Anda di halaman 1dari 3

a.

DEFINISI AL-QUR’AN Allah Ta’ala berfirman:


﴾ً‫﴿ِإنَّا نَ ْحنُ نَ َّز ْلنَا َعلَيْكَ ا ْلقُ ْرآنَ تَ ْن ِزيال‬
Al-Qur’an secara bahasa adalah masdar (kata bentukan) dari qoro-a dengan
makna membaca atau dengan makna mengumpulkan. Anda mengatakan qoro-
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad)
a qur-an wa qur’aanan seperti halnya jika Anda mengatakan ghofaro ghufron
dengan berangsur-angsur.”  (QS. Al-Insan: 23)
wa ghufroonan. Makna pertama (membaca) adalah bentuk masdar dengan
makna isim maf’ul, yaitu bermakna yang dibaca. Sedangkan makna kedua
(mengumpulkan) adalah bentuk masdar dengan makna isim fa’il,yaitu bermakna ﴿ً ‫ِإنَّا َأ ْنزَ ْلنَاهُ قُ ْرآنا‬
penghimpun karena menghimpun kabar-kabar dan hukum-hukum. َ‫﴾ع ََربِيّا ً لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬

Secara istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa
RosulNya dan penutup para NabiNya, yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf 12: 2)
Sallam, dimulai dengan surat Al-Faatihah, dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Allah Ta’alaa benar-benar melindungi Al-Qur’an yang agung dari
Adapun di samping definisi diatas terdapat beberapa definisi yang pada perubahan, tambahan, pengurangan dan penggantian. Allah ‘Azza wa
intinya sama. Hanya terdapat beberapa penambahan penjelasan,seperti Jalla menjamin dengan pemeliharaanNya sebagaimana Allah berfirman:
penambahan kata”almuta’abbad bi tilawatih” (yang membacanya mendapat ِّ ‫﴿ِإنَّا نَ ْحنُ نَ َّز ْلنَا‬ 
6﴾ َ‫الذ ْك َر وَِإنَّا لَهُ لَ َحافِظُون‬
pahala), al-mu’jiz (yang berfungsi melemahkan lawan), al-mabdu’ bi surah al-
fatihah wa al-makhtum bi surah al-nas (yang dimulai dari surah al-fatihah dan “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami
diakhiri surat annas. Sehingga dari definisi diatas kami dapat menyimpulkan: benar-benar memeliharanya.”(QS. Al-Hijr 15: 9)
1. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Oleh karena itu, telah berlaku pada banyak masa, tidak ada seorangpun dari
SAW, apabila tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW maka orang-orang yang memusuhi Al-Qur’an mencoba untuk melakukan perubahan
tidak dapat disebut AL-qur’an, seperti wahyu Allah yang diturunkan dalam Al-Qur’an, atau menambah atau mengurangi atau mengganti kecuali
pada Nabi Daud as (zabur), kepada nabi Musa as (taurot), kepada Nabi Allah Ta’ala membongkar aibnya, dan membuka kejelekan-kejelekan
Isa as (injil). Memang itu termasuk kalam Allah tapi tidak bisa disebut perkaranya.
Al-qur’an karena tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Allah mensifatinya (Al-Qur’an) dengan sifat yang banyak. Hal ini
2. Al-qur’an disampaikan kepada kita semua secara mutawatir, dan tanpa menunjukkan kepada keagungannya, barokahnya, pengaruhnya dan
keraguan sedikitpun, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat kandungannya. Al-Qur’an adalah sebagai hakim bagi segala yang datang
(2), Yang artinya: “Kitab (Al-qur’an) ini tidak terdapat keraguan sebelumnya dari kitab-kitab yang diturunkan Allah Ta’alaa.
padanya, dan petunjuk bagi orang yang bertakwa”. Allah Ta’ala berfirman:
﴾‫س ْبعا ً ِمنَ ا ْل َمثَانِي َوا ْلقُ ْرآنَ ا ْل َع ِظي َم‬
َ َ‫﴿ولَقَ ْد آتَ ْينَاك‬
َ

“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca
3. Yang membaca ayat dalam Al-qur’an akan mendapat pahala dari Allah berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.” (QS. Al-Hijr: 87)
SWT.

1
memegang dan merangkhulku hingga aku kehabian tenaga, lalu setelah itu
B. WAHYU
melepaskanku sembari berkata ‘bacalah aku tettapp menjawab,’aku tidak bisa
Dari aisyah, umul mu’minin, radiallahuanha berkata; “wahyu yang pertama membaca! Lalu untuk kedua kalinya dia memegang dan merangkhulku hhingga
yang diturunkan kepada rasulullah ‫ ﷺ‬adalah mimpi yang benar dalam tidur. Dia aku kehabisan tenaga kemuadian melepaskanku seraya berkata lagi ‘bacalah
tidak melihat didalam mimpi kecuali datang seperti falak (fajar) subuh. Hal ini aku tetap menjawab,’aku tidak bisa membaca!’kemuadian dia melakukan hal
berlangsung hiangga enam bulan sementara masa kenabian berlangsung selama yang sama untuk ketiga kalinya, sembari berkata,
23 tahun sehingga ru’ya shodiqah (mimpi yang benar) ini merupakan bagian dari
‘bacalah dengan(menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan. Dia telah
empat puluh enam kenabian kemudian setelah itu, dia suka menyen diri di gua
menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalalh, dan Rabbmu yang paling
hira. Dia ber-takhannuts (khalwat) di dalamnya, beribadah selama beberapa
pemurah. Yang mengajar (manusiq ) dengan perantara mu qolam. Dia
malam. Sebelum meninggalkan keluarganya di membawa bekal, kemudian
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya (Al-Alaq: 1-5)
kembali ke khadijah radiallahu anha kemudian membawa beka lagi untuk nya. Itu
terus berulang hingga datanglah kebenaran dalam kondisi dia berada di gua hira.1

Setelah memperhatikan dan mengamati beberapa bukti pengaut dan dalil- A. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER KEBENARAN

dalil kita dapat menentukan terjadinya pristiwa tersebut secara tepat, yaitu pada Para ulama’ sepakat menjadikan Al-qur’an sebagai sumber pertama dan
hari senin tanggal dua puluh satu ramadan di malam hari, bertepatan dengan utama bagi syari’at islam karena dilatar belakangi oleh beberapa
sepuluh agustus tahun 610M. Tepatnya, beliau saaat itu sudah berusia 40tahun, 6 alasan,diantaranya:
bulan, 12 hari menurut kalender hijriyah dan sekitar usia 39 tahun , 3 bulan, 20
hari berdasarkan kalender masehi. 1. Kebenaran Al-qur’an Abdul wahab khallaf mengatakan bahwa ”kehujja-
han Al-qur’an itu terletak pada kebenaran dan kepastian isinya yang
Aisyah radiyallahhu anha berkata, wahyu yang pertama di alami rosulullah‫ﷺ‬ sedikitpun tidak ada keraguan atasny”. Hal ini sebagaimana firman Allah
adalah ar-ru’ya as-hohihah (mimpi yang benar) dalm tidur. Pada suatu hari, SWT. dalam QS.Al-Baqarah : 2, yang artinya: “Kitab (Al Quran) ini
datanglah kebenaran saat beliu berada di gua hira tersebut. Seorang melaikat tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”.
datang menghampiri sembari berkata, bacalah!(beliau berkata) lalu aku 2. Kemukjizatan Al-qur’an memiliki arti sesuatu yang luar biasa yang tiada
menjawab, aku tidak bisa membaca!’beliau ‫ ﷺ‬brtkata lagi, ‘kemuaadian dia kuasa manusia membuatnya karena hal itu adalah diluar kesanggupan
1 manusia. Mukjizat merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan
Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid, Fiqih Sirah Nabawiyah, Terj. Muhammad Rum
(Jakarta: Darus Sunnah, 2016) hal. 159 kepada para nabi dan rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan

2
mereka, dan untuk menunjukan bahwa agama yang mereka bawa bukan- mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
lah buatan mereka sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. dan dari air Kami
SWT. Seluruh nabi dan rasul memiliki mukjizat, termasuk diantara jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga
mereka adalah rasulullah Muhammad SAW yang salah satu mukjizatnya beriman”?
adalah kitab suci Al-qur’an
BAB 11
Beberapa bukti dari kemukjizatan Al-qur’an, antara lain:
KESIMPULAN
1. Dari segi keindahan sastranya. Keindahan sastra Al-qur’an melebihi se-
luruh sastra yang disusun oleh sastrawan Arab, baik dalam bentuk puisi, - Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada RosulNya dan
penutup para NabiNya, yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
atau prosa. Keindahan sastra Al-qur’an tidak hanya diakui oleh umat is- dimulai dengan surat Al-Faatihah, dan diakhiri dengan surat An-Naas.
lam, tetapi juga oleh lawan islam (non muslim).
- Al-qur’an disampaikan kepada kita semua secara mutawatir, dan tanpa
2. Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dimasa depan,
keraguan sedikitpun, seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah ayat
yang benar-benar terbukti, misalnya yang termaktub dalam surat al-rum (2)
ayat 1-4, yang artinya: “Alif laam miim, telah dikalahkan bangsa romawi.
- Al-qur’an memiliki arti sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa
Di negeri yang terdekat dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang. manusia membuatnya karena hal itu adalah diluar kesanggupan manusia.
Dalam beberapa tahun lagi”. Mukjizat merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada
para nabi dan rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan mereka,
3. Pemberitaannya terhadap peristiwa yang terjadi pada umat terdahulu yang
dan untuk menunjukan bahwa agama yang mereka bawa bukanlah
tidak pernah diungkap oleh sejarah sebelumnya. Dalam kaitan ini Allah buatan mereka sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah SWT.
menyatakan yang artinya: “Itu adalah diantara berita-berita penting
- Keindahan sastra Al-qur’an melebihi seluruh sastra yang disusun oleh
tentang yang ghaib yang akan kami wahyukan kepadamu (Muhammad);
sastrawan Arab, baik dalam bentuk puisi, atau prosa. Keindahan sastra
tidak pernah kamu kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu se-
Al-qur’an tidak hanya diakui oleh umat islam, tetapi juga oleh lawan is-
belum ini”
lam (non muslim).

4. Isyaratnya terhadap fenomena alam yang terbukti kebenarannya ber-


dasarkan ilmu pengetahuan. Misalnya firman Allah dalam surat al-an-
biya’ ayat 30, yang artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak

Anda mungkin juga menyukai