1. Konsep
Belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para
ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide (Herron et al., 1977). Definisi-
definisi yang ada di dalam kamus seperti sesuatu yang diterima dalam pikiran
atau suatu ide yang umum dan abstrak terlalu luas untuk digunakan (Dahar,
1989). Markle dan Tieman (Herron et al., 1977) mendefinisikan konsep sebagai
sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun definisi yang
dapat mengungkapkan arti dari konsep. Walaupun kita dapat memberikan suatu
definisi dari suatu konsep misalnya unsur, kecepatan reaksi; suatu definisi tidak
konsep-konsep yang lain. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang
konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tiemann, serta
menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis,
atribut variabel, posisi konsep, contoh dan non contoh (Herron et al., 1977).
11
Tabel 3.1 Analisis Konsep Atom menurut Teori Atom Bohr (lanjutan)
inti atom bagian dari - inti atom - jumlah - proton
Konsep
Inti atom atom, mengandung - bagian dari atom proton dan Atom Kulit atom - netron - -
abstrak
proton dan netron - proton dan netron netron - elektron
Lintasan stasioner
merupakan lintasan yang
Tingkat
memiliki tingkat energi
energi
tertentu, lintasan terdekat Konsep - lintasan stasioner Posisi lintasan
Lintasan lintasan K <
inti atom memiliki berdasarkan - Tingkat energi terhadap inti Atom - - -
stasioner tingkat
tingkat energi terrendah, rinsip tertentu atom
energi
makin jauh dari inti atom
lintasan L
tingkar energinya makin
tinggi
13
Tabel 3.2 Analisis Konsep Atom menurut Teori Atom Mekanika Gelombang
LABEL DEFINISI KONSEP JENIS ATRIBUT POSISI KONSEP NON
KONSEP KONSEP Kritis Variabel Super- Koordinat Subordinat CONTOH CONTOH
ordinat
- Atom
Atom merupakan partikel - Bagian terkecil dari
Partikel- - molekul - proton Simbol :
terkecil dari unsur, Konsep unsur - jenis atom Rumus kimia:
Atom partikel - ion - netron Atom Fe,
mengandung proton, abstrak - proton H2O, NaCl
dasar - elektron atom H
netron, dan elektron - netron
- elektron
Elektron Elektron mempunyai sifat
sebagai gelombang, - Elektron
Jumlahnya
kebolehjadian terbesar Konsep - Bersifat Proton,
bergantung pada atom - - -
menemukan elektron abstrak gelombang netron
jumlah proton
dalam ruang di sekitar - orbital
inti atom
- proton
Proton merupakan parti- Jumlahnya
- partikel dalam Atom 11Na
kel dalam atom, Konsep bergantung elektron,
Proton atom atom - mengandung -
bermuatan positif, abstrak pada nomor netron
- bermuatan positif 11 proton
terdapat di inti atom atom
- inti atom
- netron Jumlahnya 39
Netron merupakan partikel 11 Na
- partikel dalam bergantung
dalam atom, tidak Konsep Proton, mengandung
Netron atom pada nomor atom - -
bermuatan, terdapat di abstrak elektron 11 proton
- tidak bermuatan atom dan nomor
inti atom - di inti atom dan 28
massa netron
inti atom bagian dari atom, - inti atom - jumlah - proton
Konsep
Inti atom yang mengandung proton - bagian dari atom proton dan Atom orbital - netron - -
abstrak
dan netron - proton dan netron netron - elektron
14
Tabel 3.2 Analisis Analisis Konsep Atom menurut Teori Atom Mekanika Gelombang (lanjutan)
Tabel 3.2 Analisis Analisis Konsep Atom menurut Teori Atom Mekanika Gelombang (lanjutan)
2. Konsepsi
terhadap suatu konsep. Berbagai konsepsi sains yang dibangun dalam pikiran
definisi konsepnya berbeda atau tidak konsisten dengan definisi ilmiah yang
mereka ketika memasuki sekolah (Ausubel, 1968; Driver, Easley 1978). Menurut
Duit dan Treagust (1995), konsepsi yang dikembangkan siswa adalah hasil dari
pengalaman bahasa, latar belakang budaya, peer groups, media massa, dan
pengajaran formal. Buku teks yang digunakan para siswa dapat menjadi sumber
miskonsepsi, para guru juga dapat menjadi sumber miskonsepsi, hal ini
disebabkan karena sebagian guru gagal dalam menyediakan informasi yang akurat
kepada para siswa. Namun karena para guru dianggap sebagai ahli, maka
kepada mereka adalah benar (Nakiboglu dan Tekin, 2006). Menurut Calik dan
17
Ayas (2005), pada umumnya konsepsi alternatif bukan merupakan ide-ide yang
spontan, konsepsi alternatif mungkin dihasilkan dari pengajaran, atau berasal dari
analogi yang digunakan oleh guru, atau dari buku teks. Jika guru-guru memiliki
Sifat dari ilmu kimia yang kompleks dan abstrak membuat pelajaran kimia
menjadi sulit bagi siswa (Ben-Zvi et al., 1986; Johnstone, 1991; Nakhleh, 1992),
dkk. (2007), konsepsi yang unik tentang fenomena alam yang dimiliki siswa
(Hestenes 1987; Dykstra et al. 1992; McDermot dan Shaffer 1992; White 1992).
Oleh karena itu perlu untuk mengidentifikasi konsepsi siswa, untuk membantu
konsep-konsep sains.
sebagai suatu penyajian mental suatu konsep yang tidak berhubungan dengan teori
18
ilmiah yang diterima saat ini. Mereka membagi miskonsepsi ke dalam dua
intuitif, atau konsepsi asli. Dalam miskonsepsi experiential, suatu konsep sudah
dengan konsep-konsep yang lain, karena keberadaan dari atom-atom dan molekul-
B. Perubahan Konseptual
perubahan global dalam kerangka konseptual (Chi dan Roscoe, 2002). Menurut
perubahan konseptual yang terjadi pada pembelajar tidak lepas dari pandangan
pembelajar sebagai kerangka kesatuan yang koheren dari suatu teori (Carey, 1985;
Chi, 2005; Ionnides dan Vasniadou, 2002; Wellman dan Gelman, 1992). Untuk
dan konsep Kuhn tentang sains normal dan revolusi ilmiah (Carey, 1985; Wiser
diSessa, Gillespie, Esterly, 2004; Harrison, Grayson, Treagust, 1999; Linn, Eylon,
Davis, 2004). Selama proses perubahan konseptual, terjadi revisi elemen dan
proses evolusiner sedikit demi sedikit (Ozdemir dan Clark, 2007). Perbedaan-
perbedaan antara PPST dan PPSE dapat ditinjau dari segi sifat struktural dari
konseptualnya.
nave sangat terorganisir dalam bentuk teori, skema, atau frame. Dengan kata
lain, menurut PPST konsepsi nave analog dengan teori nave. Sebaliknya, PPSE
terhubung dengan lemah ke dalam jaringan konseptual yang lebih besar tanpa
20
dari waktu ke waktu, tetapi konsistensi ini tidak meluas melintasi domain yang
luas karena sensitivitas kontekstual dari unsur-unsur yang ada dan yang saling
mempunyai struktur teoritis yang terdefinisi dengan baik dari awal, dan untuk
digambarkan sebagai dramatis dan holistik, meski banyak ahli teori mengakui
bahwa proses sering membutuhkan waktu dan lama. Gagasan yang penting
atau model-model yang sifatnya seperti teori. Dengan demikian, harus ada
keterpaduan yang signifikan antara ide-ide pada setiap titik sepanjang proses
perubahan.
21
berlawanan yang multipel dapat eksis pada waktu yang sama dalam suatu ekologi
dasar, atau pengetahuan naif (Driver, 1989; Osborne dan Freyberg, 1985), disebut
televisi, bahasa, budaya, dan pengaruh lain. Sumber pengetahuan yang lain adalah
ini merupakan interpretasi orang lain tentang dunia, keberadaannya karena adanya
Vigotsky (West dan Pines, 1985), pembelajaran konseptual adalah integrasi dari
ada dua sumber pengetahuan dari arah yang saling mendekati, maka ketika terjadi
integrasi, ada 4 situasi berbeda yang muncul, yaitu situasi yang tidak terstruktur,
situasi kongruen, situasi konflik, dan situasi pengetahuan simbolik. Situasi tidak
pengetahuan intuitif, atau hanya ada sedikit pengetahuan formal. Jika situasi ini
terjadi maka tidak terjadi integrasi dengan pengetahuan sekolah formal. Situasi
pengetahuan simbolik terjadi apabila hanya ada pengetahuan formal, atau hanya
Jika situasi ini terjadi, maka penurunan pengetahuan sekolah mudah berkembang
dengan pengetahuan formal, atau ada pertentangan, tetapi hanya dalam potongan
pengetahuan yang kecil, misalnya perbedaan makna kata kerja dalam fisika dan
ide-ide yang ada. Proses ini disebut resolusi konseptual. Situasi konflik terjadi
yang dipelajari, sehingga siswa harus meninggalkan pengetahuan yang telah ada
23
sekian lama. Proses ini disebut perubahan konseptual, yaitu proses peninggalan
(West dan Pines, 1985), belajar dipandang sebagai proses dimana pembelajar
membuat makna tentang inputnya sendiri, yang selalu melibatkan interaksi antara
Belajar juga merupakan suatu upaya yang rasional, dimana seseorang harus
terutama adalah menghubungkan apa yang telah ditemui dengan ide-ide yang
ada. Ada dua komponen utama agar terjadi perubahan konseptual, yaitu: ekologi
terjadi, dan kondisi yang diperlukan untuk perubahan konseptual (Strike dan
akan mempengaruhi pemilihan konsepsi yang baru. Menuruty Strike dan Posner
(1985) jenis-jenis sumber yang sangat penting dalam menentukan arah suatu
kegagalan-kegagalan spesifik dari ide yang ada merupakan bagian penting dari
dapat membantu untuk menyarankan ide-ide baru dan untuk membuat mereka
24
masa lalu: konsepsi yang kontradiksi dengan pengalaman masa lalu tidak mung-
konsep metafisis; (7) pengetahuan lain: pengetahuan dalam bidang lain, ide-ide
baru harus sesuai dengan hal-hal lain yang dipercaya orang adalah benar,
konsepsi yang baru harus dapat memecahkan masalah yang ada, atau masuk akal
a. Dissatisfaction
lama, kecuali jika konsepsi lama menemui berbagai kesulitan serius dan dan
konsepsi yang baru dapat dipahami dan merupakan konsepsi yang masuk akal
mengalami satu atau lebih kondisi berikut: suatu konsepsi yang tidak mampu
(menghasilkan satu keganjilan); suatu konsepsi yang nampak sudah tidak lagi
yang melanggar epistemologis atau standar metafisis; suatu konsepsi yang tidak
b. Intelligibility
memahami sedikitnya pada tingkatan minimal. Ada dua hal perlunya pemahaman
sehingga arti dari suatu gagasan tidak dapat dipahami terpisah dari rumah
konseptual dalam teori yang lebih luas (Strike dan Posner, 1985).
dari pesan-pesan pengajaran seperti komunikasi lisan, tulisan, dan grafik; dan
2001)
c. Plausibility
memecahkan masalah, dan cocok dengan pengetahuan, dan pengalaman yang lain.
Plausibilitas dapat dipahami sebagai derajat antisipasi dari kecocokan suatu kon-
sepsi baru ke dalam ekologi konseptual yang ada. Ada enam faktor yang
menyebabkan suatu konsepsi menjadi masuk akal, yaitu: konsepsi yang konsisten
sisten dengan teori-teori atau pengetahuan yang lain; konsepsi yang konsisten
d. Fruitfulness
manfaat dari konsepsi sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa
27
arah pemahaman dan penemuan-penemuan baru, maka konsepsi yang baru akan
3. Pemrosesan Pengetahuan
dikenal dengan teori atau model pemrosesan informasi. Menurut model Atkinson
dan Shiffrin (Atkinson dan Shiffrin, dalam Matlin, 2003; Solso, Maclin, and
Maclin, 2005; Reisberg, 2006), informasi masuk ke dalam otak melalui indera-
indera dan disimpan sementara dalam suatu ruang kerja yang disebut memori
jangka pendek. Informasi di dalam memori jangka pendek akan segera dilupakan,
dilakukan selama fase pemrosesan aktif di dalam memori jangka pendek tersebut,
Memori jangka pendek disebut juga memori kerja, yaitu tempat dilaku-
kannya kegiatan mental secara sadar. Informasi dalam memori kerja dapat diko-
de, kemudian disimpan dalam memori jangka panjang. Memori kerja terbatas
dimana informasi baru diintegrasikan pada informasi lama dengan berbagai cara.
28
panjang. Para ahli teori pemrosesan informasi memberi nama cara pengetahuan
disimpan dalam berbagai cara. Para ahli psikologi kognitif yakin bahwa manusia
memproses pengetahuan dalam bentuk unit-unit dasar, yang disebut proposisi dan
mewakili unit-unit pengetahuan deklaratif dan prosedural yang agak kecil. Istilah
susunan konsep yang sangat luas yang disimpan dalam memori jangka panjang.
yang telah teridentifikasi dari berbagai hasil penelitian. Penelitian ini didasarkan
pada hipotesis bahwa kesulitan konseptual dari sebagian besar siswa sains diaki-
batkan dari penalaran yang berdasarkan pada "common sense . Pelajar yang
29
alternatif siswa yang dibangun berdasarkan pada analisis hasil penelitian, reviu
makalah dan buku yang berhubungan. Pada tahap ini konsepsi-konsepsi alternatif
reviu lebih luas dan analisis psikologi perkembangan, sains kognitif, dan
mengorganisir data.
pada pengurangan jumlah kategori yang menjelaskan pola pemikiran yang telah
proses ini, kategori pengkodean baru dibuat dan sebagian dari mereka
didefinisikan kembali. Suatu rangkaian pola penalaran yang lebih lengkap telah
empiris tentang karakteristik dan perilaku alamiah, atau (b) dihasilkan dari
yang mendasari konsepsi alternatif siswa, yaitu asumsi empiris dan penalaran
diagnostik tentang kimia inti, yang diteskan setelah materi kimia inti diajarkan.
Instrumen terdiri atas 7 item tes pilihan ganda dan sesi terbuka untuk menuliskan
kan, dilakukan reviu buku teks untuk memastikan apakah berisi pernyataan yang
Salah satu dari dua kendala untuk belajar yang efektif adalah bahwa
konsep dan topik yang berhubungan dengan kimia inti adalah abstrak. Kurangnya
misalnya konsep nomor atom, nomor massa, unsur, atom, radio isotop, nuklida,
31
dan isotop. Lebih dari itu, para siswa juga kesulitan dalam membedakan reaksi
tentang sifat partikel materi. Miskonsepsi ini bisa disebabkan oleh kemampuan
visualisasi yang lemah (Gabel, Samuel, Hunn, 1987; dalam Yezierski dan Birk,
kemampuan sains dan kemampuan ruang antara pria dan wanita, walaupun ada
jangan jenis kelamin pada konsep sifat partikel materi, karena animasi komputer
Osborne dan Cosgrove menemukan fakta bahwa siswa dengan usia antara
dih, menguap dan mengembun. Para siswa berpendapat bahwa ketika suatu zat
menguap, maka zat tersebut hilang. Bar dan Travis, meneliti perkembangan kon-
septual siswa pada usia 6 sampai 14 tahun mengenai konsep mendidih, menguap,
keluar dari air mendidih sebagai air, uap air, dan udara. Siswa menginterpretasi-
kan proses mendidih sebagai air yang hilang, air berubah menjadi hidrogen dan
oksigen, dan air menembus benda padat (Azizoglu, Alkan, dan Geban, 2006).
hubungan antara penguapan dan tekanan uap. Di samping itu umumnya mereka
Untuk itu dikembangkan instrumen tes penguasaan konsep yang berisi 9 perta-
nyaan terbuka, yang memuat topik perubahan fase (melebur, membeku, subli-
masi), larutan, tekanan uap dan Hukum Raoults, sifat koligatif (penurunan titik
penting dalam topik kesetimbangan fase pada mata kuliah kimia fisik. Pada
tekanan uap, diagram fase, perubahan fase (dari gas ke padat dan sebaliknya), dan
dengan mahasiswa calon guru sains tentang konsep pelarutan, gas, dan perubahan
dengan air, gas oksigen, dan reaksi antara air dengan natrium karbonat dalam
dan calon guru kimia memperoleh konsepsi alternatif yang sama dalam konsep-
konsep tersebut.
unsur yang semula merupakan daftar unsur (sebagai zat), dikembangkan menjadi
merupakan daftar unsur (sebagai zat) maka konsep isotop dan alotropi sulit diin-
tabel periodik antara lain: (a) atom-atom standar mengandung jumlah proton dan
netron yang sama, sehingga lebih stabil dibandingkan atom-atom dari isotop; (b)
massa atom merupakan bilangan bulat; (c) grafit dan intan merupakan isotop; (d)
hasil analisis menunjukkan bahwa siswa secara aktif mencoba untuk memahami
mahasiswa diikuti mulai dari pretes, rekaman diskusi kelompok, jawaban pada
(kelas 10) sampai mahasiswa calon guru kimia (tahun pertama dan ketiga).
Penelitian terutama berdasarkan pada jawaban tertulis yang diberikan siswa SMA
dan mahasiswa terhadap 11 pertanyaan terbuka yang meliputi konsep dan gejala
pan, untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai ide-ide mereka tentang
kinetika kimia, dan untuk mengecek interpretasi yang sesuai dari jawaban tertulis.
yang tidak konsisten dengan pandangan ilmiah, dan memiliki kesulitan konseptual
tentang beberapa konsep kimia atau sains. Beberapa penelitian yang memiliki
persamaan dengan penelitian ini adalah: (1) cara analisis data yang dilakukan oleh
Talanquer (2006), akan tetapi data yang dianalisis berupa data konsepsi siswa dari
(2) penelitian yang dilakukan oleh Cakmaci, Donelly, dan Leach (2005) yang
kinetika kimia dari tingkat SMA (kelas X) sampai mahasiswa, akan tetapi dalam
SMA hingga perguruan tinggi, yang semakin sesuai dengan konsep SAMG. Pola
tahuan yang tidak sesuai dengan konsep SAMG dan atau penambahan kepingan-