Anda di halaman 1dari 25

KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah Mukjizat Nabi Muhammad Saw. Yang diturunkan oleh


Allah melalui Malaikat Jibril. Tidaklah mengherankan apabila al-Qur’an
menjadikitab yang paling banyak dibaca orang-orang, dikaji, dan ditelaah. Dan
sungguh suatu mukjizat bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan
orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam.

Salah satu keutamaan al-Qur’an, seperti sering kali dibicarakanadalah


keindahan bahasanya (Balaghah). Belakangan para peneliti modern dengan
memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi mengungkap kenyataan baru
tentang adanya hubunganmakna antara kata-kata tertentu dalam al-Qur’an, yang
mempunyaifrekuensi penyebutan yang sama banyak.

Al-Qur’an juga merupakan sumber utama yang memancarkan ajaran


Islam, hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang
aqidah. Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk universal yang mempunyai landasan
dasar seperti halnya kita sebelum al-Qur’an, yaitu mengajak manusia untuk
beriman kepada Allah dan memberikan serta ajaran untuk mencapai jalan yang
lurus.

PEMBAHASAN

1
2

1. Mukjizat Menurut Agama Islam


a. Pengertian Mukjizat
Kata Mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai “kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal
manusia”. Pengertian ini tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam
istilah agama Islam.
Kata Mukjizat terambil dari kata bahasa Arab (a’jaza) yang berarti
“melemahkan atau menjadikan tidak mampu”. Pelakunya (yang
melemahkan) dinamai Mu’jiz dan apabila kemampuannya melemahkan
pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkamkan lawan, ia
dinamai (Mu’jizat).
Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam anatara lain, sebagai
“suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang
mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang
ragu , umtuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka
tidak mampu melayani tantangan itu”.
b. Pengertian Mukjizat menurut pendapat ulama
1. Menurut Imam Al-Suyuthi
Mukjizat adalah kejadian yang luar biasa yang bersamaan dengan
adanya tantangan, dan tanpa adanya tandingan. 1
2. Menurut Ibnu Khaldun
Dalam kitab muqaddimah yang di kutip oleh Muhammad Kamil
Abdussomad, ia mengatakan Mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang
tidak mampu di tiru oleh manusia. 2 tidak mampu di tiru oleh manusia.
Dinamakan mu’jizat dikarenakan tidak masuk dalam kategori yang
mampu di lakukan oleh seorang hamba dan berada diluar kemampuan
manusia.3

1
Abdul Al-Rahman bin Abu Bakar Asy-Suyuthi, Al-Itqan fi al-uluum al-Qur’an, 483
Asy-Suyuthi, Al-Itqon fi al uluum al-Qur’an, PDF 645
2
Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad
bin al-Hasan
3
Muhammad Kamil Abdussomad, Mu’jizat ilmiah dalam al-Qur’an (Jakarta: Media
Grafika, 2004) Cet. V, 1
3

3. Menurut Mustafa Muslim


Mu’jizat adalah kejadian yang luar biasa yang di dahului oleh
tantangan, dan tanpa ada tandingan yang ditampakkan oleh Allah
terhadap utusan-utusannya.4
4. Menurut Manna al-Qattan
Penampakan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW. yang
menunjukkan ketidakmampuan orang Arab, yang pada saat itu memiliki
tingkat kehebatan dalam aspek bahasa untuk menandingi mu’jizat Nabi
yang abadi, yaitu al-Qur’an dan ketidakmampuan generasi-generasi
setelahnya. Dan Mu’jizat merupakan hal luar biasa yang disertai adanya
tantangan dan terhindar dari perlawanan.
Mu’jizat merupakan perbuatan pengakuan seseorang bahwa ia
menjalankan fungsi Ilahiyah dengan cara melanggar ketentuan hukum
alam dan membuat orang lain tidak mampu melakukan dan bersaksi
akan kebenaran perkara yang diakuinya.
c. Macam-macam Mu’jizat
1. Mu’jizat material
Mu’jizat material indrawi adalah didefinisikan sebagai kekuatan
yang muncul dari segi fisik yang membawa isyarat terkait kesaktian
seorang nabi. Biasanya mu’jizat yang dimiliki oleh para nabi tersebut,
dilihat secara langsung oleh mata telanjang atau ditangkap oleh indera
mata, tanpa perlu dianalisa. Kendati demikian, mu’jizat tersebut hanya
terbatas pada kaum dimana seorang nabi diutus.
Umumnya, mu’jizat diberikan Allah kepada para nabi sebagai
jawaban atas tantangan yang dihadapkan kepada mereka oleh pihak-
pihak lawan.
2. Mu’jizat Immaterial Logis
Salah satu contoh mu’jizat yang bersifat immaterial logis adalah
mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-

4
Mustafa Muslim, Mabahis fi I’Jaz al-Qur’an, terj. Mudzakkir AS, (Bogor: Pustaka
Litera Antar Nusa 2007), Cet. X, 18.
4

Qur’an. Mukjizat ini dimaksudkan bahwa Rasulullah diutus kepada


seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Al-Qur’an juga menjadi
bukti kebenaran ajarannya tanpa mengenal waktu, situasi, dan kondisi
apapun.

d. Unsur-unsur yang menyertai Mujizat


1).Hal atau peristiwa yang luar biasa
Peristiwa-peristiwa alam, misalnya yang terlihat sehari-hari,
walaupun menakjubkan tidak dinamai mukjizat, karena ia telah merupakan
sesuatu yang biasa. Yang dimaksud dengan luar biasa adalah sesuatu yang
berada diluar jangkauan sebab dan akibat yang diketahui secara umum
hukum-hukumnya. Dengan demikian, hipnotisme atau sihir, misalnya,
walaupun sekilas terlihat ajaib atau luar biasa, karena dapat dipelajari, ia
tidak termasuk dalam pengertian luar biasa” dalam defenisi tadi.
2). Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku Nabi
Tidak mustahil terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapapun.
Namun, apabila bukan dari seseorang yang mengaku nabi, ia tidak dinamai
mukjizat. Bisa jadi sesuatu luar biasa yang tampak pada diri seseorang
yang kelak bakal menjadi nabi. Inipun tidak dinamai mukjizat, tetapi
irhash. Boleh jadi juga keluarbiasaan itu terjadi pada seseorang yang taat
dan dicintai Allah, tetapi inipun tidak dapat disebut mukjizat. Hal seperti
ini dinamai Kardmah atau kekeramatan, yang bahkan tidak mustahil
terjadi pada seseorang yang durhaka kepada-Nya. Yang terakhir ini
dinamai{{{ihanah (penghinaan) atau istidraj (“rangsangan” untuk lebih
durhaka).
Bertitik tolak dari keyakinan umat islam bahwa Nabi Muhammad
Saw. adalah nabi terakhir, maka tidak mungkin lagi terjadi suatu mukjizat
sepeninggal beliau, walaupun ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak
dapat lagi terjadi dewasa ini.
3). Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian
5

Tentu saja tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya


sebagai nabi, bukan sebelum atau sesudah-Nya. Disi lain, tantangan
tersebut harus pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang
nabi. Kalau misalnya dia berkata “batu ini dapat berbicara” tetapi ketika
batu tersebut dapat berbicara , dikatakannya bahwa “sang penantang
berbohong”, keluarbiasaan ini bukanlah suatu mukjizat, melainkan ihanah
atau istidraj.
4). Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
Apabila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa,ini berarti
bahwa pengetahuan yang penantang tidak terbukti. Perlu digaris bawahi
disini bahwa kandungan harus dipahami oleh yang ditantang. Bahkan
untuk lebih membuktikan kegagalan mereka biasanya aspek kemukjizatan
masing-masing nabi adalah hal yang sesuai denganbidang keahlian
umatnya.
c. Tujuan dan Fungsi Mukjizat
Mukjizat berfungsi sebagai kebenaran para nabi, keluariasaan yang tampak
atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan tuhan: “apa yang
dinyatakan sang nabi adalah benar. Dia adalah utusanku dan buktinya adalah
aku melakukan mukjizat itu.
Mukjizat, walaupun dari segi bahasa berarti melemahkan sebagai mana
dikemukakan tadi, dari segi agama, ia sama sekali tidak dimaksudkan untuk
melemahkan atau membuktikan ketidakmampuan yang ditantang.
d. Perlukah bukti untuk suatu kebenaran atau mukjizat?
Manusia sebagai individu atau masyarakat memiliki banyak kebutuhan
dan keinginan. Ini mengantarkan mereka melakukan aktivitas guna
memperoleh kebutuhan dan keinginan itu, sehingga tidak jarang, terjadi
benturan kepentingan dan keinginan. Untuk menghingdari hal tersebut,
diperlukan pengaturan yang mengatur lalu lintas kehidupan, sehingga
kemacetan atau kecelakaan dapat dihindari. Disisi lain manusia memiliki
kecenderungan untuk mendahulukan kepentingan dan keinginannya. Oleh
6

karena itu seseorang atau sekelompok yang menetapkan peraturan itu, maka
tidak mustahil mereka akan mementingkan diri atau kelompok saja.5

2. Makna kemukjizatan Al-Qur’an


jika kita berkata “mukjizat al-Qur’an”, iniberarti bahwa mukjizat (bukti
kebenaran) tersebut adalah mukjizat yang dimiliki atau terdapat didalam al-
Qur’an, bukannya bukti kebenaran yang datang dari luar al-Qur’an atau faktor
luar. Karena sebelumnya telah dibahas apa itu mukjizat, kini akan kita bahas
yang dimaksud dengan “al-Qur’an” dalam konteks kemukjizatan ini.Al-Qur’an
biasa didefinisikan sebagai “firman-firman Allah yang disampaikan oleh
malaikat
Jibril sesuai dengan redaksi-Nya kepada Nabi Muhammad Saw, dan diterima
oleh umat Islam secara tawatur”.
Para Ulama menegaskan bahwa “al-Qur’an dapat dipahami sebagai nama
keseluruhan firman Allah tersebut, tetapi juga bermakna “sepenggal dari ayat-
ayat-Nya”.Karena itu, kata mereka, “Jika anda berkata “saya hafal al-Qur’an “,
padahal yang anda hafal hanya satu ayat, ucapan anda itu tidak salah, kecuali
jika anda berkata ”saya hafal seluruh al-Qur’an”.

Dalam konteks uraian tentang kemukjizatan al-Qur’an, maka yang


dimaksud dengan al-Qur’an adalah minimal satu surah qalau pendek atau tiga
ayat atau satu ayat yang panjang seperti “ayat kursi”. (Q.S Al-Baqarah [2]:
255).Pembatasan minimal ini dipahami dari tahapan-tahapan tantangan Allah
kepada setiap orang yang meragukan kebenaran al-Qur’an sebagai firman-Nya.
Al-Qur’an adalah firman Allah, nabi hanya menerima kemudia menyampaikan
kepada umat apa adanya, tanpa tambahan, pengurangan, atau editing sedikitpun.

Allah SWT memberikan Nabi Muhammad beberapa Mu’jizat diantaranya


yaitu al-Qur’an yang merupakan mu’jizat paling agung. Al-Qur’an adalah

5
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 2004, hlm. 25
7

mu’jizat agung yang memberi kitab (perintah) kepada hati dan akal pikiran, dan
dia adalah mu’jizat yang kekal abadi sampai hari kiamat nanti. Dan sungguh
Rasulullah pernah menantang kaumnya yang fasih (lancar dan benar tutur
katanya) dan Baligh ( mendalam makna ucapannya) untuk membuat padanan
atau tandingan yang menyerupai al-Qur’an ini, atau munimal satu surah yang
menyerupainya, namun mereka tidak sanggup melakukannya. Hal ini dilakukan
oleh beliau seiring dengan gencarnya permusuhan mereka yang mendorong
mereka untuk menentang/melawan al-Qur’an demi untuk memusnahkan agama
islam ini. Akan tetapi mereka sekali-kali tidak pernah menemukan cara untuk
mencapai tujuan tersebut.

Jika orang-orang Arab saja tidak sanggup membuat kitab tandingan yang
menyamai al-Qur’an ini, maka tentunya selain mereka (non Arab) tidak mampu
lagi. Hal ini mengingat orang-orang Arab yang merupakan obyek pertama
diturunkannya al-Qur’an tersebut, adalah para pakar yang memiliki kemampuan
berbahasa seca fasih dan baligh. Dan sejarah telah mencatat bahwasanya al-
Qur’an merupakan bukti kemukjizatan, maka tidak ada satu orang pun yang
mengaku dirinya sanggup membuat kitab yang menyerupai al-Qur’an.

‫)اَّل َيۡأ ِتيِه ٱۡل َٰب ِط ُل ِم ۢن َبۡي ِن َيَد ۡي ِه َو اَل‬٤١( ‫ز‬ٞ‫ِإَّن ٱَّلِذ يَن َكَفُروْا ِبٱلِّذ ۡك ِر َلَّم ا َج ٓاَء ُهۖۡم َو ِإَّن ۥُه َلِكَٰت ٌب َع ِزي‬
)٤٢( ‫ل ِّم ۡن َحِكيٍم َح ِم يٖد‬ٞ‫ِفِه َتنِز ي‬ ‫ِم ۡن َخ ۡل ۖۦ‬

Artinya:

Dan Sesungguhnya al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia yang tidak
datang kepadanya (al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun belakangnya
yang diturunkan dari (rabb) yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. [Q. S.
Fushsilaat. 41-42]
8

‫ۡأ‬
‫َو ِإن ُك نُتۡم ِفي َر ۡي ٖب ِّمَّم ا َنَّز ۡل َنا َع َلٰى َع ۡب ِد َنا َف ُتوْا ِبُسوَر ٖة ِّم ن ِّم ۡث ِلِهۦ َو ٱۡد ُعوْا ُش َهَدٓاَء ُك م ِّم ن ُدوِن‬
‫ا ُۖة‬
‫)َفِإن َّلۡم َتۡف َع ُلوْا َو َلن َتۡف َع ُلوْا َفٱَّتُقوْا ٱلَّناَر ٱَّلِتي َو ُقوُدَها ٱلَّناُس َو ٱۡل ِحَج َر‬٢٣( ‫ٱِهَّلل ِإن ُك نُتۡم َٰص ِدِقيَن‬
)٢٤( ‫ُأِع َّد ۡت ِلۡل َٰك ِفِر يَن‬

Artinya :

Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang al-Qur’an yang kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat (saja) yang
semisal al-Qur’an itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-
orang yang memang benar . Maka jika kamu tidak dapat membuatnya,
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang yang kafir. (Q>. S. Al-Baqarah, 23-24)

Al-Qur’an adalah sebuah mu’jizat yang berbeda dengan mu’jizat-mu’jizat


para rasul seluruhnya. Karena dia adalah mu’jizat yang kekal abadi untuk
selamanya, tidak akan musnah bersamaan dengan wafatnya seorang rasul yang
menerimanya, sebagaimana al-Qur’an merupakan/berisi kisah tentang keadaan
(kondisi) para rasul terdahulu. Dia adalah mu’jizat yang memberi khitab
(perintah)vkepada akal pikiran dan hati, sebagaimana dia juga memberi khitab
(perintah kepada fitrah manusia sepanjang masa dan tempat. Sungguh mu’jizat
Rasulullah adalah mu’jizat yang terbaca yaitu al-Qur’an.

Kemukjizatan al-Qur’an adalah sebuah keniscayaan dalam keyakinan umat


muslim. Kita tahu bahwa Al-Qur’an adalah firman-firman Allah yang Maha
Agung, yang Maha Tinggi, dan Yang Maha Menciptakan. Tidak diragukan bahwa
dalam sejarahnya, al-Qur’an dapat melemahkan ucapan-ucapan atau kalimat-
kalimat manusia manapun yang ingin menentangnya.

Kita juga tahu bahwa bahasa-bahasa yang beraneka ragam yang jumlanya
tidak terhitung di dunia ini diciptakan oleh Allah untuk umat manusia. Sehingga
9

manusia dapat melakukan komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Ini
berarti bahwa bahasa yang digunakan manusia itu adalah pemberian Allah
kepada manusia.

Sehebat apapun manusia dalam menggunakan bahasa yang diberikan oleh


Allah itu tidak akan mungkin dapat menandingi Allah dalam menyampaikan
bahasa-Nya itu. Bahasa manusia adalah pemberian Allah sedangkan al-Qur’an
adalah bahasa Allah itu sendiri. Bagaimana mungkin seseorang yang di beri
sesuatu (bahasa) mampu menandingi Allah yang menciptakan sesuatu (bahasa)
itu. Sehebat apapun bahasa manusia tidak akan mungkin dapat menyaingi bahasa
al-Qur’an. Karena ayat-ayat al-Qur’an adalah bahasa (firman-firman Allah).

Karena itu sejarahnya al-Qur’an dapat melemahkan ucapan-ucapan atau


kalimat-kalimat dari manusia manapun yang ingin menentangnya. Sehebat
apapun bahasa yang digunakan oleh manusia tidak akan mungkin dapat
menyaingi dan menandingi bahasa Allah. Itu berarti bahsa manapun tidak akan
mampu menyaingi bahasa Al-Qur’an. Karena ayat-ayat al-Qur’an adalah bahasa
(firman-firman) Allah SWT. Manusia ataupun jin tidak akan mampu
mendatangkan sesuatu yang sama dengan Al-Qur’an. Kemukjizatan al-Qur’an
ini ditegaskan didalam QS. Al-Isra’ [17]: 88:

‫ُقل َّلِئِن ٱۡج َتَم َعِت ٱِإۡل نُس َو ٱۡل ِج ُّن َع َلٰٓى َأن َيۡأ ُتوْا ِبِم ۡث ِل َٰه َذ ا ٱۡل ُقۡر َء اِن اَل َيۡأ ُتوَن ِبِم ۡث ِلِهۦ َو َلۡو َك اَن َبۡع ُض ُهۡم‬
)٨٨( ‫ِلَبۡع ٖض َظِهيٗر ا‬

Artinya:

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk


membuat yang serupa (dengan) al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat
10

membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu


sama lain.”

Mukjizat al-Qur’an adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa pada al-
Qur’an . Kemukjizatan al-Qur’an adalah sebah keniscayaan dalam keyakinan
umat muslim.

Kemukjizatan al-Qur’an adalah suatu hal peristiwa luar biasa pada al-
Qur’an yang terjadi melalui Nabi Muhammad SAW. Sebagai bukti
kenabiannya yang dilantangkan kepada orang yang ragu , untuk melakukan
atau mendatangkan hal yang serupa namun mereka tidak mampu melayani
tantangan tersebut.

Dengan demikian ini, kemukjizatan al-Qur’an berbeda dengan


kemukjizatan para rasul terdahulu dari segi kemukjizatan-kemukjizatan yang
telah dimiliki oleh mereka. Oleh sebab itu dalam al-Qur’an eksistensi
kemukjizatan tersebut tidak akan mampu dipahami kecuali jika telah dilakukan
upaya-upaya untuk menyingkap dan mengungkapkan hal-hal yang tertutupi
berupa hakikat-hakikat alam semesta dan rahasia-rahasianya. Hal inilah yang
menunjukkan bahwa didalam al-Qur’an telah jelas terdapat aspek-aspek
kemukjizatan lain atau baru yang melebihi daripada makna mukjizat pada
umumnya yang terdapat dalam para rasul terlebih dahulu, sehingga tidak heran
jika dalam kemukjizatan al-Qur’an terkadang terdapat dalam satu huruf.6

Mukjizat al-Qur’an yang dimiliki oleh nabi terakhir ini selain berupa
mukjizat yang terkait dengan logika pemikiran yang bersifat estetika bahasa,
juga sesuai dengan perkemabangan manusia mulai dari keadaan mereka yang
jahiliyah dalam kesesatan hingga keadaan mengfungsikan dan menggunakan
akal dan kebebasan berpikir.

6
Yunahar Ilyas, kuliah ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Itqan,2017), hlm. 239-240
11

Demikian ini, kemukjizatan al-Qur’an berdasarkan eksistensi risalah yang


dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Untuk seluruh umat manusia dan seluruh
zaman, sehingga aspek kemukjizatan al-Qur’an berlandaskan pada hal-hal yang
keluar dari kebiasaan perkembangan ilmu pengetahuan dan penjelasan
peradaban-peradaban dan kebudayaan. Sebab kandungan al-Qur’an tidak hanya
seputar ayat-ayat Qawliyyah atau yang terkait dengan penjelasan hukum Islam
(fikih), tetapi juga mengandung ayat-ayat Qawniyyah yang menjelaskan
bermacam-macam permasalahan mengenai kehidupan, seperti alam semesta
dan fenomena alam.

Pengertian kemukjizatan al-Qur’an dalam hal ini, tidak diartikan pada


pemahaman seutuhnya terhadap keseluruhan firman Allah saja, sebagaimana
pemahaman ulama yang menyatakan al-Qur’an adalah seluruh firman-Nya.
Namun kemukjizatan al-Qur’an ini bermakna juga pada penggalan ayat dari
ayat-ayat-Nya.7

3. Bentuk Kemukjizatan Al-Qur’an

Tidak dapat disangkal oleh siapapun yang memiliki objektivitasnya bahwa


kitab suci al-Qur’an memiliki keistimewaan-keistimewaan. Keistimewaan
tersebut diakui oleh kawan dan lawan sejak dahulu hungga kini.

Yang tidak memercayainya sebagai firman Allah pun sejak masa Nabi
Muhammad Saw. mengakui keistimewaannya, tetapi mereka tidak tahu persis
apa yang harus mereka katakan tentang al-Qur’an setelah mereka enggan
mengakuinya sebagai firman Allah. Cukup sudah pengetahuan semua orang
terpelajar bahwa kehadiran al-Qur’an ditengah-tengah masyarakat Arab dan
Limabelas abad yang lalu, telah menimbulkan pengaruh yang sedemikian besar
dalam kehidupan manusia.
7
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 2004, hlm. 45-49
12

Keagungan dan kesempurnaan al-Qur’an bukan hanya diketahui atau


dirasakan oleh mereka yang mempercayainyadan mengharapkan petunjuk-
petunjuknya, melainkan juga oleh semua orang yang mengenal al-Qur’an
secara dekat. Karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal baca tulis
sekitar lima ribu tahun yang lalu yang keadaannya sama dengan al-Qur’an,
bacaan yang amat sempurna lagi mulia itu.

Tiada satu bacaan pun yang dibaca oleh ratusan juta orang, baik mereka
yang mengerti maupun yang tidak mengerti, bahkan dihafal redaksinya, huruf
demi huruf seperti halnya al-Qur’an. Tiada satupun bacaan yang mendapat
perhatian yang sedemikian serius melainkan al-Qur’an, perhatian yang tidak
hanya tertuju pada sejarahnya secara umum, tetapi sejarah ayat demi ayatnya,
baik dari masa, musim, maupun waktu turunnya atau periode-periode turunnya.

Tiada satupun bacaan seperti al-Qur’an yang dipelajari redaksinya, bahkan


hanya dari segi penempatan kata demi kata, serta pemilihan kata tersebut,
melainkan juga arti kandungannya yang tersurat, tersirat, bahkan sampai
kepada kesan-kesan yang ditimbulkan oleh jiwa pembacanya, dan yang dikenal
dalam ilmu al-Qur’an sebagai tafsir isyari, dan yang kemudian dari al-Qur’an
ditulis ratusan ribu jilid tafsirnya generasi demi generasi hingga saat ini.
Tiada satupun bacaan seperti al-Qur’an yang dipelajari, dibaca, dan
dipelihara bermacam-macam riwayat cara membacanya yang jumlahnya lebih
dari sepuluh serta disampaikan oleh sedemikian banyak orang yang menurut
adat, mustahil mereka sepakat berbohong.

Tiada satu bacaanpun seperti halnya al-Qur’an yang diatur tata cara
membacanya, mana yang harus dipanjangkan, dipendekkan, dipertebal, atau
diperhalus ucapannya. Dimana tempat yang terlarang, boleh atau harus
bermula dan berhenti bahkan diatur lagu dan irama yang diperkenankan atau
tidak, sampai kepada etika membacanya.
13

Tiada satupun bacaan yang dihitung jumlahnya, bukan hanya bagian


terbesarnya (surah-surahnya), melainkan sampai kepada ayat, kalimat, kata dan
hurufnya sekalipun, dan kemudian ditemukan rahasia-rahasia yang sangat
mengagumkan dari perimbangan jumlah bilangan kata-katanya.8

Selain itu bentuk-bentuk kemukjizatan al-Qur’an lainnya dapat


diklasifikasikan menjadi:

1. Segi Isyarat Ilmiah


Bentuk segi isyarat ilmiah ialah adanya bentuk kemu’jizatan dalam
al-Qur’an di tinjau dari ilmu pengetahuan yang terkandung di
dalamnya (Ilmu Pengetahuan Umum).
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah untuk menunjukkan manusia
kepada jalan yang benar dan mengajak untuk menempuhnya. Cara
yang di tawarkan al-Qur’an bermacam-macam , diantaranya mulai dari
membicarakan tentang fitrah manusia, kejadian yang bisa di indera
sampai dengan membicarakan tentang kisah-kisah terdahulu.
Diantara bentuk penawaran al-Qur’an yang rasional, didalamnya
menyebutkan ayat-ayat kauniyah, yang berhubungan dengan alam
semesta, kejadian manusia, dan lain-lain. Akan tetapi pemaparannya
singkat dan memiliki beberapa interpretasi makna sekaligus tidak
terlepas dari tujuan utamanya sebagai petunjuk bagi manusia.
2. Segi Petunjuk Penetapan Hukum Syara’
Diantara hal-hal yang mengagumkan akal dan tak mungkin dicari
penyebabnya selain bahwa al-Qur’an adalah wahyu Allah, adalah
terkandungnya syari’at paling ideal bagi umat manusia, undang-
undang yang paling lurus bagi kehidupan, yang dibawa al-Qur’an
untuk mengatur kehidupan manusia yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia.

8
Muhammad Qutb “Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an”, Pena, 2005, hlm .2
14

Secara garis besar bentuk kemu’jizatan al-Qur’an ini mencakup


beberapa unsur, yaitu:
a. Mendidik
Al-Qur’an mulai mendidik individu manusia dengan
mengarahkan terhadap aqidah ke-Esahan Allah dan memberi
isyarat bahwa manusia merupakan mahluk Allah yang akan
kembali kepada-Nya.
b. Hubungan Keluarga
Keluarga merupakan cikal bakal dalam masyarakat. Maka
al-Qur’an mensyariatkan pernikahan untuk mendapatkan
keturunan dengan dasar kasih sayang.
‫َو ِم ۡن َء اَٰي ِتِهٓۦ َأۡن َخ َلَق َلُك م ِّم ۡن َأنُفِس ُك ۡم َأۡز َٰو ٗج ا ِّلَتۡس ُكُنٓو ْا ِإَلۡي َها َو َج َعَل َبۡي َنُك م َّم َو َّد ٗة َو َر ۡح َم ًۚة ِإَّن ِفي‬
)٢١( ‫َٰذ ِلَك ٓأَلَٰي ٖت ِّلَقۡو ٖم َيَتَفَّك ُروَن‬
Artinya :
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakan untumu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaranya rasa kasih sayang, sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir, [Q. S. Ar-Ruum, 21]

c. Penetapan Hukum yang Adil Atas Dasar Musyawarah


)٣٨( ‫َو ٱَّلِذ يَن ٱۡس َتَج اُبوْا ِلَر ِّبِهۡم َو َأَقاُم وْا ٱلَّص َلٰو َة َو َأۡم ُر ُهۡم ُش وَر ٰى َبۡي َنُهۡم َو ِمَّم ا َر َز ۡق َٰن ُهۡم ُينِفُقوَن‬
Artinya:
Dan bagi orang-orang yang menerima dan mematuhi seruan
Tuhannya dan mendirikah Shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan
debagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. [Q. S. As-
Shura,38]
15

d. Penetapan Hukum untuk menjaga aspek penting


Penetapan hukum untuk menjaga aspek penting dalam
kehidupan manusia, yaitu agama, kewibawaan, nyawa, akal,
dan harta.
3. Segi Pemberitaan yang Ghaib
Surah-surah dalam al-Qur’an mencakup banyak berita tentang alam
ghaib. Kapabilitas al-Qur’an dalam memberikan informasi-informasi
tentang hal-hal yang gaib seakan menjadi prasyarat utama penopang
eksistensinya sebagai kitab mu’jizat. Akan tetapi pemberian informasi
akan segala hal yang gaib tidak me monopoli seluruh aspek
kemu’jizatan al-Qur’an itu sendiri.

4. Aspek-Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an


kemukjizatan al-Qur’an diringkas dalam beberapa aspek , yaitu:
a. Kemukjizatan al-Qur’an yang berkenaan dengan hal-hal gaib.
b. Kemukjizatan al-Qur’an yang berkenaan dengan informasi lampauyang
teramat jauh.
c. Kemukjizatan dalam aspek bahasa
Dalam susunan kata, al-Qur’an sugguh menakjubkan. Sekalipun
tata penyusunannya tidak dapat ditandingi oleh syair-syair Arab yang
dikarang oleh syair terbaikpun, Begitu rapi, indah, dan penuh dengan
makna-makna yang tak ada kontradiksi.
d. Kemukjizatan dalam aspek Ilmiyah
Kelebihan aspek:
Kemukjizatan Ilmiyah al-Qur’an terletak dalam konteks aqidah berikut:
1. Semangatnya (al-Qur’an) dalam mendorong manusia untuk berpikir
dan menggunakan akal.
2. Ilmu pengetahuan telah maju dan telah banyak pulamasalah-
masalahnya, namun apa yang telah tetap dan mantap daripadanya
tidak bertentangan sedikitpun dengan salah satu ayat-ayat al-Qur’an.
16

3. Al-Qur’an menjadikan pemikiran yang lurus, perhatian yang tepat


terhadap alam dan segala apa yang ada didalamnya sebagai sarana
terbesar untuk beriman kepada Allah. Ia mendorong kaum muslimin
agar memikirkan mahluk-mahluk Allah yang ada dilangit dan bumi,
dirinya sendiri dan bumi yang ditempatinya dan alam yang
mengitarinya.
e. Kemukjizatan Al-Qur’an Ilmiyah dalam konteks hidayah:
1. Perkawinan tumbuh-tumbuhan Dzati ialah tumbuh-tumbuhan yang
bunganya mengandung organ jantan dan betina.
2. Perkawinan tumbuh-tumbuhan khaiti ialah tumbuh-tumbuhan yang
organ jantannya terpisah dari organ betina, seperti pohon kurma,
sehingga perkawinannya terjadi melalui perpindahan.

Kekurangan Aspek:

Kekalahan internal yang menyebabkan sebagian orang memandang


ilmu pngetahuan sebagai batu uji panutan, dan al-Qur’an harus
mengikuti, oleh karena itu mereka berusaha memantapkan al-Qur’an
dengan ilmu pengetahuan atau membuktikan kebenarannya berdasarkan
ilmu pengetahua, padahal al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna
isinya dan final hakikat-hakikatnya.

1. Kesalahpahaman terhadap watak dan fungsi al-Qur’an, yaitu bahwa al-


Qur’an adalah sebuah kebenaran yang final dan mutlak, menangani
pembangunan manusia dengan cara yang sesuai, menurut kadar tabiat
manusia, dengan tabiat alam dan hukum Ilahinya, sehingga manusia
tidak akan berbenturan dengan alam sekelilingnya.
2. Penakwilan terus menerus, dengan pemaksaan, terhadap nash-nash al-
Qur’an agar dapat digiring dan diselaraskan dengan asumsi-asumsi,
17

teori-teori, yang tidak tetap dan labil, padahal setiap hari muncul teori
baru.

Jadi menurut uraian tersebut kebenaran al-Qur’an adalah


kebenaran final, pasti dan mutlak. Sedang apa yang dicapai dalam
penyelidikan manusia, betapa canggih pun alat-alat yang
dipergunakannya, adalah tetap saja kebenarannya tidak final dan tidak
pasti.

f. Kemukjizatan dalam aspek hukum


Kemukjizatan al-Qur’an dalam konteks-konteks hukum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Al-Qur’an memulai dengan penidikan individu, karena individu
merupakan batu-batu sosial.
2. Al-Qur’an memerdekakan jiwa seorang muslim dan akidah
dibebaskan dari kekuasaan khufarat dan kepalsuan, belenggu hawa
nafsu dan syahwat, agar ia menjadi hamba Allah yang ikhlas yang
hanya tunduk kepada-Nya, menanamkan rasa tinggi hati krepada
selain dia, sehingga tidak membutuhkan mahluk. Yang ia butuhkan
hanyalah Sang Khaliq yang Maha Sempurna.
3. Al-Qur’an memperkuat keesaan Allah dengan Argumenrasi pasti
dan tegas yang didasarkan pada logika akal sehat, sehingga tidak
dapar dibantah dan diragukan lagi.
4. Al-Qur’an menganjurkanuntuk memiliki sifat-sifat ideal yang dapat
melatih jiwa dan keberagaman seperti sabar, jujur, adil, Ihsan,
santun, pemaaf dan tawadhu.
5. Al-Qur’an menetapkan prinsip-prinsip dasar pemerintahan Islam
dalam bentuk yang paling baik.
6. Al-Qur’an juga telah menetapkan perlindungan terhadap lima
macam kebutuhan primer bagi kehidupan manusia yaitu jiwa,
agama, kehormatan, harta benda dan akal.
18

7. Al-Qur’an juga menetapkan hukum tentang hubungan


internasional , perang dan damai, antara kaum muslimin dengan
negara tetangga atau dengan mereka yang mengadakan perjanjian
damai.9
g. Uslub Al-Qur’an
Kata uslub berasal dari bahasa Arab yang artinya jalan, cara,
sistem, dan metode. Adapun pengertian uslub menurut istilah ialah makna
yang terdapat dalam suatu lafaz-lafaz (kalimat) agar lebih mudah
mencapai tujuan yang dimaksud pada diri pendengar ataupun pembaca.
Berbicara tentang uslub al-Qur’an, berarti kita akan membahas
tentang metode-metode al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT. Dalam
menyampaikan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia. Oleh sebab
itu, hendaknya kita mengenal pengertiannya secara umum.
Uslub al-Qur’an adalah metode tersendiri yang ada didalam al-
Qur’an dari segi susunan kata dan pemilih lafaz. Dengan demikian setiap
kalam Ilahi kalam manusia memiliki metode tersendiri.
Uslub al-Qur’an yang tidak dapat tertandingi oleh orang Arab dan
membuat mereka gemetar dan penuh dengan ketakutan. Mereka
merasakan kelemahan fitrahnya dalam berbahasa, bahkan pembesar
mereka mengatakan bahwa al-Qur’an merupakan ungkapan susunan kata
yang tidak berasal dari kalangan mereka.
h. Susunan Kata dan Kalimat Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki susunan kata yang indah, berbeda dengan setiap
susunan yang ada dalam bahasa orang-orang Arab. Hal ini terjadi karena
huruf dan kata-kata dalam al-Qur’an tersusun dengan sistematis dan dapat
menimbulkan keserasian bunyi dan irama. Seperti :
( ‫)ُقِت َل َأۡص َٰح ُب ٱُأۡلۡخ ُدوِد‬٣( ‫)َو َش اِهٖد َو َم ۡش ُهوٖد‬٢( ‫)َو ٱۡل َيۡو ِم ٱۡل َم ۡو ُعوِد‬١( ‫َو ٱلَّس َم ٓاِء َذ اِت ٱۡل ُبُروِج‬
)٧( ‫د‬ٞ‫)َو ُهۡم َع َلٰى َم ا َيۡف َع ُلوَن ِبٱۡل ُم ۡؤ ِمِنيَن ُش ُهو‬٦( ‫د‬ٞ‫)ِإۡذ ُهۡم َع َلۡي َها ُقُع و‬٥( ‫)ٱلَّناِر َذ اِت ٱۡل َو ُقوِد‬٤

9
Dr. Naqiyyah Mukhtar, M.Ag, Ulumul Qur’an (Purwekerto:STAIN Press,2003), hlm.
180.
19

Artinya :

1. Demi langit yang mempunyai gugusan bintang


2. Dan hari yang dinjajikan
3. Dan yang menyaksikan dan disaksikan
4. Binasa dan laknatlah orang-orang yang membuat parit
5. Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar
6. Ketika mereka duduk disekitarnya
7. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-
orang yang beriman. [Q. S. Al-Buruj 1-7]

Di samping itu al-Qur’an memiliki susunan kata yang singkat, akan tetapi
mengandung sekian banyak makna. Kandungan al-Qur’an dapat dipahami sesuai
dengan kapasitas keilmuan yang memahaminya. Bagi orang awam bias merasa
puas dan bagi orang yang intelektual bisa mendapatkan beberapa pemahaman.

5. Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an


a. Terpelihara Keasliannya
Al-Qur’an adalah salah satunya kitab didunia yang sempurna dan
terpelihara keasliannya, karena sendirilah yang memeliharanya,
sebagaimana firmannya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-
Qur’an dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.Al-Qur’an.
(Q.S Al-Hijr:19). Upaya-upaya untuk memalsukan al-Qur’an atau
membuat yang semisal dengan al-Qur’an telah dilakukan oleh orang-orang
kafir sejak zaman terdahulu, namun usaha-usaha itu tak pernah berhasil.
b. Dihafalkan Banyak Manusia
Al-Qur’an satu-satunya kitab suci yang dihafalkan banyak
manusia. Al-Qur’an yang jumlah halamannya mencapai 600 halaman
20

mampu dihafal dengan tepat dan akurat sampai huruf per huruf bahkan
panjang pendeknya. Al-Qur’an bisa dihafalkan oleh orang-orang yang
tidak mampu berbahasa Arab sekalipun, sesuatu yang tidak mungkin
terjadi pada kitab-kitab lainnya.
c. Keseimbangan Redaksinya
Salah satu bentuk Mukjizat al-Qur’an adalah keseimbangan
redaksi al-Qur’an pada contoh berikut:
1). Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.
2). Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonim atau makna
yang dikandungnya.
3). Keseimbangan khusus. 10
d. Banyak ayat-ayatnya yang berisi isyarat-isyarat Ilmiyah
Mukjizat Al-Qur’an dapat juga dilihat dari banyaknya ayat-ayat al-
Qur’an berisi isyarat-isyarat Ilmiyah antara lain:
1). Tentang kejadian alam semesta
Al-Qur’an juga mengisyaratkan bahwa langit dan bumi tadinya
merupakan satu gumpalan melalui firmannya:
‫َأَو َلۡم َيَر ٱَّلِذ يَن َكَفُر ٓو ْا َأَّن َأَّن ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر َض َك اَنَتا َر ۡت ٗق ا َفَفَتۡق َٰن ُهَم ۖا َو َجَع ۡل َنا ِم َن‬
)٣٠( ‫ٱۡل َم ٓاِء ُك َّل َش ۡي ٍء َح ٍّۚي َأَفاَل ُيۡؤ ِم ُنوَن‬
Artinya:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”. (Q.S Al-Anbiya:
30).
Observasi Edwin P. Huble melalui teropong bintang raksasa pada
tahun 1929 menunjukkan adanya pemuaian alam semesta. Ini berarti
bahwa alam semesta berekspansi , ekspansi itu melahirkan sekitar 100
Milyar galaksi yang masing-masing rata-rata memiliki 100 bintang.
Tetapi sebelumnya, bila ditarik ke belakang semuanya merupakan satu
10
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 140-142
21

gumpalan yang terdiri dari neutron. Gumpalan itulah yang meledak yang
dikenal dengan istilah Big Bang. Inilah agaknya yang diisyaratkan oleh
Al-Qur’an pada ayat diatas. 11

2). Tentang gunung

‫َو َتَر ى ٱۡل ِج َباَل َتۡح َس ُبَها َج اِم َد ٗة َو ِهَي َتُم ُّر َم َّر ٱلَّس َح اِۚب ُص ۡن َع ٱِهَّلل ٱَّلِذٓي َأۡت َقَن ُك َّل َش ۡي ٍۚء ِإَّن ۥُه َخ ِبيُۢر ِبَم ا‬
)٨٨( . ‫َتۡف َع ُلوَن‬

Artinya:
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap ditempatnya,
padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala
sesuatu”.
e. Al-Qur’an banyak menceritakan berita tentang masa lalu, seperti berita
tentang tasmud, kaum luth dan lainnya. Semua berita di dalam al-Qur’an
merupakan berketetapan dan seluruh ahli sejarah mengakuinya.
f. Bentuk kemukjizatan al-Qur’an selanjutnya yaitu terkait dengan Fashahah
dan Balaghah. Dimana al-Qur’an memiliki derajat yang tinggi dalam
setiap susunan kata, nama dan gaya bahasa.
g. Al-Qur’an mengungkapkan segala sesuatu yang akan terjadi. 12
h. Al-Qur’an merupakan penyempurna kitab-kitab terdahulu.
Selain itu ada beberapa fakta historis dan sejumlah nas yang dapat
kita nilai sebagai bukti bahwa al-Qur’an adalah benar-benar kitab mu’jizat.
Diantaranya:
1. Keyakinan kita bahwa al-Qur’an yang sekarang kita baca, yang
terjaga dan termaktub dalam lembaran-lembaran mushhaf
adalah benar-benar al-Qur’an yang dibawa Muhammad SAW,
11
Ibid, hlm. 171-172

12
Prof. Dr. Hamka, Tafsir al-Qur’an(Gema insani, Agustus 2015), hlm.21-23.
22

yang beliau bacakan sekitar 23 tahun. Keyakinan ini didasarkan


atas kenyataan bahwa al-Qur’an diterima dan disampaikan
dengan sandaran sanad yang mutawatir dari satu generasi ke
generasi berikutnya, hal mana memberi jaminan akan
orisinalitas dan otentitas al-Qur’an. Selain kemutawatirannya,
otentitas al-Qur’an lebih diperkuat lagi dengan kenyataan
historis bahwa al-Qur’an segera dikodifikasi dari catatan-
catatan yang masih tercecer tidak lama setelah Nabi
Muhammad SAW. meninggalkan generasi awal umat ini.
Hafalan-hafalan para penghafal yang tidak pernah luput dari
generasi-generasi semakin memperkuat keutuhan dan
kemurnian al-Qur’an yang telah terkodifikasi dalam catatan.
2. Al-Qur’an setelah kita yakin akan kemurnian al-Qur’an,
dengan sendirinya kita mesti percaya atas kebenaran warta
yang dibawanya. Adanya tantangan al-Qur’an dan
ketidakmampuan pihak yang ditantang, dan hal yang
merupakan syarat terwujudnya mukjizat, merupakan bukti
bahwa al-Qur'an itu’betul-betul merupakan mukjizat. Jika
mereka tidak mampu untuk menciptakan ayat atau surat yang
semisal dengan al-Qur’an, mereka lebih tidak akan sanggup
lagi untuk mendatangkan makna-makna, ajaean-ajaran dan
dimensi seperti yang dikandung oleh ayat-ayat al-Qur’an
sampai kapan pun.
3. Pengaruh al-Qur’an terhadap orang Arab. Pengaruhnya
terhadap orang Arab musyrikin terlihat pada pengakuan mereka
akan keindahan gaya dan tata bahasa serta susunan
redaksionalnya yang sangat memikat.Kenyataan inilah yang
memaksa al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi untuk
mengakui dan berterus terang kepada Abu Jahal bahwa al-
Qur’an adalah haqq (kebenaran) yang luhur dan tidak ada yang
lebih tinggi darinya.
23

PENUTUP

Kesimpulan
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril secara berangsur-
angsur dan kemukjizatan al-Qur’an tidak dapat diragukan lagi. Mukjizat
adalah sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui para nabi
dan rasul-Nya. Mukjizat berfungsi untuk membuktikan bahwa kekuasaan
Allah berada diatas segala-galanya dan sebagai bukti atas kebenaran
pengakuan kenabiandan kerasulan para utusan Allah. Sedangkan, al-
Qur’an berfungsi sebagai sumber atau landasan hukum pertama bagi
kehidupan manusia. Kemukjizatan al-Qur’an tidak dapat ditandingi oleh
apapun. Karena hal yang terkecil sampai hal yang terbesar semua dibahas
dalam al-Qur’an.
24

Daftar Referensi

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 2004

Yunahar Ilyas, kuliah ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Itqan,2017)

Muhammad Qutb “Bukti Kemukjizatan Al-Qur’an”, Pena, 2000

Mustofa, sejarah Al-Qur’an. Surabaya: Al-Ikhlas, 1994

http://digilib.uinsgd.ac.id/6899/4/4 BAB%201. Pdf

300998-dinamika-struktur-kemukjizatan-al-quran-08221170.pdf

https://id.scribd.com

https://uin-suka.ac.id

Hamka, Tafsir al-Qur’an(Gema insani, Agustus 2015)


25

Anda mungkin juga menyukai