Anda di halaman 1dari 3

Mukjizat

A. Pengertian Mukjizat

Apa pengertian mukjizat? Kata “mukjizat” diambil dari bahasa Arab, yaitu “ajaza-I’jazyang”. Kata
tersebut memiliki arti ketidakmampuan, atau memiliki arti yang melemahkan musuh, ketika ditantang.
Pelaku atau yang melemahnya dinamakan dengan mukjizat, sedangkan pihak yang mampu untuk
melemahkan yang lain sehingga membubungkan lawannya dinamakan dengan mukjizat. Tambahan ta
marbuthah pada akhir kata tersebut memiliki arti makna mubalaghah atau superlative.

Pengertian mukjizat adalah suatu kejadian dan keadaan yang menyalahi kebiasaan seharusnya.
Pengertian mukjizat juga dapat dikatakan dengan sebuah hal yang di luar kebiasaan dari pikiran
manusia, yang tidak dapat lagi ditentang.

Mukjizat adalah hal yang tidak mungkin datang dengan begitu saja. Pasti ada sebuah alasan, mengapa
kejadian yang dianggap di luar nalar manusia ini terjadi, dan datang menghampiri seseorang.

B. Syarat - Syarat Mukjizat

Para ulama telah merumuskan dan menetapkan bahwa mukjizat mempunyai lima syarat, jika salah satu
dari sayarat tersebut tidak terpenuhi, maka tidak bisa dinamakan mukjizat. Adapun syarat-
syaratnyasebagai berikut:

Berupa sesuatu yang hanya dapat diciptakan oleh Allah. Jika ada seseorang datang pada zaman yang
dimungkinkan datangnya rasul, lantas ia mengaku sebagai utusan Allah dan menjadikan kemampuan
makan, minum, duduk, berdiri, serta berpindah dari satu tempat ketempat lain sebagai mukjizat, maka
itu bukanlah mukjizat, karena selain orang tersebut mampu dan hal-hal tersebut merupakan
kemampuan dasar yang Allah ‘Azza wa Jalla anugrahkan kepada setiap manusia. Sedangkan mukjizat
haruslah dari sesuatu yang orang lain tidak akan pernah mampu melakukannya.

Berupa sesuatu yang asing dan keluar dari nalar manusia. Yang dinamakan mukjizat harus berupa
sesuatu yang dahsyat dan luar biasa. Jikalau ada seseorang yang mengaku sebagai nabi kemudian
berkata: “mukjizatku adalah menerbitkan matahari dari timur dan membenamkannya di barat”. Maka
penagakaun tersebut tidak bisa dijadikan dalil, bahwa dia seorang nabi. Karena meskipun hal tersebut
termasuk sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh Allah ‘Azza wa Jalla, namun Allah tidak menciptakan
hal demikian untuk dijadikan dalil bagi kenabian seseorang, karena hal demikian telah ada sebelumnya.

Berupa kesaksian untuk membenarkan pengakuan seseorang sebagai nabi. Mukjizat haruslah berupa
sesuatu yang dapat dijadikan sebagai kesaksian seseorang yang mengaku nabi dan bisa dimunculkan
atau dilakukan sewaktu diminta untuk membenarkan pengakuanya.

Berupa persetujuan atas seruan atau pengakuan nabi yang menantang dengan mukjizat itu. Mukjizat
itu terjadi sesuai dan menguatkan seruan, bukan memendam atau menyimpan dan mendustakannya.
Sebagai contoh: Musailamah al-kadzdzab pernah diminta oleh para pengikutnya untuk meludahi sumur
agar airnya bertambah banyak. Tapi justru yang terjadi sebaliknya, sumur tersebut mongering. Maka hal
tersebut menunjukan kebohongannya sebagai nabi.

Berupa sesuatu yang tidak mampu dibuat yang semisal dengan mukjizat tersebut. Mukjizat itu tidak
tertandingi. Jika tertandingi, berarti tidak dinamakan mukjizat dan tidak menunjukan kebenaran orang
yang memilikinya sebagai nabi.

C. Macam-macam Mukjizat

Setelah mengetahui pengertian mukjizat , selanjutnya adalah macam-macam mukjizat. Adapun macam-
macam mukjizat adalah sebagai berikut:

1. Mukjizat Hissiyah atau Kauniyah

Mukjizat hissiyah atau kauniyah adalah sebuah mukjizat yang bisa dilihat, didengar, disentuh dan
dirasakan. Mukjizat ini juga dapat disebut sebagai mukjizat indrawi atau mukjizat material. Karena
mukjizat ini dapat dilihat, didengar, dirasakan, dan disentuh oleh indra manusia.

Mukjizat hissiyah ini sendiri sifatnya tidak kekal. Artinya bahwa hanya berlaku pada masa-masa atau
zaman nabi tertentu saja. Hampir dari semua mukjizat nabi terdahulu jenisnya adalah mukjizat hissiyah.

2. Mukjizat Maknawiyah atau Aqliyah

Pengertian mukjizat maknawiyah adalah sebuah kejadian yang tidak bisa dirasakan, dicium, didengar,
dilihat, dan bahkan disentuh secara langsung. Mukjizat ini hanya dapat dimengerti serta dikenal oleh
orang yang memiliki budi luhur, memiliki pikiran yang sehat dan memiliki perasaan yang halus,

Salah satunya adalah Al-Qur’an, semua kitab suci yang diberikan oleh Allah SWT berikan pada rasul
sebelumnya. Hampir tidak ada yang asli, maksudnya adalah subah banyak perubahan di dalamnya yang
dilakukan oleh manusia. n tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada kitab suci Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang dijamin kemurnian isinya oleh Allah SWT sampai akhir zaman. Tidak
hanya itu saja, tetapi tidak semua orang akan mau untuk menerima petunjuk dari Al-Qur’an. Hanya
orang-orang yang memiliki keimanan sajalah yang mau menerima kebenaran dari kitab suci Al-qur’an.

Sifat mukjizat ini adalah kekal dan abadi. Serta tidak akan mengalami sebuah perubahan dari dulu
sampai kapanpun.

3. Mukjizat Syakhsiyyah

Pengertian mukjizat syakhsiyyah adalah mukjizat yang keluar dari tubuh seorang Rasul dan Nabi,
contohnya seperti air yang keluar dari celah-celah jari Rasullah SAW pada saat ini. ada juga mukjizat
pada cahaya bulan yang memancar dari arah tangan Nabi Musa. Serta penyembuhan penyakit kusta dan
buta yang didapatkan pada Nabi Isa AS.

4. Mukjizat Salbiyyah
Pengertian mukjizat salbiyyah adalah mukjizat yang akan membuat sesuatu menjadi tidak berdaya.
Contohnya seperti Nabi Ibrahim AS, yang sedang dibakar oleh Raja Namrud. Namun, ternyata api yang
membakar Nabi Ibrahim ini tidak bisa membakarnya. Bahkan, api tersebut berubah menjadi terasa
dingin.

D. Pengertian I’jaz Al-Qur’an

Kata mukjizat dilekatkan dengan kitab suci al-Qur’an memiliki dua konotasi. Pertama, manusia tidak
akan pernah mampu untuk membuat redaksi kalimat-kalimat yang bisa menandingi keindahan ayat-ayat
al-Qur’an. Apalagi menyaingi kandungan isi al-Qur’an yang banyak sekali menceritakan tentang hal-hal
terkait kisah-kisah zaman dahulu, masa depan dan hal-hal gaib lainnya. Kedua, kemukjizatan al-Qur’an
mempunyai sifat menantang manusia dan jin untuk membuat semacam al-Qur’an. Sehingga karena
tidak akan pernah berhasil maka mereka menginsyafi kelemahannya dan mengakui kehebatan ayat-ayat
al-Qur’an.

I’jaz Al-Qur’an adalah teguhnya kehebatan Al-Qur’an di hadapan kelemahan manusia dan jin yang tidak
akan mampu membuat karya sehebat al-Qur’an. Kemukjizatan al-Qur’an menumbuhkan kesadaran pada
manusia bahwa al-Qur’an adalah nyata-nyata wahyu Allah swt. dan sekaligus merupakan bukti kerasulan
Nabi Muhammad saw. bahwa al-Qur’an bukan karangan Nabi Muhammad saw.

Prof. Quraish Shihab berpendapat bahwa kemukjizatan al-Qur’an terbukti karena al-Qur’an mampu
melemahkan orang-orang kafir pada zaman itu yang mengira al-Qur’an adalah sihir. Bahkan mampu
melemahkan orang-orang pada masa kini yang ingin membuat kalimat-kalimat seindah ayat-ayat al-
Qur’an. Sungguh siapa pun tidak akan mampu membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai