Anda di halaman 1dari 14

KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Studi Al-Qur’an

Dosen Pengampu:

Drs.A.Ghozali Syafe’I,M.Si

Disusun Oleh Kelompok 4:

Kelas 1F

Natasya Alivia Syafitri (12240323680)

Nabila Siva Ariun (12240322731)

Nabillah Vincy Ramadhani (1224032)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAULTAS DAKWA DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBAR
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalaamu’alaikum Warahmatullaah Wabarakaatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dalam proses pengumpulan materi dan juga proses pembuatan
makalah ini, tidak terlepas dari kerja keras kami. Makalah yang kami buat ini membahas
tentang “Sistem Komunikasi Massa.”

Selain daripada itu, kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa atau bahkan sumber
yang kami masukkan kurang akurat. Oleh karena itu dengan tangan dan hati terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita mengenai materi yang telah di paparkan di dalam makalah ini.

Pekanbaru, 11 April 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …............................................................................................. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………….………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………….… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………….… 2

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………….….. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemukjizatan Al-Quran ……………………………………….……………….… 4

2.2 Sebutkan Segi-Segi Kemukjizatan Al-Quran ……………………………………….……….. 5

2.3 Apa Itu Kemukjizatan Bahasa ……………………………………………………………………… 6

2.4 Jelaskan Kadar-Kadar Kemukjizatan Al-Quran …………………………………………….. 7

2.5 Kemukjizatan Al-Quran Dalam Tasyri’ …………………………………………………………. 8

BAB III PENUTUP

3.1 Penutup ……………………………………………………………………………………………………… 9

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………. 12


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alquran adalah mukjizat abadi Nabi Besar Muhammad saw. Adalah sangat istimewa,
mukjizat abadi itu justru merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah menutup kenabian.
Tidaklah mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab yang paling banyak dibaca
orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu "mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut
senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam.

Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah keindahan
bahasanya (balaghah). Belakangan, para peneliti modern-dengan memanfaatkan kemajuan
sains dan teknologi- mengungkap kenyataan baru tentang adanya hubungan makna antara
kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai frekuensi penyebutan yang sama banyak.
Inilah yang kemudian disebut dengan i'jaz `adadiy (keajaiban dari segi bilangan).

Mata pelajaran Alquran Hadis diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama
diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah
SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi
pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Pendidikan sangat strategis dalam sebuah proses transformasi sosial. Karena pendidikan
merupakan satu dari tiga etalase yang dapat mengidentifikasi maju-mundurnya suatu negara, di
samping ekonomi dan kesehatan.

Bangsa besar adalah bangsa yang menghargai serta mencurahkan perhatian khusus
kepada problematika dan dinamika pendidikan. Referensi sejarah membuktikan bahwa
pendidikan sangat kontributif. Alquran adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala
sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah
ayat, Allah menyatakan dalam Alquran "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ?

ْ ‫روناْل ْقُرَآن َو ْلَو َكاَن ِمْن ِعنِد َْغ ِير هاللِّلَ َوج‬
ً‫ُدواف ِِيهاْخ ِتالَفا ً َكثِيرا‬ َُّ ‫َأ َفالَ َي َت‬
َ ‫دب‬

Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ? Kalau kiranya Alquran itu
bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. Tidak
hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang
dikandung Alquran semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari.

Yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang
Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu
ayat, Allah menyeru kita:

ِ ‫و َهـ َذا ِك َتا ٌب َأن َز ْل َناهُ ُم َبا َر ٌك َفا َّت‬


ُ ‫ب ُعوهُ َوا َّتقُو ْا َل َع َّل ُك ْم‬
َ‫ت ْر َح ُمو َن‬

Artinya: "Dan Alquran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah
dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat."

1.1 Rumusan Masalah

Dalam perumususan masalah ini, akan membuat pembaca lebih mudah dalam memahami
isi yang akan dibahas pada makalah ini. Penulis memberikan beberapa pertanyaan
mengenai poin penting yang akan di jelaskan di isi makalah ini. Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah sebagai berikut.
(1). Apakah pengertian kemukjizatan Al-Quran?
(2). Sebutkan segi-segi kemukjizatan Al-Quran?
(3). Apa itu mukjizatan bahasa?
(4). Jelaskan kadar-kadar kemukjizatan Al-Quran?
(5). Apa itu kemukjizatan tasyri’?

1.2 Tujuan

Dalam perumususan masalah ini, akan membuat pembaca lebih mudah dalam memahami
isi yang akan dibahas pada makalah ini. Penulis memberikan beberapa pertanyaan
mengenai poin penting yang akan di jelaskan di isi makalah ini. Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah sebagai berikut.
(1). Mendeskripsikan kemukjizatan Al-Quran
(2). Menjelaskan segi-segi kemukjizatan Al-Quran
(3). Mendeskripsikan kemukjizatan bahasa
(4). Menjelaskan kadar-kadar kemukjizatan Al-Quran
(5). Mendeskripsikan kemukjizatan tasyri’
2.1 Pengertian kemukjizatan Al-Quran

Dalam perumususan masalah ini, akan membuat pembaca lebih mudah dalam
memahami isi yang akan dibahas pada makalah ini. Penulis memberikan beberapa
pertanyaan mengenai poin penting yang akan di jelaskan di isi makalah ini. Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.Namun dari pengertian-
pengertian yang telah disebutkan di atas, menurut penulis definisi mukjizat yang relevan
dalam pembahasan ini adalah ayat (tanda kebesaran Allah) yang mengungkapkan
ketidakmampuan seluruh makhluk, meniadakan seluruh kemampuan makhluk untuk
menciptakan semisalnya dan dibuktikan melalui kekuasaan Allah SWT yang tidak dapat
dilakukan oleh segala sesuatu yang berada di langit dan bumi.7 Oleh sebab itu mukjizat
dalam definisi tersebut cenderung bukanlah perbuatan seorang Nabi semata, begitu
juga bukan termasuk dalam koridor kemampuannya, akan tetapi hal itu datang dan
tercipta dari sisi Allah SWT (kebesaran Allah), yang diturunkan berdasarkan kehendak-
Nya
ُُُْٰٰٞۡٓ saja. Definisi ini berdasarkan pada surat Al-Ankabut ayat 50:
ۡ ِِّ ‫و َقالوا ۡلَ َٓوالأن َِزل َع ۡلَ ِیھ َءاَیت ِّمن َّرب‬
ََّ۠ َ‫ ر ُّمِبیٌن‬ٞ‫ۚھۦقِإل ن ََّماٱَألی ُت ِع َندٱﻟﻠ ِہ َوِإن ََّمآأ َنا َنِذی‬

Artinya: “Dan orang-orang kafir Mekah berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya
mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?" Katakanlah: "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu
terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang
nyata"

Hasan Dhiyauddin, Al-Mukjizat Al-Khalidah, 19.


Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1997, 23.
Mutawalli Asy-Sya’rawi, Mu’jizat Al-Qur’an, Juz I, Dar Akhbar Al-Yaum, Kairo, 1993, 6.
2.2 Sebutkan segi-segi kemukjizatan Al-Quran

KEMUKJIZATAN DARI SEGI KEBAHASAAN

Setiap nabi yang diutus, senantiasa disesuaikan dengan keahlian masyarakatnya.


Menurut Shihab (1997:111), hal ini karena suatu keistimewaan baru dapat menjadi bukti bila
aspek yang dikemukakan dapat dimengerti oleh mereka yang ditantang; dan bahwa bukti
tersebut, akan semakin membungkamkan bila aspek tantangan dimaksud menyangkut sesuatu
yang dinilai sebagai keunggulan yang ditantang

Sangat populer kita ketahui bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab karena
masyarakat yang kepadanya pertama kali Alquran menggunakan bahasa Arab dalam
berkomunikasi. Walaupun demikian, Alquran secara tegas menyatakan bahwa Alquran bukan
semata-mata untuk orang-orang Arab, melainkan untuk seluruh alam.

Alquran pertama kali berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa Nabi
Muhammad. Keahlian mereka adalah bahasa Arab dan sastra Arab. Di mana-mana terjadi
musabakah (perlombaan) dalam menyusun syair atau khutbah, petuah, dan nasihat. Syair-syair
yang dinilai indah, digantung di ka’bah, sebagai penghormatan kepada penggubahnya sekaligus
untuk dinikmati oleh yang melihat atau membacanya. Penyair mendapat kedudukan yang
istimewa dalam masyarakat Arab. Mereka dinilai sebagai pembela kaumnya. Dengan syair dan
gubahan mereka reputasi suatu kaum atau seseorang dan juga—sebaliknya—dapat
menjatuhkannya (Shihab,1972:111-112).

Karena alasan inilah, Alquran memiliki gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru
oleh para sastrawan Arab, karena susunannya yang indah yang berlainan dengan setiap
susunan dalam bahasa Arab. Mereka menyaksikan Alquran memakai bahasa dan lafal mereka,
tetapi Alquran bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak mempu membuat yang seperti itu
(meniru Alquran).

Termasuk kesulitan seseorang, sebagaimana dikemukakan oleh (Al-Munawwar,


2002:33) ialah menundukkan seluruh kata dalam suatu bahasa, untuk setiap makna dan
imajinasi yang digambarkannya. Sementara itu, Alquran tidak berbicara dengan sebuah kata
kecuali 120 sejalan dengan makna yang dikehendaki dan pada tingkat kedalaman paling tinggi.

KEMUKJIZATAN DARI SEGI PERISTIWA MASA LALU Tentag Jasad Fir’aun yang Diselamatkan

Kemukjizatan Alquran tentang peristiwa masa lalu, dapat ditemukan pada kemampuan
Alquran mengungkap peristiwa masa lalu. Misalnya, peristiwa tenggelamnya Fir’aun. Alquran
menyatakan bahwa tubuh Fir’aun diselamatkan dalam arti tidak hancur karena akan menjadi
pelajaran bagi umat manusia. Allah swt. berfirman dalam Q.S Yûnus [10]:90-92 :

‫ت ِبهٖ َب ُن ْٓوا‬ ْ ‫ِي ٰا َم َن‬ ُ ‫َج َاو ْز َنا ِب َبن ِْٓي اِسْ َر ۤا ِء ْي َل ْال َبحْ َر َفا َ ْت َب َع ُه ْم فِرْ َع ْونُ َو ُج ُن ْودُهٗ َب ْغيًا وَّ َع ْد ًوا َۗح ٰ ّت ٓى ِا َذٓا اَ ْد َر َك ُه ْال َغ َر ُق َقا َل ٰا َم ْن‬
ْٓ ‫ت اَ َّن ٗه ٓاَل ا ِٰل َه ِااَّل الَّذ‬
‫اِسْ َر ۤا ِء ْي َل َواَ َن ۠ا م َِن ْالمُسْ لِ ِمي َْن‬

90. Dan Kami selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudian Fir‘aun dan bala tentaranya
mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir‘aun hampir
tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri).”

Jurnal Hunafa Vol. 5 No. 1, April 2008:117-128

KEMUKZITAN ALQURAN PADA MASA YANG AKAN DATANG

Kemenangan Kerajaan Bizantiun terhadap Kerajaan Persia Di dalam Alquran, terdapat


beberapa ayat yang menyatakan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Di
antaranya ialah ayat-ayat yang berbicara tentang kemenangan Kerajaan Bizantiun terhadap
Kerajaan Persia, tentang kemenangan para sahabat Nabi Muhammad dalam perang Badar dan
tentang masuknya nabi dan para pengikutnya ke dalam Masjidil Haram. Semua prediksi ini
terbukti benar.Tentang kemenangan Kerajaan Bizantiun terhadap Kerajaan Persia, dapat dilihat
dalam Q.S Al-Rûm [30]:1-5:

‫ِين هَّلِل ِ األ ْم ُر مِنْ َق ْب ُل َومِنْ َبعْ ُد‬ ِ ْ‫) فِي َأ ْد َنى األر‬2( ‫ت الرُّ و ُم‬
َ ‫ض َو ُه ْم مِنْ َبعْ ِد َغلَ ِب ِه ْم َس َي ْغلِب‬
َ ‫) فِي ِبضْ ِع سِ ن‬3( ‫ُون‬ ِ ‫) ُغلِ َب‬1( ‫الم‬
ْ
)5( ‫ص ُر َمنْ َي َشا ُء َوه َُو ال َع ِزي ُز الرَّ حِي ُم‬ ْ ‫هَّللا‬ ْ ْ
َ ‫َو َي ْومَِئ ٍذ َيف َر ُح المُْؤ ِم ُن‬
ُ ‫) ِب َنصْ ِر ِ َين‬4( ‫ون‬

terjemahnya : (1) telah dikalahkan bangsa Romawi (2) di negeri yang terdekat; dan mereka
setelah dikalahkan itu akan menang (3) dalam beberapa tahun (antara tiga sampai sembilan
tahun ). Bagi Allah ketetapan urusan sebelum dan sesudah (mereka menang), dan di hari
(kemenangan ) itu orang-orang Mukmin bergembira (4) karena pertolongan Allah. Allah
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang (5).
2.3 Apa itu kemukjizatan bahasa

Al-Quran diciptakan dengan bahasanya tersendiri dan menggunakan dialek bahasa yang
tidak sama dengan dialek yang digunakan oleh orang Arab pada ketika penurunannya (Ibrahim
IA, 1997). Orang Arab ketika itu tidak percaya Nabi Muhammad mereka-reka sedangkan
baginda tidak pandai membaca dan menulis (Hadad SAT, 2011). Al-Quran mencabar orang yang
tidak percaya akan kesahihannya agar menciptakan sepotong ayat yang menandingi bahasa al-
Quran (Zakir, tt). Al-Quran adalah ayat kebenaran yang diturunkan sebagai panduan kepada
umat manusia agar mengikut jalan yang lurus (Muhammad K., 2004).

Pada zaman dahulu, orang yang pandai bersyair dan berpuisi dianggap orang yang
berkedudukan tinggi dalam masyarakat Arab (Zakir, 2000). Oleh yang demikian, tentulah
bahasa yang digunakan oleh penyair adalah menarik dan suka didengari. Namun begitu,
walaupun mereka hebat dalam merekacipta syair yang hebat, mereka masih tidak dapat
menandingi keunggulan bahasa al-Quran dari segi bahasanya (Saifullah MSM, et. al. 2011). Bab
ini akan mengupas kehebatan al-Quran dari segi ketidakupayaan manusia untuk mencipta
setanding dengannya walau pun untuk beberapa ayat atau surah yang penek sepertinya
sebagai satu tanda bukti bahawa ini adalah wahyu yang diturunkan. Hal ini seterusnya
diperkukuhkan lagi dengan isi al-Quran itu sendiri yang begitu selari dengan jumpaan al-Quran
yang mengukuhkan batapa al-Quran merupakan mujizat yang besar untuk umat manusia

Buku Penciptaan Manusia dari Perspektif al-Quran. Skudai, Johor Bahru: Universiti Teknologi Malaysia
Pres, 2013 Kamarul Azmi Jazmi
2.4 Jelaskan kadar-kadar kemukjizatan Al-Quran

Kemu’jizatan al-Qur’an dari Aspek Bahasa.

Al-Qur’an mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru oleh para
sastrawan Arab sekalipun, karena adanya susunan yang indah yang berlainan dengan setiap
susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat al- Qur’an memakai bahasa dan lafadz mereka,
tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair.

Sejarah telah mencatat bahwa al-Qur’an turun di tengah-tengah bangsa Arab yang
menggunakan sastra. Adalah suatu kebanggaan bila ada diantara mereka terdapat seorang
penyair dan sastrawan yang mampu merangkai kata-kata yang indah. Maka setiap tahun
didakan perlombaan syair, dan syair yang terpilih ditulis dengan tinta emas lalu digantungkan di
dinding Ka’bah yang dikenal dengan Mu’allaqah.

Dan al-Qur’an adalah wahyu dari Allah yang merupakan penuntun bagi umat manusia,
dan bukan merupakan karya sastra, namun begitu al-Qur’an diungkapkan baik dalam tuturan
lisan ataupun tertulis.11 Namun, syair atau prosa yang mereka buat tidak mampu mengungguli
ayat-ayat yang dikandung al-Qur’an

Jurnal Pemikiran Islam;Vol.37,No. 2 Juli-Desember 2012

Kemu’jizatan al-Qur’an dari Aspek Syari’ah.

Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yang utama dan sarat akan hukum yang mengatur
kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan semua ciptaan-
Nya. Jadi hukum Islam yang mencangkup di bidang aqidah, pokok-pokok akhlaq, ibadah dan
perbuatan dapat dijumpai sumbernya yang asli di dalam ayat- ayat al-Qur’an.17

Keunggulan dan kemu’jizatan al-Qur’an di bidang ini karena syari’at yang terdapat
dalam al-Qur’an adalah syari’at yang sempurna dan tinggi melebihi dari syari’at-syari’at yang
terdapat pada kitab-kitab terdahulu. Al-

Qur’an berisi pokok-pokok aqidah, hukum-hukum ibadah, dasar-dasar utama etika,


politik dan sosial kemasyarakatan. Al-Qur’an mengatur cara bermasyarakat yang baik serta
meletakkan dasar-dasar kemanusiaan yang lebih lurus dan murni.

Hal ini tergambar dari cara al-Qur’an dalam menetapkan hukum,di antaranya:
1.Secara Mujmal Kebanyakan urusan ibadah,diterapkan secara mujmal

Cara yang dipergunakan Al-Qur’an dalam menghadapi soal ibadah ini ialah dengan
menerangkan pokok-pokok hukum saja. Demikian pula halnya tentang mu’amalat badaniyah,
al-Qur’an hanya mengemukakan pokok-pokok dan kaidah-kaidah saja. Perincian dan penjelasan
hukum-hukum itu diserahkan pada sunnah dan ijtihad para mujtahid.

2. Agak Jelas dan Terperinci.

Hukum-hukum yang diterangkan jelas dan agak terperinci ialah hukum jihad, undang-
undang perang,hubungan umat Islam dengan umat lain, hukum-hukum tawanan dan rampasan
perang. Ayat yang menjelaskan dasar hukum berjihad seperti di bawah ini.Artinya:
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun merasa berat, dan berjihadlah
dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” (Q.S. Al-Taubah [9]: 41)

Kemu’jizatan al-Qur’an dan Aspek Ilmu

Segi lain dari kemu’jizatan al-Qur’an, adalah isyarat-isyarat yang rumit terhadap
sebagian ilmu pengetehuan alam telah disinggung al-Qur’an sebelum pengetahuan itu sendiri
sanggup menemukanya. Juga kemudian terbukti bahwa al-Qur’an sama sekali tidak
bertentangan dengan penemuan-penemuan mutakhir yang didasarkan pada penelitian
ilmiyah.Mengkaji kemu’jizatan al-Qura’n dari segi ilmu bukan berarti al-Qur’an dianggap kitab
ilmu. Al-Qura’n bukan buku psikologi, bukan eksak maupun fisika, tetapi kitab hidayah dari
irsyad, kitab tasryi’ dan ishlah.

2.5 kemukjizatan al-Qu'ran dalam Tasyri'

Al-Quran memulai mendidik manusia dengan pendidikan perorangan (individu), karena


ia adalah dasar dalam membentuk masyarakat dan mendidiknya dalam memerdekakan daya
nalarnya, serta generasi penerusnya. Ia memerdekakan manusia dengan pembinaan akidah
taukhid yang bersih dari pengaruh dongeng, keragu-raguan syirik, dan larangan keluarga dari
memperhambakan diri pada hawa nafsu dan syahwat, sehingga manusia benar-benar menjadi
hamba Allah yang bersih.

Sedangkan tasyri' yang di khabarkan oleh al-Quran sudah sangat lengkap, semua diatur
mulai dari masalah perorangan, keluarga hingga aturan-aturan tentang bermasyarakat. Hal ini
terbukti bahwa tidak ada peraturan yang sedemikian lengkap seperti apa yang telah diatur
dalam al-Quran
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Al-Qur’an memberi gambaran bahwa hakikat kalam Tuhan tidaklah terpikirkan dan tak
tergambarkan. Bahkan diandaikan kalaupun tujuh kali air laut menjadi tinta, tidak akan mampu
untuk melukiskan hakikat kalam itu.14 Kalam inilah yang berada pada Dzat Tuhan yang bersifat
terdahulu dan abadi, yang hakikatnya hanya diketahui oleh Tuhan saja. Sedangkan al-Qur’an
hanya interpretasi dari kalam-Nya, yang bersifat baru dan makhluk,15 kerena al- Qur’an
mempunyai permulaan yang diawali dari diturunkannya pada malam bulan Ramadan,16 yang
selanjutnya malam ini disebut dengan malam seribu bulan. Dan al-Qur’an juga akan berakhir
dengan berakhirnya kehidupan, sedangkan yang abadi hanyalah kalam Tuhan. Adapun al-
Qur’an disebut dengan Kalamullah17 bukanlah dalam makna yang sebenarnya, tetapi makna
majazi, karena al-Qur'an murni bersumber dari Tuhan tanpa ada campur tangan manusia,
kecuali dalam penyampaiannya kepada manusia.18 Landasan pengertian kemujizatan yang
disandarkan kepada al-Qur’an merupakan sebuah proses cara memahami kalam Tuhan yang
melibatkan pada interpretasi masing-masing cendekiawan muslim klasik mengenai kalam
Tuhan sebagai berikut:

14 (QS. al-Kahfi: 109), (QS. Lukman: 27).

15 Muhammad Abduh, 393.

16 Ini terlepas dari perdebatan ulama tentang permualaan wahyu apakah langsung kepada
Nabi Muhammad saw. atau ke Lauh mahfuzh. Yang pasti para ulama sepakat bahwa al-Qur'an
diturunkan pertama kali pada malam keputusan pada bulan Ramadan.

17 (QS. al-Baqara: 75), (QS.al-Taubah: 6), (QS. al-Fath: 15). 18 (QS. al-Mâidah: 92, 99)

3.3 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis jelaskan pada makalah ini, penulis ingin
memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, hal ini guna memberikan dampak yang
positif, sehingga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu berkontribusi secara luas bagi
para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 1982. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci
Al-Qur’an.

Farid, Malik Gulam. 1987. Al-Qur’an dengan Terjemahan dan Tafsir Singkat. Jakarta: Jemaat
Ahmadiyah Indonesia.

Hawmad, As’ad Mahmûd. 1986. Aysar al-Tafâsîr. Cairo: Islamic Research Academy.

Haytû, Muhammad Hasan. 1989. Al-Mu’jizat al-Qur’âniyyah :Al-I’jâz al- ‘Ilmî wa al-Ghaybî.
Beirut : Mu’assasat al-Risâlah.

al-Himsî, Na’îm. 1952. Târîkh Fikrat I’jâz al-Qur’ân. Majallat al-Maj’ma’ al-‘Ilmî. (27): 240-241.

127

Anda mungkin juga menyukai