Anda di halaman 1dari 12

PENYUSUN

EMI SUHEMI

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 1


BAHAN AJAR
Archaebacteria

Oleh
Emi Suhemi, S.Pd

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SERANG


KEMENTRIAN AGAMA
TAHUN 2021
BIOLOGI X by emi_man1serang Page 2
BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : MA Negeri 1 Serang


Kelas / Semester : X IPA / Ganjil
Tema : Archaebacteria dan Eubacteria
Pertemuan ke :1
Materi : 1. Karakteristik Archaebacteria dan Klasifikasinya

 KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


 KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif, dan pro- aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
 KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
 KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Pertemuan ke-1


3.5 Mengidentifikasi struktur, cara 3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri archaebacteria
hidup, reproduksi dan peran 3.5.2 Mengklasifikasikan archaebacteria berdasarkan
bakteri dalam kehidupan fisiologi toleransi terhadap lingkungan dan
4.5 Menyajikan data tentang ciri-ciri habitatnya.
dan peran bakteri dalam 3.5.3 Membedakan reproduksi seksual dan aseksual pada
kehidupan archaebacteria.
3.5.4 Menganalisis peranan archaebacteria dalam
kehidupan.
4.5 Menyajikan data tentang ciri-ciri 4.5.1 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan
dan peran bakteri dalam peran archaebacteria dalam kehidupan berdasarkan
kehidupan hasil pengamatan dan penelusuran dari berbagai
sumber dalam bentuk laporan tertulis.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan ciri- ciri archaebacteria dengan benar.
2. Siswa dapat mengklasifikasikan archaebacteria fisiologi toleransi lingkungan dan habitatnya
dengan tepat
3. Siswa Siswa dapat membedakan reproduksi seksual dan aseksual pada archaebacteria dengan
tepat
4. Siswa dapat menganalisis peranan Archaebacteria dalam kehidupan dengan tepat

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 3


Pendahuluan

Pernahkah kalian mendengar tentang tes PCR (polymerase Chain


Reaction)? Akhir-akhir ini tes PCR menjadi ramai diperbincangkan kala
pandemi ini (covid-19). Tes PCR adalah metode pemeriksaan virus SARS Co-
2 dengan mendeteksi DNA virus. PCR sendiri salah satu bioteknologi yang
memanfaatkan archaebacteria. Untuk mengenal lebih mendalam terkait
archaebacteria mari kita pelajari materi archaebacteria.

Archaebacteria adalah sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki


kedekatan dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel). Istilah
Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata archaio yang
berarti kuno. Archaebacteria merupakan organisme tertua yang hidup di
bumi. Archaebacteria hidup dengan lingkungan ekstrem yang diduga
lingkungan kehidupan awal bumi. Archaebacteria atau disebut juga dengan
bakteri purba merupakan organisme yang metabolisme energi khasnya
membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida
(CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik dengan dinding
selnya yang tidak mengandung peptidokglikan, namun membran
plasmanya mengandung lipid. Hidup di lingkungan yang ekstrim.
Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat-tempat
kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri yang
hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang dapat hidup di
tempat yang panas atau asam, seperti di kawah gunung berapi, dan di
lahan gambut.

Pada tahun 1970-an Carl Woose melakukan analisis molekular,


maka Archaebacteria yang semula dikelompokkan dengan Eubacteria
dalam Kingdom Monera sekarang menjadi kelompok yang terpisah.
Sekarang Kingdom Monera tidak dipakai lagi dan sebagia gantinya muncul
kingdom Archaebacteria dan Eubacteria. Archaebacteria dan Eubacteria

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 4


dibedakan berdasarkan perbedaan genetiknya. Sementara persamaan ciri

Archaebacteria dan Eubacteria dalam hal keduanya tidak memiliki


membran inti sel sehingga disebut organime prokariotik.

BioNet: Archae dan PCR


https://www.researchgate.net/publication/8368663_PCR-
Based_Identification_of_Hyperthermophilic_Archaea_of_t
he_Family_Thermococcaceae

Archaea termasuk dalam organisme uniseluler prokariotik,


sebagaimana halnya bakteri yang juga merupakan anggota Kingdom
Monera. Walaupun archaea dan bakteri keduanya ialah organisme
prokariot yang tidak mempunyai membran inti dan organel-organel sel
lainnya, keduanya mempunyai perbedaan yang cukup fundamental seperti
pada dinding sel archaea tidak mengandung peptidoglikan, archaea tidak
terhambat oleh antibiotik dan mempunyaii beberapa tipe RNA polimerase.
Archaea hidup pada lingkungan ekstrim seperti lingkungan dengan
kadar garam sangat tinggi dan temperatur sangat tinggi. Archaea yang bisa
hidup pada kadar garam sangat tinggi disebut juga sebagai halofil ekstrim
(extreme halophile) seperti Great Salt Lake, Laut Mati dan danau Owens
dan archaea yang hidup pada temperatur sangat tinggi disebut juga sebagai
termofil ekstrim (extreme thermophile) seperti pada mata air panas
Yelloestone National Park dan lubang sembur hidrotermal laut dalam di
Samudra Pasifik (Geogemma barossii). Sebagian archaea juga mempunyai
metabolisme unik yang bisa memproduksi gas metana, yang disebut
sebagai metanogen.
Archaebacteria dapat hidup di tempat yang ekstrim, seperti pada
sumber air panas dengan temperatur 92ᴼC hingga tempat yang hampir
beku di Antartika. Archaebacteria juga dapat ditemukan pada tempat-
tempat dengan kadar asam yang sangat tinggi.
Baru-baru ini prospeksi genetika mengungkapkam banyak spesies
archaebacteria yang terdapat dalam berbagai habitat, mulai dari tanah

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 5


pertanian, hingga permukaan laut dari perairan terbuka, yaitu dari
kelompok euryarchaeota dan crenarchaeota.

1. Ciri-Ciri

 Dinding sel tidak terkandung peptidoglikan, tetapi terkandung


lipopolisakarida
 Hidup bebas, tidak ada yang parasit dan bersifat nonpatogen
 Termasuk organisme ekstermofil, sanggup hidup dilingkungan ekstrem seperti
kawah gunung berapi, didasarsamudra, danau laut mati dan dalam lumpur.
 beberapa bisa menahan tekanan lebih dari 200 atmosfer.
 Bentuknya beragam yaitu bulat, batang, spiral atau tidak beraturan
 Memiliki ukuran 0,1 – 5 mikron
 Reproduksi dilakukan dengan cara pembelahan biner,membentuk tunas
atau fragmentasi.
 Dapat diwarnai dengan pewarnaan gram.
 Memiliki sifat anaerob, tetapi ada juga beberapa spesies bersifat aerob, anaerob
fakultatif dan anaerob obligat
 Sensitif terhadap toksin difteri.
 Hidup secara koloni (berkelompok) dan soliter (sendiri).
 Tidak mempunyai RE (Retikulum Endoplasma), mitokondria, lisosom dan badan
golgi.
 Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA polymerase.
 Archaebacteria mengandung asam nukleat berupa RNA
 Membran selnya tersusun atas lemak, berupa ikatan eter dan unit isoprene

Gambar 1.
Archaebacteria

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 6


2. Struktur Tubuh dan Bentuk Umum
Archaebacteria

Struktur antara Kingdom Eubacteria dan Archaebacteria hampir sama. Satu-satunya


perbedaan terdapat pada komposisi struktur bakteri. Perbedaan eubacteria dan
archaebacteria terutama terletak pada sifat biokimianya. Misal pada eubacteria dengan
ikatan ester di lapisan lemak membran plasma, sedangkan archaebacteria memiliki
ikatan dalam bentuk ester.

Adapun struktur tubuh Archaebacteria yaitu : Flagella atau Falgelum, kapsul, dinding
sel, ribosom, klorosom, vakuola gas, plasmid, mesosom.

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 7


3. REPRODUKSI ARCHAEBACTERIA

Archebacteria berkembang biak melalui pembelahan biner, pembelahan


multipel, pembentukan tunas, dan fragmentasi, berikut penjelasannya:

 Perpecahan Biner: Dalam pembelahan biner, bakteri membelah langsung dari


satu sel menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan
seterusnya.
 Formasi tunas (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Bakteri membentuk
tunas dalam bentuk ranting dan akhirnya mengendap membentuk bakteri
baru. Dapat ditemukan di keluarga Sreptomycetaceae.
 Fragmentasi (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Fragmentasi adalah
pemutusan bagian tubuh yang dapat membentuk individu baru. Biasa terjadi
pada alga dalam bentuk benang, dan dapat ditemukan di osilator Grameds.

Transfer Bahan Genetik pada bakteri archabacteria, diantaranya melalui:

 Sambungan atau Konjugasi: Secara konjugasi adalah cara perkembangbiakan


seksual pada organisme yang belum dikenal pria dan wanita. Bakteri Konjugasi
dapat dilakukan ketika dua sel bakteri dengan paparan yang berbeda
berdekatan, membentuk dan menempel pada tabung terkonjugasi
(penghubung pembuluh) sehingga bahan genetik (DNA) dan sitoplasma dapat
berpindah dari satu sel ke sel lainnya. Selanjutnya, dalam sel penerima, DNA
digabungkan (kombinasi genre) antara DNA sel donor dan DNA sel penerima,
diikuti oleh penggabungan sitoplasma (plasmogami). Setelah proses membagi
nukleus dalam sel penerima, proses selanjutnya adalah biner, dan sel
membelah lagi menjadi dua.
 Transformasi: Transformasi adalah proses mentransfer materi genetik dalam
bentuk DNA atau hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologis yang
kompleks. Transformasi biasanya dilakukan oleh Rhizobium, Bacillus,
Stretococcus pneumoniae dan Neisseria gonorrhoeae.
 Transduksi: Transduksi adalah transfer bahan genetik bakteri ke bakteri lain
oleh perantara virus.

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 8


3. KLASIFIKASI ARCHAEBACTERIA

Kingdom Archaebacteria dikelompokkan lagi menjadi 5 filum, yaitu :


 Crenarchaeota, banyak ditemukan di lingkungan laut. Crenarchaeota termasuk
dalam hyperthermophiles, thermophiles, dan thermoacidophiles.
 Euryarchaeota, merupakan bagian yang sering diteliti dan sebagian besar
termasuk dalam bakteri halophiles dan metanogenik.
 Thaumarchaeota, meliputi ammonia-oksidasi archaea dan yang diketahui
dengan metabolisme energy.
 Nanoarchaeota, filum ini memiliki anggota perwakilan tunggal yaitu
nanoarchaeum equitans. Korarchaeota, terdiri atas hyperthermophiles yang
ditemukan pada suhu lingkungan yang tinggi.

Berdasarkan habitatnya, Archaebacteria dibedakan menjadi:


1. Metanogen adalah Archaebacteria yang hidup pada lingkungan anaerobik
yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau, saluran
pencernaan hewan dan manusia, serta di bawah lapisan es Greenland.
Kelompok ini mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2.
Contoh: Lachnospira multiporus (memecah pektin), Succinomonas amylolytica
dan Ruminococcus albus (memecah selulosa).
2. Halofil adalah Archaebacteria yang hidup pada habitat yang berkadar garam
tinggi 12 – 15% (sementara kadar garam air laut sekitar 3,5%). Halofili hidup
dalam kondisi yang sangat asin seperti yang dijumpai di Great Salt Lake dan
Laut Mati. Lingkungan seperti ini menyediakan dua tantangan. Pertama,
perbedaan konsentrasi garam di dalam dan di luar sel yang luar biasa,
memproduksi tekanan osmotik besar. Sedangkan organisme lain dengan cepat
akan kehilangan semua air mereka dan mati, halofilik sudah beradaptasi untuk
bertahan hidup dalam perbedaan gradien air ini. Kedua, lingkungan asin sangat
basa, beberapa memiliki pH hingga 11,5. Selain hanya bisa bertahan pada
lingkungan yang tidak ramah ini, halofilik sudah dimasukkan ke dalam keadaan
jalur fotosintesis yang unik mereka. Kebanyakan halofilik ialah aerob. Contoh:
genus Halobacterium, Halorubrum, Halococcus, dan Haloarcula.
3. Termofil adalah Archaebacteria yang hidup pada lingkungan bersuhu tinggi dan
bersifat asam. Contohnya genus Sulfolobus dan Pyrolobus fumarii.

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 9


5. Peranan
Archaebacteria

 Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam


sabun cuci atau detergen untuk menaikkan
kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu
serta pH tinggi.
 Beberapa enzim Archaebacteria juga dipakai
dalam industri makanan untuk mengubah pati
jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
 Beberapa jenis Archaebacteria dipakai untuk Gambar 2.
mengatasi pencemaran, misalnya tumpahan Yellow stone salah satu
habitat Archaebacteria
minyak.
 Dalam bioteknologi digunakan sebagai sumber
DNA polimeraseuntuk teknik PCR

Bionet:

Ayo pelajari archaebacteria pada laman berikut:


https://www.youtube.com/watch?v=PpbqNeWNlN0

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 10


1. Jelaskan mengapa archaebacteriaterpisah dengan kelompok eubacteria?

Jawab:

2. Tuliskan pengelompokkan Archaebacteria berdasarkan habitat beserta


contohnya?

Jawab:

3. Apakah dampak negatif archaebacteria dan bagaimana cara penanggulangannya.


Jelaskan!
Jawab:

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 11


Campbell., et al. 2008. Biologi Edisi ke-8 . Jakarta: Erlangga
Dwidjoseputro, D. 1982. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Pemintana Matematika dan Ilmu Alam.
Jakarta: Erlangga
https://www.youtube.com/watch?v=VGcT1-XaWgk
https://materi.co.id/archaebacteria/
https://www.gramedia.com/literasi/archaebacteria/

Gambar 1
https://www.google.com/search?q=lasifikasi+archaebacteria&tbm=isch&ved=2ahU
KEwikh7KRt YbsAhVYyHMBHWtpBAwQ2-
cCegQIABAA&oq=lasifikasi+archaebacteria&gs_lcp=CgNpbWcQAzoGCAAQBxAeOgQ
IABATULos
WI9nYK1paARwAHgBgAHYAogB9SaSAQczLjYuNy42mAEAoAEBqgELZ3dzLXdpei1pbW
fAAQE&scli
ent=img&ei=aP1uX6SzAdiQz7sP69KRYA&bih=654&biw=1366&client=firefox-b-
d&safe=strict#imgrc=cNtM2JiEC9euUM&imgdii=KzuPGwPgyJRuVM

Gambar 2
https://www.google.com/search?q=lasifikasi+archaebacteria&tbm=isch&ved=2ahU
KEwikh7KRt YbsAhVYyHMBHWtpBAwQ2-
cCegQIABAA&oq=lasifikasi+archaebacteria&gs_lcp=CgNpbWcQAzoGCAAQBxAeOgQ
IABATULos
WI9nYK1paARwAHgBgAHYAogB9SaSAQczLjYuNy42mAEAoAEBqgELZ3dzLXdpei1pbW
fAAQE&scli
ent=img&ei=aP1uX6SzAdiQz7sP69KRYA&bih=654&biw=1366&client=firefox-b-
d&safe=strict#imgrc=cNtM2JiEC9euUM&imgdii=KzuPGwPgyJRuVM

BIOLOGI X by emi_man1serang Page 12

Anda mungkin juga menyukai