Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HADIST

MUKJIZAT DAN KARAMAH

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Hadist
Dosen Pengampu: Nofrizal M.A
Ferki Ahmad Marlio M.pd

Disusun Oleh:
1. Maman Firdaus (2231010012)
2. Aldi Uli Obara (2231010002)
3. Maya Sari (2231010017)

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR


Assalamuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah puji syukur atas nikmat disetiap hembus nafas selalu kami
panjatkan kepada Allah SWT dimana selalu diberikan nikmat sehat, jasmani dan rohani
serta rahmat dan hidayahnya yang senantiasa Allah SWT. berikan kepada kami sehingga
tugas makalah berisi tentang “Mukjizat dan Karamah. Dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa kami juga sanjung agungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan mudah-
mudahan kita dinantikan syafa’atnya di khiamul nanti aamiin yarobbal’aallaamiin.

Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Nofrizal M.A dan Bapak Ferki Ahmad
Marlio M.pd Selaku dosen pengampu mata kuliah Hadist dengan diberinya tugas ini
menjadikan kami lebih sering membaca dan memahami lebih mendalam mengenai materi-
materi. Sehingga menjadikan kami sangat termotivasi dan mendorong semangat kepada
kami dalam mencerminkan dan menjadikan kami mahasiswa intelektual.

Wassalammuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandar Lampung, 04 Desember 2023

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................2

A. Mukjizat dan Karamah .........................................................................................................2


B. Hadist Yang Menjelaskan Mukjizat Dan Karamah .............................................................5

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................7

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mukjizat adalah suatu kejadian yang mengagumkan sehingga tidak dapat dijangkau oleh
nalar manusia. Menurut M. Quraish Shihab, mukjizat ialah sebuah peristiwa atau hal luar
biasa yang terjadi pada seseorang nabi, sebagai bukti kenabian dan memberikan sebuah
tantangan terhadap seseorang yang ragu untuk menghadirkan hal serupa, namun mereka
tidak sanggup untuk menandinginya.Kejadian luar biasa sebenarnya tidak hanya terjadi
pada masa dahulu. Pada masa ini, peristiwa-peristiwa di luar nalar juga kerap terjadi,
seperti sihir dan sulap. Namun terdapat perbedaan antara sihir, sulap dan mukjizat.
Mukjizat hanya terjadi pada Nabi dan Rasul Allah, sehingga tidak dapat dipraktikkan oleh
manusia lainnya. Sedangkan sulap maupun sihir adalah sesuatu di luar nalar yang dapat
dipelajari dan ditiru oleh orang lain.Karomah sesungguhnya merupakan istilah yang tidak
asing bagi umat muslim, dimana karomah ini merupakan bagian dari agama Islam. Oleh
karena hal tersebut, maka Ahlus Sunnah Wal Jama’ah mempercayai adanya karomah yang
dimana karomah ini datangnya dari sisi Allah. Karomah ini, mau tidak mau akan
membentuk kharisma seseorang di mata umat Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Mukjizat dan Karamah?
2. Hadist Yang Menjelaskan Mukjizat dan Karamah?
C. Tujuan
Penulis dalam hal ini akan membahasa tema pokok tersebut dalam mengetahui bagaimana
Pengertian Mukjizat dan karamah serta, Hadist yang menjelaskan Mukjizat dan karamah

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Mukjizat dan Karamah
Kata Mukjizat berasal dari bahasa Arab adalah isim fa’il dari kata kata ‫ازﺎﺠﻋا‬-
‫ ﺰﺠﻋا‬-‫ﺰﺠﻌﯾ‬, yang berarti melemahkan, atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya disebut
Mukjiz. Jika kemampuan melemahkan pihak lain itu sangat menonjol dan sehingga mampu
membungkam lawan maka disebut mukjizah, yang dalam bahasa Indonesia disebut dan
ditulis “mukjizat”. Adanya tambahan ta marbuthah pada akhir kata mukjizah mengandung
makna mubalaghah (superlatif) atau bermakna “paling”.1
Mukjizat menurut istilah adalah “suatu hal yang luar biasa yang terjadi oleh
seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang dihadapkan kepada orang
yang ragu, untuk didatangkan hal yang serupa, tetapi mereka tidak mampu melayani hal
itu.2
Dengan demikian dinamakan mukjizat karena manusia lemah untuk
mendatangkan hal yang sama, sebab mukjizat merupakan hal yang bertentangan dengan
adat, keluar dari factor yang telah diketahui. I’jaz Al Qur’an berarti menetapkan kelemahan
manusia baik secara terpisah ataupun kelompok, untuk mendatangkan sesamanya.
Mukjizat adalah suatu kejadian yang mengagumkan sehingga tidak dapat dijangkau oleh
nalar manusia. Menurut M. Quraish Shihab, mukjizat ialah sebuah peristiwa atau hal luar
biasa yang terjadi pada seseorang nabi, sebagai bukti kenabian dan memberikan sebuah
tantangan terhadap seseorang yang ragu untuk menghadirkan hal serupa, namun mereka
tidak sanggup untuk menandinginya.3
Allah Swt telah memberikan kepada Para Nabi dan Rasulnya mukjizat-mukjizat
sebagai hujjah dan alasan rasional yang menyatakan, bahwa mereka adalah benar dan
mereka adalah Para Nabi dan Rasul Allah Swt, karena mukjizat adalah sesuatuyang luar
biasa yang diperlihatkan Allah Swt melalui Para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas
kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan mereka.4

1
Ibnu Ahmad ‘Alimi, Menyingkap Rahasia Mukjizat Al Qur’an, Jawa Timur. Mashun, 2008, hlm. 30
2
Anwar Rosihon, Ulum Al Qur’an, Bandung: Pustaka Setia,2004, hlm. 184
3
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an. Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Ghaib
(Bandung: Mizan, 2004) hlm. 25
4
Said Agil Husin Al-Munawwar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. (Jakarta: 2002) hlm. 31

2
Pengertian dari karomah itu sendiri menurut Abul Qasim al-Qusyairi yaitu
karomah merupakan suatu aktivitas yang dianggap sebagai hal yang bertentangan dengan
adat kebiasaan manusia pada umumnya, yaitu dapat juga dianggap sebagai realitas sifat
wali-wali Allah tentang sebuah makna kebenaran dalam situasi yang dianggap kurang baik.
Karomah ini juga dapat dianggap sebagai hal yang sangat luar biasa yang diberikan oleh
Allah kepada kekasih-kekasih pilihan-Nya.5 Sedangkan menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri
dalam kitabnya dijelaskan bahwa karomah adalah sesuatu luar biasa yang tampak dari
kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diteyapkan karena adanya
ketekunan didalam mengikuti syariat nabi.
Selanjutnya Said Hawwa juga menjelaskan bahwa karomah memang benar-benar
telah terjadi dan akan tetap terjadi pada wilayah tasawuf. Karomah juga bisa terjadi pada
orang yang belum sempurna istiqamahnya. Tapi bagi orangorang yang benar-benar lurus,
istiqamah, dan tampak karomahnya, barangkali karomahnya tersebut identik dengan tanda
kewalian. Karomah dapat berarti juga peristiwa yang luar biasa, yang keluar dari hukum
alam. Namun karomah tersebut dapat pula berarti merupakan akibat dari suatu sebab tapi
masih dalam lingkup manifestasi taufik Allah.6
Adapun, sebagian ciri-ciri seorang hamba yang memiliki karomah diantaranya
yaitu (1) tidak memiliki doa-doa khusus sebagai suatu bacaan; (2) karomah hanya terjadi
pada seorang yang sholeh; (3) seseorang yang memiliki karomah tidak pernah secara
sengaja mengaku-ngaku bahwa dirinya memiliki karomah. Maksud atau tujuan dari
pemberian karomah tersebut kepada para wali ialah (1) dapat lebih meningkatkan
keimanan kepada Allah; (2) masyarakat menjadi lebih percaya kepada seorang wali Allah,
yang senantiasa meneruskan perjuangan nabi Muhammad SAW; dan (3) karomah
merupakan bukti nyata meninggikan derajat seorang wali agar dirinya selalu tetap
istiqomah di jalan Allah.7
Perbedaan Antara Mu’jizat Dan Karomah ialah; Mu’jizat terjadinya dengan unsur
kesengajaan dan ada kaitannya dengan kenabian, adapun Karomah terjadinya tidak
demikian. Sedangkan Karomah terjadinya pada seseorang baik laki-laki maupun

5
Abul Qasim al-Qusyairi. Risalah Qusyairiyah. (Jakarta: Pustaka Amani. 1988), hlm. 525.
6
Said Hawwa. Jalan Ruhani. (Bandung: Mizan. 1995), hlm. 230-232.
7
Maghfiroh, Dofi Oktian, dan Robandi. Konsep Karomah Abu Nasr Al-Siraj Al-Thusi Dalam Kitab Al – Luma Fi
Al-Tasawwuf. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2013/2014), hlm. 9.

3
perempuan merdeka maupun budak, selama ia seorang yang shalih. Sedang mu’jizat
tidaklah terjadi kecuali pada seorang Nabi atau Rasul yang tentunya seorang Nabi atau
Rasul adalah seorang laki-laki dan bukan seorang budak.
Ada dua jenis karomah, yang pertama: Karamah Hissiyyah ialah karamah yang
dapat dirasa dan dilihat dengan mata, seperti dapat berjalan di atas air atau dapat terbang
di udara. Yang kedua: Karamah Ma’nawiyyah yaitu Istiqamahnya seseorang untuk
mengabdi kepada Tuhannya, baik secara zahir maupun batin. Karamah macam ini banyak
diharapkan para wali-wali Allah. Kata mereka: “Istiqamah lebih baik dari seribu karamah.”
Syeikh Abul Abbas Al Mursi pernah berkata: “Seorang wali besar, bukanlah seorang yang
dapat memperdekatkan jarak yang jauh. Yang termasuk wali besar adalah seorang yang
dapat mengendalikan hawa nafsunya di hadapan Tuhannya.”
Jika seorang wali hanya berharap mendapat karamah, maka wali itu tidak
termasuk wali yang berperingkat tinggi. Ibnu Athaillah pernah berkata: “Kemahuan yang
tinggi tidak sampai menembusi tembok-tembok takdir.” Maksud ucapan itu adalah
karamah tidak akan bertentangan dengan ketetapan takdir. Sebab, semua yang terjadi di
alam semesta, baik yang biasa mahupun yang luar biasa sumbernya dari takdir Allah swt.
Pada umumnya, kemahuan seorang wali tidak akan bertentangan dengan takdir Allah.
Abu Hurairah menyebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Adakalanya
seorang hina yang biasa ditolak bila mengetuk pintu orang, namun jika ia berdoa, pasti
terkabul. Karomah sendiri bisa didapat dengan dua macam, yakni: Pemberian. Karamah
jenis ini, termasuk karamah yang tertinggi, sebab terjadinya kerana pemberian Allah
kepada seorang tanpa diminta lebih dulu. Dan karomah dari usaha sendiri. Karamah jenis
ini termasuk karamah yang diusahakan, misalnya terkabulnya sebuah doa seorang wali.
Atau juga bisa didapat dari zuhud selama 40 hari seperti hadist yang telah disebutkan
sebelumnya.
Adapun maksud atau tujuan dari pemberian karomah tersebut kepada para wali
ialah: 1). Dapat menambah keyakinan kepada Allah. 2). Untuk menguatkan kepercayaan
masyarakat kepada seorang wali, yang senantiasa meneruskan perjuangan nabi
Muhammad SAW. 3). Adanya karamah merupakan bukti anugerah atau pangkat yang
diberikan Allah kepada seorang wali, agar pengabdiannya tetap istiqamah.

4
B. Hadis Mengenai Mujizat dan Karamah
ِْ ‫ض َر‬
‫ت ال َعص ُْر‬ َ ‫ َوقَ ْد َح‬- ‫هللا عليه وسل ْم‬ ِِْ ِ‫ن َم َْع الن‬
ْ ‫ صل ْى‬- ‫َب‬ َِْ ‫َعنْ َجابِ ِْر ب ِْن َعب ِْد‬
ْ ُِ‫ قال ق ْد رأيت‬- ‫ رض ْي هللا عنهما‬- ‫اّلل‬

ُ‫َصابِ َع ْه‬
َ‫جأ‬َْ ‫ به فَأَد َخ َلْ يَ َدْهُ فِ ِْيه َوفَ َر‬- ‫ صل ْى هللا علي ْه وسل ْم‬- ‫ب‬
ْ ‫ت الن‬ ْ ِ ْ‫ي فضلَةْ فَ ُج ِع َل‬
ْ ِ‫ فَأ‬،ْ ‫ف إِ ََن ْء‬ َْ َ‫اء غ‬
ْ ‫سْ َم َعنا َم‬
َ ‫َولَي‬
ُْ ‫ فَ تَ َوضَْا الن‬،ْ ‫َصابِ ِع ِْه‬
‫َاس‬ َ‫يأ‬ِْ َ‫اءْ يَتَ َف َج ُرْ ِم ْن ب‬
َ ‫تْ ال َم‬
ُ ‫ ْ»فَ لَ َق ْد َرأَي‬.ْ ‫هللا‬ ِْ ‫ض‬
ِْ ْ‫ ال َََبَك ْةُ ِم َن‬،ْ ‫وء‬ ُ ‫ُْثَ قَالَْ ْ« َح َيْ َعلَ ْى أه ِْل ال ُو‬

َْ َ‫ت ِِلَابِ ْر َك ْم ُكن تُمْ يَوَمئِ ْذ ق‬


‫ال أَلفْا‬ ُْ ‫ فَ َعلِم‬،ْ ُ‫ن ِمن ْه‬
ُْ ‫قُل‬. ‫ت أَنَْهُ بَ َرَك ْة‬ ِْ ‫ت‬
ْ ِ ‫ف بَط‬ ُْ ‫ فَ َج َعل‬،ْ ‫َو َش ِربُوْا‬
ُْ ‫ت ْل أل ْو َما َج َعل‬

‫َوأَربَ َع ِمائَْة‬

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radiyallahu 'anhuma, berkata: Aku melihat diriku
bersama Rasulullah SAW dan telah datang waktu salat ashar, dan kami tidak mempunyai
air kecuali yang tersisa sedikit, maka diletakkan dalam wajan, kemudian dibawa ke
hadapan Nabi SAW maka belian letakkan tangannya ke dalam air dan merekahkan jari-
jarinya kemudian beliau berkata: "Kemari orang-orang yang hendak berwudhu, berkah dari
Allah." Sungguh aku melihat air keluar dari sela jari-jari beliau, maka mereka berwudhu
dan juga meminumnya, maka aku minum sebagiannya dan masuk ke perutku, karena aku
tahun itu air berkah, Lalu Jabir ditanya, berapa jumlah kalian waktukejadian itu? Jabir
berkata: 1400 orang. (HR. Bukhari dalam Shahih, no hadits 5639, 19/22)

َ ‫سول‬
‫ صلى هللا ﻋليه وسلم‬- ‫ّللا‬ َ ‫ﻋلَى‬
ُ ‫ﻋهد َر‬ َ ‫ قَﺎ َل انش ََق القَ َم ُر‬- ‫ رضى هللا ﻋنه‬- ‫ّللا بن َمسﻌُود‬
َ ‫ﻋبد‬
َ ‫ﻋن‬
َ -
363‫ رقم الحدﯾث‬387/12 ‫ «اش َهدُوا البخﺎري‬- ‫ صلى هللا ﻋليه وسلم‬- ‫» شقَتَين فَقَﺎ َل النَبي‬

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud radiyallahu anhu, berkata: "Bulan terbelah menjadi
dua hagian pada zaman Rasulullah SAW, kemudian Nabi SAW bersabda: "Saksikanlah
oleh kalian!" (HR. Bukhari dalam Shahih, no hadits 3636, 12/387)

Jadi, terbelahnya rembulan termasuk mukjizat Nabi yang jelas dan terang. Hal
tersebut ditunjukkan oleh ḥadis yang diriwayatakan Bukhari, Muslim dari Anas, dari Ibnu
Mas’ud, bahwa penduduk Makkah meminta kepada Nabi agar memperlihatkan kepada
mereka sebuah mukjizat. Maka beliau menunjukkan kepada mereka terbelahnya bulan
sebanyak dua kali. Dan apabila kita melihat Kitabullah, maka sesungguhnya Allah telah
5
memberitahukan bahwa bulan telah terbelah. Bila kita melihat Sunnah Rasulullah, maka
telah disebutkan dalam Ash-shahih dan lainnya melalui jalur-jalur mutawatir, bahwa bulan
telah terbelah pada masa kenabian. Bila kita melihat pendapat kebanyakan para ulama,
maka mereka semua telah sepakat akan hal ini.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mukjizat menurut istilah adalah “suatu hal yang luar biasa yang terjadi oleh
seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang dihadapkan kepada orang
yang ragu, untuk didatangkan hal yang serupa, tetapi mereka tidak mampu melayani hal
iItu. Dengan demikian dinamakan mukjizat karena manusia lemah untuk mendatangkan
hal yang sama, sebab mukjizat merupakan hal yang bertentangan dengan adat, keluar dari
factor yang telah diketahui. I’jaz Al Qur’an berarti menetapkan kelemahan manusia baik
secara terpisah ataupun kelompok, untuk mendatangkan sesamanya.
Pengertian dari karomah itu sendiri menurut Abul Qasim al-Qusyairi yaitu
karomah merupakan suatu aktivitas yang dianggap sebagai hal yang bertentangan dengan
adat kebiasaan manusia pada umumnya, yaitu dapat juga dianggap sebagai realitas sifat
wali-wali Allah tentang sebuah makna kebenaran dalam situasi yang dianggap kurang baik.
Karomah ini juga dapat dianggap sebagai hal yang sangat luar biasa yang diberikan oleh
Allah kepada kekasih-kekasih pilihan-Nya. Sedangkan menurut Syeck Ibrahim Al-Bajuri
dalam kitabnya dijelaskan bahwa karomah adalah sesuatu luar biasa yang tampak dari
kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diteyapkan karena adanya
ketekunan didalam mengikuti syariat nabi. Adapun, sebagian ciri-ciri seorang hamba yang
memiliki karomah diantaranya yaitu (1) tidak memiliki doa-doa khusus sebagai suatu
bacaan; (2) karomah hanya terjadi pada seorang yang sholeh; (3) seseorang yang memiliki
karomah tidak pernah secara sengaja mengaku-ngaku bahwa dirinya memiliki karomah.
Maksud atau tujuan dari pemberian karomah tersebut kepada para wali ialah (1) dapat lebih
meningkatkan keimanan kepada Allah; (2) masyarakat menjadi lebih percaya kepada
seorang wali Allah, yang senantiasa meneruskan perjuangan nabi Muhammad SAW; dan
(3) karomah merupakan bukti nyata meninggikan derajat seorang wali agar dirinya selalu
tetap istiqomah di jalan Allah.

7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Munawwar Husin Agil Said. 2002. Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki.
(Jakarta: Ciputat Press)

Al-Qusyairi Abul Qasim.1988. Risalah Qusyairiyah. (Jakarta: Pustaka Amani)

Hawwa Said. 1995. Jalan Ruhani. (Bandung: Mizan)

Oktian Dofi Maghfiroh, dan Robandi. 2014. Konsep Karomah Abu Nasr Al-Siraj Al-Thusi
Dalam Kitab Al – Luma Fi Al-Tasawwuf. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga)

Rosihon Anwar. 2004. Ulum Al Qur’an. (Bandung: Pustaka Setia)

Shihab M. Quraish. 2004. Mukjizat Al-Qur’an. Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah,
dan Pemberitaan Ghaib. (Bandung: Mizan)

‘Alimi Ibnu Ahmad. 2008. Menyingkap Rahasia Mukjizat Al Qur’an. (Jawa Timur; Mashun)

Anda mungkin juga menyukai