Anda di halaman 1dari 10

WAHYU, ILHAM DAN TA’LIM

MATERI :3
MATA KULIAH : AGAMA 1(STUDI AL- QUR’AN DAN
HADITS)
PRODI : TS, SI, DKV, TIF, TI, DP, BP, TE
SEMESTER: GENAP
BEBAN SKS : 2 SKS
PENGAMPU : SYAMSUL MA’ARIF, MSI
FAKULTAS : SAINS DAN TEKNOLOGI UNISNU JEPARA
2020
PENGERTIAN WAHYU
 Secara bahasa wahyu: ilham, isyarat , bisikan, tulisan
dan perintah.
 - Wahyu diartikan ilham (QS. Al-Nahl: 68, QS. Al-
Qashash: 7).
- Wahyu diartikan isyarat (QS. Maryam:11)
- Wahyu diartikan bisikan (QS. Al- An’am: 121)
- Wahyu diartikan perintah (QS. Al-Anfal: 12 )
 Secara istilah syari’at wahyu memeliki dua makna :
1. Kalam Allah swt yang diturunkan pada nabiNya
2. Pemberian informasi swt kepada nabiNya tentang
hal-hal yang dikehendaki Allah swt baik berupa
syari’at atau risalah kenabian yang bersifat rahasia
dan diluar kebiasaan sistem komunikasi manusia.
MACAM-MACAM WAHYU
Wahyu terdiri dari 3 macam bentuk: Pertama
Al-Qur’an, kedua, Hadits Qudsi ketiga, Hadits
Nabawi.
 Al-Qur’an wahyu lafadz dan maknanya.

 Hadits Qudsi wahyu dalam maknanya saja.


Maksudnya, maknanya dari Allah swt, redaksi
bahasanya disusun sendiri oleh Nabi saw
dengan menisbatkannya kepada Allah swt.
 Hadits Nabawi wahyu secara maknanya saja.
Maksudnya, maknanya dari Allah, sedangkan
redaksinya disusun sendiri oleh Nabi saw
tanpa menisbatkannya kepada Allah swt.
PERBEDAAN WAHYU, ILHAM DAN TA’LIM
 Wahyu: Kalam Allah swt yang diturunkan pada Nabi-Nya
atau Pemberian informasi swt kepada NabiNya tentang
hal-hal yang dikehendaki Allah swt baik berupa syari’at
atau risalah kenabian yang bersifat rahasia dan diluar
kebiasaan sistem komunikasi manusia.
 Pengertian ilham menurut Hasbi Ash-Shiddieqie:
Menuangkan suatu pengetahuan kedalam jiwa yang
menuntut penerimanya supaya mengerjakannya, tanpa
didahului dengan ijtihad dan penyelidikan hujjah-hujjah
agama. Al-Jurjani mendefinisikan ilham: Sesuatu yang
dilimpahkan ke dalam jiwa dengan cara pemancaran, ia
merupakan ilmu yang ada di dalam jiwa, dan
dengannya seseorang tergerak untuk melakukan
sesuatu tanpa didahului dengan pemikiran.
 Ta’lim : Memberi pelajaran bersandar kepada
pengetahuan dan penyelidikan. Jadi ta’lim
memerlukan pengetahuan dan penyelidikan untuk
mengetahui apa yang dimaksudkan
 Wahyu, ilham dan ta’lim, ketiganya mengandung
pengetahuan yang bersumber dari Allah Swt.
 Perbedaannya adalah, wahyu hanya diperuntukkan
bagi orang-orang tertentu yang dipilih oleh Allah,
yaitu para Nabi dan Rasul; sedangkan ilham dan
ta’lim (ilmu) diberikan oleh Allah kepada manusia dan
hewan.
 Perbedaan ilham dan ta’lim terletak pada proses/cara
memperolehnya. Ilham hanya dapat diperoleh atas
kehendak Allah, tanpa usaha manusia; sedangkan
ta’lim (ilmu) harus melalui usaha manusia; kecuali
ilmu ladunniy yang dalam pandangan ahli tasawwuf
proses perolehannya sama dengan ilham.
METODE PENYAMPAIAN WAHYU
 Secara global wahyu mempunyai 2 metode
penyampaian: Pertama, wahyu disampaikan
Allah Swt tanpa perantara/pihak ketiga,
misalnya mimpi, ilham dan berbicara
langsung. Kedua, wahyu Allah swt
disampaikan melalui perantara malaikat jibril
sebagaimana pewahyuan al-Qur’an kepada
Nabi saw.
 Wahyu yang diterima Nabi saw. Melalui
malaikat Jibril jika dilihat dari bentuk fisik
wahyu yang diterima Malaikat Jibril dari Allah
swt yang disampaikan kepada Nabi Saw
terdapat tiga versi:
Pertama, malaikat Jibril menerima wahyu dari
Allah swt berupa ide (ma’na), kemudian
diolah dalam bentuk bahasa bahasa Arab
lalu disampaikan kepada Nabi saw. Kedua,
malaikat Jibril menerima wahyu berupa ide
dan di sampaikan kepada Nabi saw berupa
ide, sedangkan redaksinya diolah sendiri oleh
Nabi saw. Ketiga, Allah menyampaikan
wahyu kepada malaikat Jibril dalam bentu
lafal yang menyerupai kode atau rumus
(sehingga tidak dimengeri Jibril sekalipun),
kemudian disampaikan kepada Nabi saw
yang telah diberikan oleh Allah swt
pemahaman tentang wahyu tersebut.
 Pendapat yang ketiga lebih layak untuk
dipertahankan karena pendapat ini dapat
mengakomodir gagasan wahyu verbal dan
kemukjizatan serta keotentikan al-Qur’an.
 Pendapat yang pertama dan kedua
meberikan celah bagi orang-orang yang tidak
setuju dengan konsep kenabian dan wahyu
untuk mengkritisinya, serta memungkinkan
adanya klaim al-Qur’an merupakan karangan
atau kata-kata Nabi Muhammad saw.
 2 mekanisme saat komunikasi penyampaian wahyu
dari malaikat Jibril kepada Nabi saw: Pertama, Nabi
saw berkomunikasi dengan malaikat Jibril dengan
melepas baju manusianya dan berganti dengan baju
malaikat. Peralihan eksistensi ini terjadi dengan
bertemunya sisi ruhaniyyah Nabi saw dengan
malaikat jibril yang tetap pada eksistensinya sebagai
malaikat. (QS. Al-Muzammil:5, QS. Al-Syuara: 192-
194).
 Kedua, malaikat Jibril beralih rupa menjadi sosok
manusia ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi
Muhammad saw. Kondisi ini lebih mudah bagi Nabi
saw, karena ada kesesuaian eksistensi wujud yang
tidak memerlukan peralihan. WaAllahu A’lamu bi
Shawab.
DAFTAR PUSTAKA
 Al-Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliky al-Hasani, 2008,
Kaidah-Kaidah Ulumul Qur’an, Penerjemah: H. A. Idhoh
Anas Pekalongan: Al-Asri.
 Muhammad Amin Suma, 2013, Ulumul Qur’an, Jakarta:
Rajawali Pers.
 Muhammad Ali Ash-Shabuni, 2001, Ikhtisar Ulumul Qur’an
Praktis, Penerjemah: Muhammad Qadirun Nur, Jakarta:
Pustaka Amani.
 M. Quraish Shihab, 2013, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi
dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung:
Mizan.
 Manna al-Qaththan, 2005, Pengantar Studi Al-Qur’an,
Penerjemah: H. Aunur Rafiq El-Mazni, Jakarta: Pustaka al-
Kautsar.
 Tim Raden, 2011, Al-Qur’an Kita: Studi Ilmu, Sejarah dan
Kalamullah, Kediri : Lirboyo Press.

Anda mungkin juga menyukai