Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA BERDAKWAH

Dosen Pengampu : Usman, M.I.Kom

DISUSUN OLEH :

Andika Yudistira (12240313196)


Laely Yanah Putri (12040324630)
M.Hafidz Al-haqqah (12040325753)
Natasya Putri Ayu (12340320316)
Rahmat Sugianto (12240312367)
Raihan Maulana Rahman (12240314519)

1F ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Etika
Berdakwah".
Tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah,semoga
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.
Selain itu, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dari makalah ini.

Pekanbaru, 12 Oktober 2022

Tim penyusun

ii
Table of Contents
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................. 2
BAB III PENUTUP........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dakwah adalah bersifat menyeru,mengajak,mempengaruhi,merasa,berfikir,dan
memanggil orang untuk beriman kepada Allah SWT. dalam arti kata Dakwah adalah
untuk mengubah mental dan perilaku manusia yang kurang baik menjadi yang lebih
baik.
Kegiatan dakwah ini sangat di emban setiap umat yang menyandang status sebagai
sebagai seorang muslim dalam melanjutkan kegiatan dakwah Rasulullah SAW.
Dalam menyampaikan dakwah seorang Da'i harus

2
mampu membuat para mad'u bisa memahami apa yang di sampaikan, Da'i harus lah
bahasa yang jelas.
Sampai saat ini banyak kalangan yang terus berdakwah dan berbagai macam cara
atau metode dakwah yang di lakukan untuk mensukseskan misi dakwah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang di maksud dengan Etika Dakwah?
b. Bagaimana cara nya membangan karakter pribadi Da'i?
c. Bagaimana Etika Dakwah itu di dalam Al-Qur'an?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Dakwah
b. Untuk mengetahui Etika berdakwah
c. Agar pembaca juga mengetahui bagaimana Etika Berdakwah

BAB II

2.1 Pengertian Etika Dakwah


Keberhasilan dalam berdakwah tidak semata-mata di tentukan oleh gegap gempita
dan gelak tawa,bukan pula ratap mereka. Keberhasilan dalam berdakwah itu dapat di
ukur pada bekas (atsar) yang di tampilkan dalam bentuk pengetahuan yang diingat baik
dalam pikiran maupun kesan dalam jiwa yang kemudian tercermin dalam tingkah

3
laku.Untuk mencapai keberhasilan dalam berdakwah tidam cukup dengan
menyampaikan materi yang menarik dan metode yang tepat, namun juga akhlak
kepribadian Da'i itu sendiri memberikan contoh dan ketauladanan yang baik.
Teladan terbaik dalam berdakwah adalah Rasulullah SAW 1. sehingga dakwah
beliau berhasil mengubah tatanan masyarakat jahiliyah yang biadab menjadi masyarakat
yang beradab beliau tidak hanya sukses menjadi pemimpin agama namun juga sukses
menjadi pemimpin keluarga karena karakter dan kepribadian beliau yang di umpamakan
seperti Al-Qur'an berjalan.Al-Qur'an menjadi acuan dan sumber etika dalam segala
aktivitas baik dalam bertindak maupun dalam berucap. Salah satu nya dalam
menyampaikan pesan-pesan dakwah di perlukan etika baik yang bersumber dari
perilaku da'i itu sendiri maupun ucapan nya.
Etika (Akhlak) Da'imerupakan salah satu tolak ukur dalam bersikap, karakter,
perilaku tidak hanya sebagai bentuk pertanggung jawaban theologis kepada Allah SWT.
namun juga tanggung jawab kepada mad'unya. Akhlak juru dakwah harus sesuai dengan
akhlak islam seperti yang di jelaskan dalam Al-Qur'an.
Etika dakwah adalah etika islam itu sendiri dimana seorang Da'i sebagai seorang
muslim di tuntut untuk memiliki etika-etika yang terpuji dan menjauhkan diri dari
perilaku tercela. Sehingga etika dakwah dapat di rumuskan sebagai manifestasi dari
ethos, yaitu ilmu yang mempelajari aspek-aspek mendalam dari perbuatan
berdakwah,pertanggung jawaban moral dalam berdakwah, sehingga melahirkan suatu
pengetahuan yang bermanfaat dalam membangun akhlak dakwah.

2.2 Membangun Pribadi Karakter Da'i


Sebagai juru Dakwah atau Da'i hafus memiliki Akhlak-Akhlak atau Etika dalam
berdakwah yaitu:
1. Berlaku Benar dan Jujur
Benar dalam cita-cita,perkataan dan perbuatan,artinya benar dalam cita-cita yaitu
menunjukkan cita-cita nya hanya mengharapkan Ridho Allah SWT. cita-cita yang
demikian baru dapat di capai apabila telah di laksanakan segala yang di fardhukan,yaitu

1
Muhammad Abu Bakar Zakri, Al-Dakwah ila al-Islam, sebagaimana dikutip A. Ilyas isma’il, ibid, hal.
79

4
berjihad dan berjalan dan berdakwah di jalan Allah SWT. serta menghindarkan diri dari
pengaruh,gangguan dari berbagai rintangan yang mengahalangi cita-cita nya.Sedangkan
yang di maksud benar dalam perkataan adalah menjaga lidah nya dan menjauhkan nya
dari kebohongan dan perkataan yang batil.Sedangkan benar dalam perbuatan adalah
mendasarkan perbuatan nya sesuai dengan peraturan sya'riah dan mengikuti jejak
Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW. Bersabda
"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuan menjaga lisan"(H.R. al-Bukhari)
Allah SWT. memperingatkan bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan
manusia,yang baik maupun yang buruk.Allah SWT.berfirman
‫َما يَ ْلفِظُ ِم ْن قَوْ ٍل ِإاَّل لَ َد ْي ِه َرقِيبٌ َعتِي ٌد‬
"Tiada suatu ucapan pun yang di ucapkan nya melainkan ada di dekat nya malaikat
pengawas yang selalu hadir."(Q.S Qaaf [50]:18)

2. Sabar
Sabar adalah ciri sikap orang yang beriman,sebab kesabaran merupakan bagian
dari keimanan.Sabar berarti menahan dan mencegah.Sedangkan yang di maksud sabar
dalam istilah syara' ada 3 macam yaitu:
a.sabar dalam ketaatan
b.sabar dari kemaksiatan
c.sabar mengahadapi ujian dan cobaan
Sabar dalam ketaatan maksud nya adalah sabar menjaga dan memelihara ketaatan
serta ikhlas dalam mengerjakannya dan di kerjakan sesuai dengan apa yang di
perintahkan oleh syara'. Sedangkan sabar dalam meninggalkan kemaksiatan kejahatan
dapat tercapai apabila telah tertanam dalam kulbunya rasa takut dan cintanya kepada
Allah SWT.Kesabaran yang demikian dapat memperkokoh keimanan,sedangkan
kemaksiatan dapat melemahkan bahkan memadamkan cahaya keimanan. Sedangkan
sabar dalam mengahadapi ujian dan cobaan adalah sabar dan manjauhi rasa keluh
kesah,sabar akan lahir dari perasaan selalu ingat kepada Allah SWT.dan rasa syukur
atas kenikmatan yang Allah SWT.berikan.
Sikap sabar sangat di perlukan juru dakwah/Da'i,sebab seorang Da'i pasti akan
mengahadapi banyak rintangan,ujian maupun godaan.Ujian tersebut ada yang berwujud

5
kenikmatan seperti,popularitas,kekayaan materi dan sebagainya, seringkali ujian yang
berwujud kenikmatan dapat membuat Da'i tergelincir.Demikian juga ujian yang
berbentuk rintangan,cobaan dapat meruntuhkan semangat dan membuat orang mundur
dari barisan dakwah,kesabaran yang kuat merupakan akhlak utama bagi seorang Da'i.

3. Ikhlas
Ikhlas secara harfiyah berarri bersih,hanya karena mengharap Ridho Allah SWT.
semata, seorang Da'i dalam menjalankan tugas dakwah nya hendak nya di dasari oleh
sifat ikhlas karena mengharap Ridho Allah SWT. bukan karena nafsu nya bukan karena
kepentingan pribadi dan kelompoknya atau juga karena pertimbangan material yang
sifat nya hanya sesaat. Dakwah merupakan amal ibadah mulia menjalankan kewajiban
yang di perintahkan Allah SWT. perbuatan baik dan mulia bisa tidak bermakna apa-apa
tanpa di dasari keikhlasan sebab ikhlas adalah ruh nya amal perbuatan.
Ketika keikhlasan berkurang atau bahkan hilang maka apa yang di dakwah kan
nya hanya sekedar bersifat informatif pada aspek kognitif, sedangkan ruh amaliyahnya
hilang. Keikhlasan dalam berdakwah dapat memberikan kekuatan ruhani baik bagi Da'i
maupun mad'u (orang yang menerima dakwah). Tanpa di dasari niat yang ikhlas secara
batiniyah akan memberikan kelelahan walaupun sering kali mendapat imbalan materi
yang berlimpah.

4. Kasih sayang
Perasaan kasih sayang harus di miliki oleh seorang juru dakwah/Da'i.Tugas Da'i
mengajak diri dan orang lain untuk mengikuti agama Allah SWT. Orang akan merasa
tertarik dan patuh kepada orang yang dapat menaklukkan hati nya dengan perasaan
kasih sayang nya,dan sebalik nya orang akan lari menjauh apabila di dekati dengan
kemarahan.Da'i yang pemarah tidak akan berhasil mengajak dan mempengaruhi orang
lain,sekalipun apa yang dikatakannya benar,kalaupun mereka patuh hanya di karenakan
perasaan terpaksa dan takut semata.Hal ini sesuai dengan natur manusia yang tidak
senang kepada orang yang pemarah dan pembenci.Sebagaimana di gambarkan dalam
firman Allah SWT:

6
ِ ‫ب اَل ْنفَضُّ وا ِم ْن َحوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬
‫اورْ هُ ْم فِي‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل‬
َ‫اَأْل ْم ِر ۖ فَِإ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ ِإ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكلِين‬
"Maka di sebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,tentu mereka akan
menjauhkan diri dari sekeliling mu.Karena itu maafkan lah mareka,mohonkan lah
ampunan bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu"(Q.S
Ali-imran:159)
Rasa kasih sayang kepada sesama manusia karena semata menginginkan kebaikan
bagi orang lain.Diantara sifat kasih sayang Rasul kepada umat nya adalah menunjukan
jalan yang benar kepada umat nya agar mereka terhindar dari api neraka.Sikap Da'i
yang di landasi oleh perasaan kasih sayang tidak membuat nya berhenti berjuang
menegakan kalimat ilahi dan meninggalkan umat dalam kejahilan dan kesesatan,apalagi
yang disebabkan oleh hal-hal kecil yang sepele.Rasa kasih sayang ini juga lah yang
mendekatkan Rosulullah SAW.dengam umat nya,demikian juga para Da'i agar selalu di
cintai dan dekat dengan umat harus terus memupuk rasa saling kasih mengasihi dan
menyayangi.

5. Tawadhu'(Merendahkan Diri)
Sikap Tawadhu' adalah sikap mulia yang jauh dari perasaan angkuh dan sombong.
Menurut Fadil Bin Iyad memberikan definisi Tawadhu' yaitu "Tawadhu' artinya
merendahkan diri dan menerima kebenaran dan bersedia mengikutinya,sekalipun
nasehat itu dari orang jahil." Kebalikan dari sifat Tawadhu' adalah Takabbur,ia
merupakan akhlak tercela yang harus di jauhi dari setiap diri,sifat Takabbur muncul dari
kebodohan dan kejahilan.Perasaan Takabbur tidak dapat mengambil manfaat dari
apapun termasuk daei ayat-ayat Allah SWT.Sifat Takabbur akan menjadikan diri
seseorang di jauhi manusia dan di jauhi Allah SWT.dan jauh dari surga nya Allah,sifat
Takabbur hanya mendekatkan seseorang dengan neraka Allah SWT.
Da'i harus memiliki sifat Tawadhu',sebab apabila ia sombong dan meremehkan
orang lain,justru dia akan di jauhi oleh orang.Da'i setiap waktu bergaul dengan banyak
orang dan harus menarik simpati banyak orang,agar ia mau turut pada ajakan dakwah
nya.Apabila ia di jauhi manusia karena kesombongan nya,maka itu merupakan
keburukan dan kegagalan dalam dakwah nya.

7
2.3 Etika Dakwah dalam Al-Qur'an
Seorang Da'i pada hakikat nya mengingatkan dan menyadarkan serta mengajak
untuk mentaati Allah dan Rasul nya.Sehingga seorang Da'i hendak nya mampu berkata
dengan perkataan-perkataan yang layak di gunakan dalam berdakwah.
Selain itu dalam islam juga diajarkan etika dalam berdialog antara lain:
a) Kejujuran
Dialog hendaklah dibangun diatas pondasi kejujuran, bertujuan mencapai
kebenaran, menjauhi kebathilan dan pengaburan.
b) Thematic dan objek
Tidak keluar dari topic pembahasan supaya arah pembicaraan jelas dan
mencapai sasaran yang diinginkan.
c) Argumentative atau logis
Bertujuan akhir agar lawan menyadari atau mengikuti daripada apa yang di
inginkan.
d) Bertujuan mencapai kebenaran
e) Tawadhu
Rendah hati, tidak merasa paling benar dalam berdiskusi.
Ada beberapa jenis perkataan yang di sebutkan dalam Al-Qur'an:
1. Qaulan Ma'rufa (Perkataan yang baik)
Qaulan Ma'rufa berarti perkataan yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku
di masyarakat.Seorang Da'i,mubaligh,petinggi ormas hendak nya berbicara dengan
perkataan yang Ma'ruf atau baik,karena memang itulah pantasnya.

Sebagaimana firman Allah SWT:


ْ َ‫ض ْعنَ بِ ْالقَوْ ِل فَي‬
‫ط َم َع الَّ ِذي فِي قَ ْلبِ ِه َم َرضٌ َوقُ ْلنَ قَوْ اًل َم ْعرُوفًا‬ َ ‫يَا نِ َسا َء النَّبِ ِّي لَ ْستُ َّن َكَأ َح ٍد ِمنَ النِّ َسا ِء ۚ ِإ ِن اتَّقَ ْيتُ َّن فَاَل ت َْخ‬
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang
ada penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah Qaulan Ma'rufa –perkataan yang baik.”
(QS. Al-Ahzab: 32).

2. Qaulan Sadida (Perkataan yang tegas dan benar)

8
Sadida berarti jelas,jernih,terang.Dalam Al-Qur'an,konteks Qaulan Sadida di
ungkapkan pada pembahasan mengenai wasiat(Q.S An-Nisa'[4]:9) dan tentang buhtan
(tuduhan tanpa bukti)yang di lakukan kaum Nabi Musa kepada Nabi Musa AS (Q.S Al-
Ahzab[33]:70).Dari kedua konteks ayat nya,Qaulan Sadida merupakan perkataan yang
jelas,tidak meninggalkan keraguan,meyakinkan pendengar,dan perkataan yang benar
tidak mengada-ngada(buhtan:tuduhan tanpa bukti).
Firman Allah SWT.
‫ض َعافًا خَافُوا َعلَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّقُوا هَّللا َ َو ْليَقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬
ِ ً‫ش الَّ ِذينَ لَوْ ت ََر ُكوا ِم ْن خ َْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida –perkataan yang benar” (QS. An-
Nisa: 9).

3. Qaulan Layyina (Perkataan yang lemah lembut)


Secara bahasa Layyina artinya lemah lembut.Qaulan Layyina bisa bermakna
sebagai strategi dakwah.Konteks Qaulan Layyina(Q.S Thaha[20]:44) berbicara tentang
dialog Nabi Musa dengan firaun.Allah menuntun dan memotivasi agar Nabi Musa
menggunakan Qaulan Layyina saat menyampaikan dakwah nya.Ini di maksudkan agar
firaun menjadi sadar dan takut,meskipun pada kenyataan nya firaun marah besar dan
berupaya melenyapkan Nabi Musa dan ajarannya.
Firman Allah
‫فَقُواَل لَهُ قَوْ اًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأوْ يَ ْخ َش ٰى‬
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanyna dengan kata kata yang lemah lembut,
mudah- mudahan ia ingat akan takut.”(Q.S Thaha[20]:44)

4. Qaulan Maysura (Perkataan yang pantas)


Maysura artinya mudah.Qaulan Maysura berarti perkataan yang mudah.Dalam
konteks ayat nya (Q.S Al-Isra'[17]:28). Imam Al-Maraghi mengartikannya sebagai
ucapan yang lunak dan baik atau ucapan janji yang tidak mengecewakan.Sedangkan
Ibnu Katsir menyebutkan makna Qaulan Maysura dengan perkataan yang pantas dan

9
ucapan janji yang menyenangkan. Kedua pendapat tersebut identik, yakni ucapan yang
keluar dari mulut kita hendak nya menyenangkan orang dan tidak mengecewakannya.
Firman Allah:
‫ك تَرْ جُوهَا فَقُلْ لَهُ ْم قَوْ اًل َم ْيسُورًا‬
َ ِّ‫ض َّن َع ْنهُ ُم ا ْبتِغَا َء َرحْ َم ٍة ِم ْن َرب‬ ِ ‫َوِإ َّما تُع‬
َ ‫ْر‬
"Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang
kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura–ucapan yang
mudah” (QS. Al-Isra: 28)

5. Qaulan Baligho(perkatan yang membekas pada jiwa)


Terhadap kelompok oposisi atau kaum munafiq kita di minta menggunakan bahasa
yang komunikatif(Qaulan Baligha). Baligha itu sendiri berarti sampai.Dalam Konteks
ayatnya (Q.S An-Nisa[4]:63). Qaulan Baligha di maknai sebagai perkataan yang
sampai dan meninggalkan bekas di dalam jiwa seseorang. Salah satu nya adalah dakwah
dengam lisan (Da'wah billisan) sehingga kecakapan dakwah yang perlu di asah.
Firman Allah:
َ ‫ُأو ٰلَِئ‬
ْ ‫ك الَّ ِذينَ يَ ْعلَ ُم هَّللا ُ َما فِي قُلُوبِ ِه ْم فََأ ْع ِرضْ َع ْنهُ ْم َو ِع‬
‫ظهُ ْم َوقُلْ لَهُ ْم فِي َأ ْنفُ ِس ِه ْم قَوْ اًل بَلِي ًغا‬
"Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa
mereka. “(QS An- Nissa :63).

6. Qaulan Karima (Perkataan yang mulia)


Dilihat dari segi bahasa,karima berasal dari kata Karuma-yakrumu-karman-
karimun yang bermakna mulia.Al-Qur'an mengingatkan kita untuk menggunakan
bahasa yang mulia. Yakni perkataan yang memuliakan dan memberi penghormatan
kepada orang yang di ajak bicara sebagaimana di jelaskan dalam (Q.S al-isra'[17]:23).

۞ ‫ك ْال ِكبَ َر َأ َح ُدهُ َما َأوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُلْ لَهُ َما ُأفٍّ َواَل‬
َ ‫ض ٰى َربُّكَ َأاَّل تَ ْعبُدُوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِإحْ َسانًا ۚ ِإ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد‬
َ َ‫َوق‬
‫تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما‬
"Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya

10
perkatan 'ah' dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Qaulan Karima –ucapan yang mulia” (QS. Al-Isra: 23).

2.4 Etika Dakwah dalam Hadits


Terdapat beberapa hadits tentang Etika Berdakwah di antaranya:
1. Mewarisi Tradisi Nabi SAW

‫ لَ ْم يَ ُك ِن النَّبِ ُّي صلى هللا عليه وسلم فَا ِح ًشا َوالَ ُمتَفَ ِّح ًشا َو َكانَ يَقُوْ ُل‬: ‫ قال‬،‫عمرو رضي هللا عنهما‬
ٍ ُ
‫حديث عب ِد هللاِ بن‬
)‫ار ُك ْم اَحْ َسنَ ُك ْم اَ ْخالَقًا ( أخرجه البخاري‬
ِ َ‫ ِإ َّن ِم ْن ِخي‬:
"Abdullah bin Amr r.a berkata: Nabi SAW bukanlah seorang yang keji
perkataannya,juga tidak terbiasa berkata keji,bahkan Nabi SAW bersabda:
sesungguh nya yang terbaik di antara kalian ialah yang terbaik akhlak budi
pekertinya."(H.R Bukhari).
Seorang da'i bukan hanya menyampaikan pengetahuan praktis peribadatan,akan
tetapi dalam konteks sosial ia juga berperan untuk moralitas perilaku masyarakat
islam dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Bermuka Manis dan Murah Senyum
"Sesungguh nya kamu tidak akan mampu meratai manusia dengan harta
mu,tetapi yang dapat meratai mereka itu dengan muka manis dan perangai yang
baik." Dalam hadits ini seorang Da'i dituntun memiliki perangai yang baik,
bermuka manis dan murah senyum.
3. Merefleksi Keimanan
"Dari Abi Sa'id al-khudry r.a saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,barang
siapa melihat kemungkaran hendak nya ia ubah dengan tangannya, apabila tidak
mampu dengan lisannya dan apabila tidak mampu juga dengan hati, sesungguh
nya ini selemah-lemahnya iman."(H.R Muslim, Ibn Majah, Annasa'i dalam
kitab At-Targhib).

4. Nabi Menganjurkan Berbicara yang Baik-baik saja


"Sebutkanlah apa-apa yang baik mengenai sahabatmu yang tidak hadir dalam
pertemuan, terutama hal-hal yang kamu sukai terhadap sahabat mu itu

11
sebagaimana sahabatmu meyampaikan kebaikan dirimu pada saat kamu tidak
jadir. (Ibnu Abi Dunya).
5. Tidak Berlaku Sombong

‫عن ابن عمر قال صلعم من تعاظم فى نفسه واجتال فى مشيته القى هللا وهو عليه غضبان‬
"Dari Ibn Umar r.a ia berkata,bersabda Rasulullah SAW,Barang siapa merasa
besar diri,dan sombong dalam berjalannya,pasti ia akan menemui Allah dalam
keadaan Allah murka kepada nya." Seorang yang dirinya berprofesi menjadi
pendakwah harus mampu memelihara dirinya dari sifat sombong yaitu menolak
kebenaran lantaran gengsi serta meremehkan manusia.

Selain mengedepankan etika dalam dakwah, eorang dai juga perlu mengetahui apa itu
kode etik dakwah.
1. Pengertian kode etik dakwah
Istilah kode etik lazimnya merujuk pada aturan-aturan atau prinsip yang
merumuskan perilaku benar atau salah, salah atau benar. Secara umum etika
dakwah adalah etika islam itu sendiri, dan rambu-rambu etis bagi seorang
pendakwah adalah AL-Qur’an seperti yang dicontohkan rasulullah2
Macam-macam kode etik dakwah:
a) tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan
para dai hendaknya tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan,
dalam artian apa saja yang di perintahkan kepada mad’u harus pula di
kerjakan oleh da’i. seorang da’I yang tidak beramal sesuai dengan
ucapannya ibarat pemanah tanpa busur.
b) Tidak melakukan toleransi agama
Tasamuh memang dianjurkan dalam islam, tetapi tidak dengan hal-hal
yang menyngkut dengan agama.
c) Tidak menghina sesembahan non muslim
Kode etik ini berdasarkan qs al-an’am 108

2
Munir, metode dakwah (Jakarta Kencana, 2006) h.392.

12
“dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka
sembah selain allah, karena mereka nanti akan memaki allah dengan
melampaui batas pengetahuannya”
d) Tidak melakukan diskriminasi sosial
e) Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui
Seorang pendakwah tidak boleh asal menjawab pertanyaan orang
menurut seleranya sendiri tanpa ada dasar hukumnya.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika berasal dari kata ethos yaitu untuk suatu kehendak baik yang tetap, etika
berhubungan dengan dengan soal baik atau buruk, benar atau salah. Etika adalah jiwa

13
yang semangat atau menyertai suatu tindakan. Beberapa etika dakwah yang hendak
dilakukan oleh para juru dakwah dalam melakukan dakwahnya antara lain : sopan, jujur
dan tidak menghasut.
Kode etik lazimnya merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
merumuskan perilaku benar dan salah. Secara umum etika dakwah yaitu etika islam itu
sendiri dan pengertian kode etik dakwah adalah rambu-rambu etis yang harus dimiliki
seorang juru dakwah yaitu: tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan, tidak
melakukan toleransi agama, tidak menghina sesembahan non muslim, tidak melakukan
diskriminasi sosial, tidak berteman dengan pelaku maksiat, tidak menyampaikan hal-hal
yang tidak diketahui.

3.2 Saran
Makala yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, karena seperti yang kita ketahui kesempurnaan hanyalah milik allah
SWT. Maka dari itu kritik dan saran dari bapak dosen dan teman-teman sekalian
sangatlah kami butuhkan untuk makala ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

14
baqi, a. (2009). mutiara hadist sahih bukhari muslim. surabaya: bina ilmu.
enjang AS, h. t. (2009). etika dakwah. bandung: widya padjajaran.
Syidiq, S. (1981). dakwah dan teknik berkutbah. bandung: pt.alma'arif.
Tajiri, H. (2015). etika dakwah dan estetika dakwah. bandung: remaja rosdakarya.
tanjiri, e. a. (2019). etika dakwah. bandung: widya padjajaran.
Yahya, H. (2003). nilai-nilai moral alqur'an. jakarta: senayan abadi publishing.

15

Anda mungkin juga menyukai