Anda di halaman 1dari 25

Archaebacte

ria
Nama Kelompok 2:

Sofia
Salsabila
Desy Eka 180351619085

Saputri
180351619046 Dewi Fitria
Cahyani
180351619084
TABLE OF
0 CONTENTS
02 03
1
Pengertian, Ciri-ciri dan Klasifikasi
Sistem Reproduksi
Struktur Achaebacteria
Archaebacteria
Archaebacteria

04
Dampak/Peranan
Archaebacteria
Pengertian,
0 Ciri-ciri dan
1 Struktur
Archaebacteria
Pengertian Archaebacteria

Archaebacteria adalah bakteri "purba" yang


mencakup pembentukan metana melalui
reduksi karbon dioksida oleh gas hidrogen,
dan bakteri yang hidup di habitat anaerobik
seperti mata air panas, rawa garam, dan
vegetasi yang membusuk dan terendam.
archaebacteria (Archae- berasal dari kata
yunani arkhaio yang berarti kuno) mewakili
beberapa bentuk kehidupan paling kuno
yang bertahan hingga saat ini (Pandey,
2015)
Ciri-ciri
Archaebacteria
1. Dinding selnya terbuat dari 1. Tahan hidup di lokasi ekstrem
berbagai polimer tetapi tidak (salinitas, suhu dan senyawa
mengandung peptidoglikan dan kimia tinggi)
kaku 7. Tahan tekanan yang sangat
2. Dinding sel terdiri dari tinggi di lebih dari 200
Pseudomurein atmosfer.
3. Kemungkinan melakukan 8. Archaebacteria kebal terhadap
metanogenesis antibiotik mayor
4. Archaebacteria berdiameter 9. Reproduksi aseksual
sekitar 1 mikro milimeter
5. Tahan suhu 1000 dan 212
Struktur
Archaebacteria

Struktur Luar

Archaebacteria
memiliki beragam
bentuk diantaranya
coccus, basil, hingga
bentuk seperti rambut
panjang dan ramping

a) Methanococcus a) Methanosarcina a) Methanothermus a) Methanobacterium


janaschii barkeri fervidus thermoautotrophicum
Struktur Dalam

Dinding Sel
02 Cell Wall

01
Ribosom
03 Ribosome
Membran Sel
Cell Membrane
1. Membran sel

Beberapa karakteristik unik dari sel archaea adalah


karena fitur khusus dari membran selnya. Membran sel
terletak di dalam dinding sel dan mengontrol pertukaran
zat antara sel dan lingkungannya. membran sel archaea
terdiri dari fosfolipid dengan rantai asam lemak, tetapi
ikatan dalam arkea fosfolipid unik.

ada 4 bagian pada membran sel: (1) chirality gliserol,


(2) keterkaitan eter, (3) rantai isoprenoid, dan (4)
percabangan rantai samping
Kiralitas gliserol Ether Linkage
Salah satu karakteristik nya adalah rantai samping arkea terikat
kiralitas ikatan gliserol antara menggunakan ikatan eter, yang
kepala fosfolipid dan rantai tidak memiliki atom oksigen
samping. Dalam archaea itu dalam tambahan yang menonjol.
bentuk L-isomer, sedangkan bakteri
dan eukariota memiliki bentuk-D-
isomer Isoprene Chains
memiliki rantai samping 20 atom karbon
yang dibangun dari isoprena. Isoprena
adalah anggota paling sederhana dari
kelas bahan kimia yang disebut terpene

Cabang Rantai Samping


dua rantai samping dari satu fosfolipid dapat
bergabung bersama, atau mereka dapat
bergabung dengan rantai samping fosfolipid
lain di sisi lain membran
2. Dinding Sel
Dinding sel archaea adalah struktur
semi kaku, Meskipun tidak universal,
sejumlah besar Archaea memiliki
lapisan-S berprotein.. Pada dinding
archaebacteria tidak mengandung
peptidoglikan.
3. Ribosom
archaea memiliki ribosom yang berukuran 70S, sama
dengan bakteri. Selain itu, ribosom archaea memiliki
bentuk yang berbeda dari ribosom bakteri, dengan
protein yang unik untuk archaea. Ini memberi mereka
resistensi terhadap antibiotik yang menghambat fungsi
ribosom pada bakteri.
Reproduksi
Archaebacteria
02
Reproduksi
Archaebacteria

Cara reproduksi archaebacteria sama seperti


bakteri yaitu secara aseksual. Melalui
pembelahan biner, di mana sel induk
membelah menjadi dua sel anak yang identik
secara genetik. Secara aseksual melalui tunas
dan fragmentasi, di mana potongan-potongan
sel pecah dan membentuk sel baru, juga
memproduksi organisme identik secara
genetik.
Contoh dari reproduksi
Archea pada extremofil
yang terjadi secara
aseksual dengan
menggunakan endospora
Klasifikasi
Archaebacteria
1.
Euryarchaeota
 
Euryarchaeota mampu bertahan hidup di
habitat yang sangat asin dan juga mampu
menghasilkan metana. Arhaebacteria
methanogen dan halofil ekstrim tergolong
dalam Euryarchaeota. Dimana methanogen
mampu merubah dan menjadi gas metana .
Kemudian halofil ekstrim yang hidup dengan
lingkungan dengan kadar garam tinggi.
2.
Crenarchaeota
Crenarchaeota sangat tahan panas. Mereka
memiliki protein khusus dan biokimia lainnya
yang dapat terus berfungsi pada suhu tinggi.
hipertermofil termasuk dalam Crenarchaeota
merupakan mikroorganisme yang mampu
beradaptasi pada lingkungan dengan
temperatur tinggi antara 80-105⁰ C.
3.
Korarchaeota
Korarchaeota adalah yang paling sedikit
dipahami, dan dianggap sebagai garis keturunan
archaebacteria tertua. Korarchaeota dapat
ditemukan di lingkungan hidrotermal seperti
Crenarchaeota. Namun, Korarchaeota memiliki
banyak gen yang ditemukan di Crenarchaeota
dan Euryarcheaota, dan juga gen yang berbeda
dari kedua kelompok. Korarchaeota jarang di
temukan di alam.
Dampak/Perana
n
Archaebacteria
Archaebacteria merupakan bakteri yang
hidup di lingkungan ekstrem dan tidak
memiliki peptidoglikan.

Berdasarkan lingkungan ekstremnya, dibagi


menjadi tiga kelompok, yakni

bakteri metanogen,

bakteri halofil, dan

bakteri termoasidofil.
Bakteri
Metanogen
pembentuk metana pada
degradasi bahan organik
secara anaerobik dalam
tanah.

Bakteri metanogen banyak


terdapat di sekitar - Salah satu manfaat bakteri metanogen yakni membantu
perakaran tanaman padi
mencerna selulosa dari rumput pada hewan ruminansia.
sawah, antara lain genus
Methanococcus dan - Gas metan yang dikeluarkan dari rumen mengindikasikan
Methanosarcina energi yang hilang dari tubuh ternak ruminansia dengan
variasi 7-12% dari energi yang dikonsumsi.
Bakteri
Halofil
Bakteri halofil merupakan salah satu
kelompok mikroorganisme yang
dapat hidup di lingkungan berkadar
garam tinggi

Bakteri yang mampu hidup dan


merusak produk ikan asin yaitu
seperti Halobacterium, Sarcina,
Micrococcus, Pseudomonas, Vibrio, Kerusakan pada ikan asin dapat disebabkan oleh bakteri
Pediococcus, Alcaligenes halofilik yang mampu mengubah tekstur maupun rupa daging
ikan (Fifendy et al., 2017).

Bakteri penyebab yakni Halobacterium

Cara menghilangkan bakteri dengan menggunakan Trisodium


Phosphate (TSP)
Bakteri
Termoasid
ofil
Bakteri Thermoasidofilik
adalah bakteri yang dapat
hidup di lingkungan yang
mempunyai suhu dan
tingkat keasaman tinggi.

Bakteri termoasidofil
menghasilkan enzim
termostabil yang sangat
penting dalam proses
industri dan bioteknologi

Contoh bakteri:

Thermoproteus sp.
THANKS
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai