Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL

1. Masa Klasik (Kuno)


➔ Perkembangan Hukum Internasional di masa klasik ini dibagi menjadi 4, yaitu:
o India Kuno
Pada kebudayaan India kuno terdapat hukum dan lembaga hukum
yang mengatur mengenai hubungan antara raja, suku bangsa, dan
kasta. Sebenarnya hukum yang mengatur mengenai hubungan antar
raja pada masa itu tidak dapat dikatakan sebagai hukum internasional,
karena pada masa itu belum ada pemisahan antara agama, soal-soal
kemasyarakatan, dan negara. Namun pada waktu itu terdapat tulisan-
tulisan, pada tulisan itulah terdapat ketentuan-ketentuan yang
mengatur hubungan antara raja atau kerajaan, seperti ketentuan yang
mengatur kedudukan utusan raja dan hak istimewa utusan raja,
perjanjian dengan kerajaan lain, serta ketentuan perang dan cara
berperang. (Kusumaatmaja, Mochtar dan Etty R. Agoes; 2003: 26)
o Cina Kuno
Pada masa itu Cina memperkenalkan nilai-nilai etika dalam proses
pembelajaran kepada kelompok-kelompok yang berkuasa,
pembentukan sistem kekuasaan negara yang bersifat regional tributary
state, dan pembentukan perserikatan negara-negara Tiongkok yang
dicanangkan oleh Kong Hu Cu.
o Yunani Kuno
Menurut Vinoggradoff, hukum intermunicipal sudah ada pada
masa itu, yaitu kaidah-kaidah kebiasaan yang berlaku dalam hubungan
antar negara-negara kota, seperti ketentuan mengenai utusan,
pernyataan perang, perbudakan tawanan perang. Tidak hanya itu
hukum intermunicipal juga diterapkan untuk masyarakat tetangga dari
negara kota. Namun hukum intermunicipal sangat dipengaruhi oleh
agama, sehingga tidak ada pemisah yang tegas antara hukum, moral,
keadilan, dan agama. (Starke, J.G.; 2001: 9)
o Romawi Kuno
Di masa Romawi kuno, hukum yang mengatur hubungan antar kerajaan
tidak mengalami perkembangan karena masyarakat bangsa-bangsa
adalah satu imperium, yaitu Imperium Romawi. Sumbangan utama
bangsa Romawi bagi perkembangan hukum internasional pada
umumnya dan sedikit sekali bagi. Oleh karena itu di masa Romawi Kuno
hukum internasional tidak mengalami perkembangan, hal ini
disebabkan karena adanya Imperium Romawi Suci (Holly Roman
Empire).

2. Masa Pertengahan
➔ Pada abad pertengahan hukum internasional tidak mengalami perkembangan
yang besar akibat dari banyaknya pengaruh ajaran gereja, tetapi negara-
negara yang berada di luar jangkauan gereja seperti Inggris, Perancis, Venesia,
Swedia, dan Portugal mulai muncul benih-benih perkembangan hukum
internasional. Traktat-traktat yang dibuat oleh negara juga lebih bersifat
mengatur peperangan, perdamaian, gencatan senjata, dan persekutuan-
persekutuan. Melemahnya kekuasaan gereja yang ditandai dengan upaya
sekularisasi, seperti yang dilakukan oleh Martin Luther sebagai tokoh
reformis gereja, dan juga mulai terbentuk negara-negara modern. Akhirnya
pada akhir abad pertengahan, hukum internasional digunakan dalam isu-isu
politik, militer, dan pertahanan.

3. Masa Modern
➔ Terjadi perubahan nama dari Hukum Bangsa-Bangsa menjadi Hukum
Internasional oleh Jeremy Bentham. Pengertian baru ini berpengaruh pada
isi hukum internasional itu sendiri, yaitu adanya pemisahan antara persoalan
domestik dengan internasional. Hukum internasional akhirnya berkembang
lebih jauh lagi. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan ini adalah
munculnya kebangkitan negara-negara baru, baik di dalam maupun di luar
benua Eropa, modernisasi sarana angkutan dunia, penemuan-penemuan baru
(terutama di bidang persenjataan militer untuk perang). Semuanya itu
menimbulkan kebutuhan akan adanya sistem hukum yang bersifat tegas untuk
mengatur hubungan-hubungan internasional tersebut. Pada saat itu juga
terjadi perkembangan hukum tentang perang dan netralitas, serta
meningkatnya penyelesaian perkara-perkara internasional melalui lembaga
Arbitrase Internasional, dan negara-negara juga mulai terbiasa dengan
pembuatan traktat-traktat untuk mengatur hubungan-hubungan antar negara.

DAFTAR PUSTAKA
MASA, S. P. H. I. D. SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL DARI MASA
KLASIK HINGGA MASA MODEREN Oleh: ARSENSIUS, SH.
J.G. Starke, Hukum Internasional 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2001.
Kusumaatmaja, Mochtar, dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Alumni,
Bandung, 2003.

Anda mungkin juga menyukai