yang fungsinya menyerupai
pemerintahan dunia untuk tujuan perdamaian dan kesejahteraan
umat manusia, seperti Liga Bangsa Bangsa, yang kemudian digantikan
oleh Perserikatan BangsaBangsa. Adanya perluasan ruang lingkup
traktat multiulateral tidak saja dibidang sosial ekonomi tetapi juga
mencakup perlindungan hak-hak dan kebebasan kebesasan
fundamental individu
• 1.2Pengertian Hukun Internasional
• Pengertian hukum internasional adalah segala peraturan hukum yang
menyangkut setidaknya dua negara atau lebih. Hukum internasional
ini mengatur segala aktivitas masyarakat yang berada di negara yang
berbeda sesuai dengan ketentuan internasional. Sehingga, tidak
semua aktivitas manusia dapat diatur dengan menggunakan hukum
internasional. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan tradisi dan
budaya dari masing masing negara.
• Hukum internasional yang mengatur dua negara atau lebih hanya
dapat diterapkan pada hal hal yang bersifat umum yang mana
sebelumnya telah disetujui oleh pihak
• Ada dua macam hubungan internasional. Pertama adalah hukum publik
internasional dan yang kedua adalah hukum perdata internasional. Berikut
ini adalah penjelasan dari kedua jenis hukum internasional tersebut :
• 1. Hukum publik internasional adalah hukum internasional yang mengatur
antar negara dalam hubungan internasional. Hukum ini juga dapat disebut
sebagai hukum antarnegara.
• 2, Hukum perdata internasional merupakan pengertian hukum
internasional yang mengatur antarwarga negara

• hukum internasional ini mengatur segala perilaku antara satu warga


negara di suatu negara dengan warga negara di negara yang berbeda.
Secara umum hukum perdata internasional juga dapat disebut sebagai
hukum antar bangsa
• l. Hukum internasional menjadi pedoman dan acuan untuk bisa
menyatukan negara-negara yang berbeda dan menjalankan hubungan
yang baik sebagai tujuan hukum internasional yang pertama hukum
internasional mengatur hubungan serta tata cara mengatasi berbagai
persoalan antar negara dan antar bangsa.
• hukum internasional memiliki beberapa tujuan yang tak kalah
penting lainnya. Pertama, tujuan hukum internasional adalah untuk
meningkatkan hubungan luar negeri, baik dalam hal politik maupun
ekonomi
• Tujuan hukum internasional yang kedua adalah untuk menciptakan
hubungan internasional yang teratur. Dengan kata lain, anggota
masyarakat internasional harus tunduk dengan hukum internasional
yang telah disepakati bersama agar tercipta hubungan internasional
yang tertib dan terarah. Salah satu sumber hukum internasional yang
banyak digunakan oleh negara-negara adalah melalui perjanjian
internasional.
• Tujuan hukum internasional yang ke tiga adalah untuk mewujudkan
dan menjamin keadilan dalam hubungan internasional di antara
negara-negara secara obyektif, hal ini ditunjukkan dengan
dibentuknya Mahkamah Internasional dalam PBB.
• Mahkamah ini didirikan untuk menyelesaikan kasus-kasus
persengketaan antar negara dan memberikan opini ataupun nasehat
menurut hukum internasional yang telah disepakati. Mahkamah ini
juga yang menentukan empat kejahatan berat yaitu kejahatan
genosida yang berhubungan dengan bangsa dan ras, kejahatan
perang,kejahatan terhadap kemanusiaan seperti pelanggaran HAM
serta kejahatan agresi

Anda mungkin juga menyukai