Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil konsepsi siswa, keterlaksanaan
pembelajaran, pergeseran miskonsepsi siswa, dan reduksi miskonsepsi siswa sesudah
penerapan model pembelajaran conceptual change. Penelitian ini dilakukan di
SMAN 4 Sidoarjo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-
Posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata miskonsepsi siswa
sebelum penerapan model pembelajaran conceptual change pada konsep ikatan ion,
ikatan kovalen, dan kepolaran suatu senyawa molekul berturut-turut sebesar 36,00%;
46,00%; dan 54,67%. Persentase rata-rata miskonsepsi siswa sesudah penerapan
model pembelajaran conceptual change pada konsep ikatan ion, ikatan kovalen, dan
kepolaran suatu senyawa berturut-turut sebesar 1,33%, 3,33%, dan 6,00%.
Keterlaksanaan model pembelajaran conceptual change pada pertemuan I, II, dan III
berturut-turut sebesar 95,24%; 95,00%; dan 93,00%. Pergeseran miskonsepsi
siswa sesudah penerapan model pembelajaran conceptual change
menunjukkan sebagian besar miskonsepsi menuju ke arah tahu konsep.
Persentase pergeseran MK ke TK pada konsep ikatan ion, ikatan kovalen, dan
kepolaran suatu senyawa molekul berturut-turut sebesar 98,15%, 94,37%, dan
87,80%. Berdasarkan uji Wilcoxon terdapat perbedaan yang signifikan pada
miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran conceptual
change. Tingkat reduksi miskonsepsi siswa berdasarkan barometer Hattie
dikategorikan tinggi, yaitu sebesar 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran conceptual change dapat mereduksi miskonsepsi siswa.
Kata Kunci: Miskonsepsi, Model Pembelajaran Conceptual Change, Ikatan Kimia,
Reduksi
Abstract
The aims of this research is to describe the profile of students conceptions, the
learning feasibility, the shifting of students misconceptions, and the reduction of
students misconceptions. This research was conducted at SMAN 4 Sidoarjo with
research target was students of MIA 4 class. The research design used the One-
group pretest-posttest. The results showed that the average percentage of student's
misconceptions before the implementation of conceptual change learning model on
the ionic bonding, covalent bonding, and the polarity of a compound concept were
respectively by 36,00%; 46,00%; and 54,67%, while the average percentage of
student's misconceptions after the implementation were respectively by 1,33%,
3,33% and 6,00%. The shifting of students misconceptions after the implementation
of conceptual change learning model showed that almost all the misconceptions
toward know the concept. The feasibility assessment of conceptual change learning
model at the first, second, and third meeting were respectively by 95,24%; 95,00%;
315
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
316
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
bergeser lebih banyak ke arah fasilitator antara konsepsinya dengan konsep ilmiah
belajar. Salah satu model pembelajaran sehingga dapat terjadi perubahan atas
yang mengedepankan siswa menjadi pusat konsepsi yang dimiliki oleh siswa menjadi
dalam proses pembelajaran dan dapat konsepsi yang ilmiah.
mereduksi miskonsepsi siswa adalah Model pembelajaran conceptual
model pembelajaran conceptual change. change dianggap relevan diajarkan pada
Model conceptual change materi ikatan kimia karena dapat
didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghasilkan pemahaman konsep yang
mengubah konsepsi yang sudah ada (yaitu, lebih baik pada siswa dan dapat
keyakinan, ide, atau cara berpikir) memberikan kesempatan kepada siswa
sehingga belajar bukan hanya untuk mengevaluasi dan memeriksa
mengumpulkan fakta-fakta baru atau konsepsinya. Pembelajaran conceptual
belajar keterampilan baru tetapi juga change juga mensyaratkan agar guru
mengubah konsepsi yang sudah ada [8]. memiliki keterampilan memfasilitasi
Selain itu model pembelajaran conceptual kegiatan pembelajaran dengan baik dan
change menghendaki agar siswa menjadi memiliki pemahaman yang mendalam
tidak puas dengan konsepsi yang ada serta terhadap suatu konsep [8].
menemukan konsep-konsep baru yang Berdasarkan uraian di atas, peneliti
dapat dimengerti, masuk akal, dan melakukan penelitian dengan judul
memberi suatu manfaat, sebelum Penerapan Model Pembelajaran
restrukturisasi konseptual akan terjadi [1]. Conceptual Change untuk Mereduksi
Terdapat dua tahap dalam Miskonsepsi Siswa pada Materi Ikatan
pembelajaran conceptual change, tahap Kimia Kelas X SMA Negeri 4 Sidoarjo.
yang pertama adalah asimilasi dan tahap
yang kedua adalah akomodasi [9]. METODE
Mekanisme internal yang mengatur kedua Jenis penelitian yang dilakukan adalah
proses ini disebut keseimbangan penelitian pra eksperimen. Sasaran
(equilibration) [4]. Melalui kedua proses penelitian ini yaitu siswa kelas X MIA 4
tersebut siswa menjadi tidak bergantung SMA Negeri 4 Sidoarjo sebanyak 30 siswa
pada pengamatan dan lebih bergantung yang telah menerima materi ikatan kimia.
pada proses berfikir sehingga pengetahuan Rancangan penelitian ini adalah One group
siswa akan selalu berkembang dan Pretest Postest Design [11]. Adapun
miskonsepsi dapat direduksi [10]. rancangannya adalah sebagai berikut:
Model pembelajaran conceptual
change terdiri dari empat langkah O1 X O2
pembelajaran [8]. Langkah yang pertama
mengungkapkan konsepsi siswa yang Keterangan:
bertujuan untuk membantu guru O1 : Pretest
mengetahui konsepsi siswa serta X : Proses pembelajaran dengan
membantu siswa mengenali dan penerapan model pembelajaran
memperjelas ide-ide dan pemahaman yang conceptual change sebagai pengajaran
dimiliki. Langkah yang kedua membahas remedial.
dan mengevaluasi konsepsi yang bertujuan O2 : Posttest
agar siswa dapat mengklarifikasi dan
merevisi konsepsi yang dimiliki. Langkah Perangkat pembelajaran yang
yang ketiga menciptakan konflik digunakan pada penelitian ini antara lain:
konseptual terhadap konsepsi siswa yang (1) silabus; (2) RPP; dan (3) LKS.
bertujuan agar siswa lebih terbuka pada Instrumen penelitian yang digunakan
perubahan konsepsi berikutnya. Langkah antara lain: (1) lembar pengamatan
yang keempat mendorong dan membantu keterlaksaan model pembelajaran
restrukturisasi konseptal yang bertujuan conceptual change dan (2) lembar soal
membantu siswa agar mampu merefleksi pretest dan posttest.
pengetahuannya dan melihat perbedaan
317
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
318
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
Tabel 4 Persentase Rata-rata Konsepsi tidak disampaikan, hal ini justru membuat
Siswa Sebelum Penerapan siswa salah menangkap inti dari materi
Model Pembelajaran Conceptual tersebut dan menyebabkan terjadinya
Change miskonsepsi. Miskonsepsi yang berasal
Konsepsi (%) dari siswa bisa terjadi karena prakonsepsi,
No Konsep reasoning atau penalaran yang tidak
TK TTK MK
lengkap atau salah, atau bahkan intuisi
1 Ikatan Ion 52,00 12,00 36,00
yang salah.
2 Ikatan 45,33 8,67 46,00
Profil konsepsi siswa untuk tiap
Kovalen
nomor soal sebelum penerapan model
3 Kepolaran 28,00 17,33 54,67
pembelajaran conceptual change
Suatu digambarkan pada Gambar 1 yang
Senyawa menunjukkan bahwa persentase rata-rata
Rata-rata 41,78 12,67 45,56 miskonsepsi siswa pada konsep ikatan ion
100,00
Konsepsi (%)
80,00
60,00
TK
40,00
20,00 TTK
0,00 MK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal
319
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
Keterlaksanaan (%)
95,00
Change 94,50
Konsepsi (%) 94,00
No Konsep 93,50
TK TTK MK 93,00
93,00
1 Ikatan Ion 97,33 1,33 1,33
92,50
2 Ikatan 94,67 2,00 3,33 92,00
Kovalen 91,50
3 Kepolaran 93,33 0,67 6,00 Perteman I Pertemuan II Perteman III
Suatu
Senyawa Perteman I Pertemuan II Perteman III
Rata-rata 95,11 1,33 3,56
Gambar 3 Persentase Rata-rata
Keterlaksanaan Model
Persentase rata-rata siswa yang tahu Pembelajaran Conceptual
konsep, tidak tahu konsep, dan Change pada Pertemuan I,
miskonsepsi masing-masing sebesar Pertemuan II, dan Pertemuan
95,11%; 97,33%; dan 1,33%. Butir soal III
yang masih menyisahkan tidak tahu
konsep bagi siswa terdapat pada soal Berdasarkan Gambar 3 terlihat
nomor 3, 4, 7, 9, dan 12. Sedangkan butir bahwa peneliti telah melaksanakan model
soal yang masih menyisahkan miskonsepsi pembelajaran conceptual change dengan
bagi siswa terdapat pada soal nomor 2, 5, kriteria sangan baik, 81%.
7, 9, 10, 12, dan 15.
100,00
Konsepsi (%)
80,00
60,00
TK
40,00
20,00 TTK
0,00 MK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nomor Soal
320
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
321
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
memudahkan siswa menerima konsep saat pretest sebesar 54,67% turun menjadi
ilmiah yang lebih dapat dimengerti, masuk 6,00% pada saat posttest.
akal, dan bermanfaat [4]. Analisis lebih lanjut pada
identifikasi miskonsepsi siswa untuk tiap
Reduksi Miskonsepsi konsep dan tiap butir soal menunjukkan
Reduksi miskonsepsi siswa dapat bahwa butir soal dengan persentase
diketahui dengan membandingkan reduksi miskonsepsi tebanyak, yaitu soal
persentase miskonsepsi siswa sebelum dan nomor 1, 3, 4, 6, 8, 11, 13, dan 14 dengan
sesudah penerapan model pembelajaran persentase reduksi miskonsepsi yang
conceptual change berdasarkan hasil diperoleh sebesar 100,00%, dengan kata
pretest dan posttest.yang ditunjukkan pada lain miskonsepsi telah menghilang secara
Tabel 6. keseluruhan. Butir soal dengan reduksi
miskonsepsi tersecil yaitu soal nomor 7
Tabel 6 Perbandingan Persentase pada konsep ikatan kovalen, yang mana
Miskonsepsi Siswa Sebelum dan persentase miskonsepsi pada saat pretest
Sesudah Penerapan Model sebesar 13,33% hanya tuhun menjadi
Pembelajaran Conceptual 6,67% pada saat posttest. Butir soal yang
Change tidak mengalami reduksi miskonsepsi
yaitu soal nomor 5 pada konsep ikatan ion.
No. Miskonsepsi (%) Ada tidaknya perbedaan yang
Konsep
Soal Pretest Posttest signifikan antara persentase miskonsepsi
1 83,33 0,00 siswa sebelum dan sesudah penerapan
2 30,00 3,33 model pembelajaran conceptual change
3 Ikatan Ion 30,00 0,00 dapat diketahui melalui uji Wilcoxon.
4 33,33 0,00 Berdasarkan uji Wilcoxon diperoleh J
5 3,33 3,33 hitung sebesar 0, dengan taraf nyata ()
Rata-rata Ikatan Ion 36,00 1,33 sebesar 0,05 dan ukuran sampel (n) adalah
6 90,00 0,00 15, dari J tabel diperoleh nilai sebesar 25.
7 13,33 6,67 Karena J hitung lebih kecil dari J tabel
8 Ikatan Kovalen 33,33 0,00 sehinga hipotesis H1 dapat diterima [15].
9 86,67 6,67 Hal tersebut menunjukkan terdapat
10 6,67 3,00 perbedaan yang signifikan antara
Rata-rata Ikatan Kovalen 46,00 03,33 miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah
penerapan model pembelajaran conceptual
11 26,67 0,00
change.
12 90,00 10,00
Kepolaran Suatu Tingkat reduksi miskonsepsi siswa
13 16,67 0,00
Senyawa dengan penerapan model pembelajaran
14 60,00 0,00
conceptual change dapat diketahui dengan
15 80,00 20,00 menghitung harga proporsi. Rata-rata
Rata-rata Kepolaran harga proposi untuk reduksi miskonsepsi
54,67 6,00
Suatu Senyawa siswa sebesar 0,83. Berdasarkan barometer
Rata-rata Keseluruhan 45,56 3,56 Hattie tingkat reduksi miskonsepsi siswa
secara keseluruhan dapat dikategorikan
Berdasarkan Tabel 6 secara tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
keseluruhan miskonsepsi siswa sesudah penerapan model pembelajaran conceptual
penerapan model pembelajaran conceptual change dapat mereduksi miskonsepsi siswa
change mengalami reduksi. Persentase dengan sangat baik.
rata-rata miskonsepsi secara keseluruhan
pada saat pretest sebesar 45,56% turun PENUTUP
menjadi 3,56% pada saat posttest. Simpulan
Reduksi miskonsepsi tertinggi terdapat Berdasarkan hasil penelitian dan
pada konsep kepolaran suatu senyawa, pembahasan dapat disimpulkan bahwa
yang mana persentase miskonsepsi pada
322
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
323
UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454
Vol.4, No.2, pp.315-324, May 2015
Education in S.E. Asia. Vol. 24(2): 12. Hassan, S, D. Bagayoko dan Ella L.
91-100. Kelley. 1999. Misconceptions and
Certainty of Response Index.
7. Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-Teori Journal of Physics Education. Vol. 34
Belajar dan Pembelajaran. Bandung: (5): pp 294-299.
Erlangga
13. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran
8. Davis, J. 2001. Conceptual Change. Variabel-variabel Penelitian.
In M. Orey (Ed.), Emerging Bandung: Alfa Beta.
perspectives on learning, teaching,
and technology, (Online), 14. Sudjana. 2005. Metode Statistika.
(http://epltt.coe.uga.edu/index.php?titl Bandung: Tarsito.
e=Conceptual_Change, diakses pada
tanggal 2 Maret 2014). 15. Atherton, J S. 2013. Learning and
Teaching; What works best, (Online),
9. Posner, G., Strike, K., Hewson, P., & (http://www.learningandteaching.info/
Gertzog, W. 1982. Accommodation teaching/what_works.htm, diakses
of a Scientific Conception: Towards a pada 13 Jamuari 2015).
Theory of Conceptual Change.
Science Education. Vol. 66(2): pp 16. Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar
221-227. dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar. Bandung: Rosda.
10. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung: 17. Effendy. 2002. Upaya untuk
AlfaBeta. Mengatasi Kesalahan Konsep dalam
Pengajaran dengan Menggunakan
11. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Strategi Konflig Kognitif. Media
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Komunikasi Kimia, Vol. 2 (6): hal. 1-
Bandung: Alfabeta. 19.
324