Anda di halaman 1dari 14

PENGELOLAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB DI

SEKOLAH MTs DAN MA

MAKALAH

Di ajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah

Tela’a Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA2)

Semester IV

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

ALFIANA

NIM. 02182032

AHMAD SYAIFULLAH

NIM. 02182030

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2020

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Proses Belajar Mengajar

Pengelolaan proses belajar mengajar erat kaitannya dengan manajemen

pembelajaran, sedangkan manajemen pembelajaran diartikan sebagai proses

pendayagunaan seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber daya

pengajaran) untuk mecapai tujuan program pembelajaran (Syafaruddin dan Irwan

Nasution.2005:79).

Pengelolaan proses belajar mengajar menurut Ahmad Rohani (2004:123)

merupakan semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai

tujuan-tujuan khusus pembelajaran (menentukan entry behavior peserta didik,

menyusun rencana pembelajaran, memberi informasi, bertanya, menilai, dan

sebagainya). Sedangkan pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan

yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya

proses belajar (pembinaan rapport, penghentian tingkah laku peserta didik yang

menyelewengkan perhatian kelas,pemberian ganjaran bagi ketetapatan waktu,

penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan

sebagainya).

Dari dua pengertian diatas maka dapat disimpulkan pengelolaan proses

belajar mengajar merupakan aktifitas ataupun upaya untuk memberdayagunakan

komponen-komponen pembelajaran sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan

pembelajaran yang berlangsung didalam kelas.


Selanjutnya untuk memberdayagunakan komponen-komponen

pembelajaran tersebut dalam rangka pengelolaan proses pembelajaran secara

efektif  maka perlu diupayakan beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk

memilih sumberdaya dalam program pembelajaran  seperti yang diterangkan

(Syafaruddin dan Irwan Nasution.2005:80) :

1.      Pilihlah atas dasar apa yang diperoleh (hal-hal yang disediakan oleh bidang

pengajaran dan apa yang mudah didapatkan atau digunakan)

2.      pilihlah atas dasar apa yang akrab dan dipahami betul oleh pengajar dan

sangat menyenangkan ( yang disukai dan sering digunakan dalam kesatuan

pembelajaran).

3.      Pilihlah atas dasar tujuan pengajaran dimana ada panduan yang dapat diikuti

dan menggunakan sumber daya belajar.1

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Proses Belajar Mengajar

Bahasa Arab Di Mts Dan Ma

Dalam pengelolaan proses belajar mengajar pasti ada factor yang dapat

mempengaruhinya baik itu kegiatan dapat berhasil atau tidak. Berikut beberapa

factor tersebut.

a) Kurikulum

Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran haruslah di

rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab

1 Red Kopite Geography, Mengelola Proses Belajar Mengajar, dalam http://kopite-


geografi.blogspot.com/2013/06/mengelola-proses-belajar-mengajar.html, 22 Juni 2013
sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang

diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena

kegiatan pembelajaran bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah

materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi

juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk

individual dan makhluk sosial maupun sebagai makhluk yang bermoral.

b) Gedung dan Sarana Kelas / Sekolah

Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah

berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang

harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena

kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang ruangan atau gedung bersifat

permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang

/ gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam

konteks ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.

c) Guru

Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam mencapai

kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar

berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu,

akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas

serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi

anggota masyarakat sebagai orang dewasa. Guru juga harus bisa juga

menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang

dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.


Berdasarkan uraian-uraian diatas jelas bahwa jabatan guru sebagai suatu

profesi tidak saja mulia, karena berhubungan langsung dengan masalah

pendewasaan anak-anak, akan tetapi juga merupakan tugas yang cukup berat.

Tugas yang mulia dan hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang

memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mendidik.

d) Murid

 Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan,

merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang

dinamis. Oleh karena, setiap murid harus memiliki perasaan diterima terhadap

kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang

akan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelasnya.

Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan

pengelolaan kelas sebagai berikut :

1)        Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan kelas, guru hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar

program atau kegiatannya sejalan dengan kurikulum.

2)        Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk

kepentingan kelas.

3)        Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan

berupa tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar

murid.

4)        Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui

kegiatan rutin, misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.

5)        Kembangkanlah kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.


6)        Guru bersama murid menyusun tata tertib dan disiplin kelas serta

membentuk pengurus kelas yang bekerja selama 1 tahun ajaran.

7)        Mendorong murid secara terus menerus agar ikut memikirkan kegiatan

kelas dan berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau

diluar kelas.

e) Diamika kelas

Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan

oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses

kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang

diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui

kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali

atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat,

gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi

kegiatan-kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan

berlangsung secara statis, rutin dan membosankan.

f) Lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar sekolah sangat mempengaruhi. Misalnya anak

yang tinggal di sekitar lingkungan yang masyarakatnya rata rata tidak

bersekolah akan berbeda dengan anak yang tinggal di lingkungan yang kenal

dengan pendidikan.2

2 Fakultas Tarbiyah dan keguruan, Pengelolaan Pembelajaran Tentang: Mengidenti


fikasi Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran, dalam http://kajianmilikkita.blogspot.com /
2015/07/pengelolaan-pembelajaran-tentang_30.html, 07 Juli 2015
C. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Mts Dan SMA

Pengelolaan KBM di kelas dan di luar kelas meliputi pengelolaan tempat

belajar/ruang kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan kegiatan pembelajaran,

pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, dan pengelolaan

strategi dan evaluasi kegiatan pembelajaran.

1. Pengelolaan Tempat Belajar

Tempat belajar seperti ruang kelas yang menarik merupakan hal yang

sangat disarankan dalam PAKEM (Pendekatan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan). Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk

memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan

memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa

lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau

kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,

karangan dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil

pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM

karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

Pengelolaan tempat belajar meliputi pengelolaan beberapa benda/objek

yang ada dalam ruang belajar seperti meja-kursi, pajangan sebagai hasil karya

siswa, perabot sekolah, atau sumber belajar yang ada di kelas. Pengelolaan meja-

kursi dapat disusun secara kelompok, bentuk u atau bentuk berjajar atau secara

berbaris. Susunan ini bergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan yang

akan dicapai. Namun, jika menginginkan intensitas interaksi antar siswa yang

tinggi, disarankan untuk tidak menggunakan bentuk berjajar berbaris.

2. Pengelolaan Siswa
Biasanya, pengelolaan siswa dilakukan dalam beragam bentuk seperti

individual, berpasangan, kelompok kecil, atau klasikal. Beberapa pertimbangan

perlu diperhitungkan sewaktu melakukan pengelolaan siswa. Antara lain jenis

kegiatan, tujuan kegiatan, keterlibatan siswa, waktu belajar, dan ketersediaan

sarana/prasarana. Hal yang sangat penting perlu diperhitungkan adalah

keberagaman karakteristik siswa. Guru harus memahami bahwa setiap siswa

memiliki karakter yang berbeda-beda. Untuk itu, perlu dirancang kegiatan belajar

mengajar dengan suasana yang memungkinkan setiap siswa memperoleh peluang

sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya.

3. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran

            Dalam mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas

dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan

program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu ‘unjuk

kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance)’ sebagai hasil belajar. Inti

dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan seperangkat pertanyaan

yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan ilmiah. Para ahli

menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai ‘pertanyaan produktif’. Karena itu,

dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan

merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga

memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik.

Dengan demikian, sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai guru

dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran yaitu penyediaan pertanyaan yang

mendorong berpikir dan berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna,


dan penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa mampu melakukan

unjuk-perbuatan.

4. Pengelolaan Isi/Materi Pembelajaran

Agar guru dapat menyajikan pelajaran dengan baik, dalam mengelola isi

pembelajaran paling tidak guru harus menyiapkan rencana operasional KBM

dalam wujud silabus terlebih dahulu. Demikian pula, bagi guru MI, MTs, dan

MA yang siswanya masih berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran

sebaiknya dirancang secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai

pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini, pembelajaran untuk siswa.

Cara mengelola isi/materi pembelajaran:

a.       Menyiapkan Silabus Pembelajaran

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disiapkan secara nasional berisi

kompetensi dan hasil belajar yang menjadi acuan bagi sekolah atau daerah

untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan

masing-masing. Pada awal pemberlakuan kurikulum, secara nasional telah

disediakan contoh silabus siap pakai untuk dilaksanakan. Pada tahun-tahun

berikutnya silabus tersebut perlu direvisi, disempurnakan, disesuaikan

dengankebutuhan masing-masing daerah agar dapat meningkatkan efektivitas

dan efisiensi dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan setiap mata pelajaran.

Biasanya terdapat kira-kira 42 minggu (204 hari pengajaran efektif) dalam

satu tahun ajaran (sekolah) dengan memperhitungkan harihari libur dan

komitmen-komitmen lain yang akan terjadi selama tahun itu. Untuk

memperhitungkan waktu yang tersedia untuk satu mata pelajaran (atau


masing-masing mata pelajaran) dalam tahun itu atau dalam setiap semester,

maka proses yang disarankan adalah:

a)      Mempelajari ada berapa mata pelajaran dan berapa jam disediakan untuk

masing-masing mata pelajaran setiap minggu.

b)      Mengalikan jumlah pelajaran setiap minggu ini dengan jumlah minggu

dalam satu tahun (atau dalam satu semester) untuk menghitung jumlah

pelajaran untuk satu mata pelajaran.

c)      Menjumlahkan kompetensi-kompetensi yang akan dilatihkan dalam setiap

mata pelajaran dalam tahun itu (atau dalam semester) dan dibagi sama dengan

pelajaran-pelajaran untuk setahun atau satu semester.

d)     Kemudian, melihat jumlah isi, kerumitan gagasan atau keterampilan yang

akan dikembangkan dan hakikat tugas-tugas yang diharapkan siswa-siswa

akan menyelesaikannya dalam setiap kompetensi. Beberapa kompetensi

mungkin harus diberikan lebih banyak waktu pelajaran daripada yang semula

dialokasikan. Dengan demikian, beberapa pelajaran akan dikurangi. Proses ini

akan memberikan informasi umum untuk digunakan guru pada waktu

memulai merencanakan pengajaran secara rinci. Kadangkadang harus mundur

dan mengubah beberapa alokasi waktu yang semula dibuat pada waktu

mempertimbangkan program kerja secara rinci.

b.      Pengelolaan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan

beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna

kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek
proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

Pembelajaran tematik hanya dijajarkan pada siswa sekolah dasar kelas rendah

(kelas I dan II), karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu

sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah bisa

dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Strategi

pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar siswa, yakni

melalui belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan ketakutan, tetapi tetap

bermakna bagi siswa. Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan

keterampilan, siswa tidak harus diberi latihan hafalan berulang-ulang (drill),

tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya

dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal

dengan pembelajaran terpadu, dan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan

dan perkembangan kejiwaan siswa. Sesuai dengan perkembangan fisik dan

mental siswa kelas I dan II, pembelajaran pada tahap ini haruslah mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

a)     Berpusat pada anak

b)    Memberikan pengalaman langsung pada anak

c)     Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

d)    Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran

e)     Bersifat fleksibel

f)     Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan

kebutuhan anak

Pembelajaran tematik memiliki kekuatan di antaranya:


a)      Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak

b)      Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak

c)      Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan

bermakna

d)     Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan

yang dihadapi

e)      Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi,

komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain

Dengan menggunakan tema, kegiatan pembelajaran akan mendorong

beberapa hal bermanfaat antara lain:

a)      Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu

b)      Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama

c)      Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

d)     Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan

mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak

e)      Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan

dalam konteks tema yang jelas

f)       Anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam

situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis

surat, dan sebagainya untuk mengembangkan keterampilan berbahasa,

sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain


g)      Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan

secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali

pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,

pemantapan, atau pengayaan

E.     Pengelolaan Sumber Belajar

Dalam mengelola sumber belajar sebaiknya memperhatikan sumber daya

yang ada di sekolah dan melibatkan orang-orang yang ada di dalam sistem

sekolah tersebut. Pembahasan tentang pengelolaan sumber belajar meliputi

sumber daya sekolah dan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah.

a.       Sumber Daya Sekolah

Sumber daya sekolah harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya

menciptakan iklim sekolah sebagai komunitas masyarakat belajar. Mengapa

demikian, karena pencapaian kompetensi tidak hanya dapat dilakukan melalui

pembelajaran di kelas. Iklim fisik dan psikologis juga sangat menentukan

hasil belajar yang dicapai siswa. Banyak hal yang tidak dapat dilakukan di

kelas dalam proses belajar mengajar, namun dapat dituntaskan oleh iklim

sekolah yang menunjang, misalnya menumbuhkan motivasi siswa untuk

belajar lebih lanjut dapat dilakukan melalui berbagai lomba yang bervariasi.

Untuk ini seluruh komponen lingkungan sekolah harus diberdayakan,

termasuk sumber daya manusia yang ada.

b.      Pemanfaatan Sumber Daya Lingkungan

Pemanfaatan sumber daya lingkungan diperlukan dalam upaya menjadikan

sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat setempat. Sekolah bukanlah

tempat yang terpisah dari masyarakatnya. Dengan cara ini fungsi sekolah sebagai
pusat pembaharuan dan pembangunan sosial budaya masyarakat akan dapat

diwujudkan. Selain itu, lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber, media,

dan alat bantu pelajaran. Lingkungan fisik, sosial, atau budaya merupakan sumber

yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai

media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar akan membuat anak merasa senang dalam

belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas.

Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan

waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan

seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,

berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat

gambar/diagram.

Anda mungkin juga menyukai