Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK PRAKTIKUM

AGROEKOSISTEM BERKELANJUTAN
ACARA DAMPAK BAHAN KIMIA TERHADAP TANAH PERTANIAN

Minggu ke :X
Capaian Pembelajaran Khusus : Mampu menjelaskan dampak bahan kimia pada lahan pertanian
Waktu : (1 X 240 menit)
Tempat : Kebun TEFA Celeban

1. Pokok Bahasan
Dampak Bahan Kimia Pada Lahan Pertanian
2. Indikator Pencapaian :
Mampu menjelaskan dampak bahan kimia pada lahan pertanian dengan baik dan benar.
3. Teori
3.1. Apa Itu Bahan Kimia
Kimia sangat dekat dengan kehidupan kita. Banyak bahan kimia dan proses kimia terjadi
di sekitar kita bahkan dalam tubuh kita juga terjadi proses kimia. Belajar kimia kita dapat
lebih memahami fenomena alam terkait dengan kimia sehingga kita dapat mengontrol
perubahan yang terjadi demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Dalam
kehidupan sehari-hari kita menyaksikan makanan segar berubah jadi busuk atau basi
dalam waktu tertentu; beras berubah jadi nasi setelah dimasak; nyala kembang api yang

indah pa a malam tahun baru berasal ledakan kecil senyawa lo gam (garam logam);
pagar, paku, dan rantai yang terbuat dari besi akan berkarat setelah lama dipakai; bu nyi
petasan meledak; kayu di bakar men jadi arang dan asap; nyala api biru pada kompor gas
karena ada pembakaran gas dari dalam tabung yang berubah jadi energi panas yang
digunakan untuk memasak; motor dan mobil dapat bergerak karena ada pembakaran
bensin dari dalam tangki yang berubah jadi energi gerak. peristiwa tersebut merupakan
proses perubahan suatu materi menjadi materi lain yang sifatnya berbeda dengan materi
semula. Materi baru yang terbentuk tidak dapat menjadi materi semula, seperti: nasi tidak
dapat kembali menjadi beras, makanan basi tidak dapat kembali menjadi segar, nyalaapi
tidak dapat kembali jadi gas/LPG, besi berkarat tidak dapat kembali jadi besi baru.
Sebelum berkarat besi diberi simbol Fe setelah bereaksi dengan oksigen dari udara
terbentuk besi dengan rumus kimia Fe2O3 dalam hal ini sudah terjadi perubahan
kimia/materi dari besi menjadi karat besi. Proses terjadinya karat besi dan bagaimana
mencegahnya, hal ini dipelajari dalam kimia. Perubahan materi seperti ini disebut
perubah an kimia. Hal ini sesuai dengan nama ilmu kimia yang berasal dari Bahasa
Arab,yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi.
3.2. Peranan Kimia dalam Bidang Pertanian
Pernahkah Anda berpikir apa peranan kimia dalam bidang pertanian? Dalam
pertanian modern saat ini, para petani telah menggunakan pupuk dan pestisida dalam
rangka meningkat mutu dan produksi. Pupuk dan pestisida mengandung zat-zat kimia.
Pupuk merupakan material.yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yangdiperlukan tanaman. Pupuk berguna untuk
memperbaiki komposisi unsur-unsur dalam tanah,agar tanaman dapat tumbuh subur.
Unsur-unsur penting yang dibutuhkan tumbuhan, antara lain nitrogen (N), fosfor (P) ,
Kalium (K), Sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium(Mg) yang merupakan unsur
makro. Jumlah unsur S, Ca, dan Mg tersedia cukup dalam tanah dan peranannya bagi
tumbuhan tidak teramat penting. Unsur yang berperan bagi tumbuhan adalah N,P dan K.
Pupuk yang mengandung nitrogen berguna untuk merangsang pertumbuhan batang,
cabang membantuproses pernapasan, dan mempercepat terbentuknya bunga serta
peranuman biji. Unsur kalium diperlukan pada proses pembentukan atau sintesis
karbohidrat dan protein pada tumbuhan serta memperkokoh tubuh tanaman agar bunga
dan buah tidak berguguran.
Berdasarkan proses terbentuknya ada dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik
(alami) dan pupuk buatan (sintetis). Pupuk organik berasal dari sisa-sisa tumbuhan atau
binatang yang diuraikan oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang mengandung
unsur-unsur penyusun pupuk melalui proses biokimiawi. Contoh pupuk alami, antara
lain: pupuk kandang, pupuk hijau, humus dan komposit. Pupuk buatan disebut juga
pupuk anorganik dibuat melalui reaksi kimia dalam proses industri. Pupuk buatan
mengandung senyawa kimia yang tersusun atasunsur-unsur utama yang diperlukan
tumbuhan, yaitu N,P,K. Pupuk buatan digunakan karena kebutuhan tanaman terhadap
pupuk ini.
a. Pupuk nitrogen,
yaitu urea CO(NH2)2mengandung 45-56% nitrogen dan ZA (Ammonium sulfat)
mengandung 20-21% nitrogen. Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan
NH4 (ammonia) dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan
merupakan ikatan hasil tambang minyak bumi.
b. Pupuk fosfor,
yaitu: pupuk Enkel Superfosfat (ES), Ca(H2PO4)2.2H2O + CaSO4.2H2O de ngan
kandungan fosfor 18-20%. Dobel superfosfat (DS) dengan rumus Ca(H2PO4)2
mengandung 38-40% fosfor. TSP (Tripel superfosfat) dengan rumus Ca(H2PO4)2
me ngan dung 48-54% P.

c. Pupuk Kalium (KCl),


Berfungsi mengurangi efek ne gatif dari pupuk nitrogen, memperkuat batang
tanaman,
serta meningkatkan pembentukan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman
terhadap penyakit. Ketiga jenis pupuk buatan tersebut merupakan pupuk tunggal.
Jika di dalam pupuk mengandung dua atau lebih un sur-unsur utama disebut pupuk
majemuk. Sebagai contoh pupuk NPK mengandung ketiga unsur N,P,K. Pupuk
majemuk lainnya adalah pupuk NP, pupuk NK, dan pupuk KP. Pada awalnya
penggunaan pupuk buatan positif bagi petani dengan meningkatnya produksi
tanaman cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk buatan dalam jangka panjang
dapat mengakibatkan tanah mengeras, kurang mampu menyimpan air, dan pH tanah
menurunkan yang pada akhirnya akan menurunkan produksi tanaman. Penggunaan
pupuk buatan yang berlebihan akan menyebabkan kadar menurun, struktur tanah
rusak, dan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Bahan kimia yang terdapat di
pupuk buatan dapat membahayakan tubuh.
3.3. Pencemaran Limgkungan pada Lahan Pertanian
A. Pembangunan Pertanian
Pokok-pokok kebijakan pembangunan berkelanjutan menggariskan pentingnya
pengelolaan sumber daya alam (SDA) sesuai dengan daya dukung lingkungan,
khususnya dalam pembangunan pertanian, Dalam proses pembangunan tersebut
dampak positif yang muncul perlu terus dikembangkan dan dampak negatifnya
perlu dikendalikan. Dampak negatif kegiatan pembangunan pertanian meliputi
pencemaran air, tanah dan kerusakan tatanan lingkungan biotik maupun abiotik
(Endrawanto dan Winamo, 1996) dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno..
Pembangunan menimbulkan berbagai dampak positip bagi masyarakat luas,
misalnya pembangunan industri yang dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi
penduduk di sekitamya. Namun keberhasilan itu seringkali juga berdampak
negatif yang merugikan masyarakat dan lingkunag sekitamya. Pembangunan
kawasan industri di daerah-daerah pertanian produktif menyebabkan
berkurangnya luas lahan pertanian (konversi lahan), terjadinya pencemaran tanah
yang dapat menurunkan hasil atau produksi pertanian, dan terganggunya
kenyamanan serta kesehatan manusia atau makhluk hidup lainnya (Darmono,
2001). Harus diakui bahwa tanah sebagai tempat buangan akhir bagi limbah
merupakan alternatif yang mudah dilakukan. Banyaknya pabrik atau industri dan
pertambangan yang dibangun di sekitar lahan pertanian, telah menyebabkan
tercemarnya lahan sawah. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama
air hujan maka air tersebut akan mencemari lahan pertanian (Notodarmojo, 2005)
dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno.. Dalam praktek pertanian, penggunaan bahan
agrokimia pupuk dan pestisida khususnya pada tanaman sayuran sangat intensif
dan diberikan dalam dosis tinggi, hal ini akan berakibat tingginya kandungan
residu pestisida pada tanah maupun komoditas sayuran (Kurnia et al., 2004;
Ardiwinata et al., 2004). Demikian juga pada industri pertanian, sebagai contoh
industri bumbu masak (monosodium glutamat, MSG) menghasilkan limbah yang
mengandung garam cukup tinggi, tanah sawah yang berada di sekitar
pabrik/industri tersebut mengandung natrium (Na) dan logam berat cukup tinggi,
seperti Pb, Cd, Co dan Cr dengan nilai hampir mendekati batas kritis (Kurnia et
al., 2004). Selain itu, garam dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
terdispersinya partikel-partikel atau koloid tanah yang halus, sehingga struktur
tanah berubah. Struktur tanah sawah yang pejal/massif atau gumpal menjadi
remah dan lepas, sehingga tidak baik bagi media tumbuh perakaran tanaman.
Penyebab pencemaran pada lahan pertanian dapat digolongkan ke dalam
1) kegiatan non pertanian, yaitu dari kegiatan industri dan pertambangan
2) kegiatan pertanian, dari penggunaan bahan-bahan agrokimia,
3) kegiatan manusia sehari-hari meliputi sampah rumah tannga, limbah rumah
sakit dan dari aktifitas lainnya. Bahan beracun berbahaya (B3) dan logam berat
yang masuk dalam tanah akan menurunkan kualitas tanah, 'air dan produk
pertanian yang lambat laun menyebabkan lingkungan ekosistem akan hancur
dan tidak berfungsi sesuai peruntukkannya.
Pencemaran lingkungan pertanian terjadi non pertanian yaitu adanya penggunaan
pesitisida yang berlebihan, penggunaan pupuk N yang banyak tercuci atau
kehilangan N, adanya kegiatan industri dan pertambangan diareal pertanian dan
membuang limbah cairnya ke badan air yang digunakan untuk pertanian.
B. Sumber Pencemaran
 Kegiatan Pertanian
Pupuk merupakan salah satu sumber hara tanaman yag sengaja ditambahkan
untuk meningkatkan produksi tanaman, Penggunaan pupuk P selain
mengandung P205 sebagai unsur utama juga terdapat logam Cd yang
membahayakan Kesehatan manusia. Kekhawatiran tentang adanya kandungan
logam berat dalam pupuk ini berkaitan dengan : (1) akumulasi logam berat
dalam tanah dalam jangka Panjang akan berpengaruh pada kualitas dan
kuantitas hasil tanaman; (2) serapan logam berat dalam tanaman
membahayakan kesehatan manusia dan temak; serta (3) menurunkankualitas
tanah dan membahayakan keanekaragaman hayati dalam tanah (Setyorini et
al., 2003). Dampak dari pemberian pupuk urea yang berlebihan dapat
mencemari lingkungan di sekitarnya. Hasil pengujian contoh air sumur di lahan
sawah irigasi tujuh kabupaten produksi padi di Jawa Tengah (Klaten,
Orobogan, Sragen, Demak, Salatiga, Cilacap, dan Tegal) menunjukkan lebih
dari 85% sampel airnya mengandung nitrat.
Penggunaan bahan agrokimia khususnya pestisida yang makin meningkat
dalam meningkatkan produksi pertanian terutama tanaman pangan dan sayuran
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan berdampak negatif terhadap
kualitas sumberdaya lahan dan sumberdaya manusia. Berbagai laporan
mengemukakan bahwa di sentra-sentra produksi padi maupun sayuran telah
terjadi penggunaan bahan-bahan agrokimia secara berlebihan, dan ada indikasi
bahwa kandungan logam berat dan residu pestisida dalam beras dan sayuran di
beberapa lokasi telah melampaui ambang membahayakan (Ardiwinata dan
Djazuli, 1992).
Di daerah Karawang temyata penggunaan insektisida pada masa lampau masih
meninggalkan residu organoklorin di air (air sawah, air sungai, dan air laut)
dengan konsentrasi ada yang di atas batas toleransi (Ardiwinata dan Djazuli,
1992). Residu insektisida yang masih ditemukan ini kemungkinan akan
mengancam kehidupan perairan.
 Kegiatan Perindustrian
Pencemaran limbah industri pada umumnya tergantung pada jumlah dan
macam industri, serta produk sampingan yang dihasilkan. Limbah industri yang
dihasilkan tersebut dapat berdampak negatif, khususnya bila limbah terse but
dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga menimbulkan
pencemaran. Limbah cair merupakan masalah yang semakin terasa dampaknya
baik bagi industri itu sendiri, maupun lingkungan hidup.
Setiap jenis industri menggunakan bahan baku utama dan pembantu dalam
proses produksinya. Bahan-bahan baku tersebut umumnya menggunakan zat-
zat
kimia yang mengandung bahan beracun berbahaya, sehingga diperkirakan
limbahnya mengandung unsur-unsur yang sama seperti bahan bakunya (Kumia
et al., 2004) dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno.. Menurut Tim Peneliti Baku
Mutu Tanah (2000), dari berbagai jenis industri di Indonesia, menggunakan
bahan baku potensial mengandung unsur-unsur logam berat
 Kegiatan Pertambangan
Kegiatan pertambangan seperti batubara, emas, timah dan minyak bumi yang
berada di sekitar wilayah pertanian juga potensial menimbulkan dampak yang
tidak menguntungkan bagi lahan pertanian tersebut, terutama kegiatanm
tambang yang menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya dalam proses
produksinya (Mulyadi et al., 2005) dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno.. Di
lahan pertanian, tanah sawah yang berada pada jalur aliran sungai Cikaniki dan
Cisarua telah tercemar limbah penambangan emas yang mengandung merkuri
(Hg) dengan konsentrasi cukup tinggi. Tanaman padi sawah dengan
konsentrasi Hg di dalam tanah tinggi tidak menimbulkan gangguan kerusakan
morfologis tanaman. Bila tanah mengandung Hg tinggi, jerami dan beras yang
dihasilkan dari tanah terse but cenderung mengandung Hg yang tinggi pula.
C. Pengendalian Pecemaran Tanah Pertanian (Remidiasi)
Kegiatan yang dilakukan dengan tujuan membersihkan lingkungan
ataumeningkatkan kualitas lingkungan dari zat pencemar dikenal dengan sebutan
remediasi. Tindakan pemulihan (remediasi) perlu dilakukan agar lahan yang
tercemar dapat digunakan kembali untuk berbagai kegiatan secara aman. Ada dua
macam jenis remidiasi tanah, yaitu :
(1) in-situ (on site) , pembersihan on-site dilakukan pada lokasi yang tercemar
(2) ex-situ (off site) (Maier et al., 2000) dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno.,
pembersihan off-site adalah pembersihan yang pelaksanaannya dilakukan
tidak di lokasi yang tercemar,
Pembersihan on-site tentu saja lebih murah dan mudah dibandingkan dengan cara
off-site, karena tidak dilakukan pemindahan bahan tercemar (Anonim, 2003).
Teknologi pengendalian/ ameliorasil minimisasi dampak negatif tersebut beraneka
ragam, mulai dari insinerasi, pemadatan sampai ke penyimpanan (containment)
dan bioremediasi (Wisnuprapto, 1996) dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno. .
Secara umum, teknologi remediasi yang biasa dilakukan pada tanah yang tercemar
logam berat dilakukan dengan :
(1) Kemoremediasi
Perbaikan tanah tercemar logam berat dengan prinsip menambahkan bahan
organik terhadap tanah yang tercemar. Sebagai contoh, adalah menambahkan
kapur pertanian yang dapat memodifikasi tingkat kemasaman tanah.
Peningkatan pH yang terjadi dapat menyebabkan unsur-unsur logam
mengendap sehingga tidak memasuki badan air dan tidak tersedia bagi
tumbuhan (Atlas dan Bartha, 1993) dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno..
Bahan organik merupakan salah satu bahan amelioran yang dapat digunakan
untuk menurunkan kation dan anion dari larutan tanah. Bahan ini selain
berkontribusi terhadap unsur hara juga dapat menurunkan reaktifitas kation-
kation meracun sehingga kerusakan yang mungkin timbul dapat dikurangi
(Ardiwinata., etal 2005). Finlayson dan Mac Carthy (1973) dalam Mulyadi
dan Nono Sutrisno. menyebutkan bahwa dengan penambahan karbon ke
dalam tanah sebesar 2000 ppm dapat menurunkan residu aldrin dan
metabolitnya di dalam radishes, carrots dan kentang masing-masing sebesar
66%, 53% dan 71%.
(2) Fitoremediasi
Perbaikan tanah tercemar logam berat dengan prinsip penanaman tanaman
yang mempunyai kemampuan untuk menyerap, mendegradasi,
mentransformasi dan mengimobilisasi bahan pencemar, baik itu logam berat
maupun senyawa organik. Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh
turnbuhandapat dibagi tiga proses yang sinambung yaitu; penyerapan logam
oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan
lokalisasi logam pada bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak
menghambat metabolisme tumbuhan tersebut (Lasat, 2000) dalam Mulyadi
dan Nono Sutrisno. Masing-masing tanaman mempunyai kemampuan yang
berbeda dalam menyerap logam berat dari tanah.
(3) Bioremediasi
Bioremediasi adalah teknologi perbaikan tanah tercemar logam berat dengan
memanfaatkan mikroorganisme yang mempu mengadsorpsi dan mendegradasi
logam berat. Mikroorganisme merupakan bioremediator ampuh
untukmenghilangkan logam-Iogam melalui mekanisme serapan secara aktif
atau pasif (Volesky and oland, 1995) dalam Mulyadi dan Nono Sutrisno..
Bakteri Bacillus sp potensial dalar» remediasi logam berat dalam tanah (Tabel
8). Proses-proses terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu adsorbsi, rcaksi
reduksi dan oksidasi, serta metilasi (Hughes and Rolle, 1989) dalam Mulyadi
dan Nono Sutrisno.. Menurut Sims et al., (1990), keberhasilan penanganan
biologis terhadap kontaminan dalam media tanah ditentukan oleh empat faktor
utama, yaitu heterogenitas limbah, konsentrasi zat atau senyawa,
Pengendalian pencemaran lingkungan pertanian, khususnya pencemaran
padavlahan sawah ditujukan untuk mengcndalikan sumber dan penyebab
pencemaran,dengan mengendalikan dampak yang terjadi pada lahan sawah,
tanah, tanaman atau produk yang dihasilkan
4. Bahan dan Alat
a. ATK
b. Laptop/ Komputer
c. Handphone
5. Organisasi
a. Dosen menyampaikan materi Dampak Bahan Kimia Terhadap Tanah Pertanian
b. Mahasiswa melaksanakan praktek mandiri .
c. Mahasiswa menjawab pertanyaan yang ada di panduan praktikum pertemuan 10
6. Prosedur kerja
a. Mahasiswa melakukan praktek mandiri di lapangan
b. Mahasiswa melakukan kegiatan pengamatan dampak bahan kimia terhadap tanah
pertanian
7. Tugas dan pertanyaan
7.1. Tugas :
a.Mahasiswa melakukan survey pada lahan pertanian yang mengalami pencemaran
bahan kimia di sekitar lokasi tepat tinggal mahasiswa
b. Mahasiswa mengamati penampilan yang terlihat pada tanah pertanian akibat dampak
pencemaran bahan kimia dan mengambil foto dengan open camera
c. . Mahasiswa mengamati dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran bahan kimia
d, Mahasiswa membuat laporan sesuai dengan format
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Bab II. Pelaksanaan
A. Lokasi
B. Hasil Pengamatan
e. Menjawab pertanyaan yang ada di petunjuk praktikum pertemuan 10.
f. Mengirimkan laporan dan jawaban pertanyaan melalui SIATO
7.2. Pertanyaan :
a. Jelaskan penyebab pencemaran tanah pertanian beserta contohnya !
b. Jelaskan cara pengendalian pencemaran tanah
8. Pustaka
a. Anonim, 2006. Identifikasi Pencemaran Nitrat pada Lahan Pertanian, Laporan Tahunan
Balai Penelitian Lingkungan Pertanian.
b. Aiyen. 2005. Ilmu remediasi untuk atasi pencemaran tanah di Aceh dan Sumetera Utara.
Peneliti Fitoremediasi Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Palu.
c. Ardiwinata, A.N. dan M. Djazuli. 1992. Dampak penggunaan insektisida organoklorin
dimasa silam di Daerah Jawa Barat. Dalam Pro siding Simposium Penerapan
Pengendalian Hama Terpadu. Perhimpunan Entomologi Indonesia, Cabang Bandung. p
313-317.
d. Ardiwinata, A.N., Juwarsih., S.Y. Jatmiko dan E.S. Harsanti. 2005. Kemampuan
Adsorpsi Amelioran terhadap Residu Insektisida Aldrin, Lindan, Heptaklor, Dieldrin dan
Klorpirifos di dalam Tanah. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pengendalian
Pencemaran Lingkungan Pertanian Melalui Pendekatan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Secara Terpadu. Surakarta Maret 2006. p 14.
e. Kasno, A, Suwandi dan I. Anas. 2003. Usaha mengurangi kadar logam berat melalui
pengapuran pada tanah tercemar tailing. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Lingkungan Pertanian. Puslitbangtanak. Badan Litbang Pertanian.
f. Marwati, E. 2017. Modul Tema 1 : Kimia dalam Kehidupan Kimia Paket C Tingkatan V.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan- Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
g. Mulyadi dan Nono Sutrisno.___ Pencemaran Lingkungan Pada Lahan Pertanian dan
Teknokogi Penanggulangannya. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian disampaikan
dalam Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa.p.265 – 280.
h. Setyorini, D., Soeprapto dan Sulaeman. 2003. Kadar Logam Berat dalam Pupuk. Dalam
Pro siding Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Produk Pertanian.
Kudus, Nopember 2002. p 219-229
9. Hasil Praktikum
9.1.Laporan praktek mandiri Dampak Bahan Kimia Terhadap Tanah Pertanian
9.2. Jawaban pertanyaan yang ada di Panduan Pralktikum Pertemuan 10 Point 7.2.
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528

LAPORAN PRAKTIKUM

I. Identitas
Mata Kuliah :
Acara Praktikum :
Tujuan :
Tempat :
Hari, Tanggal :
Nama Mahasiswa:
Semester :
Dosen Pengampu : 1.
2.
Asisten Dosen :
PLP :

II. Dasar Teori


* tersusun atas teori-teori yang berkaitan dengan acara praktikum yang terdiri dari 2 teori
dari buku/e-book, 2 teori dari jurnal/e-journal, 1 teori dari internet (web, blog, dsb).

III. Alat & Bahan


A. Alat
1.
2.
3. dst

B. Bahan
1.
2.
3.dst

IV. Cara Kerja

V. Hasil Pengamatan
Dokumentasi Dengan Open Camera

VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
*penulisan dapus harus sesuai dengan ketentuan penulisan dafatr pustaka yang baku terbaru

Disahkan di Yogyakarta tanggal ………….


(diisi sesuai dengan tanggal submit mahasiswa)
Asisten Dosen Praktikan

(disertai scan ttd mahasiswa)

Annisa Choiriyah, SP,M.Sc (Nama Lengkap Mahasiswa)

Anda mungkin juga menyukai