Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIOLOGI
 ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

Disusun Oleh :

1. Muthia Fahdah
2. Jeremia
3. Yuhana
4. Ribi Putri
5. Echa

Guru Pembimbing :

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Biologi. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Archeabacteria dan Eubacteria......................................3
B. Ciri-ciri Archeabacteria dan Eubacteria...........................................4
C. Klasifikasi Archeabacteria dan Eubacteria......................................5
D. Reproduksi Archeabacteria dan Eubacteria.....................................8
E. Peranan Archeabacteria dan Eubacteria...........................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................15
B. Saran.................................................................................................15

Daftar Pustaka..............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setelah kita mempelajari virus sebagai organisme yang belum memiliki
sel sebagai unit kehidupannya, maka pada bab ini kita akan mempelajari
makhluk hidup yang sedikit lebih kompleks dan sudah mempunyai sel
meskipun selnya masih sangat sederhana. Kelompok makhluk hidup tersebut
kita kenal dengan Prokariota. Sesuai dengan namanya, kelompok ini selnya
belum mempunyai membran/selaput inti. Prokariota terbagi menjadi kelompok
Arkeobakteria dan Eubakteria yang di dalamnya termasuk Sianobakteri yang
dulu dikenal dengan alga hijau-biru. Kelompok Eubakteria dahulu kita kenal
juga dengan nama Monera.

Prokariota merupakan makhluk hidup yang paling sederhana terdiri atas


satu sel prokariot, yaitu sel yang belum berselaput inti. Virus dan kelompok ini
sering dikenal sebagai kerajaan yang tak terlihat, dalam bahasa Inggris disebut
“The invisible kingdom”. Disebut demikian karena virus dan prokariota
merupakan makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak dapat diamati secara
langsung dengan mata telanjang, tetapi benar-benar ada dan sangat banyak
jumlahnya. Tubuh kita merupakan salah satu tempat hidup dari berjuta-juta
makhluk hidup yang tak terlihat itu. Makhluk-makhluk tersebut dapat
ditemukan hampir pada semua lingkungan di bumi ini baik di air, tanah, atau
udara. Keberadaan kelompok makhluk hidup tersebut pada lingkungan yang
begitu luas menunjukkan bahwa mereka mempunyai peran penting dalam
ekosistem bumi. Lebih dari 2.000 spesies Eubakteria berperan penting dalam
ekologi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat menguraikan
materimateri organik sehingga terjadi siklus materi. Khususnya bakteri, juga
sangat berperan dalam fiksasi nitrogen, yaitu gas nitrogen di udara yang
tadinya tidak dapat diserap makhluk hidup, diubah menjadi amonia atau
ammonium yang mudah dimanfaatkan makhluk hidup lain melalui tumbuhan.
Prokariota khususnya Eubakteria juga dapat melakukan fermentasi
menghasilkan bahan makanan yang lebih enak, dan lebih tinggi nilai gizinya,
seperti yang dicontohkan di atas. Selain itu, bakteri dapat dimanfaatkan dalam

1
pengolahan limbah, penyamakan kulit dan tekstil, pemisahan bahan tambang
dari bijinya dan fungsi-fungsi lain yang tidak kalah penting.

Keberhasilan makhluk hidup ini untuk hidup di segala lingkungan


disebabkan oleh kecepatan reproduksi yang tinggi dan kemampuan
metabolisme yang beraneka ragam. Dalam kondisi yang baik, bakteri dapat
menambah jumlahnya hingga dua kali lipat hanya dalam waktu setengah jam.
Dalam makalah ini kita akan membahas konsep-konsep penting tentang
Arkeobakteria dan Eubakteria.

B. Rumusan Masalah

1.    Apakah yang dimaksud Archaebacteria dan Eubacteria?


2.    Bagaimanakah Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria?
3.    Bagaimanakah Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
4.    Bagaimanakah Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria?
5.    Bagaimanakah Peranan Archaebacteria dan Eubacteria?

C.  Tujuan Penulisan

1.    Agar dapat mengetahui pengertian Archaebacteria dan Eubacteria.


2.    Untuk mengetahui Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria?
3.    Untuk mengetahui Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria?
4.    Untuk mengetahui Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria?
5.    Untuk mengetahui Peranan Archaebacteria dan Eubacteria?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria


Archaebacteria adalah organisme yang metabolisme energi khasnya
membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida (CO2).
Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik. Nama “archaebacteria,”
dengan awalannya yang berarti “kuno,” menunjukkan bahwa ini adalah
kelompok yang sangat tua. Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang
dinding selnya tidak mengandung peptidokglikan, namun membrane
plasmanya mengandung lipid. Archaebacteria ini hidup di lingkungan yang
ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di tempat-
tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas, bakteri
yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang hidup di tempat
yang panas atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut.
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis. Eubacteria
kadang-kadang disebut sebagai "bakteri sejati," membedakannya dari
Archaeobacteria, organisme yang serupa dengan beberapa perbedaan genetik
dan gaya hidup yang signifikan. Sebagian besar organisme yang kita anggap
sebagai “bakteri” adalah Eubacteria, dari sepupu Arkean mereka lebih memilih
hidup di lingkungan yang ekstrim seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ventilasi hidrotermal.
Dalam rangka untuk menyelidiki definisi Eubacteria, pertama-tama perlu
untuk membahas detail dari klasifikasi ilmiah. Eubacteria berada di jantung
perdebatan serius dalam klasifikasi ilmiah yang membentuk kembali hirarki
tradisional “Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus, dan Spesies.”
Awalnya, Eubacteria dianggap bagian dari kerajaan Prokaryota, kadang-
kadang disebut “Monera,” bersama dengan kerabat mereka yang
Archaebacteria. Organisme prokariotik seperti bakteri terutama ditentukan oleh
ketiadaan inti sel. Hal ini membuat mereka berbeda dari evolusi organisme
hidup lainnya, dan telah menyebabkan sejumlah adaptasi yang inovatif.
Banyak prokariota juga bersel tunggal, meskipun hal ini tidak selalu
merupakan persyaratan untuk keanggotaan pada kerajaan ini. Selain kerajaan

3
Prokaryota, ahli biologi juga diklasifikasikan organisme dalam Animalia,
Fungi, Plantae, dan Protista.

B. Ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria

1. Ciri-ciri Archaebacteria
Prokariota terbagi menjadi dua domain: archaea dan bakteri. Kita
pertama-tama akan melihat archaebacteria. Archaebacteria adalah prokariota
pertama dan tinggal di lingkungan yang ekstrim. Secara Evolusioner,
mereka memiliki beberapa hal yang sama dengan bakteri dan beberapa hal
dengan organisme eukariotik (seperti kita). Meskipun mereka adalah
organisme yang pertama dikenal hidup di bumi, mereka masih ada, dan kita
terus belajar lebih banyak tentang organisme luar biasa ini yang hidup di
lingkungan yang umumnya kita menganggap tidak mungkin untuk dihuni.
Archaea dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan lingkungan di mana
mereka tinggal. Ciri-Ciri umum Archaebacteria:
a.    Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron.
b.    Archaebacteria memiliki dinding sel.
c.    Dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein bukan peptidoglikan
d.   Archaebacteria adalah organisme uniseluler prokariotik (tidak memiliki
nukleus dan membran inti sel).
e.    Asam nukleat archaebacteria berupa rna.
f.     Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim: lingkungan dengan
derajat keasaman, suhu, dan kadar garam yang sangat tinggi.
g.    Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas,
fragmentasi

2. Ciri-ciri Eubacteria / Bakteri Sejati


Kelompok kedua prokariota adalah nama yang lebih akrab bagi Anda.
Kerajaan Eubacteria adalah bakteri yang sejati. Mereka memiliki peran yang
tak terhitung jumlahnya, termasuk dekomposisi dan daur ulang nutrisi,
pencernaan dan penyakit. Ciri-ciri umum eubacteria adalah sebagai berikut:
a.    Eubacteria adalah organisme Uniseluler prokariotik

4
b.    Eubacteria dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan (gula dan
protein)
c.    Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1 – 5 mikron
d.   Eubacteria Berkembang biak dengan cara membelah diri, konjugasi ,
transformasi  dan transduksi (pemindahan sebagian materi genetik
melalui perantara virus).
e.    Eubacteria Dapat mensekresikan lendir ke permukaan dinding sel
membentuk Kapsul.
f.     Ada Eubacteria yang memiliki flagel dan ada juga Eubacteria yang tidak
memiliki flagel
g.    Eubacteria Hidup kosmopolitan, artinya dapat hidup di segala tempat,
misalnya di darat, udara, air, bahkan tubuh manusia
h.    Apabila berada di lingkungan yang kurang menguntungkan Eubacteria
akan membentuk endospora.

C. Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria

11.  Klasifikasi Archaebacteria
Archaebacteria banyak  ditemukan hidup di lingkungan ekstrim
seperti di sumber air panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan
hewan ruminansia (sapi, domba). Berdasarkan lingkungan yang
ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
a.    Metanogen
Kelompok ini merupakan archaebacter yang menghasilkan gas
metana (CH4) dari hasil reduksi karbondioksida. Metanogen hidup di
tempat dimana tidak terdapat gas oksigen yaitu di dasar lumpur atau
dapat mengadakan simbiosis dengan hewan – hewan herbivora (sapi,
rayap). Metanogen sangat tidak dapat mentolerir keberadaan oksigen.
Organisme ini akan mati jika di habitatnya terdapat oksigen, meski hanya
sedikit. Lingkungan anaerob obligat adalah syarat penting bagi kelompok
metanogen. Kemampuannya menghasilkan metana, bakteri ini sering
dimanfaatkan dalam pembuatan atau penguraian kotoran atau sampah
untuk menghasilkan metana. Adapun ciri – ciri metanogen ialah:
1)   Anaerob obligat 

5
Biasa ditemukan di dasar rawa atau di dalam perut hewan herbivora.
Akan mati jika terdapat oksigen.
2)   Menghasilkan metana (CH4)
Metana merupakan senyawa buangan dari metabolisme
karbondioksida menjadi makanan. Metana buangan archaebacteria
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bahar (Biogas). 
3)   Berperan sebagai pengurai atau pembusuk
b.    Halofil extreme
Kelompok ini merupakan penghuni wilayah lautan dengan kadar
garam yang sangat tinggi seperti laut mati, Great Salt Lake (Bahasa
Yunani, halo= garam; philos= penyuka). Beberapa spesies kelompok ini
memiliki pigmen merah orodopsin. Sehingga koloni kelompok ini terlihat
seperti buih yang berwarna merah keunguan. Berbeda dengan
methanogen, kelompok halofil memerlukan oksigen untuk respirasi.
Sementara kecukupan nutrisi diperoleh dengan melakukan fotosintesis
dengan pigmen merah yang dimilikinya. Ciri–ciri halofil:
1)   Habitat: perairan dengan kadar garam tinggi
2)   Aerobik dan fotosintetik
c.    Termofil extreme
Termofil berasal dari Bahasa Yunani, termo artinya panas,
sementara phylos artinya ialah penyuka. Archae jenis ini dapat
ditemukan di wilayah – wilayah terpanas bumi, dengan suhu optimum
antara 60°C sampai 80°C. Kelompok Sulfolobus (bakteri Sulfur)
misalnya ditemukan pada sumber mata air panas yang banyak
mengandung sulfur atau di lereng gunung berapi dengan suhu optimum
mencapai 105°C. Kelompok ini memiliki DNA dengan komposisi
pasangan basa nitrogen sitosin – guanin yang banyak, sehingga tahan
panas. Kelompok ini merupakan kemoautotrof. Ciri umum termofil ialah:
1)   Hidup di wilayah dengan suhu diatas 60°C
2)   Kemoautotrof

6
2.    Klasifikasi Eubacteria
Beberapa kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut :
a.    Kelas Azotobacteraceae
Ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri kelas Azotobacteraceae Adalah sel
berbentuk batang, hidup bebas di dalam tanah, mirip sel khamir,dan pada
kondisi aerob dapat menambat Misalnya, Azotobacter chlorococcum,
Azotobacter indicus, dan Azotobacter agilis
b.  Kelas Rhizobiaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Rhizobiaceae adalah sel. Berbentuk batang atau
bercabang, bersimbiosis dengan legominosae membentuk bintil akar, dan
mengonversi nitrogen udara yang dapat bermanfaat bagi tumbuhan
leguminosae. Misalnya, Rhizobium leguminosarum Membentuk bintil akar
pada akar Lathyrus, Pisum,  Vicia Rhizobium japonicum Pada
kedelai Agrobacterium tumefaciens menimbulkan pembengkakan pada
akar pohon
c.  Kelas Micrococcaceae
Ciri-ciri bakteri kelas Micrococcaceae adalah sel berbentuk ,berbentuk
koloni tetrade, serta kubus dan massa tidak beraturan. Contohnya, Sarcia
dan Staphyloccus aureus yang bersifat patogen serta dapat menimbulkan
berbagai penyakit
d.  Kelas Enterobacteriaceae
Kelas Eubacteria yang terdapat dalam kelas Enterobacteriaceae mbulkan
fermentasi anaerobik pada glukosa atau laktosa, hidup sebagai dekomposer
pada serasah atau patogen pada manusia, luran pernapasan dan saluran
kencing Vertebrata. Contohnya E.coli yang terdapat di usus besar manusia
dan Vertebrata; Salmonela Typhosa yaitu patogen penyebab penyakit tifus;
serta Shigella Dysenteriae penyebab disentri
e.  Kelas Lactobacillaceae
Illaceae berbentuk peluru dan dapat menimbulkan asam laktat. Contohnya,
Lactobacillus caucasicus Yang membantu pembuatan
yogurt; Streptococcus pyogenes yang dapat menimbulkan nanah atau

7
keracunan darah pada manusia; serta Diplococcus pneumonia sebagai
penyebab pneumonia.
f.   Kelas Bacillaceae
Sel Bacillaceae berbentuk batang dan berfungsi sebagai pembentuk
endospora. Misalnya, Bacillus antraks penyebab penyakit antraks dan
Clostridium pasteurianum yaitu bakteri anaerob
g.  Kelas Neisseriaceae
Sel Neisseriaceae berbentuk peluru dan umumnya n.Misalnya, Neisseria
meningitidis yaitu bakteri penyebab meningitis; Neisseria
gonorrhoeae penyebab penyakit kencing nanah; serta Veillonella
parvula berada di mulut dan saluran pencernaan manusia dan hewan.

D. Reproduksi Archaebacteria dan Eubacteria


1.    Reproduksi Archaebacteria
Seperti bakteri, reproduksi  Archaebacteria  adalah
aseksual. Archaebacteria dapat mereproduksi melalui pembelahan biner, di
mana sel induk membelah menjadi dua sel anak yang identik secara
genetik. Archaebacteria juga dapat bereproduksi secara aseksual melalui
tunas dan fragmentasi, di mana potongan-potongan sel pecah dan
membentuk sel baru, juga memproduksi organisme identik secara genetik.

2.    Reproduksi Eubacteria
Bakteri dapat berkembang biak secara vegetatif (aseksual) maupun generatif
(seksual)
a.    Reproduksi secara Aseksual
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah
diri (pembelahan biner) pada lingkungan yang tepat atau sesuai.
Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada
keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20
menit. Anda bisa menghitung jumlah bakteri hasil reproduksi dalam
waktu 1 jam atau  1 hari, dengan rumus 2n (n jumlah pembelahan). Pada
kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri dapat
mempertahankan diri dengan pembentukan spora

8
(endospora). Endospora artinya spora yang terbentuk di dalam bakteri.
Akan tetapi, ada pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan
faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini adalah cahaya matahari yang
terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya zat-zat
penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
b.    Reproduksi secara Seksual
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya,
seperti yang terjadi pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak
mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun demikian, pada bakteri
terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena
itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut
perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri
dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan
transduksi.
1)   Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau
DNA dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak
terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima.
Contoh : Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus,
Neisseria dan Pseudomonas.
2)   Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk
bangunan/ jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya,
atau reproduksi bakteri yang belum diketahui jenis kelaminnya.
3)   Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel
penerima dengan perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang
berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk pembungkus dan
membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.

E. Peranan Archaebacteria dan Eubacteria


1.    Peranan Archaebacteria bagi Kehidupan Manusia
a. Enzim dari Archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau
detergen untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada
suhu dan pH tinggi. 

9
b.    Beberapa enzim Archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan
untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat). 
c.    Beberapa jenis Archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran,
misalnya tumpahan minyak.
2.    Peranan Eubacteria bagi Kehidupan Manusia
Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, bakteri mempunyai
peran yang dapat berlawanan. Di satu sisi bakteri dapat merugikan, tetapi
disisi lain juga dapat sangat menguntungkan.
a.    Bakteri yang merugikan
Penyakit pada manusia yang ditimbulkan bakteri cukup
beragam. Penyakit yang ditimbulkan dapat menyerang berbagai organ
tubuh mulai dari kulit sampai ke otak. Beberapa contoh penyakit pada
manusia yang disebabkan oleh bakteri dapat dilihat pada berikut :

Tabel II.1 Beberapa Penyakit yang Disebabkan Bakteri


Nama Penyakit Bakteri Penyebab
Demam Tiphoid Salmonella typhi
Kolera Vibrio chloreae
Disentri Shigella dysentriae
Keracunan makanan Clostridium Staphylococcus sp.
Traveler diare Escherichia coli
Tifus Rickettsia typhi
Demam Q Coloiella burntii
Plague Pasteurella pestis
Dipteri Corynebacterium diphtheriae
Tubercolosis (TBC) Mycobacterium tubercolosis
Meningitis Neisseria meningitis
Demam Scarlet (Demam Streptococcus pneumoniae
rematik)
Tonsilitis Streptococcus sp.
Gonorea Neisseria gonorrhoea
Sipilis Treponema pallidum

10
Nama Penyakit Bakteri Penyebab
Tetanus Clostridium tetani
Gas gangren Clostridium perfringens

Bakteri dapat menimbulkan penyakit dengan berbagai cara. Cara


yang pertama adalah bakteri dapat menyebabkan iritasi atau luka. Selain
itu, bakteri juga dapat secara langsung menghancurkan sel inangnya
sehingga sel inang menjadi rusak. Cara berikutnya adalah dengan
menghasilkan racun yang dapat mengganggu metabolisme sel inang.
Karena bakteri dapat merugikan manusia dengan berbagai sifat di atas,
saat ini manusia memanfaatkan sifat-sifat tersebut untuk membuat
senjata biologis.
Penanggulangan penyakit yang disebabkan bakteri pada umumnya
menggunakan zat yang disebut antibiotik. Antibiotik dapat diproduksi
dari monera lain atau dari jamur. Contoh antibiotik yang terkenal,
misalnya penisilin, tetrasiklin, dan sefalosporin. Tabel II 2. menunjukkan
beberapa antibiotika dan organisme penghasilnya.

Tabel II.2 Beberapa Antibiotik dan Organisme Penghasilnya


Macam Organisme Kelompok
Antibiotik Penghasil
Penisillin Penicillium notatum Fungi/Jamur
Griseofulvin Penicillium Fungi/Jamur
griseovulvum
Streptomisin Streptomyces Actynomycetes
griseus
Chloramphenicol Streptomyces Actynomycetes
venezuelae
Tetrasiklin Streptomyces Actynomycetes
aerofaciens
Colistin Bacillus colistinus Bakteri
Polomiksin B Bacillus polymxa Bakteri

11
Bakteri juga dapat menyerang hewan ataupun tumbuhan. Contoh
bakteri yang menyebabkan penyakit pada hewan adalah Salmonella.
Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan pada babi atau unggas karena
dapat menghasilkan racun. Bakteri yang menyerang tumbuhan, di
antaranya Agrobacterium tumifaciens menyebabkan penyakit crown
gall  pada tanaman buah-buahan.
Secara tidak langsung bakteri juga dapat merugikan manusia
karena dapat merusak bahan pokok kebutuhan manusia. Makanan
sebagai bahan pokok kebutuhan manusia, merupakan media yang baik
bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, untuk mempertahankan agar
makanan tidak rusak oleh bakteri perlu dilakukan proses yang disebut
sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu usaha membebaskan alat-alat atau
bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan atau kontaminasi
terutama oleh mikroba. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara. Secara fisik, misalnya dengan pemanasan, sinar ultraviolet,
dan sinar X; secara mekanis, misalnya dengan cara penyaringan; secara
kimia dengan menggunakan desinfektan. Sterilisasi yang paling banyak
digunakan biasanya adalah dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan
pemanasan biasanya mengguna-kan tekanan atm dan suhu 121􀁲C,
selama 15 menit. Dengan proses ini, bakteri bersama sporanya akan mati
sehingga makanan menjadi lebih tahan lama.
b.    Bakteri menguntungkan
Seperti telah dikemukakan, peran menguntungkan bakteri lebih
banyak daripada peran merugikan. Sembilan puluh sembilan persen
(99%) bakteri justru dapat memberikan manfaat bagi organisme lain
khususnya manusia. Salah satu manfaat bakteri adalah dalam proses
penguraian makhluk hidup yang telah mati. Melalui proses ini, bakteri
bersama dengan jamur memecah materi organik menjadi materi
anorganik. Sebagai contoh, protein yang tadinya bersifat organik dapat
diubah menjadi senyawa nitrat (NO3) yang bersifat anorganik. Contoh
bakteri yang dapat melakukan penguraian protein menjadi nitrat adalah
Nitrosomonas dan Nitrobacter. Nitrat oleh tumbuhan kemudian dipakai

12
sebagai bahan baku pembentuk protein. Protein dipakai untuk menyusun
tubuh tumbuhan dan hewan. Tubuh tumbuhan dan hewan yang telah
mati, kemudian diuraikan lagi oleh bakteri menjadi senyawa nitrat.
Dengan demikian, terjadi suatu siklus materi.
Kegunaan lain dari bakteri adalah dapat menambat senyawa
nitrogen dari udara. Peran ini penting karena kebutuhan nitrogen tidak
cukup hanya dipenuhi dari tanah sebagai hasil proses penguraian di atas.
Bakteri dapat memfiksasi atau menambat nitrogen dari udara dengan cara
bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan atau dengan
membentuk bintil akar. Dalam simbiosis ini bakteri menyediakan nitrat
yang dibutuhkan tumbuhan, sedangkan tumbuhan menyediakan bahan
makanan untuk menunjang hidup bakteri. Contoh bakteri semacam ini
adalah Rhizobium.
Bakteri juga dimanfaatkan dalam industri lain, seperti pembuatan
asam cuka dari fermentasi alkohol yang dilakukan oleh bakteri
Acetobacter. Selain itu, bakteri juga digunakan dalam produksi berbagai
macam enzim, misalnya enzim glukosa isomerase diproduksi oleh bakteri
Bacillus subtilis. Beberapa produk yang dihasilkan bakteri dapat dilihat
pada Tabel berikut :

Tabel II.3 Beberapa Produk Industri yang Dihasilkan Bakteri


Produk Bakteri Penghasil Manfaat Produk
Enzim protease Bacillus subtilis Pelunak daging
Butano dan Clostridium Pelarut
aseton acetobulylicom
Indigo Escherichia coli Pewarna tekstil
Xanthan gum Xanthomonas Penggumpal
campestris makanan,cat, dan
kosmetik
Cynocobalamin Proionbacterium Makanan tambahan
(Vit. B12) shermanii (food suplement)
Gelan Pseudomonas sp. Penggumpal

13
makanan
Asam glutamat Corynobacterium Penyedap rasa
glutamicum
Interferon Escherichia coli Pengobatan infeksi
virus

Enzim yang terdapat dalam beberapa bakteri juga dapat


dimanfaatkan untuk menguraikan selulosa menjadi CO2 dan CH4. CH4
atau gas metan sering disebut biogas. Biogas kini telah banyak digunakan
sebagai bahan bakar alternatif.

14
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.  Nama “archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,”
menunjukkan bahwa ini adalah kelompok yang sangat tua.  Sedangkan
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis.
2.  Ciri-Ciri umum Archaebacteria diantaranya : Ukuran archaebacteria 0,1-15
mikron, Sedangkan ciri-ciri umum eubacteria diantaranya adalah sebagai
berikut: Ukuran tubuh Eubacteria sekitar 1-5 mikron,
3.  Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3
kelompok : Metanogen, Halofil extreme dan Termofil extreme. Beberapa
kelas dalam Eubacteria adalah sebagai berikut : Kelas Azotobacteraceae,
Kelas Rhizobiaceae, Kelas Micrococcaceae,
Kelas Enterobacteriaceae, Kelas Lactobacillaceae, Kelas Bacillaceae  dan 
Kelas Neisseriaceae.
4.  Archaebacteria bereproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner,
fragmentasi, atau tunas. Eubacteria dapat berkembang biak secara vegetatif
(aseksual) maupun generatif (seksual). Perkembangbiakan parasekual
bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan
transduksi.
5.  Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, bakteri mempunyai peran
yang dapat berlawanan. Di satu sisi bakteri dapat merugikan, tetapi disisi
lain juga dapat sangat menguntungkan.

B.  Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang
terdapat di dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, SKS Biologi SMA Kelas X, XI, & XII, Yogyakarta: Cakrawala, 2014

Mochamad Indrawan. (2007). Biologi Konservasi. Jakarta : Yayasan Obor


Indonesia.

Nunung Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas
X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.

Sri Dianti, 2016. Ciri-ciri Archaebacteria dan


Eubacteria. (online) http://www.sridianti.com Diakses 12 September 2016.

Widayati, S., S. N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas


X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.

16

Anda mungkin juga menyukai