Anda di halaman 1dari 4

Nama :Titin wartini

Kelas : 1TBI B

NIM : 1908103062

IJAZUL QUR’AN

1. Pengertian Ijazul Qur’an


I’jazul Qur’an terdiri dari dua kata I’jaz dan Al-Qur’an. I’jaz adalah
membuktikan kelemahan. Apabila I’jaz terjadi, maka nampaklah kekuasaan mu’jiz.
Maksud dari I’jaz adalah menampakkan kebenaran Rasulullah S.A.W dalam tugas
kerasulannya dengan cara menampakkan kelemahan masyarakat Arab dan generasi
berikutnya yang menentang nabi Muhammad S.A.W.
Apabila terdapat kelemahan, maka akan timbul mukjizat. Mukjizat memiliki
unsur-unsur hal yang luar biasa, terjadi pada Nabi, mengandung tantangan, serta
tantangan tersebut tidak mampu dilayani.
Jadi I’jazul Qur’an bermakna bahwa Al-Qur’an merupakan mukjizat yang
diberikan oleh Allah S.W.T kepada junjungan kita, nabi Muhammad S.A.W
2. Kadar kemukjizatan Alquran
1. Golongan mu’tazilah berpendapat bahwa kemukjizatan itu berkaitan dengan
keseluruhan al-Qur’an, bukan dengan sebagiannya, atau dengan setiap surahnya secara
lengkap.

2. Sebagian ulama berpendapat, sebagian kecil atau sebagian besar al-Qur’an, tanpa
satu surah penuh, juga merupakan mukjizat, berdasarkan firman Allah:
“Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal al-Qur’an…” (at-Tuur:
34)

3. Ulama yang lain berpendapat, kemukjizatan itu cukup hanya dengan satu surah
lengkap sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu surah, baik satu ayat atau beberapa
ayat.

Memang, al-Qur’an telah mengajukan tantangan agar didatangkan sesuatu yang


sama persis dengan al-Qur’an; dengan keseluruhannya [al-Israa’: 88], dengan sepuluh
surah (Huud: 13), dengan satu surah (Yunus: 38), dan dengan suatu pembicaraan seperti
al-Qur’an (at-Thuur: 34)

Namun demikian, kita tidak berpendapat, kemukjizatan itu hanya terdapat pada
kadar tertentu, sebab kita dapat menemukannya pula pada bunyi huruf-hurufnya dan
alunan kata-katanya, sebagaimana kita mendapatkannya pada ayat-ayat dan surah-
surahnya. Al-Qur’an adalah Kalamullah. Ini saja sudah cukup.

Adapun mengenai segi atau kadar manakah yang mukjizat itu, maka jika
seorang penyelidik yang obyektif dan mencari kebenaran memperhatikan al-Qur’an
dari aspek manapun yang ia sukai, segi uslubnya, segi ilmu pengetahuannya, segi
pengaruh yang ditimbulkannya di dalam dunia dan wajah sejarah yang diubahnya atau
semua segi tersebut, tentu kemukjizatan itu ia dapatkan dengan jelas dan terang.

3. Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an


a. Al-quran adalah benar-benar wahyu Allah yang diturun kepada Nabinya
Muhammad Saw, bukan karangan Nabi Muhammad apalagi syair-syair dari
penyair-penyair mereka, dan bukan pula ucapan-ucapan tukang-tukang tenung.
b. Mu’jizat adalah keistimewaan yang berikan Allah Swt kepada Nabi dan Rosul-Nya
berupa sesuatu yang luar biasa, yang berfungsi sebagai bukti kebenaran risalah-
Nya, bahwa mereka dalah benar-benar utusan-Nya, bertujuan untuk melemahkan
dan mengalahkan musuh yang menentangnya, dan tidak ada seorangpun yang
menandinginya.
c. Aspek-aspek kemu’jizatan a-Qur’an ada 6, yaitu :
 Gaya Bahasa
 Susunan kalimat/Uslub
 Simpel
 Berita tentang hal-hal ghaib
 Sejarah dengan ilmu pengetahuan modern
 Tepat janji
 Al-Qur’an sebagai mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad SAW. Menjadi
bukti kerosulan beliau terbukti tidak ada seorangpun yang dapat membuat
semisalnya.
d. Aspek kemu’jizatan Al-Qu’an terletak pada 2 hal pokok, yaitu: Pertama, Aspek
gaya bahasa dan uslubnya yang sangat indah dan menakjubkan, sangat berbeda
dengan gaya bahasa dan uslub bahasa arab, dan kedua, apek isi kandugannya yang
tidak mungkin dibuat oleh manusia, diantaranya : berita tentang hal-hal ghaib baik
berkenaan denggan peristiwa yang lampau maupun yang akan terjadi baik di Dunia
maupun di Akhirat, I’jazul Ilmi pengetahuan modern, dan penetapan hukum yang
berlaku universal, bukan saja untuk umat Islam tetapi juga seluruh umat manusia.
e. Kemurnian dan keontetikan Al-Qur’an dijamin oleh Allah Swt. Dan Senantiasa
terjaga sejak zaman nabi SAW masih hidup hingga hari kiamat kelak.
4. Tujuan adanya Ijazul Qur’an
a. Bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW
Membuktikan dan mengukuhkan kebenaran kenabian, disetiap pengakuan
kenabian mestilah disertai dengan kemampuan melakukan mukjizat. Artinya, jika
seseorang menyatakan dirinya Nabi, maka jika ia diminta—dengan sungguh-
sungguh—oleh umat untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh
manusia umumnya, maka ia harus siap dan mampu melakukannya.
b. Bukti kebenaran Al-Qur’an
Fungsi penting dari mukjizat al-Qur’an adalah membuktikan kebenaran al-
Qur’an itu sendiri, sebagai kalam Allah SWT. Al-Qur’an dapat diragukan
kebenarannya jika tidak memiliki bukti-bukti yang pantas sebagai firman Allah
SWT, atau sebagai kitab suci. Oleh karena itu, setelah membuktikan kebenarannya
yang valid dan benar, maka otoritasnya sebagai sumber utama syariat Islam tidak
diragukan lagi.
c. Menguatkan Iman
Salah satu fungsi mukjizat al-Qur’an adalah untuk menguatkan keimanan
terhadap al-Qur’an. Yang berimplikasi langsung terhadap elemen keimanan yang
lain. Pengetahuan tentang i’jaz al-Qur’an menguatkan keyakinan bagi orang-orang
yang beriman terhadap al- Qur’an, karena kitab ini tidak pernah ditandingi dengan
hal serupa lainnya, dan dikaji keilmuannya pada setiap masa. Bagi orang-orang
yang tidak beriman, maka fungsi ini tidak berlaku semestinya, karena keimanan
tidak ditentukan karena pengakuan akan kemukjizatan al- Qur’an, tetapi hidayah
Allah SWT.

d. Melemahkan musuh-musuh Nabi Muhammad SAW


Mukjizat sangat penting dimiliki oleh seorang Nabi, misalnya, salah satu
fungsi mukjizat adalah melemahkan musuh-musuh Nabi yang ingin menyesatkan
umat. Maksudnya, jika ada seorang yang bukan Nabi tetapi memiliki kekuatan luar
biasa (mungkin berasal dari setan) yang digunakan untuk menyesatkan manusia,
maka sesuai dengan rahmat dan kebijaksanaan Allah, maka Dia mesti mengutus
seorang Nabi untuk melemahkan kemampuan orang tersebut, sehingga kejahatan
tidak akan bisa bertahan selamanya.

Anda mungkin juga menyukai