PROTISTA
MICRO-ORGANISMS
5
Archaea are prokaryotic cells.
Cytoplasmic membrane: eter terikat dengan lipid
dan gliserol
70S ribosomes,
16S r-RNA.
Dinding sel tidak memiliki peptidoglikan
Protein histon terikat DNA.
Berupa nukleoid
Tanpa organel
Ciri- ciri Archaebacteria
Dinding sel tidak mengandung
peptidoglikan
Membran plasmanya banyak mengandung
lipopolisakarida
Bersifat anaerob
Hidup pada kondisi lingkungan yang
ekstrim
bersifat uniselular
Bentuk
Struktur Archaebacteria
1. Cytoplasmic
membrane
Ether-linked lipids
Phytanol
Struktur membran sel
Characteristics Bacteria Eukaryotic Archaea
Euryarchaeota Crenarchaeota
Extreme
Methanophil Thermophil
halophil
Methanogen
Hidup di keadaan anaerobik (tanpa
oksigen).
Mendapatkan energi dengan cara
mengubah H2 dan CO2 menjadi gas
metana (CH4)
Dapat ditemukan di selokan, saluran
pembuangan, saluran pencernaan
ruminansi (pemamah-biak), dan
rayap.
Contoh: Methanosarcinales
15
Bentuk
Methanobrevibacter
ruminantium
Methanobrevibacter
arboriphilus
Methanospirillum
hungatei
Methanosarcina
barkeri
Archaeal metabolism diversity
Ciri-ciri bakteri metanogen
- bersifat anaerob obligat
- Dapat hidup di laut, sedimen tanah dan pada
pencernaan hewan
- H2 = energy; CO2 = carbon source; produce CH4.
- Berikatan dengan bakteri heterotrof dan protozoa
Memiliki keragaman yang paling banyak dalam
kelompok Archaebacteria
- Most diverse group of Archaea.
Ekstrim Halofil
Ekstrim halofil dapat hidup di lingkungan
dengan tingkat salinitas (kadar garam)
sangat tinggi.
Kebanyakan berupa organisme
fotoautotrof.
Menggunakan pigmen fotosintetik berupa
bakteriorhodopsin yang menyebabkan sel
berwarna ungu.
Contoh: Halobacterium
19
6. Archaeal metabolism diversity
Halophilic Archea
Ditemukan pada kadar salinitas garam yang tinggi
Daerah tempat hidup berwarna merah muda
- Tidak dapat hidup pada kadar garam kurang dari 10 %
- Memiliki pigmen kerotenoid yang berwarna merah
terang yang berfungsi melindungi sel dari radiasi
matahari
- pigmen Bacteriorhodopsin menggunakan cahaya
matahari untuk menghasilkan energi
- Dapat memproduksi ATP menggunakan pigmen
karatenoid
- memproduksi ATP dengan cara chemiosmosis
6. Archaeal metabolism diversity
6. Archaeal metabolism diversity
Extrimethermophiles
Hidup di lingkungan dengan suhu yang
sangat panas, seperti celah gunung berapi,
sumber air panas, dan pipa hidrotermal di
dasar laut.
habitat pada lingkungan yang ekstrim
(panas dan asam) dengan temperatur 60-80
C dan PH 2-4
Mengandung gen yang resisten terhadap
panas
Contoh: Thermus aquaticus, menghasilkan
enzim taq polymerase.
24
Archaeal metabolism diversity
Thermophilic Archea
- Extreme thermophiles:
- Dapat bertahan hidup hingga suhu 350C
- Suhu optimal untuk pertumbuhan 110C
- Sapat bertahan secara anaerobic pada 250C
Pyrolobus fumarii:
Optimal pada 106C, dan dengan
suhu maksimal 113C
Gagal untuk berkembang biak jika
suhu kurang dari 90C
Habitat terdapat pada lubang
gidrotermal di dasar laut
Bententuk kokus (bulat)
Dinding sel mangandung protein
Bersifat hidrogen obligat H2
chemolithotroph
Tahan terhadap suhu121C 9suhu
autoklaf selama 1 jam)
Manfaat Archaebacteria
Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke sabun
cuci dan detergen dapat meningkatkan kemampuan
sabun tersebut pada suhu dan PH tinggi
Digunakan dalam industri makananuntukmengubah
pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat)
Untuk mengatasi pencemaran laut karena
tumpahan minyak
7. Bacterial metabolism diversity
Many Archea are extremophiles
THE MOST
Variable cell wall composition
Komposisi dinding sel bervariasi
Methanobacterium sp.: glycans (sugars) & peptides
Halococcus sp. sulfated polysaccharides
Halobacterium sp.
Asam amino bermuatan negatif
Cell pecah ketika konsentrasi NaCl 15%
Methanomicrobium sp. & Methanococcus sp. Khusus
tewrsusun hanya dari protein