Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (Zoon

Politicon). Manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan dari orang lain. Telah

berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk social itu menitik beratkan

pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana unsur-

unsur kehausan biologis yang salah satunya mengcukupi kebutuhan makan

sehari-hari. Salah satu Cara manusia mencukupi kebutuhan tersebut adalah

dengan melakukan kegiatan jual-beli (Muamalah).

Allah menurunkan Al-Qur’an salah satu isinya untuk mengatur

konsep jual-beli yang adil agar tercapai kesejahteraan bagi semua golongan.

Hubungan manusia satu dengan manusia berkaitan dengan harta diatur

agama Islam salah satunya dalam jual beli. Jual beli yang didalam nya

terdapat aturan-aturan yang seharusnya kita mengerti dan kita pahami. Jual

beli seperti apakah yang dibenarkan oleh syara’ dan jual beli manakah yang

tidak diperbolehkan.

Dalam sighad al-aqd (ijab qabul) dilakukan secara langsung baik

melalui lisan ataupun perbuatan yang menandakan adanya kerelaan dari

kedua belah pihak dalam melakukan kegiatan jual beli, Mahallul aqd

merupakan objek yang diperjual belikan secara nyata dan dapat dicek

1
2

keadaannya secara langsung, al-aqidain merupakan pihak yang

melaksanakan akad dalam jual-beli tersebut dan mempunyai sifat berakal,

sehat, dewasa dan cukup memahami hukum dan maudhu’ul aqd atau tujuan

adanya akad yaitu barang diterima oleh pembeli dan penjual mendapatkan

keuntungan dari adanya akad tersebut.

Melihat paparan di atas, perlu kiranya kita mengetahui beberapa

penting tentang jual beli yang patut diperhatikan bagi mereka yang

kesehariannya bergelut dengan transaksi jual beli, bahkan jika ditilik secara

seksama, setiap orang tentulah bersentuhan dengan jual beli. Oleh karena

itu, pengetahuan tentang jual beli yang disyariatkan mutlak diperlukan.1

Berdagang atau berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan

dalam ajaran Islam. Bahkan Rasulullah SAW sendiri pun saat remaja sudah

memulai untuk berdagang ke negeri Syam. Jual beli merupakan sesuatu

yang diperbolehkan, dengan catatan selama dilakukan dengan benar sesuai

dengan tuntunan ajaran Islam.2

Jual beli merupakan salah satu aktivitas bisnis yang sudah

berlangsung cukup lama dalam masyarakat. Namun demikian, tidak ada

catatan yang pasti kapan awal mulanya aktivitas bisnis secara formal.

Ketentuan yang jelas ada dalam masyarakat adalah jual beli telah

mengalami perkembangan dari pola tradisional sampai pada pola modern.

Dahulu, masyarakat melakukan aktivitas jual beli dalam bentuk tukar

menukar barang dengan barang lain. Misalnya, padi ditukar dengan jagung,
1
Diah Syifaul Ayuni, Syariah dan Hukum Islam’, Al-Adalah, No. 1, Vol. 4 ( Maret 2018), 36-38.
2
Tira Nur Fitria, Jual Beli Online Shop Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara’, Ilmiah
Ekonomi Islam, No. 01, Vol. 03, (Maret 2017), 54.
3

atau ditukar dengan garam, bawang dan lain-lain. Di daerah-daerah suku

terasing atau pedalaman, praktek aktivitas bisnis seperti ini masih berlaku.3

Secara bahasa, jual beli berarti penukaran secara mutlak. Secara

terminologi, jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam

bentuk pemindahan milik dan pemilikan. Definisi di atas dapat dipahami

bahwa inti dar jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang atau

benda yang memiliki nilai, secara sukarela di antara kedua belah pihak,

salah satu pihak menerima benda dan pihak lainnya menerima uang sebagai

kompensasi barang, sesuai dengan perjanjian dan ketentuan yang telah

dibenarkan syara dan disepakati. Islam mempertegas legalitas dan

keabsahan jual-beli secara umum, serta menolak dan melarang konsep riba.4

Islam memandang bahwa dengan segala isinya merupakan amanah

Allah kepada sang khalifah agar dipergunakan sebaik-baiknya bagi

kesejahteraan manusia. Manusia dalam mencapai tujuan suci ini, Allah

SWT. Memberikan aturan hidup melalui petunjuk Rasul-Nya. Petunjuk

tersebut dinamakan ad-diinul Islam (agama Islam). Islam mengajarkan

bahwa suatu kewajiban bagi setiap muslim dalam berusaha semaksimal

mungkin melaksanakan semua syari‘ah (aturan) Islam disegala aspek

kehidupan, termasuk dalam pencaharian kehidupan (ekonomi). Kajian

3
Siti Mujiatun, Jual Beli dalam Perspektif Islam’, Riset Akutansi dan Bisnis, No. 2, Vol. 13,
(September, 2013), 202.
4
Munir Salim, Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam, No. 2, Vol. 6,
(Desember, 2017), 373.
4

ekonomi Islam mencakup aspek muamalah. Muamalah adalah suatu

aktivitas yang berhubungan dengan sesama manusia seperti jual beli.5

Islam bukanlah sekedar agama sebagaimana agama-agama lain yang

ada di dunia karena Islam lebih dari pada sekedar urusan ibadah, Islam

adalah the way of life atau jalan hidup. Allah memberikan pedoman hidup

yang lengkap berupa Al-Qur’an dan hadits, di dalamnya telah ditunjukkan

bagaimana jalan hidup seorang Muslim dari bangun tidur sampai kembali

tidur. Demikian pula dengan kegiatan manusia pada siang harinya, yakni

bekerja.

Bekerja dengan Cara berdagang atau jual beli termasuk transaksi kuno

yang sampai saat ini terus menerus orang lakukan bahkan kini bukan lagi

antar tetangga maupun Kota namun sudah lintas bangsa dan negara. Tidak

seorang pun bisa hidup di tengah masyarakat manapun, kecuali perdagangan

atau jual beli masuk dalam kehidupannya.6

Pada masa sekarang, Cara bermuamalah semakin kompleks dan

beragam dalam upaya manusia memenuhi kebutuhan hidup. Bagi sebagian

orang, belanja telah menjadi aktivitas rutin untuk memenuhi kebutuhan

sehari- hari. Belanja barang dapat dilakukan dengan berbagai Cara, kalau

dulu belanja sering dilakukan di pasar atau di toko-toko eceran biasa, namun

dengan perkembangan waktu, belanja sudah banyak dilakukan di

supermarket atau minimarket.

5
Nurul Pratiwi, Studi Pengalihan Uang Kembalian pada Transaksi di Indomaret Kecamatan
Bara Kota Palopo Perspektif Hukum Ekonomi Sayariah, (Skripsi—IAIN Palopo, Palopo 2020),
1-2.
6
Syaikhu, Fikih Muamalah, (Yogyakarta: K-Media, 2020), 43.
5

Ada pepatah atau jargon mengatakan konsumen adalah raja, ini sudah

sangat sering kita dengar di dalam dunia usaha ataupun bisnis. Bahkan di

Negara kita Indonesia, konsumen sangat dilindungi oleh negara lewat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen.

Seiring berkembangnya zaman, jargon 'Konsumen adalah Raja'

memang sudah tidak relevan lagi. konsumen lebih dianggap sebagai kawan,

maka derajat pelaku bisnis dan konsumen Akan menjadi Sama. Baik pelaku

bisnis maupun konsumen memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Jadi,

benar-benar dibutuhkan timbal balik yang seimbang dari kedua belah pihak.

Ini yang mungkin kemudian menjadi pijakan bagi para produsen

ataupun penjual, khususnya para pemilik minimarket ataupun supermarket

di Indonesia yang terkadang sering kali “offside” dalam mengambil langkah

inovasi terhadap konsumen saat ini yang sangat menimbulkan pro dan

kontra bagi para konsumen itu sendiri. 7

Berangkat dari sini, berkaca dari pasal 4 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bagian

pertama Hak dan Kewajiban Konsumen dalam Ayat 1 (satu) disebutkan hak

atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang

dan/atau jasa, sebagai konsumen di beberapa minimarket khususnya, sering

kali uang kembalian yang oleh pihak penjual/kasir dalam transaksi jual beli,

baik itu oleh karena alasan kehabisan uang kembalian ataupun tidak yang

7
Asad Fuadi, Ekonomi Keuangan & Bisnis Syariah (Volume 4, No 3, 2022), 829.
6

kemudian uang kembalian tersebut berubah menjadi penawaran untuk

donasi. Tentunya dalam pasal 4 tersebut bagi penjual/produsen sering kali

telah melanggar pasal 4 yang di atas telah disebutkan yaitu melanggar hak

atas kenyamanan konsumen.8

Menjamurnya usaha minimarket ataupun supermarket franchise di

Indonesia, baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah tak ayal

memang untuk meningkatkan perekonomian negara. Berbeda dengan pasar

tradisional ataupun warung klontong biasa, semua barang di minimarket

sudah tersusun rapih dan dengan label harga yang sudah tertera jelas di

etalase, yang kemudian konsumen tinggal membayarnya di kasir.

Tidak semua konsumen atau pembeli membawa uang pas atau sesuai

dengan harga pembeliannya tersebut, dan juga tentunya banyak dari para

konsumen yang membawa uang lebih ketika berbelanja. Dan ini

memberikan konsekuensi kepada penjual atau pihak minimarket untuk

memberikan uang kembalian. Uang kembalian tersebut sudah seyogyanya

diberikan kepada konsumen oleh kasir baik itu hanya sebesar Rp 100, 00

(seratus rupiah) sekalipun, karena menjadi hak seorang konsumen.

Meskipun uang kembalian tersebut sedikit, ini yang sering sekali

menjadi jalan, untuk pihak minimarket menawarkan kepada para konsumen

yang uang kembaliannya berlebih agar didonasikan untuk kepentingan

sosial masyarakat. Namun banyak juga ternyata, baik itu dari oknum pihak

kasir ataupun pemilik minimarket tidak memberitahukan kepada konsumen

8
Presidan Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1999, dalam
https:/jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1999/8TAHUN~1999UU.htm, diakses pada 01 Juni 2022.
7

mengenai uang donasi tersebut, Akan digunakan untuk siapa, diberikan

dalam bentuk apa, kapan diberikannya.

Dalam masalah ini, Islam tentu sangat memperhatikan sekali ha-hal

yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah, salah satu aspeknya yaitu

tentang kejujuran. Islam sangat menentang ketidak jujuran, praktek

manipulasi, penipuan, pemaksaan dan semua bentuk perbuatan yang

mengandung ketidakjelasan.9

Seharusnya jual beli dengan menggunakan alat tukar berupa uang

untuk mendapatkan suatu barang dan kembaliannya diterima dalam bentuk

uang juga bukan dalam bentuk donasi. Nyatanya, pengalihan uang

kembalian dalam bentuk donasi ini telah diterapkan hampir di seluruh

Alfamart, seperti di Alfamart Kecamatan Simpenan. Terkait hal-hal yang

telah diuraikan maka disini peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

Berkenaan dengan itu penulis melakukan penelitian, dan mengangkat judul

“TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP

MEKANISME PENGALIHAN UANG KEMBALIAN PADA

TRANSAKSI DI ALFAMART DESA LOJI KECAMATAN

SIMPENAN”

9
Asad Fuadi, Ekonomi Keuangan & Bisnis Syariah (Volume 4, No 3, 2022), 830.
8

B. Pertanyaan Pokok Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka pertanyaan poko penelitian yang

diangkat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana yang dimagsud Pengalihan Uang Kembalian di Alfamart

desa loji kecamatan Simpenan itu?

2. Bagaimana Praktek Pengalihan Uang Kembalian pada transaksi di

Alfamart desa loji kecamatan Simpenan?

3. Bagaimana Pengalihan Uang Kembalian pada transaksi di Alfamart desa

loji kecamatan Simpenan Perspektif Hukum Ekonomi Syariah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Magsud pengalihan uang kembalian di Alfamart desa

loji kecamatan Simpenan.

2. Untuk mengetahui Praktek Pengalihan Uang Kembalian pada transaksi

di Alfamart desa loji kecamatan Simpenan.

3. Untuk mengetahui Pengalihan Uang Kembalian pada transaksi di

Alfamart desa loji kecamatan Simpenan Perspektif Hukum Ekonomi

Syariah.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap semoga dapat memberikan

manfaat, sebagai berikut :


9

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan informasi sebagai acuan dan untuk menambah wawasan

pemikiran serta ilmu pengetahuan dalam hal transaksi jual beli. Serta

menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pengalihan uang kembalian

pada transaksi jual beli.

2. Manfaat Praktis

a. Alfamart

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi

Alfamart di desa loji kecamatan simpenan dalam melayani dan

memperhatikan hak-hak konsumen.

b. Penulis

Sebagai bahan penelitian yang pernah di dapat yang kemudian

dapat di aplikasikan di kehidupan sehari-hari dengan harapan apa

yang diperoleh tersebut dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang

ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang pengalihan uang

kembalian pada transaksi jual beli.

c. Masyarakat/Konsumen

Menjadi pegangan bagi masyarakat/konsumen agar perlunya

kesepakatan kedua belah pihak atas pengalihan uang kembalian pada

transaksi jual beli.


10

E. Metode Penelitian

Pada prinsipnya dalam setiap penulisan karya ilmiah diperlukan data-

data yang lengkap dan objektif serta mempunyai metode dan Cara tertentu

sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Metode penelitian sendiri adalah

Cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk

mencapai suatu tujuan dengan Cara mencari, mencatat, merumuskan dan

menganalisis sampai menyusun laporan.

Metode penelitian berasal dari dua kata, yaitu metode dan penelitian.

Metode diambil dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau

jalan. Metode merupakan merupakan cara yang teratur untuk mencapai

suatu magsud yang diinginkan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode

menyangkut cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sarana ilmu

yang bersangkutan. Oleh sebab itu, metode dapat diartikan sebagai cara

mendekati, mengamati, dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan

landasan teori.

Sedangkan research (penelitian) sebagai usaha untuk menemukan,

mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan

dengan mengunakan metode-metode ilmiah.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (field research) yaitu

dengan cara mencari data secara langsung di lokasi penelitian dengan

melihat obyek yang diteliti. Dimana seorang peneliti melakukan

eksplorasi secara mendalam terhadap program, proses, kejadian,


11

aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Adapun lokasi penelitian ini

dilakukan di Desa Loji Kecamatn Simpenan.

2. Pendekatan

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian dengan

pendekantan Kualitatif naturalis yaitu pelaksanaan penelitian ini

dilakukan secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal dan tidak

dimanipulasi keadaan dan kondisianya, serta menekan deskripsi secara

alami. Pengambilan data atau penjaringn fenomena yang dilakukan dari

keadaan sewajarnya. Dengn sifat ini penelitian dituntut untuk terlibat

langsung dilapangan.

3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan pengamat penuh. Selain

itu dalam melakukan pengamatan peneliti dalam rangka observasi

dilakukan secara terang-terangan. Sehingga peneliti secara langsung

melakukan observsi dan wawamcara kepada konsumen minimarket

Alfamart yang berada di Desa Loji Kecamatan Simpenan yang

berfungsi sebagai informan yang dapat memberikan penjelasan dan data

yang akurat sebagai bahan penelitian.

4. Lokasi Penelitian

Terkait lokasi Penelitian, Penulis memilih Penelitian dilakukan

pada konsumen minimarket Alfamart Simpenan Kelurahan Loji

Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi. Alasan peneliti melakukan

penelitian ditempat ini karena adanya permasalahan yang Akan dikaji


12

dan dari peneliti ketahui banyak cerita konsumen dari mulut kemulut

tentang pengembalian yang didonasikan.

5. Data dan Sumber Data

Sumber data yang didapatkan dari penelitian kualitatif. Untuk

penelitian kualitatif misalnya wawancara, observasi, dokumentasi. Oleh

karena itu, sumber data dalam penelitian ini berupa katakata dan

tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan

sumber data dan utama. Adapun jenis-jenis data sebagai berikut:

a. Sumber Primer

Penelitian ini menggunakan data primer karena, data yang

diperoleh langsung dari subjek yang diteliti berupa wawancara

langsung kepada konsumen Alfamart Simpenan di Desa Loji

Kecamatan Simpenan.

b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder penelitian ini diperoleh dari buku yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian, dokumen-dokumen

serta literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Adapun penulis berupaya menggali data dari lapangan yang

berkaitan dengan transaksi jual beli dan mekanisme pengalihan uang

kembalian di Desa Loji Kecamatan Simpenan, diantaranya adalah :

a. Data tentang bentuk Akad jual beli di Alfamart Desa Loji

Kecamatan Simpenan.
13

b. Data tentang bentuk Pengalihan Uang Kembalian pada transaksi di

Alfamart Desa Loji kecamatan Simpenan.

c. Data tentang perlindungan Konsumen terhadap Pengalihan Uang

Kembalian pada transaksi di Alfamart desa loji kecamatan

Simpenan.( tolong cari bentuk realnya apakah dalam bentuk aturan

internal perusahaan dll )

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah langsung

dari lapangan, yaitu selama peneliti melakukan penelitian secara

langsung terhadap Konsumen yang belanja di Alfamart Desa Loji

Kecamatan Simpenan.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Oleh karena itu, observasi yang dilakukan penulis adalah

melakukan pengamatan secara langsung pada lokasi penelitian.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung dan

mengalami langsung kejadian kembalian uang dalam bentuk

donasi.

b. Wawancara

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan

mengumpulkan keterangan-keterangan tentang kehidupan manusia


14

dalam suatu masyarakat serta pendirian itu merupakan suatu

pembantu utama dari metode observasi (pengamatan). Wawancara

dilakukan untuk memperoleh data atau keterangan terhadap orang-

orang yang dianggap mengetahui dan memungkinkan diperoleh

data yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara

langsung kepada konsumen yang pernah berbelanja di Alfamart

dan peneliti juga melakukan wawancara kepada Karyawan

Alfamart Desa Loji Kecamatan Simpenan.

c. Dokumentsi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

mengasilkan catatan-catatan penting yang berhubungn dengan

masalah yng diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap,

sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Sehingga peneliti

mendapatkan foto atau gambar terkait dengan Transaksi jual beli

dan pengalihan uang kembalian di Alfamart.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif model analisis Miles dan

Huberman dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Reduksi data merupakan proses mengumpulkan data penelitian.

b. Penyajian data, data yang telah diperoleh disajikan dalam daftar

kategori setiap data yang didapat dengan berbentuk naratif.


15

c. Mengambil kesimpulan, proses lanjutan dari reduksi data dan

penyajian data. Data yang disimpulkan berpeluang untuk menerima

masukan. Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji

kembali dengan data dilapangan.

d. Analisis penelitian ini dilakukan menggunakan model Miles dan

Huberman.

Berdasarkan urutan diatas, maka analisis data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah: langkah pertama, peneliti mereduksi data

yang telah didapat dari lapangan. langkah kedua, peneliti menyajikan

data yang dirangkum berdasarkan fakta dilapangan lalu

menginterprestasikan dengan teori. Langkah ketiga, peneliti menyajikan

data telah diperoleh dalam bentuk naratif. Langkah keempat, peneliti

membuat kesimpulan dari hasil peneliti yang didapat.

8. Pengecekan Keabsahan Data

a. Perpanjangn pengmatan

Dalam teknik ini dinilai mampu meningkatkan derajat

kepercayaan data, dengan perpanjangan pengamatan yang berarti

kita kembali terjun kelapangan, melakukan pengamatan dan

wawancara lagi dengan sumber data yang pernah kita temui

maupun yang baru.

b. Ketekunan pengamatan

Meningkatkan ketekutan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut


16

maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam

secara pasti dan sistematis.

F. Kerangka Berpikir

Ekonomi Islam merupakan bagian dari bentuk usaha duniawi yang

bernilai ibadah juga merupakan suatu amanah, yaitu amanah dalam

melakukan kewajiban kepada Allah (Hablumminnallah) dan kewajiban

kepada sesame manusia (Habumminannas). Karena aktifitas dan prilaku

ekonomi tidak terlepas dari karakteristik manusianya. Pola perilaku, bentuk

aktivitas, dan pola kecenderungan terkait dengan pemahaman manusia

terhadap makna kehidupan ini sendiri.

Oleh karena itu, manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

dianjurkan untuk mencari rezeki dengan cara berniaga yang ditunaikan

dalam usaha perdagangan yang bertujuan untuk menghindari usaha yang

subhat, setiap orang memperhatikan dan memiliki ilmu mengenai hokum

jual beli apabila ingin mendapatkan rezeki dari usaha yang baik dan berkah,

mendapat kepercayaan pelanggan dan keridhoaan Allah. Factor keberkahan

atau upaya menggapai ridha Allah merupakan puncak kebahagiaan hidup

seseorang muslim, para pengelola bisnis harus mematok orientasi

keberkahan ini menjadi visi bisnisnya agar senantiasa dalam kegiatan bisnis

selalu dalam kendali syariat dan diraihnya keridhaan Allah.

Penelitian ini berangkat dari asumsi dasar bahwa suatu jual beli

dipandang sah apabila telah memenuhi rukun dan syaratnya, rukun jual beli

yaitu bā’i (penjual), musytarī (pembeli), ṣiġhat (ijab dan kabul), ma’qūd
17

‘alaih (benda atau barang). Sedangkan syarat utama dalam jual beli adalah

adanya unsur saling rela antara kedua bela pihak sehingga tidak ada pihak

yang merasa dirugikan dan dzalimi dalam praktek jual beli tersebut. Semua

jalan yang saling mendatangkan manfaat antara individu-individu dengan

saling rela-merelakan dan adil, adalah dibenarkan. Sedangkan jika tidak

adanya unsur kerelaan maka jual beli tersebut tidak sah.

Hukum ekonomi Islam adalah seperangkat aturan atau Norma yang

menjadi pedoman, baik oleh perorangan atau badan hukum dalam

melaksanakan kegiatan ekonomi yang bersifat privat maupun public

berdasarkan prinsip syariah Islam. Dalam hal ini, praktek pengalihan sisa

uang pembeli dalam transaksi jual beli apakah sudah sesuai dengan syariat

Islam dan dapat diterima oleh kedua belah pihak atau tidak, karena pada

hakikatnya dalam transaksi jual beli harus adanya unsur kerelaan pada

masing-masing pihak dan tidak adanya paksaan dan salah satu pihak yang

dapat menimbulkan kebathilan dan merugikan orang lain.

Dalam kehidupan bermuamalah akad merupakan bagian penentuan

dalam transaksi ekonomi. Oleh karena itu akad harus dibuat oleh kedua

belah pihak yang bertransaksi, karena akad yang menentukan transaksi

tersebut menjadi sah atau tidak.

Kerangka pikir yang dapat penulis sampaikan adalah : Langsung ke

skema

Berdasarkan pengamatan yang telah penulis lakukan muncul

kebiasaan dalam transaksi jual beli di Alfamart Desa Loji Kecamatan


18

Simpenan yang menerapkan pengalihan sisa uang pembelian yang dialihkan

sebagai Dana sosial, yang nilai nominalnya kurang dari Rp. 50,- (Lima

Puluh Rupiah). < Ini Dibahas di bab III.} Apabila dikaitkan dengan posisi

hukum ekonomi syariah, praktek tersebut secara mutlak dapat dibenarkan

atau disalahkan, karena dalam bahasa fiqih nya pengalihan sisa uang

pembeli untuk Dana sosial tersebut dapat dikatakan sebagai sedekah, hibah,

ataupun infaq. Jika pemberian kepada orang lain dimaksudkan untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT dan diberikan kepada orang yang

membutuhkan tanpa mengharapkan pengganti pemberian tersebut

dinamakan sedekah.10 Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-

Baqarah ayat: 271

‫ر لَّ ُكمۡۚ َويُ َكفِّ ُر عَن ُكم ِّمن‬ٞ S‫خَي‬


ۡ ‫و‬Sُ
َ ‫رٓا َء فَه‬S ِ َ‫ َد ٰق‬S‫ٱلص‬
َ َ‫ت فَنِ ِع َّما ِه ۖ َي وَِإن تُ ۡخفُوهَا َوتُ ۡؤتُوهَا ۡٱلفُق‬ َّ ْ ‫ د‬S‫ِإن تُ ۡب‬
‫ُوا‬
ٞ ِ‫َسيَِّئا تِ ُكمۡۗ َوٱهَّلل ُ بِ َما ت َۡع َملُونَ خَ ب‬
‫ير‬
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali.
Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-
orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah
akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” 11

Sedangkan hibah adalah akad yang menjadikan kepemilikan tanpa

adanya pengganti ketika masih hidup dan dilakukan secara sukarela.

Landasan hibah terdapat dalam firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-

Baqarah ayat : 177

....‫ َو َءاتَى ۡٱل َما َل َعلَ ٰى حُ بِِّۦه َذ ِوي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم ٰ َس ِكينَ َو ۡٱبنَ ٱل َّسبِي ِل‬....
10
Muhimmatus Salamh, Studi Perspektif Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktek
Pengalihan Sisa Uang Pembelian dalam Transaksi Jual Beli di Toko Arafah Cirebon, (Skripsi
—IAIN Syehh Nurjati, Cirebon, 2015), 10-11.
11
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, (Edisi
Penyempurnaan 2019), 60.
19

“….Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-


anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan)....”12

12
Ibid, 35.
20

Selain itu, infaq juga merupakan membelanjakan atau mengeluarkan

sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan, baik itu kepentingan yang baik

maupun kepentingan yang buruk yang tidak hanya terbatas dijalan Allah

social, atau donasi.

Penjelasan di atas sudah jelas bahwa agama Islam sangat

menganjurkan untuk bersedekah melakukan hibah, atau berinfaq. Nabi

SAW juga menganjurkan setiap Muslim memiliki kesanggupan untuk

bersedekah pada setiap harinya. Makna sedekah, hibah, ataupun infaq tidak

hanya focus menggunakan harta untuk hal-hal yang baik. Namun terdapat

makna social yang hendak menyelamatkan kehidupan orang miskin, anak

yatim, para pengemis, pemulung dan peminta-minta.

Sedekah, hibah ataupun infaq adalah sebagai fungsi social untuk

menghasilkan solusi dan berbagai problem kemasyarakatan, khususnya

ketidakadilan ekonomi. Namun dari problem di atas menunjukan bahwa

pihak Alfamart dalam pengalihan sisa uang pembeli untuk Dana social

kurang transparan dalam penyalurannya.

Selain pengalihan sisa pembeli untuk Dana social, Alfamart juga

menerapkan praktek pengalihan sisa uang pembeli yang diganti dengan

permen. Dalam hal tersebut dapat menimbulkan penyimpangan dari kaidah

hukum yang telah ditetapkan, sebab kegiatan tersebut Akan merugikan jika

pembeli tidak ikhlas. System tersebut lebih pemaksaan Karena tidak semua

pembeli rela dengan uangnya diganti dengan permen.


21

Islam menganjurkan agar dalam melakukan segala aktifitas harus

senantiasa adil. Keadilan dalam Islam diterapkan pada semua ajaran dalam

peraturan Islam baik aqidah, syariat atau etika. Karena syarat yang paling

penting dalam setiap akad adalah adanya kerelaan dan keikhlasan dari kedua

belah pihak. Hal ini bertujuan agar dalam kegiatan tukar menukar barang

yang ditunjukkan dengan saling memberi dan menerima yakni untuk

mendapatkan manfaat dan memelihara nilai-nilai keadilan.

Kondisi tersebut tergantung pada bentuk konkrit di kalangan

masyarakat, kebebasan yang dikembangkan dan dijadikan pedoman

masyarakat bila di benarkan apabila tidak menyimpang dari prinsip dasar

ajaran syariat Islam.

Model-model dari transaksi di Alfamart diatas hendaknya menjadi perhatiannya


yang serius dari pelaku pasar Muslim. Pengakuan nilai-nilai moral dalam
kehidupan perdagangan dipasar harus disadari secara personal oleh setiap pelaku
pasar. Artinya, nilai-nilai moralitas merupakan nilai yang sudah tertanam dalam
diri para pelaku pasar, karena ini merupakan refleksi dari keimanan kepada Allah
SWT. Dengan demikian, dalam melaksanakan suatu bisnis harus ditumbuhi nilai-
nilai syariat seperti keadilan, keterbukaan, kejujuran yang merupakan nilai-nilai
universal, bukan hanya untuk muslim saja juga nonmuslim.13 Ini dibahas di bab
analisa ( bab IV )

13
Muhimmatus Salamh, Studi Perspektif Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktek Pengalihan
Sisa Uang Pembelian dalam Transaksi Jual Beli di Toko Arafah Cirebon, (Skripsi—IAIN Syehh
Nurjati, Cirebon, 2015), 12-13.
22

Gambar 1.1 Skema kerangka berpikir

Menjamurnya usaha minimarket di Indonesia,


baik di kota-kota besar maupun di daerah-
daerah tak ayal memang untuk meningkatkan
perekonomian negara. Berbeda dengan pasar
tradisional ataupun warung klontong biasa,
semua barang di minimarket sudah tersusun
rapih dan dengan label harga yang sudah
tertera jelas di etalase, yang kemudian
konsumen tinggal membayarnya di kasir. Para konsumen Alfamart
Dalam transaksi jual beli di Alfamart Desa Desa Loji Kecamatan
Loji Kecamatan Simpenan yang menerapkan
pengalihan sisa uang pembelian yang dialihkan SImpenan
sebagai Dana sosial, yang nilai nominalnya
kurang dari Rp. 50, - (Lima Puluh Rupiah).
Apabila dikaitkan dengan posisi hukum
ekonomi syariah, praktek tersebut secara
mutlak dapat dibenarkan atau disalahkan.

Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah


Terhadap Mekanisme Pengalihan
Uang Kembalian Pada Transaksi
di Alfamart

Mengetahui syarat, rukun, dan akad jual beli,


serta untuk mengetahui pengalihan uang
kembalian saat bertransaksi dalam pandangan
Hukum Ekonomi Syariah.
23

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulismembagi pembahasan ke dalam lima

bab, yang masing-masing babnya terdapat sub bab. Sistematika pembahasan

dalam penulisan skripsi ini antara lain adalah :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan gambaran umum untuk meberi rangka

pemikiran keseluruhan dari skripsi ini yang meliputi : Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan

Sistematika Pembahaan.

BAB II : LANDASAN TEORITIS TENTANG TRANSAKSI JUAL

BELI DALAM ISLAM

Bab ini merupakan landasan teori masalah yang diangkat

dalam skripsi ini. Bab ini berisi Pengertian Jual beli, dasar

hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual

beli, pengalihan uang kembalian, dan Pengalihan Uang

Kembalian ditinjau dari Undang-Undang No. 8 tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen

BAB III : PRAKTIK TRANSAKSI JUAL BELI DI ALFAMART

KECAMATAN SIMPENAN

Bab ini memaparkan data-data yang telah dihimpun oleh

penulis dan berbagai dokumen yang dikumpulkan oleh penulis.


24

Bab ini berisi, Lokasi Penelitian penulis, praktek pengalihan

uang kembalian, dan kepuasan konsumen.

BAB IV : ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN

UANG KEMBALIAN

Pada bab ini merupakan pokok dari sekripsi memaparkan

tentang, bagaimana pandangan hukum islam terhadap

pengalihan uang kembalian di Desa Loji Kecamatan

Simpenan, bagaimana pelaksanaan jual beli, analisis hukum

islam terhadap akad jual beli, bagaimana pengalihan uang

kembalian dalam hukum islam.

BAB V : PENUTUP

Baba yang paling akhir dari pembahasan skripsi ini. Bab ini

berisi tantang kesimpulan sebagi jawaban dalam pokok

permasalahan dan saran-saran terkait penelitian.

Anda mungkin juga menyukai