BIOLOGI
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA
Disusun Oleh :
1. Muthia Fahdah
2. Jeremia
3. Yuhana
4. Ribi Putri
5. Echa
Guru Pembimbing :
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Biologi. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Archeabacteria dan Eubacteria......................................3
B. Ciri-ciri Archeabacteria dan Eubacteria...........................................4
C. Klasifikasi Archeabacteria dan Eubacteria......................................5
D. Reproduksi Archeabacteria dan Eubacteria.....................................8
E. Peranan Archeabacteria dan Eubacteria...........................................9
Daftar Pustaka..............................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setelah kita mempelajari virus sebagai organisme yang belum memiliki
sel sebagai unit kehidupannya, maka pada bab ini kita akan mempelajari
makhluk hidup yang sedikit lebih kompleks dan sudah mempunyai sel
meskipun selnya masih sangat sederhana. Kelompok makhluk hidup tersebut
kita kenal dengan Prokariota. Sesuai dengan namanya, kelompok ini selnya
belum mempunyai membran/selaput inti. Prokariota terbagi menjadi kelompok
Arkeobakteria dan Eubakteria yang di dalamnya termasuk Sianobakteri yang
dulu dikenal dengan alga hijau-biru. Kelompok Eubakteria dahulu kita kenal
juga dengan nama Monera.
1
pengolahan limbah, penyamakan kulit dan tekstil, pemisahan bahan tambang
dari bijinya dan fungsi-fungsi lain yang tidak kalah penting.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Prokaryota, ahli biologi juga diklasifikasikan organisme dalam Animalia,
Fungi, Plantae, dan Protista.
1. Ciri-ciri Archaebacteria
Prokariota terbagi menjadi dua domain: archaea dan bakteri. Kita
pertama-tama akan melihat archaebacteria. Archaebacteria adalah prokariota
pertama dan tinggal di lingkungan yang ekstrim. Secara Evolusioner,
mereka memiliki beberapa hal yang sama dengan bakteri dan beberapa hal
dengan organisme eukariotik (seperti kita). Meskipun mereka adalah
organisme yang pertama dikenal hidup di bumi, mereka masih ada, dan kita
terus belajar lebih banyak tentang organisme luar biasa ini yang hidup di
lingkungan yang umumnya kita menganggap tidak mungkin untuk dihuni.
Archaea dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan lingkungan di mana
mereka tinggal. Ciri-Ciri umum Archaebacteria:
a. Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron.
b. Archaebacteria memiliki dinding sel.
c. Dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein bukan peptidoglikan
d. Archaebacteria adalah organisme uniseluler prokariotik (tidak memiliki
nukleus dan membran inti sel).
e. Asam nukleat archaebacteria berupa rna.
f. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim: lingkungan dengan
derajat keasaman, suhu, dan kadar garam yang sangat tinggi.
g. Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas,
fragmentasi
4
b. Eubacteria dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan
protein)
c. Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1 – 5 mikron
d. Eubacteria Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi ,
transformasi dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik
melalui perantara virus).
e. Eubacteria Dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel
membentuk Kapsul.
f. Ada Eubacteria yang memiliki flagel dan ada juga Eubacteria yang tidak
memiliki flagel
g. Eubacteria Hidup kosmopolitan, artinya dapat hidup di segala tempat,
misalnya di darat, udara, air, bahkan tubuh manusia
h. Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan Eubacteria
akan membentuk endospora.
11. Klasifikasi Archaebacteria
Archaebacteria banyak ditemukan hidup di lingkungan ekstrim
seperti di sumber air panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan
hewan ruminansia (sapi, domba). Berdasarkan lingkungan yang
ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
a. Metanogen
Kelompok ini merupakan archaebacter yang menghasilkan gas
metana (CH4) dari hasil reduksi karbondioksida. Metanogen hidup di
tempat dimana tidak terdapat gas oksigen yaitu di dasar lumpur atau
dapat mengadakan simbiosis dengan hewan – hewan herbivora (sapi,
rayap). Metanogen sangat tidak dapat mentolerir keberadaan oksigen.
Organisme ini akan mati jika di habitatnya terdapat oksigen, meski hanya
sedikit. Lingkungan anaerob obligat adalah syarat penting bagi kelompok
metanogen. Kemampuannya menghasilkan metana, bakteri ini sering
dimanfaatkan dalam pembuatan atau penguraian kotoran atau sampah
untuk menghasilkan metana. Adapun ciri – ciri metanogen ialah:
1) Anaerob obligat
5
Biasa ditemukan di dasar rawa atau di dalam perut hewan herbivora.
Akan mati jika terdapat oksigen.
2) Menghasilkan metana (CH4)
Metana merupakan senyawa buangan dari metabolisme
karbondioksida menjadi makanan. Metana buangan archaebacteria
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bahar (Biogas).
3) Berperan sebagai pengurai atau pembusuk
b. Halofil extreme
Kelompok ini merupakan penghuni wilayah lautan dengan kadar
garam yang sangat tinggi seperti laut mati, Great Salt Lake (Bahasa
Yunani, halo= garam; philos= penyuka). Beberapa spesies kelompok ini
memiliki pigmen merah orodopsin. Sehingga koloni kelompok ini terlihat
seperti buih yang berwarna merah keunguan. Berbeda dengan
methanogen, kelompok halofil memerlukan oksigen untuk respirasi.
Sementara kecukupan nutrisi diperoleh dengan melakukan fotosintesis
dengan pigmen merah yang dimilikinya. Ciri–ciri halofil:
1) Habitat: perairan dengan kadar garam tinggi
2) Aerobik dan fotosintetik
c. Termofil extreme
Termofil berasal dari Bahasa Yunani, termo artinya panas,
sementara phylos artinya ialah penyuka. Archae jenis ini dapat
ditemukan di wilayah – wilayah terpanas bumi, dengan suhu optimum
antara 60°C sampai 80°C. Kelompok Sulfolobus (bakteri Sulfur)
misalnya ditemukan pada sumber mata air panas yang banyak
mengandung sulfur atau di lereng gunung berapi dengan suhu optimum
mencapai 105°C. Kelompok ini memiliki DNA dengan komposisi
pasangan basa nitrogen sitosin – guanin yang banyak, sehingga tahan
panas. Kelompok ini merupakan kemoautotrof. Ciri umum termofil ialah:
1) Hidup di wilayah dengan suhu diatas 60°C
2) Kemoautotrof
6
2. Klasifikasi Eubacteria
Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut :
a. Kelas Azotobacteraceae
Ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri kelas Azotobacteraceae Adalah sel
berbentuk batang, hidup bebas di dalam tanah, mirip sel khamir,dan pada
kondisi aerob dapat menambat Misalnya, Azotobacter chlorococcum,
Azotobacter indicus, dan Azotobacter agilis
b. Kelas Rhizobiaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Rhizobiaceae adalah sel. Berbentuk batang atau
bercabang, bersimbiosis dengan legominosae membentuk bintil akar, dan
mengonversi nitrogen udara yang dapat bermanfaat bagi tumbuhan
leguminosae. Misalnya, Rhizobium leguminosarum Membentuk bintil akar
pada akar Lathyrus, Pisum, Vicia Rhizobium japonicum Pada
kedelai Agrobacterium tumefaciens menimbulkan pembengkakan pada
akar pohon
c. Kelas Micrococcaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Micrococcaceae adalah sel berbentuk ,berbentuk
koloni tetrade, serta kubus dan massa tidak beraturan. Contohnya, Sarcia
dan Staphyloccus aureus yang bersifat patogen serta dapat menimbulkan
berbagai penyakit
d. Kelas Enterobacteriaceae
Kelas Eubacteria yang terdapat dalam kelas Enterobacteriaceae mbulkan
fermentasi anaerobik pada glukosa atau laktosa, hidup sebagai dekomposer
pada serasah atau patogen pada manusia, luran pernapasan dan saluran
kencing Vertebrata. Contohnya E.coli yang terdapat di usus besar manusia
dan Vertebrata; Salmonela Typhosa yaitu patogen penyebab penyakit tifus;
serta Shigella Dysenteriae penyebab disentri
e. Kelas Lactobacillaceae
Illaceae berbentuk peluru dan dapat menimbulkan asam laktat. Contohnya,
Lactobacillus caucasicus Yang membantu pembuatan
yogurt; Streptococcus pyogenes yang dapat menimbulkan nanah atau
7
keracunan darah pada manusia; serta Diplococcus pneumonia sebagai
penyebab pneumonia.
f. Kelas Bacillaceae
Sel Bacillaceae berbentuk batang dan berfungsi sebagai pembentuk
endospora. Misalnya, Bacillus antraks penyebab penyakit antraks dan
Clostridium pasteurianum yaitu bakteri anaerob
g. Kelas Neisseriaceae
Sel Neisseriaceae berbentuk peluru dan umumnya n.Misalnya, Neisseria
meningitidis yaitu bakteri penyebab meningitis; Neisseria
gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah; serta Veillonella
parvula berada di mulut dan saluran pencernaan manusia dan hewan.
2. Reproduksi Eubacteria
Bakteri dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif
(seksual)
a. Reproduksi secara Aseksual
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah
diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai.
Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada
keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20
menit. Anda bisa menghitung jumlah bakteri hasil reproduksi dalam
waktu 1 jam atau 1 hari, dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan). Pada
kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri dapat
mempertahankan diri dengan pembentukan spora
8
(endospora). Endospora artinya spora yang terbentuk di dalam bakteri.
Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari yang
terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat
penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
b. Reproduksi secara Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya,
seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak
mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri
terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena
itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut
perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri
dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan
transduksi.
1) Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau
DNA dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak
terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima.
Contoh : Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus,
Neisseria dan Pseudomonas.
2) Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk
bangunan/ jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya,
atau reproduksi bakteri yang belum diketahui jenis kelaminnya.
3) Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel
penerima dengan perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang
berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk pembungkus dan
membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.
9
b. Beberapa enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan
untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
c. Beberapa jenis Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran,
misalnya tumpahan minyak.
2. Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia
Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, bakteri mempunyai
peran yang dapat berlawanan. Di satu sisi bakteri dapat merugikan, tetapi
disisi lain juga dapat sangat menguntungkan.
a. Bakteri yang merugikan
Penyakit pada manusia yang ditimbulkan bakteri cukup
beragam. Penyakit yang ditimbulkan dapat menyerang berbagai organ
tubuh mulai dari kulit sampai ke otak. Beberapa contoh penyakit pada
manusia yang disebabkan oleh bakteri dapat dilihat pada berikut :
10
Nama Penyakit Bakteri Penyebab
Tetanus Clostridium tetani
Gas gangren Clostridium perfringens
11
Bakteri juga dapat menyerang hewan ataupun tumbuhan. Contoh
bakteri yang menyebabkan penyakit pada hewan adalah Salmonella.
Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan pada babi atau unggas karena
dapat menghasilkan racun. Bakteri yang menyerang tumbuhan, di
antaranya Agrobacterium tumifaciens menyebabkan penyakit crown
gall pada tanaman buah-buahan.
Secara tidak langsung bakteri juga dapat merugikan manusia
karena dapat merusak bahan pokok kebutuhan manusia. Makanan
sebagai bahan pokok kebutuhan manusia, merupakan media yang baik
bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, untuk mempertahankan agar
makanan tidak rusak oleh bakteri perlu dilakukan proses yang disebut
sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu usaha membebaskan alat-alat atau
bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan atau kontaminasi
terutama oleh mikroba. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara. Secara fisik, misalnya dengan pemanasan, sinar ultraviolet,
dan sinar X; secara mekanis, misalnya dengan cara penyaringan; secara
kimia dengan menggunakan desinfektan. Sterilisasi yang paling banyak
digunakan biasanya adalah dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan
pemanasan biasanya mengguna-kan tekanan atm dan suhu 121C,
selama 15 menit. Dengan proses ini, bakteri bersama sporanya akan mati
sehingga makanan menjadi lebih tahan lama.
b. Bakteri menguntungkan
Seperti telah dikemukakan, peran menguntungkan bakteri lebih
banyak daripada peran merugikan. Sembilan puluh sembilan persen
(99%) bakteri justru dapat memberikan manfaat bagi organisme lain
khususnya manusia. Salah satu manfaat bakteri adalah dalam proses
penguraian makhluk hidup yang telah mati. Melalui proses ini, bakteri
bersama dengan jamur memecah materi organik menjadi materi
anorganik. Sebagai contoh, protein yang tadinya bersifat organik dapat
diubah menjadi senyawa nitrat (NO3) yang bersifat anorganik. Contoh
bakteri yang dapat melakukan penguraian protein menjadi nitrat adalah
Nitrosomonas dan Nitrobacter. Nitrat oleh tumbuhan kemudian dipakai
12
sebagai bahan baku pembentuk protein. Protein dipakai untuk menyusun
tubuh tumbuhan dan hewan. Tubuh tumbuhan dan hewan yang telah
mati, kemudian diuraikan lagi oleh bakteri menjadi senyawa nitrat.
Dengan demikian, terjadi suatu siklus materi.
Kegunaan lain dari bakteri adalah dapat menambat senyawa
nitrogen dari udara. Peran ini penting karena kebutuhan nitrogen tidak
cukup hanya dipenuhi dari tanah sebagai hasil proses penguraian di atas.
Bakteri dapat memfiksasi atau menambat nitrogen dari udara dengan cara
bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan atau dengan
membentuk bintil akar. Dalam simbiosis ini bakteri menyediakan nitrat
yang dibutuhkan tumbuhan, sedangkan tumbuhan menyediakan bahan
makanan untuk menunjang hidup bakteri. Contoh bakteri semacam ini
adalah Rhizobium.
Bakteri juga dimanfaatkan dalam industri lain, seperti pembuatan
asam cuka dari fermentasi alkohol yang dilakukan oleh bakteri
Acetobacter. Selain itu, bakteri juga digunakan dalam produksi berbagai
macam enzim, misalnya enzim glukosa isomerase diproduksi oleh bakteri
Bacillus subtilis. Beberapa produk yang dihasilkan bakteri dapat dilihat
pada Tabel berikut :
13
makanan
Asam glutamat Corynobacterium Penyedap rasa
glutamicum
Interferon Escherichia coli Pengobatan infeksi
virus
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,”
menunjukkan bahwa ini adalah kelompok yang sangat tua. Sedangkan
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis.
2. Ciri-Ciri umum Archaebacteria diantaranya : Ukuran archaebacteria 0,1-15
mikron, Sedangkan ciri-ciri umum eubacteria diantaranya adalah sebagai
berikut: Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1-5 mikron,
3. Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3
kelompok : Metanogen, Halofil extreme dan Termofil extreme. Beberapa
kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut : Kelas Azotobacteraceae,
Kelas Rhizobiaceae, Kelas Micrococcaceae,
Kelas Enterobacteriaceae, Kelas Lactobacillaceae, Kelas Bacillaceae dan
Kelas Neisseriaceae.
4. Archaebacteria bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner,
fragmentasi, atau tunas. Eubacteria dapat berkembang biak secara vegetatif
(aseksual) maupun generatif (seksual). Perkembangbiakan parasekual
bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan
transduksi.
5. Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, bakteri mempunyai peran
yang dapat berlawanan. Di satu sisi bakteri dapat merugikan, tetapi disisi
lain juga dapat sangat menguntungkan.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang
terdapat di dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014
Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas
X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.
16