A. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki pemahaman yang baik tentang mikrobiologi akuatik.
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik definisi mikrobiologi akuatik.
2. Mahasiswa dapat membedakan pengertian mikrobiologi akuatik dan mikroorganisme akuatik
3. Mahasiswa dapat menjelaskan distribusi mikroorganisme di lingkungan akuatik.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan mikrobiologi akuatik dengan budidaya perairan.
C. LEMBAR KEGIATAN
LK 1.
1. Jelaskan pengertian mikrobiologi akuatik dan mikroorganisme akuatik!
2. Jelaskan distribusi mikroorganisme di lingkungan akuatik!
3. Buatlah esai mengenai keterkaitan mikrobiologi akuatik dengan budidaya perairan!
D. BAHAN BACAAN
MIKROBIOLOGI AKUATIK
Mikrobiologi akuatik berarti suatu cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang organisme
berukuran mikroskopis yang hidup di lingkugan akuatik/perairan. Organisme mikroskopis
tersebut biasa disebut dengan istilah mikroorganisme/mikrobiota/mikroba. Mikroorganisme
terdistribusi luas di perairan baik perairan tawar, payau maupun laut.
A. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki pemahaman yang baik tentang mikroorganisme akuatik.
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik definisi mikroorganisme akuatik.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan berbagai kelompok mikroorganisme akuatik.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik umum masing-masing kelompok mikroorganisme
akuatik.
4. Mahasiswa dapat memberikan contoh spesies dari berbagai kelompok mikroorganisme
akuatik disertai karakteristik serta peran spesies tersebut.
C. LEMBAR KEGIATAN
LK 2. Mikroorganisme Akuatik
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Apa yang dimaksud dengan mikroorganisme akuatik ?
2. Buatlah mind map tentang kelompok-kelompok mikroorganisme akuatik !
3. Buatlah ikhtisar karakteristik dari kelompok-kelompok utama mikroorganisme akuatik (LK
2.3.)!
4. Buatlah esai mengenai minimal 1 kelompok yang tergolong dalam Domain Bacteria !
5. Buatlah esai mengenai minimal 1 kelompok yang tergolong dalam Domain Archaea !
6. Jelaskan mengenai istilah-istilah berikut ini !
Bdellovibrio
Cyanobacteria
Marine lichens
Methanogen
7. Jelaskan 4 peran fungi di akuatik !
8. Buatlah esai mengenai pengaruh virus bagi lingkungan akuatik!
Bentuk
Ukuran
Sifat/Cara
makan/Nutrisi
Habitat di
perairan
Reproduksi
Contoh
Peran di
perairan
D
= Domain
D. BAHAN BACAAN
MIKROORGANISME AKUATIK
Universal Ancestor
Progenotes
Gambar 1. Simplifikasi tiga domain pohon kehidupan. Akar dari pohon kehidupan ini
dihipotesiskan sebagai sebagai universal ancestor yang berevolusi dari kehidupan preseluler
(progenotes) (Munn, 2004).
Tabel 1. Perbedaan Fitur Seluler Mendasar Tiga Domain Pohon Kehidupan (Munn, 2004)
Properti Bacteria Archaea Eukarya
Struktur sel Prokariotik Prokariotik Eukariotik
Covalently closed circular DNA Ya Ya Tidak
Protein histone pada DNA Tidak Ya Ya
DNA plasmid Ya Ya Jarang
Lipid membran Berikatan dg Ester Berikatan dg Berikatan dg Ester
Ether
Membran penutup nukleus Tidak Tidak Ya
Peptidoglikan pada dinding sel Biasanya Tidak Tidak
Struktur ribosom 70S 70S 80S
(70S di organel)
tRNA inisiator pada sintesis N-formyl Methionine Methionine (N-
protein methionine formyl methionine
di organela)
Sensitivitas elongation factor Tidak Ya Ya
terhadap toksin difteri
Poly A tailing of mRNA Tidak Tidak Ya
RNA polymerase 1 tipe Beberapa tipe 3 tipe
(4 subunit) (8-12 subunit) (12-14 subunit)
Struktur promoter Pribnow box TATA box TATA box
Mensyaratkan faktor trankripsi Tidak Ya Ya
Sensitivitas sintesis protein Ya Tidak Tidak
terhadap chloramphenicol,
streptomycin, kanamycin
I. PROKARIOTIK
Bacteria dan Archaea memiliki banyak kesamaan dalam hal struktur sel (Gambar 2) dan fisiologi
(Tabel 2). Secara umum bentuk sel prokariotik adalah cocci (batang), bacilli (bulat) dan spirilla
(spiral). Ukurannya bervariasi antara 0,1 750 m (marine prokaryotes).
1. BACTERIA
Secara sederhana, domain Bacteria dapat dijabarkan dalam suatu pohon filogenetik yang
menunjukkan kekerabatan melalui sequencing 16S rRNA. Sebagian besar divisi mendiami
habitat laut (Gambar 3). Beberapa kelompok domain Bacteria, dijelaskan dalam modul ini.
Bacteria memiliki karakteristik antara lain membran lipid yang tersusun dari diacyl
glycerol diester, rRNA bacteria dan RNA polymerase yang sederhana.
Gambar 4. Pohon filogenetik domain Archaea. Cetak tebal menunjukkan habitat laut (Munn, 2004)
a. Euryarchaeota
a) Methanogen
Methanogen bersifat mesophilic atau thermophilic, dapat diisolasi dari berbagai
habitat termasuk saluran pencernaan hewan, sedimen anoksik dan material
terdekomposisi. Methanogen melakukan biodegradasi anaerobic material organik
yang menghasilkan methane sebagai produk akhir.
b) Hyperthermophilic Chemoorganothroph Thermococcus dan Pyrococcus
Genera ini banyak ditemukan di hydrothermal vents dengan suhu pertumbuhan
optimum 800 C.
c) Hyperthermophilic sulfate-reducers dan iron-oxidizers Archaeoglobus dan
Ferroglobus
Genera ini tergolong organisme anaerobik yang mengkombinasikan reduksi sulfat
menjadi oksidasi H2 dan komponen organik, yang menghasilkan H2S.
II. EUKARYOTIK
Tabel 3. Perbedaan sel prokaryotik dan eukaryotik
1. PROTISTA
Protista meliputi seluruh organisme eukaryotik yang tidak tergolong kingdom plantae,
animalia maupun fungi.
a. Flagelata nanoplanktonik
Euglenid : flagelata heterotrofik dan mixotrofik berukuran 2-20 m (nanoplankton).
Kelompok ini merupakan grazer bacteria yang sangat efisien karena kemampuannya
berenang. Pemangsanya adalah Protista yang lebih besar (ciliata dan dinoflagelata).
Beberapa mampu diisolasi di laboratorium. Contoh kelompok ini : Paraphysomonas dan
Ochromonas
Kinetoplastid : Bodo yang selnya oval panjangnya 4-10 m
Choanoflagelata dengan flagellum tunggal yang membawa aliran air melalui filamen
cincin mirip tentakel di sekeliling sel bagian atas; memiliki feeding cells yang juga
ditemukan pada sponge.
VIRUS
Virus adalah partikel kecil, antara 20-200 nm, yang mengandung asam nukleat (DNA atau RNA)
dan dilapisi tudung protein (capsid berbentu pentagonal atau haxagonal icosahedral). Virus tidak
mampu melakukan metabolisme dan pertumbuhan sendiri serta bereplikasi sebagai obligat parasit
intrasel dengan mengambil alih biosintesis sel inang (Gambar 6).
Informasi tentang infeksi virus akuatik pada organisme prokariotik berawal dari studi tentang
virus laut yang menginfeksi bakteri (bacteriophage) dan phage yang menginfeksi Cyanobacteria
semacam Synechoccus yang disebut cyanophage. Studi penghitungan phage menggunakan metode
yang memungkinkan terbentuknya plaque pada medium plate agar saat fase lytic virus. Namun,
metode ini tidak berrkembang karena kurang dari 1% prokariotik di akuatik yang bisa dikultur.
Phage sebenarnya memiliki peran yang penting pada jejaring makanan di lautan.
Virus ternyata berpengaruh pada populasi bakteri di akuatik dan sedimen. Kontrol populasi
mikroalga penyebab harmful algal blooms HAB melalui infeksi virus juga menjadi pokok kajian
pengendalian red tides atau brown tides. Selain itu, secara mengejutkan virus juga mampu
mempengaruhi proses-proses cuaca secara global.
REFERENSI
Hogg, S. 2005. Essential Microbiology. John Wiley & Sons Ltd.
Munn, C.B. 2004. Marine Microbiology: Ecology and Applications. BIOS Scientific Publishers.
A. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa memiliki pemahaman yang baik tentang lingkungan hidup mikroorganisme akuatik.
B. INDIKATOR
1. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor lingkungan yang diperlukan bagi kehidupan
berbagai mikroorganisme akuatik.
2. Mahasiswa dapat memberikan salah satu contoh mikroorganisme akuatik (terutama yang
sering ditemukan di lingkungan akuakultur) dan menjelaskan lingkungan hidup yang
dibutuhkannya.
C. LEMBAR KEGIATAN
LK 3. TUGAS PRESENTASI KELOMPOK
Tiap kelompok harus membuat penelusuran tentang Suatu Mikroorganisme Perairan yang
menjadi Topik Penelitian Terkini/Menarik/Bermanfaat. Tiap kelompok harus mempresentasikan
dengan format power point hasil penelusurannya di depan kelas (7-10 menit termasuk tanya
jawab). Kelompok lain menanggapi dan memberi penilaian. Kelompok terbaik akan mendapatkan
HADIAH.
D. BAHAN BACAAN
CAHAYA
Penetrasi cahaya tergantung pada :
Kedalaman (10-100 m)
Kekeruhan (pertumbuhan alga)
Bagi sebagian bakteri fotoautotrof (chlorobacteria dan purple bacteria) dan cyanobacteria, cahaya
memberi energi dengan mereduksi CO2. Organisme anaerob menggunakan H 2S atau komponen
organik sebagai donor hidrogen, namun masih memiliki cahaya yang cukup untuk keseimbangan
asimilasinya. Bakteri fotoautotrof mengalami blooming walau dengan cahaya dalam jumlah sedikit
(purple sulphur bacteria 50 lux; chlorobacteria 5 lux).
SUHU
Suhu merupakan limiting factor bagi semua mikroorganisme (Tabel 1). Suhu berpengaruh pada
laju pertumbuhan, kebutuhan nutrisi, komposisi enzimatik dan kimiawi sel.
Suhu dipengaruhi juga oleh faktor lain, seperti suplai nutrien, salinitas, dan pH. Makin dalam
perairan, suhu akan makin rendah bakteri psychrophilik melimpah di sedimen (5-10 x bakteri
mesofilik pada kedalaman 1.500 m). Bakteri psychrophilic Vibrio marinus, generation time 80,7
menit pada 150C, 226 menit pada 30C. Bakteri mesofilik dan fungi melimpah pada daerah hangat.
Bakteri termofilik thermal spring atau hydrothermal vent. Sulfolobus acidocaldarius bekembang
di hot sulphur spring 65-930C, optimum pada 750C. Bakteri hipertemofilik mendapat energi dengan
mereduksi sulfur dengan hidrogen (e.g. Thermococcus dan Phyrococcus).
Suhu melebihi toleransi maksimum menyebabkan kematian karena sitoplasma rusak. Suhu kurang
dari kisaran minimum jarang mematikan hanya penundaan metabolisme. Namun suhu beku
dapat mematikan bakteri, cyanobacteria dan fungi (mungkin karena pembentukan kristal es pada
sel fungi, hilangnya vakuola bakteri). Kecepatan pembekuan berpengaruh pada Survival Rate
karena adanya kenaikan tekanan osmotik pada suspensi. Kematian karena pemanasan tiba-tiba
0 18,4
6 7
12 2,71
25 0,773
30 0,695
TEKANAN
Tiap kenaikan 10 m kedalaman, tekanan hidrostatik naik 1 atm. Palung di Pasific tekanannya
mencapai 1.100 atm. Expedisi Galathea menemukan banyak bakteri di kedalaman > 10.000 m.
Sejumlah 104-106 organisme/g basah ditemukan di dasar palung Filipina.
Mikroorganisme yang tidak dapat tumbuh dengan baik pada tekanan atmosfer disebut barofilik
(barotoleran vs barofobik). Bakteri barofilik di laut dalam umumnya juga bersifat psycrophilic (3-
50C), karena mikrorganisme tersebut sangat beradaptasi dengan habitat ini; berbeda dengan
bakteri permukaan air. Bakteri barofilik cenderung tumbuh lambat (e.g reduksi sulfat oleh bakteri
di Palung Sunda pada 700 atm, 50C terjadi setelah 10 bulan). Bakteri barofilik bahkan tidah tumbuh
sama sekali pada tekanan 1 atm, 50C. Bakteri ini bertahan dari dekompresi ke tekanan 1 atm. E. coli
juga mampu bertahan pada tekanan mendadak 1.000 atm tanpa kerusakan sel, namun mati setelah
beberapa jam. Bakteri yang sensitif terhadap tekanan akan mengalami perubahan morfologi pada
tekanan yang sangat tinggi (e.g. Serratia marcescens yang optimal di tekanan atm berbentuk batang
pendek motil, tumbuh sangat lambat pada tekanan 600 atm, kehilangan motilitas, memiliki filamen
sepanjang maksimal 100 m; bakteri luminescence Photobacterium fischeri menghasilkan cahaya
yang dipengaruhi oleh tekanan dan suhu yang optimal).
pH
Bakteri umumnya dapat tumbuh pada pH 4-9.
Bakteri Asidofilik (bakteri yang menyukai kondisi asam) :
Thiobacillus thiooxydans dan T. ferrooxydans toleran pada pH 1
Sulfolobus acidocaldarius di hot sulphur spring dengan pH 1,6-3
Bakteri Alkalifilik pH 10-10,6
Bakteri Alkalitoleran pH 7,3-10,6
Bakteri akuatik tumbuh optimal pada pH 6,5-8,5
Fungi cenderung asidofilik daripada bakteri, namun ada juga yang dapat tumbuh pada kisaran pH
lebar. Fungi air tawar lebih menyukai pH asam daripada fungi air laut. Alga coklat Desmerestia
viridis juga cenderung asidofilik akibat tingginya konsentrasi asam sulfat dalam sel alga. Perubahan
fisiologi dan morfologi dapat terjadi akibat perubahan pH (e.g. bentuk batang menjadi lebar tak
beraturan, bengkak dan bercabang).
SALINITAS
Kisaran salinitas (konsentrasi NaCl) menentukan komunitas hidup di perairan. Halofilik vs
halofobik vs halotoleran vs osmofilik e.g. Bacillus salt tolerant.
Perbedaan salinitas dari kisaran optimum menyebabkan :
waktu generasi pada semua bakteri dan fungi lebih lama
perubahan morfologi (memanjang dan berfilamen; sel mampu tumbuh tapi tidak dapat
membelah) dan fisiologi (luminous bacteria kehilangan luminescence-nya, bahkan permanen
akhirnya selnya lisis akibat pengenceran air laut oleh air tawar)
SUBSTANSI ANORGANIK
NaCl, NH3, NO2, NO3 dan PO4 merupakan nutrien yang menjadi faktor pembatas karena berkaitan
dengan ketersediaan cahaya matahari. NH3, NO2 berperan sebagai suplai energi bakteri nitrifikasi.
Oksigen yang berikatan dengan NO3 digunakan oleh bakteri denitrifikasi pada kondisi anaerob
untuk mengoksidasi material organik. Substansi anorganik lain juga penting walau dalam jumlah
sedikit, seperti sulphur dan SO4 (desulfurikasi), besi dan cobalt (materi penting enzim).
Logam berat justru sering menyebabkan racun walau hanya pada konsentrasi rendah.
Pengaruhnya :
sebagai bakterisida
membunuh mikroorganisme (e.g. Cu dan Hg)
merubah ukuran dan bentuk sel (e.g. Ni pada Arthrobacter marinus batang 2 x 4 m menjadi
bulat berdiameter 10-15 m karena plasmolisis)
CN mengikat Fe, membloking cytochrome oxidase sehingga menghasilkan racun respirasi bagi
tumbuhan dan hewan. Sebagai makanan mikroorganisme heterotrofik juga sebagai activating dan
inhibiting factor. Material organik dapat berupa partikel maupun terlarut. Umumnya
kandungannya rendah (maksimum 100 mg/L). Material organik terlarut dapat terdiri dari
karbohidrat, protein dan lemak. Komponen-komponen tersebut biasa diasimilasi di air atau
permukaan sedimen. Ada 2 macam mikroorganisme berdasarkan parameter pertumbuhannya :
Mikroorganisme yang mampu tumbuh (beradaptasi) dengan konsentrasi nutrien rendah (e.g.
di perairan oligotrofik)
Mikroorganisme yang mampu beradaptasi dan tumbuh dengan konsentrasi nutrien tinggi (e.g.
di perairan eutrofik dan sedimen)
Komposisi material organik mempengaruhi populasi mikroba tertentu :
Perairan kaya protein didominasi bakteri proteolitik (pendegradasi protein menggunakan
enzim protease)
Perairan kaya selulosa didominasi bakteri dan fungi pendegradasi selulosa
Substansi aktif termasuk vitamin, enzim dan antibiotik. VITAMIN tidak dapat disintesis oleh
mayoritas alga laut, bakteri maupun fungi sehingga disuplai dari organisme lain. B1 (thiamin), B12
(cobalamin), biotin, riboflavin, asam pantotenat, asam nikotin dan asam folat. Vitamin diperlukan
REFERENSI
Rheinheimer, G. 1992. Aquatic Microbiology. 4th ed. (Chapter 5). John Wiley & Sons.