Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KRISIS LINGKUNGAN di WILAYAH GUNUNG PATI

KABUPATEN SEMARANG

PENDAHULUAN

Lingkungan hidup memiliki dua komponen, yaitu biotik dan abiotik. Komponen biotik
adalah komponen hidup yang ada di alam dan meliputi semua makhluk hidup, seperti
hewan, tumbuhan, mikroorganisme, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik adalah
seluruh unsur yang tak hidup. Semua komponen tersebut harus berjalan seimbang agar
kehidupan menjadi aman, tenteram, dan damai. Apabila salah satu di antara komponen
tersebut terganggu maka mengakibatkan kurang seimbangnya lingkungan dan aktifitas
penduduk di daerah tersebut terganggu

Pencemaran terhadap lingkungan hidup seperti membuang sampah sembarangan dapat


mencemari air, tanah, dan udara. Membuang sampah ke sungai menyebabkan sungai
menjadi sarang penyakit, penumpukan sampah di dasar sungai, banjir, berkurangnya
ketersediaan air bersih, serta sungai menjadi kotor. Sampah plastik yang dibuang
sembarangan dapat mencemari tanah, karena sangat sulit terurai dan tidak mudah
membusuk dengan cepat. Sampah yang dibuang sembarangan di tempat umum seperti
tempat wisata, taman, dan jalanan dapat menyebabkan timbulnya aroma busuk yang
dapat mengganggu aktivitas masyarakat.

PEMBAHASAN

Pada dasarnya sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah
anorganik. Yang dimaksud dengan sampah organik adalah sampah yang berasal dari
sisa makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, atau manusia itu sendiri. Sampah organik
juga termasuk sampah yang mudah terurai, seperti daun dan makanan. Sampah organik
bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan. Sampah organik bisa diolah kembali
menjadi sesuatu yang bermanfaat jika dikelola dengan prosedur yang benar.
Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-
hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang. Sampah semacam ini seringkali sulit terurai, seperti kaleng makanan, plastik,
botol plastik, alumunium dan lain-lain. Pengolahan sampah anorganik sangat penting
untuk dilakukan karena bila dibiarkan maka akan menimbulkan dampak negatif, seperti
menimbulkan berbagai macam penyakit, mencemari air sehingga menyebabkan banyak
spesies ikan mati, penyumbatan drainase, dan lain-lain.

Sampah yang dibakar akan mengeluarkan gas beracun dan membahayakan kesehatan
masyarakat yang menghirup dan mengurangi kualitas lingkungan udara. Misalnya hasil
pembakaran berupa gas dioksin yang dihasilkan plastik 350 kali lebih beracun dari asap
rokok, sehingga mengganggu saraf dan sistem pernapasan, termasuk juga pemicu
kanker. Pembakaran styrofoam pun akan menghasilkan CFC yang dapat merusak
lapisan ozon dan berbahaya bagi tubuh manusia.

Selain pembakaran sampah yang membahayakan, menimbun sampah di dalam tanah


guna mencegah pembakaran ternyata juga memiliki dampak yang tidak baik terutama
bagi sampah plastik. Sampah plastik di bawah tanah tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme. Hal ini menyebabkan kelangkaan hewan tanah seperti cacing dan
mikroorganisme tanah. Kelangkaan hewan tanah terjadi karena hewan sulit
mendapatkan makanan dan tempat tinggal. Oleh karena itu sangat diperlukannya
penekanan terkait pemakaian bahan utama plastik.

Masalah mengenai sampah adalah masalah yang kompleks yang melibatkan banyak hal
dan banyak pihak. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar
permasalahan mengenai sampah dapat ditanggulangi. Volume sampah yang setiap
tahunnya meningkat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan juga gaya hidup
masyarakat. Oleh karena itu, peran masyarakatlah yang paling dibutuhkan dalam
menanggulangi masalah ini. Masyarakat juga perlu menyadari bahwa sampah adalah
masalah bersama, sehingga perlu untuk diselesaikan bersama-sama pula. Untuk itu,
kesadaran masyarakat perlu dibangun sehingga masyarakat mau mengelola sampah
yang telah dihasilkannya, baik dalam skala rumah tangga, atau lebih luas lagi dalam
suatu rukun tetangga, warga, atau desa dan kecamatan.
Kita bisa melakukan metode 3R untuk mengurangi pemakaian sampah. 3R meliputi
Reduce/mengurangi pemakaian suatu barang yang tidak dibutuhkan, Reuse/memakai
kembali barang yang masih layak pakai, dan Recycle/mendaur ulang barang yang sudah
tidak bisa lagi digunakan. Selain itu upaya yang dapat kita lakukan adalah
menggunakan tas ramah lingkungan sebagai pengganti plastik belanjaan, membawa
wadah makanan yang dapat dipakai berulang, mengganti sedotan plastik dengan sedotan
stainless steel, membawa botol minum sendiri untuk meminimalkan pembelian minum
dengan wadah plastik.

Selain upaya pengurangan sampah plastik, kita juga dapat melakukan upaya
pengelolaan sampah dengan memisahkan sampah organik dengan anorganik. Sampah
organik nantinya dapat dibuat menjadi kompos. Pupuk bisa digunakan untuk menanam
bunga dan berbagai tanaman bumbu dapur. Tidak hanya sampah organik saja yang
dapat diolah menjadi pupuk, sampah anorganik pun dapat di daur ulang. Seperti
bungkus minyak yang tidak terpakai dapat diolah menjadi map yang dapat menyimpan
buku atau berkas - berkas tertentu . Selain sampah bekas minyak, sampah - sampah
anorganik lainnya pun juga dapat didaur ulang menjadi barang berguna dan bernilai jual
.

PENUTUP
Laily, I. N. (31 Januari 2022) Penjelasan Komponen Biotik dan Abiotik serta
Contohnya. katadata.co.id.
https://katadata.co.id/iftitah/berita/61f75d375e77a/penjelasan-komponen-biotik-dan-
abiotik-serta-contohnya

Novita, F. Essay Tentang Sampah. scribd.com. Diakses pada 5 Agustus 2022 dari
https://id.scribd.com/document/509502265/essay-20tentang-20sampah

Putri, I. Esay Biologi Kelautan (Kita, Sampah, dan Lautan). academia.edu. Diakses pada
6 Agustus 2022 dari
https://www.academia.edu/35112848/Esay_Biologi_Kelautan_Kita_Sampah_dan_Laut
an_

Anda mungkin juga menyukai