Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemukjizatan Al-Qur’an, jika berbicara mengenai mukjizat tak jarang dari kita
menghubungkanya dengan hal yang luar biasa , seperti halnya mukjizat Nabi Musa ,
mukjizat itu menampakan betapa luar biasa tongkatnya Nabi Musa yang dapat
berubah menjadi ular , lebih - lebih mukjizat Allah yang diberikan oleh Nabi
Muhammad Saw yang berupa Al – Qur’an dan merupakan kitab suci umat islam .
Yang mana kemukjizatan Al – Qur’an ini masih diberlakukan sampai saat ini tidak
seperti mukjizat - mukjizat lain yang hanya berlaku pada masanya saja . Kemukjizatan
Al – Qur’an yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad , merupakan salah satu bukti
akan kenabian Nabi Muhammad dan bukti akan kebenaran ajaran Islam .
Kemukjizatan Al – Qur’an ini seharusnya dapat menambah dan meningkatkan
keimanan , ketakwaan dan rasa syukur kita kepada Allah Saw karena dengan
kemukjizatan ini kita diberi petunjuk untuk mengarungi kehidupan ini dengan penuh
kebenaran yang langsung dari Allah melalui Al – Qur’an tersebut .
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Apa pengertian Al-Qur’an dan Mukjizat?
2. Tujuan dan fungsi Al-Quran dan Mukjizat
3.
C. Tujuan makalah
Adapun tujuan dalam pembahasan ini yaitu:
1. Untuk mengtahui pengertian Al-Qur’an dan Mukjizat
2. Belum
3. belum
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemukjizatan Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui perantara malaikat jibril, Sebagian ulama menyatakan bahwa jumlah ayat
dalam al-quran sebanyak 6.236 ayat dan sebagian lagi menyatakan 6.666 ayat.
Perbedaan jumlah ayat ini disebabkan perbedaan pandangan tentang kalimat
Basmalah pada setiap awal surah (kecuali Surah At-taubah) kemudian kata-kata
pembuka surah yang terdiri dari susunan huruf, antara lain Yasin, Alif Lam Mim,
alif lam ra, dan tha sim mim. Susunan huruf tersebut ada yang memasukkannya
sebagai air dan ada yang tidak melakukan Sebuah ayat namun perbedaan
tersebut tidak mengurangi isi Al-quran. Allah menurunkan Al-Qur’an untuk
menyelamatkan manusia. Al-Qur’an berkepentingan dengan diri kita sendiri,
karena di dalam diri kita sesungguhnya ada "orang-orang yang kafir" (kafirun),
"orang-orang yang mempersekutukan Allah" (musyrikun) , "orang-orang yang
munafik" (munafiqun) , dan “orang-orang yang aniaya" (zhalimun). Al-Qur’;an
bertujuan membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik
serta menetapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan seru
sekalian alam.
2. Pengertian Mukjizat
Kata mukjizat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
"kejadian ajaib yang sukar dicapai oleh kemam puan akal". Pengertian ini tidak
sama dengan pemahaman kata tersebut dalam istilah agama Islam. Kata mukjizat
terambil dari kata bahasa Arab (A’jaza) yang berarti "harapan atau menjadikan
tidak mampu". Mukjizat di definisikan oleh pakar agama Islam, antara lain
sebagai "suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang
mengaku nabi, sebagai bukti ke nabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu,
untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu
melayani tantangan itu".
Unsur-unsur yang Menyertai Mukjizat
Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa.
Yang dimaksud dengan luar biasa adalah sesuatu yang berada di luar
jangkauan sebab dan akibat yang diketahui secara umum hukum-hukumnya.
Dengan demikian, hipnotisme atau sihir, misalnya, walaupun sekilas terlihat

ajaib atau luar biasa, karena dapat dipelajari, ia tidak termasuk dalam
pengertian "luar biasa" dalam definisi tadi.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku nabi.
Tidak terjadi hal-hal di luar kebiasaan pada diri siapa pun. Namun, apabila
bukan dari seseorang yang mengaku nabi, ia tidak dipanggil mukjizat. Bertitik
tolak dari keyakinan umat Islam bahwa Nabi Muhammad Sawadalah nabi
terakhir , maka tidak mungkin lagi terjadi suatu mukjizat sepeninggal beliau.
3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian .
Tentu saja tantangan ini harus berbarengan dengan pengakuannya sebagai
nabi , bukan sebelum atau sesudah nya. Di sisi lain, tantangan tersebut harus
pula merupakan sesuatu yang sejalan dengan ucapan sang nabi. Kalau misal
nya dia berkata, "Batu ini dapat berbicara.” tetapi ketika batu tersebut
berbicara, dikatakannya bahwa "Sang penantang berbohong," keluarbiasaan
ini bukanlah suatu mukjizat , melainkan ihânah atau istidraj.
4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani .
Apabila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa , ini berarti bahwa
pengakuan sang penantang tidak terbukti . Perlu digaris bawahi di sini bahwa
kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang .
Bahkan untuk lebih membuktikan kegagalan mereka, biasanya aspek
kemukjizatan masing-masing nabi adalah hal-hal yang sesuai dengan bidang
keahlian umatnya .
Keempat unsur tersebut menjadi syarat bagi peristiwa tertentu sehingga
peristiwa ini bisa dinamakan mukjizat. Kalau salah satu unsur tersebut itu
tidak ada, maka peristiwa itu tidak bisa dinamakan mukjizat.
Selanjutnya ada dua macam mukjizat yaitu mukjizat kauniyah dan
Mukjizat aqliyah.
o Mukjizat kauniyah ialah mukjizat yang tampak dan dapat ditangkap
oleh pancaindra. Mukjizat ini dapat diperlihatkan pada kekuatan yang
muncul dari segi fisik yang mengisyaratkan adanya kekuatan di luar
nalar. Contohnya tongkat Nabi Musa yang dapat membelah laut
merah, Nabi Ibrahim tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud,
dan Nabi Isa membuat burung dari tanah. Mukjizat-mukjizat tersebut
hanya berlangsung pada saat Allah memerintahkan rasulnya untuk
menyampaikan Syariat agama.
o Mukjizat aqliyah ialah mukjizat yang hanya dipahami oleh akal pikiran
mukjizat ini merupakan kemampuan intelektual yang rasional seperti

Alquran sebagai mukjizat Nabi Muhammad mukjizat ini akan terus


berlangsung sampai hari kiamat.
Apakah Mukjizat Dapat Terjadi?

Sesungguhnya keluarbiasaan itu tidak mustahil menurut pandangan


akal yang sehat dan tidak pula bertentangan dengannya. Yang sebenarnya
terjadi adalah bahwa keluarbiasaan itu hanya sukar, tidak atau belum dapat,
dijangkau hakikat atau cara kejadiannya oleh akal. Kita sering menilai sesuatu
itu mustahil karena akal kita telah terpaku dengan kebiasaan atau dengan
hukum-hukum alam atau hukum sebab dan akibat yang kita ketahui ,
sehingga apabila ada sesuatu yang tidak sejalan dengan hukum-hukum itu,
kita segera menolak dan menyatakannya mustahil. Dalam kehidupan ini , ada
yang dinamai hukum-hukum alam atau yang dalam bahasa agamawan sering
dinamai sunnatullâh, yakni ketetapan-ketetapan Tuhan yang lazim berlaku
dalam kehidupan nyata seperti hukum - hukum sebab dan akibat.
Tujuan dan Fungsi Mukjizat

Mukjizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para nabi. Keluarbiasaan


yang tampak atau terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan
Tuhan : "Apa yang dinyatakan sang nabi adalah benar. Dia adalah utusan Ku,
dan buktinya adalah Aku melakukan mukjizat itu,”. Mukjizat ditampilkan oleh
Tuhan melalui hamba-hamba pilihan Nya untuk membuktikan kebenaran
ajaran Ilahi yang dibawa oleh masing masing nabi.
3. Kemukjizatan Al-Qur’an dapat dilihat dari Berbagai Segi
Dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari segi bahasa dan sastra serta
dari segi ilmiah.
a. Kemukjizatan Bahasa dan Sastra.
Empat belas abad yang lalu ketika Alquran diturunkan, masyarakat
Arab pada waktu itu sangat membanggakan bahasa dan sastra nya.
Orang-orang Arab tidak memiliki apapun yang dapat dibanggakan dalam
bidang arsitektur dan seni bangunan. Meskipun demikian mereka sangat
ahli dalam berbahasa. Ini adalah bahasa yang murni dan kuat mereka
sangat ahli dalam hal itu Dan mereka sangat menggemari syair.
Sementara itu kita menyadari bahwa Nabi Muhammad bukan seorang
sastrawan, penyair, atau narator beliau dikenal sebagai orang yang jujur
benar dan dapat dipercaya. Beliau kemudian datang dengan kitab
Alquran yang luar biasa tataran kualitasnya. Kitab tersebut adalah sebuah
karya sastra yang sangat luar biasa dengan tata bahasa yang belum
pernah didengar oleh orang-orang Arab manapun, dan buktinya, Alquran
memang berasal dari Allah.

b. Kemukjizatan Ilmiah
Jika kemukjizatan Nabi sebelum Nabi Muhammad hanya cocok dan
berlaku untuk bangsa dan zaman tertentu, kemukjizatan Alquran yang
diturunkan kepada beliau berlaku untuk sepanjang zaman bahkan sampai
hari kiamat. Setelah melakukan penelitian dari abad ke abad, ayat-ayat
dalam Alquran yang mengandung unsur ilmiah baru dapat dibuktikan
seperti masalah lingkungan bencana alam, fenomena, bumi, atmosfer,
hidrosfer dan jagat raya, serta pergerakan tata surya. Sementara itu pada
diri manusia berkembang ilmu kedokteran antara lain , proses terjadinya
janin, kelahiran manusia, otak yang mengendalikan manusia, sidik jari,
dan air susu. Semua pernyataan ilmiah dalam Alquran baru bisa diketahui
setelah melalui penelitian yang berlangsung selama berabad-abad inilah
kemukjizatan Alquran, di mana 14 abad yang lalu masyarakat Arab hanya
bisa meyakini kebenarannya. Namun dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pernyataan-pernyataan ilmiah tersebut bisa dibuktikan
kebenarannya.

B. Makna “Mukjizat Al-Qur’an”


Jika kita berkata "mukjizat Al-Quran", ini berarti bahwa mukjizat (bukti
kebenaran) tersebut adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat di dalam
Al-Quran , bukannya bukti kebenaran yang datang dari luar Al-Quran atau faktor
luar. Pada bab sebelum ini, telah dikemukakan tentang apa yang dimaksud
dengan "mukjizat”. Kini, akan kita bahas apa yang dimaksud dengan "Al-
Quran"
dalam konteks kemuk-jizatan ini. Al - Quran biasa didefinisikan sebagai "firman -
firman Allah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril sesuai dengan redaksi - Nya
kepada Nabi Muhammad Saw, dan diterima oleh umat Islam secara tawâtur. "
Para ulama menegaskan bahwa "Al-Quran" dapat di pahami sebagai nama
keseluruhan firman Allah tersebut , tetapi juga dapat bermakna " sepenggal dari
ayat - ayat - Nya ".
Apakah Kemukjizatan Al-Quran Perlu Dibuktikan ?

Tidak dapat disangkal oleh siapa pun yang memiliki objektivitas


bahwa Kitab Suci Al-Quran memiliki keistimewaan-keistimewaan.
Keistimewaan tersebut diakui oleh kawan dan lawan, sejak dahulu hingga kini
. Tak perlulah kita menyebut sederet nama, baik mereka yang pernah hidup
pada masa Nabi Muhammad Saw maupun yang hidup jauh sesudah beliau.
Cukup sudah pengetahuan semua orang terpelajar bahwa kehadiran Al-
Quran di tengah - tengah masyarakat Arab pada lima belas abad yang lalu,
telah menimbulkan pengaruh yang sedemikian besar dalam kehidupan umat
manusia . Keagungan dan kesempurnaan Al-Quran bukan hanya diketahui
atau dirasakan oleh mereka yang memercayai dan mengharapkan petunjuk
petunjuknya, melainkan juga oleh semua orang yang mengenal secara dekat
Al-Quran.

C . Pembagian Jenis Mukjizat dan Hikmahnya


Secara umum mukjizat dapat digolongkan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
1. Mu’jizat Indrawi (Hissiyyah)
Mukjizat jenis ini diderivasikan pada kekuatan yang muncul dari segi fisik yang mengisyaratkan
adanya kesaktian seorang nabi. Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa
dapat membelah lautan, mukjizat nabi Daud dapat melunakkan besi serta mukjizat nabi-nabi
dari bani Israil yang lain.
2. Mukjizat Rasional (’aqliyah)
Mukjizat ini tentunya sesuai dengan namanya lebih banyak ditopang oleh kemampuan intelektual
yang rasional. Dalam kasus al Qur-an sebagai mukjizat nabi Muhammad atas umatnya dapat
dilihat dari segi keajaiban ilmiah yang rasional dan oleh karena itulah mukjizat al Qur-an ini
bias abadi sampai hari Qiamat.

D . Hikmah Pembagian Mukjizat


Imam Jalaludin as-Suyuthi, berkomentar mengenai hikmah pembagian mukjizat tersebut dimana
beliau berpendapat bahwa kebanyakan maukjizat yang ditanpakkan Allah pada diri para nabi yang
diutus kepada bani Israil adalah mukjizat jenis fisik. Beliau menambahkan hal itu dikarenakan atas
lemah dan keterbelakangan tingkat intelegensi bani Israil.
Sementara, sebab yang melatarbelakangi diberikannya mukjizat rasional atas umat nabi
Muhammad
adalah keberadaan mereka yang sudah relative matang dibidang intelektual. Beliau
menambahkan, oleh
karena itu al Qur-an adalam meukjizat rasional, maka sisi i’jaznya hanya bisa diketahui dengan
kemampuan
intelektual, lain halnya dengan mukjizat fisik yang bias diketahui dengan instrument indrawi.
Meskipun al Qur-an diklasifikasian sebagai mukjizat rasional ini tidak serta merta menafikan
mukjizat-
mukjizat fisik yang telah dianugerahkan Allah swt kepadanya untuk memperkuat dakwahnya.
E. Perbedaan Mukjizat Qur-an Dengan Nabi-Nabi Sebelumnya

Ada beberapa perbedaan besar antara mukjizat Al Qur-an dengan mukjizat para Nabi-nabi
sebelumnya, antara lain :
1) Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik (hissiyah), maka habis sesuai dengan berlalunya zaman.
Generasi setelahnya tidak lagi bisa menyaksikan mukjizat tersebut. Sementara Al-Qur-an adalah
mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karenanya hingga hari ini masih banyak temuan-
temuan tentang mukjizat Al-Qur-an.
2) Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya terfokus pada ‘penakjuban pandangan, sementara mukjizat Al-
Qur-an mengarah pada ‘pembukaan hati dan penundukan akal, karena itu daya pengaruhnya
lama dan bertahan. Sementara mukjizat pandangan kadang begitu mudah terlupakan.
3) Mukjizat Nabi sebelumnya di luar konteks isi risalah mereka dan tidak bersesuain, karena
fungsinya utamanya hanya untuk menguatkan kenabian atau membuktikan bahwa mereka
adalah utusan Allah SWT. Contoh : menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular, tidak
ada hubungan langsung dengan isi kitab Taurat dan Injil. Sementara Al-Qur-an benar-benar
mukjizat yang bersesuaian dan menguatkan isi risalah kenabian.
F. Bidang Mukjizat Al-Qur-an
Mukjizat al-Qur-an terdiri dari berbagai macam segi mukjizat :5
1. Segi bahasa dan susunan redaksinya ( I’jaz Lughowi)
Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Qur-an telah mencapai
tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada di dunia ini, baik sebelum dan
sesudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa (balaghah). Mereka juga telah meramba jalan
yang
belum pernah diinjak orang lain dalam kesempurnaan menyampaikan penjelasan (al-bayan),
keserasian
dalam menyusun kata-kata, serta kelancaran logika.
Oleh karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam bahasa dan seni sastra,
karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka memiliki kemampuan bahasa
yang
tidak bias dicapai orang lain seperti kemahiran dalam berpuisi, syi’ir atau prosa (natsar),
memberikan
penjelasan dalam langgam sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Namun walaupun begitu
mereka tetap dalam ketidakberdayaan ketika dihadapkan dengan al-Qur-an.

2. Segi isyarat ilmiah ( I’jaz Ilmi)


Pemaknaan kemukjizatan al-Qur-an dalam segi ilmiyyah diantaranya :
1) Dorongan serta stimulasi al-Qur-an kepada manusia untuk selalu berfikir keras atas dirinya
sendiri
dan alam semesta yang mengitarinya.
2) Al-Qur-an memberikan ruangan sebebas-bebasnya pada pergulan pemikiran ilmu pengetahuan
sebagaimana halnya tidak ditemukan pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung
restriktif.
3) Al-Qur-an dalam mengemukakan dalil-dalil, argument serta penjelasan ayat-ayat ilmiah,
menyebutkan
isyarat-isyarat ilmiah yang sebagaiannya baru terungkap pada zaman atom, planet dan penaklukan
angkasa luar sekarang ini. Diantaranya adalah :

a.Isyarat tentang Sejarah Tata Surya

Allah SWT berfirman : “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah
mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30).

َ ‫ض كَانَت َا َرتْقًا فَفَت َ ْق ٰن ُه َم ۗا َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َم ۤا ِء ُك َّل‬


َ‫ش ْيءٍ َح ۗي ٍ اَفَ ََل يُؤْ ِمنُ ْون‬ ِ ‫ا َ َولَ ْم َي َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْْٓوا ا َ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬
Terjemahan
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya
menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup
berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?

b. Isyarat tentang Fungsi Angin dalam Penyerbukan Bunga


Allah SWT berfirman : “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu,
dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al-Hijr: 22)

َ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ْس َقي ْٰن ُك ُم ْو ُۚهُ َو َما ْٓ اَ ْنت ُ ْم لَهٗ بِ ٰخ ِزنِيْن‬


َّ ‫الر ٰي َح لَ َواقِ َح فَا َ ْنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬
ِ ‫س ْلنَا‬
َ ‫َوا َ ْر‬
Terjemahan
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami
beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya.

c. Isyarat tentang Sidik Jari manusia


Allah SWT berfirman : ” Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali)
jari jemarinya dengan sempurna” . (QS Al-Qiyamah 4)
ْٓ
ٗ‫ي بَنَانَه‬ َ ُّ‫بَ ٰلى ٰقد ِِريْنَ َع ٰلى ا َ ْن ن‬
َ ‫س ِو‬
Terjemahan
(Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai