Anda di halaman 1dari 18

KONSEP WAHYU

Worldview Islam And Aqeeda

Darussalam University
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
‫ِب ْسمِ ال َِله ّـَّ ال ّـََّر ْح َم ِن ال ّـََّر ِحيم‬
01 Pendahuluan

Daftar Isi 02 Pembahasan

03 Penutup
M. Hafidz `Iza
Klaten
Anggota Thoriq Faturrahman
Bekasi
Regga Fajar Hidayat Syahdani Syalsabila
Pangandaran Surabaya

Yono Sugi Anom Darmawan


magetan
Syahril Ady Fahlanda Siregar Touvan Coco
Tasikmalaya Balikpapan
Pendahuluan
Seluruh agama samawi (Islam, Yahudi, dan Kristen),
dalam menjaga eksistensinnya, baik secara ontologis
dan legalistic, memiliki konsep wahyu dan nabi
tersendiri. Maka, dalam Islam, tak heran jika konsep
wahyu merupakan satu dari tiga pilar epistemology
Islam. Namun, perlu diketahui bahwa masing-
masing dari agama ini memiliki perbedaan yang
krusial. Salah satu perbedaan tersebut yaitu
orisinalitas al-Qur`an sebagai wahyu Tuhan yang
tidak dapat dijumpai dalam kitab-kitab suci lain.
Adapun dalam makalah ini akan dipaparkan
bagaimana sejatinya konsep wahyu dalam islam
Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Wahyu ?
2. Apa Fungsi Wahyu dan Bagaimana Proses Pewahyuan ?
3. Bagaimana Cara Turunnya Wahyu ?

Tujuan
1 Mengetahui Definisi Wahyu
2 Mengetahui Fungsi Wahyu dan Proses Pewahyuan
3 Mengetahui Cara Turunnya Wahyu
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN I
PENGERTIAN WAHYU

Wahyu berasal dari Bahasa Arab, yaitu wahy yang berarti suara, cepat, dan tersembunyi.
Jika disebutkan wahaytu ilaihi dan awhaytu, artinnya apabila saya berbicara kepada
seseorang agar tidak diketahui orang lain. Wahyu juga bermakna isyarat yang cepat. Isyarat
tersebut berupa rumus dan lambing, dan terkadang hanya melalui suara, juga terkadang
melalui isyarat dengan Sebagian anggota tubuh. Wahyu juga merupakan mashdar (infinitif).
Terkadang dua pengertian dasar dari kata itu : tersembunyi dan cepat. Itu artinya, wahyu
secara singkat dapat diartikan dengan pemberitahuan kepada seseorang tanpa diketahui
orang selainnya secara tersembunyi dan cepat. Ini merupakan arti wahyu jika melihat dari
Masdar-nya. Namun terkadang juga diartikan sebagai ism maf`ul yaitu sesuatu yang
diwahyukan
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN I
PENGERTIAN WAHYU

Terdapat beberapa derivasi kata wahyu dalam al-Qur`an. Masing-masing dari derivasi kata tersebut
memiliki makna yang berbeda. Pertama, ilham yang merupakan bawaan dasar manusia, seperti ilham yang
Allah berkan kepada ibunda Nabi Musa as untuk menyusuinya. Kedua, ilham yang berupa insting pada
binatang, seperti insting lebah untuk membuat sarang dibukit, pohon, dan rumah. Ketiga, isyarat yang cepat
berupa rumus atau kode, seperti isyarat Nabi Zakaria as kepada akumnya untuk bertasbih pada waktu pagi
dan petang. Keempat, tipu daya dan bisikan setan kepada manusia untuk berbuat buruk. Kelima, perintah
Allah kepada para malaikat-Nya.
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN I
PENGERTIAN WAHYU
Adapun wahyu Allah kepada para nabi secara syarak adalah pemberitahuan Tuhan kepada
nabi-Nya tentang hukum-hukum Tuhan, berita-berita, dan cerita-cerita dengan cara samar
tapi meyakinkan kepada nabi atau rasul yang bersangkutan, bahwa apa yang diterimanya
adalah benar-benar dari Allah. Hal ini senada dengan Muhammad Abduh ketka
mendefinisikan wahyu dengan pengetahuan yang didapat seseorang dari dalam dirinya
dengan disertai keyakinan pengetahuan itu berasal dari Allah, baik melalui perantara Maupun
tidak.
Your Picture Here And Send To Back
Berdasarkan definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa wahyu
merupakan informasi yang diberikan kepada nabi. Pada intinya,
wahyu hanya terbatas kepada sesuatu yang diturunkan atau diberikan
kepada nabi atau rasul saja, sedangkan yang lain hanya pengertian
wahyu secara Bahasa saja. Ini semua adalah makna umum dari kata
wahyu. Selain itu, kata wahyu yang didefinisikan memiliki otoritas
keagamaan secara khusus hanya dilekatkan kepada seorang nabi.
Maka perwahyuan yang bermakna umum sebagaimana dijelaskan di
atas biasanya dalam pembahasan teologi islam disebut “ilham”,
sedangkan kata “wahyu” dalam Islam dikhususkan pada wahyu yang
memiliki otoritas keagamaan, yaitu wahyu kepada para nabi.

WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN I
PENGERTIAN WAHYU
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN
FUNGSI WAHYU SERTA PROSES
II
PEWAHYUAN

Muhammad Abduh, menegaskan bahwa keberadaan wahyu dapat dibagi dalam dua fungsi.
Fungsi pokok pertama timbul dari keyakinan bahwa manusia akan terus ada dan kekal
sesudah tubuh kasar mati. Jadi, wahyu berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang alam
gaib yang penuh dengan rahasia. Fungsi wahyu yang kedua mempunyai kaitan erat dengan
sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Bahwasannya wahyu akan menolong manusia
untuk mengetahui dan memercayai kehidupan di akhirat serta menolong akal dalam
mengatur masyarakat atas dasar prinsip-prinsip umum yang dibawanya.

Disamping itu, fungsi lain dari wahyu adalah menguatkan pendapat akal dan meluruskannya
melalui sifat sakral dan absolut yang terdapat dalam wahyu. Karena adanya sifat absolut ini,
maka manusia akan menjadi tunduk kepada wahyu dan menyesuaikan hasil-hasil pemikiran
yang dicapai oleh akal dengan wahyu.
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN
FUNGSI WAHYU SERTA PROSES
II
PEWAHYUAN

Selain al-Qur`an, Hadis atau Sunah juga merupakan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad saw.
Allah berfirman, “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur`an) menurut kemauan hawa
nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa Sunah juga termasuk wahyu, hanya saja ia bukan
mukjizat baginda Rasul saw. Sunah sebagai sumber hukum kedua setelah al-Qur`an berfungsi
untuk menjelaskan hal-hal yang umum atau masih samar-samar di dalam al-Qur`an.
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN
FUNGSI WAHYU SERTA PROSES
II
PEWAHYUAN

Proses Pewahyuan, Secara umum dibedakan menjadi dua proses. Pertama, berupa
firman Allah kepada malaikat lalu memerintakan malaikat itu untuk turun ke bum dan
menyampaikan secara identik kata per kata, huruf per huruf. Wahyu yang dimaksud
dalam kategori ini adalah al-Qur`an. Kedua, Allah memberikan pernyataan-
pernyataan kepada malaikat lalu memberikan perintah kepada malaikat untuk
menyampaikan makna pernyataan-pernyataan itu melalui kalimat yang dikehendaki
oleh sang utusan secara otonom. Dalam kata lain, maknanya dari Allah namun
lafalnya dari Rasulullah saw. Wahyu yang dimaksudkan dalam kategori ini adalah
hadis.
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN III
Cara Turunnya Wahyu

Allah mewahyukan firman-Nya kepada para utusannya melalui dua cara. Pertama, melalui perantara, yaitu mealui
malaikatnya, Jibril. Kedua, tidak melalui perantara, yaitu melalui mimpi yang benar saat tidur atau diajak bicara oleh
Allah dibalik tabir dalam keadaan terjaga.
Cara pertama itu terbagi menjadi dua. Pertama, cara yang paling berat bagi Rasulullah saw, yaitu malaikat datang
menyampaikan wahyu yang didahului dengan suara dencringan lonceng yang amat kuat sehingga memengaruhi faktor-
faktor kesadaran baginda Rasul. Pada saat seperti ini Rasul mengerahkan segenap daya upayanya untuk dapat
menerima, menghafal dan memahaminya. Suara yang keras ini bisa jadi berasal dari suara kepakan sayap-sayap para
malaikat sebagimana yang ditegaskan dalam hadis Rasulullah saw, “Apabila Allah menghendaki suatu urusan di langit,
maka para malaikat memukul-mukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya, bagaikan gemerincingnya mata
rantai di atas batu-batu yang licin.”
Kedua, malaikat mendatangi Rasul dalam wujud manusia (seorang laki-laki). Cara kedua ini lebih ringan bagi
Rasul daripada cara pertama. Sebab, antara keduanya memiliki kesesuaian, yang satu sebagai pembicara dan yang lain
sebagai pendengar dalam wujud yang sama. Dalam keadaan ini pula Rasul merasa gembira karena beliau seakan-akan
seperti berbicara dengan saudaranya sendiri. .
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN III
Cara Turunnya Wahyu

Dua cara turunnya wahyu di atas dijelaskan dalam hadis Rasulullah saw
yang diriwayatkaan oleh Aisyah ra bahwa Haris bin Hisyam ra bertanya
kepada Nabi mengenai hal itu, lalu Nabi menjawab, “Kadang-kadang ia
datang kepadaku bagaikan dencingan lonceng, dan itulah yang paling
berat bagiku, lalu aku pergi, dan aku telah menyadari apa yang
dikatakannya. Dan terkadang malaikat menjelma kepadaku sebagai
seorang laki-laki, lalu dia berbicara kepadaku, dan aku pun memahami
apa yang dia katakan.” Sedangkan hadis lain tentang berat dan
susahnya keadaan Nabi Ketika menghadapi cara yang pertama
sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah ra, “Aku pernah melihatnya
tatkala wahyu sedang turun kepadanya pada suatu hari yang amat
dingin. Lalu malaikat itu pergi, sedang keringat pun mengucur dari dahi
Rasulullah saw.”
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PEMBAHASAN III
Cara Turunnya Wahyu

Dua keadaan di atas merupakan cara ketiga bagaimana Allah mewahyukan


kalam-Nya kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Al-Qur`an
menyatakan, “Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah
berbicara kepadanya, kecuali dengan perantara wahyu, atau dibalik tabir,
atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang Ia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahatinggi dan
Mahabijaksana.”
WORLDVIEW ISLAM AND AQEEDA

PENUTUP
Simpulan
Wahyu merupakan pengetahuan yang didapat seseorang dari dalam dirinya dengan disertai
keyakinan pengetahuan itu berasal dari Allah, baik melalui perantara maupun tidak. Selain itu,
kata wahyu juga didefinisikan memiliki otoritas keagamaan secara khusus hanya dilekatkan
kepada seorang nabi. Wahyu juga menolong manusia untuk mengetahui dan memercayai
kehidupan di akhirat serta menolong akal dalam mengatur masyarakat atas dasar prinsip-
prinsip umum yang dibawanya.
Proses Pewahyuan, Secara umum dibedakan menjadi dua proses. Pertama, berupa firman
Allah kepada malaikat lalu memerintakan malaikat itu untuk turun ke bum dan menyampaikan
secara identic kata per kata, huruf per huruf. Wahyu yang dimaksud dalam kategori ini adalah
al-Qur`an. Kedua, Allah memberikan pernyataan-pernyataan kepada malaikat lalu memberikan
perintah kepada malaikat untuk menyampaikan makna pernyataan-pernyataan itu melalui
kalimat yang dikehendaki oleh sang utusan secara otonom. Dalam kata lain, maknanya dari
Allah namun lafalnya dari Rasulullah saw. Wahyu yang dimaksudkan dalam kategori ini adalah
hadis.
THANK YOU
For Your Attention 

Anda mungkin juga menyukai