Makalah:
Oleh:
Dosen pengampu:
SURABAYA
2018
PENDAHULUAN
Allah telah mensyariatkan umat Islam untuk berkumpul dalam sebuah masjid dan
melaksanakan shalat secara bersama-sama yang disebut shalat berjama’ah. Shalat berjama’ah
diibaratkan pasukan dalam suatu peperangan yang saling mengenal, mengasihi, menyayangi,
mencintai sesama muslim, dan menegakkan persatuan, serta kesatuan. Shalat berjama’ah juga
serupa dengan shaf ibadahnya para malaikat yang selalu patuh kepada perintah Allah.
Hukum shalat berjama’ah adalah sunnah yaitu dengan imam yang memimpin shalat
berada di depan dan makmum berada di belakangnya. Makmum harus mengikuti setiap
gerakan imam dan tidak boleh mendahuluinya.1 Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah
saw bersabda: "Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke salah satu rumah
Allah untuk melaksanakan salah satu kewajiban terhadap Allah. Maka kedua langkahnya
yang satu menghapuskan kesalahan dan yang lain meniggikan derajat”.2
Shalat berjama’ah yang lebih utama bagi seorang muslim adalah shalat di masjid
dimana ia tinggal. Kemudian di masjid yang banyak jama’ahnya, dan shalat di masjidil
haram, masjidil aqsa, serta masjid nabawi karena ketiga masjid tersebut lebih utama secara
mutlak. Shalat jama’ah paling sedikit berisi dua orang. Semakin banyak orang yang
mengikuti shalat jama’ah, maka semakin banyak pahala yang di dapat.
1
A. Rifai, Pokok-Pokok Rangkuman Kunci Ibadah (Surabaya: Al-Falah, 2007), 98.
2
HR. Muslim no. 666
PEMBAHASAN
. وللز كاة فاعلين. ولفرا ئضك مؤدين وعلى الصلوات محافظين.اللهم اجعلنا باإليمان كاملين
. وفى الدنيا زاهدين. ولعفوك راجين وبالهدى~ متمسكين وعن اللغو معرضين.ولما عندك طالبين
وبالنعماء شاكرين وعلى البالء صابرين وتحت لواء.وفى االخرة راغبين وبالقضاء راضين
وفى الجنة. وعلى الحوض واردين.سيد نا محمد صلى هللا عليه وسالم يوم القيامة سائرين
ومن سندس واستبرق~ وديباج. وبحورعين متزوجين. وعلى سريرة كرامة قاعدين.داخلين
بأكواب وأبارق~ وكأس من. ومن لبن وعسل مصفين شاربين. ومن طعام الجنة آكلين.متلبسين
3
A. Rifai, Pokok-Pokok Rangkuman Kunci Ibadah, 72.
4
Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Semarang: Karya Toha Putra, 2011), 106.
. مع الذين انعمت وعليهم من النبيين والصديقين والشهدآء والصالحين وحسن اوآئك رفيقا.معين
والحمد هلل رب العالمين.ذلك فضل من هلل وكفى با هلل عليما.
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah kami (orang-orang) yang imannya sempurna dapat menunaikan
segala fardhu, menjaga shalatnya, menunaikan zakat, menuntut/mencari segala kebaikan
di sisi-Mu, mengharap keampunan-Mu, senantiasa memegang teguh petunjuk-petunjuk-
Mu, terlepas/terhindar dari segala penyelewengan dan zuhud di dunia dan mencintai
amal untuk bekal di akhirat dan tabah (sabar) menerima cobaan, mensyukuri segala
nikmat-Mu dan semoga nanti pada hari kiamat kami dalam satu barisan di bawah
naungan panji-panji junjungan kita Nabi Muhammad saw. dan melalui telaga yang
sejuk, masuk dalam surga, terhindar dari api neraka dan duduk ddi tahta kehormatan, di
dampingi oleh bidadari surga, dan mengenakan baju-baju kebesaran dari sutera
berwarna-warni, menikmati santapan surga yang lezat, minum susu dan madu yang suci
bersih dalam gelas-gelas dan kendi-kendi yang tak kering-keringnya, bersama-sama
ddengan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat pada mereka dari golongan para
nabi. Dan baik sekali mereka menjadi teman-teman kami. Demikianlah kemurahan dari
Allah SWT. dan kecukupan dari Allah Yang Maha Mengetahui. Dan segala puji bagi
Allah, Tuhan seru sekalian alam.”
Shalat witir adalah shalat yang diutamakan. Shalat witir biasanya dirangkai
dengan shalat tarawih. Rakaatnya berkisar 1 atau 3, 5, 7, 9, dan 11. Pada tanggal 15
Ramadhan, disunnatkan pada rakaat terakhir dari witir yaitu sesudah i’tidal untuk
membaca Qunut, kemudian diselesaikan dengan mengucap salam pada takhiyat
akhir.5
~ ونسألك. ونسألك يقينا صادقا. ونسألك قلبا خاشعا ونسألك علما نافعا.اللهم انا نسألك ايمانا دائما
. ونسألك تمام العافيه. ونسألك العفو والعافية. ونسألك خير كثيرا. ونسألك~ دينا قيما.عمال صالحا
~ اللهم ربنا تقبل منا صال تنا وصيا~ منا وقيا.ونسألك الشكر على العافية ونسألك الغناء عن الناس
وصلى هللا.منا وتخشعنا~ وتضرعنا~ وتعبدنا وتمم تقصيرنا~ يا هللا يا هللا يا هللا يا ارحم الراحمين
على خير خلقه محمد وعلى آله وصحبه اجمعين والحمد~ هلل رب العالمين.
Artinya:
5
Machsum, Penuntun Sholat Lengkap (Surakarta: Beringin “55”, 2003), 100.
“Ya Allah, sesungguhnya kami mohon kepadaMu iman yang abadi, kami memohon
kepadaMu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepadaMu keyakinan yang benar,
kami memohon kepadaMu amal yang shalih, kami memohon kepadaMu agama yang
lurus, kami memohon kepadaMu pengampunan dan kesehatan, kami memohon
kepadaMu kekayaan atas manusia. Ya Allah, Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa
kami, shalat malam kami, khusyuk kami, kerendahan kami, ibadah kami dan
sempurnakanlah kekurangan kami, Ya Allah, Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa
kami, shalat malam kami, khusyuk kami, kerendahan kami, ibadah kami dan
sempurnakanlah kekurangan kami, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Wahai Dzat yang
paling Maha Penyayang, semoga Allah memberi kesejahteraan atas kebaikan makhluk-
Nya Nabi Muhammad, atas keluarganya, dan semua sahabatnya dan segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam.”
4. Shalat Istisqa’
6
A. Rifai, Pokok-Pokok Rangkuman Kunci Ibadah, 150.
Ialah shalat yang dilaksanakan untuk meminta hujan ketika terjadi kekeringan.
Ada tiga macam cara yang dilakukan:
a. Berdo’a, baik sendiri maupun secara bersama-sama. Seperti halnya Rasulullah
pernah meminta hujan cukup dengan berdo’a saja.
b. Berdo’a dalam khutbah Jum’at, seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim.
c. Shalat sunnah dua rakaat, cara inilah yang paling sempurna.7
6. Shalat jenazah
Shalat jenazah berbeda dengan shalat-shalat yang lainnya. Perbedaannya
karena hanya dengan berdiri, tanpa rukuk dan sujud, serta dengan empat kali
7
Labib Mz., Pelajaran Shalat (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1993), 62.
8
Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, 123.
takbir. Setiap takbir, disertai mengangkat tangan setinggi telinga. 9 Shalat jenazah
dikerjakan tanpa adzan dan juga iqomah.
a. Niat
Untuk mayit lak-laki:
اصلى على هذا الميت اربع تكبيرت فرض الكفاية مأموما~ هلل تعالى
Untuk mayit perempuan:
اصلى على هذه الميتة اربع تكبيرت فرض الكفاية مأموما هلل تعالى
b. Takbir pertama membaca surat Al-Fatihah
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang{1}
segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.{2} Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.{3} yang menguasai di hari Pembalasan.{4} hanya Engkaulah yang
Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.{5}
Tunjukilah Kami jalan yang lurus,{6} (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.{7}
c. Takbir kedua membaca shalawat nabi
اللهم صلى على محمد وعلى آل محمد كما صليت على ابراهيم~ وعلى ال ابراهيم وبارك
كما باركت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد.على آل محمد.
Artinya:
“Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya,
sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana
Tuhan pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. Di
seluruh alam ini Tuhan-lah yang terpuji Yang Maha Mulia.”
d. Takbir ketiga membaca do’a untuk mayit
اللهم اغفرله [لها] وارحمه [ها] وعافه [ها] واعف عنه [ها] واكرم~ نزله [ها] ووسع مد
خله [ها] واغسله [ها] باالماء والثلج والبردونقه [ها] من الخطاي كما ينقى الثوب
~االبيض من الد نس وابدله [ها] دارا خير من داره [ها] واهال خيرا من اهله [ها] وزوجا
خيرا من زوجه [ها] وقه [ها] فتنة القبر وعداب النار.
Artinya:
9
Labib MZ., 73.
“Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia, dan ampunilah
dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat
tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari
segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan
gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan
gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang
dahulu, dan peliharalah (hindarkanlah) ia dari siksa kubur, dan adzab api neraka.”
“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami, dan janganlah
Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia, dan bagi
saudara-saudara kita yang mendahului kita dengan iman, dan janganlah Engkau
menjadikan gelisah dalam hati kami dan bagi orang-orang yang beriman. Wahai
Tuhan kami, sesungguhnya Engkau-lah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
f. Mengucap salam
10
Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Lebih Berkah Dengan Sholat Berjamaah, terj. Muhammad bin Ibrahim
(Solo: Qaula, 2008), 53.
a. Persatuan umat, dengan disyariatkan shalat berjama’ah lima kali dalam sehari
maka persatuan antar umat muslim semakin terjalin dengan kuat.
b. Mensyiarkan Islam, berkumpulnya umat di masjid adalah bentuk
pemaklumatan dari umat yang menegakkan syiar Islam di muka bumi.
c. Merealisasikan penghambaan kepada Allah, sebagai bentuk kepatuhan diri
terhadap kewajiban yang Allah tetapkan sebagai jalan menuju surga-Nya.
d. Menumbuhkan disiplin diri, dengan melaksanakan shalat berjama’ah setiap
lima kali sehari, hal tersebut akan menjadi kebisaan hingga tua dan menjadi
contoh bagi yang lainnya.
e. Menghilangkan perbedaan status sosial, dengan melaksanakan shalat
berjama’ah maka yang kaya akan berkumpul dengan yang miskin. Hal
tersebut membuktikan bahwa shalat berjama’ah dapat menghapus strata sosial
pada umat muslim. Semua sama di hadapan Allah dan yang paling mulia
adalah yang paling bertakwa kepada-Nya.11
PENUTUP
Kesimpulan
Shalat berjama’ah disyariatkan sebagai bentuk suatu perwujudan
persatuan dan kesatuan umat muslim yang kian lama kian menghilang akibat
11
Mahir Manshur Abdurraziq, Mukjizat Shalat Berjama’ah, terj. Abdul Majid Alimin (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2007), 70.
perkembangan zaman. Shalat berjama’ah juga sebagai tambahan dalam
mendapatkan pahala dari Allah Tuhan Semesta Alam. Oleh karena itu, hukum
shalat berjama’ah adalah sunnah muakkad yang berarti sunnah yang dianjurkan
untuk dilakukan. Dan apabila tidak dilakukan, tetap mendapat pahala namun
tidak sebesar mengerjakannya secara berjama’ah.
DAFTAR PUSTAKA
Ali bin Wahf Al-Qahthani, Said bin. 2008. Lebih Berkah Dengan Sholat Berjamaah, terj.
Muhammad bin Ibrahim (Solo: Qaula)
Machsum. 2003. Penuntun Sholat Lengkap (Surakarta: Beringin “55”)
Manshur Abdurraziq, Mahir. 2007. Mukjizat Shalat Berjama’ah, terj. Abdul Majid Alimin
(Yogyakarta: Mitra Pustaka)
Rifa’i, Moh. 2011. Risalah Tuntutan Shalat Lengkap (Semarang: Karya Toha Putra)