Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATRIKS DALAM

KEHIDUPAN SEHARI HARI

Oleh :

1. Dina Fadhilah
2. Merliana Agustian
3. Ai N.
4. Agung Gumelar

Kelas : XI IPA 6

SMAN 1 PAGADEN
2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahuataala, sholawat serta
salam kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
sallallahualaihiwasallam, karena atas rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat
diselesaiakan
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada bapak maupun ibu guru
matematika yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis
dapat dengan baik dan lancar dalam menulis makalah ini.
Selanjutnya kami mohon khususnya para pembaca pada umumnya bila ada
kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi bahasa maupun
kontennya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan dating.
Wassalamualaikum Wr.Wb

B. Masalah
1. Apa pengertian Matriks atau pengertian matrik?
2. Bagaiman menghitung oprasi hitung penjumlahan dan pengurangan matriks?
3. Apa Kesamaan Matriks ?
4 . Bagaimana Contoh Matriks Dalam Sehari hari ?

C. Tujuan masalah
1. Mengtiatahui pengertian matriks
2. Dapat menghitung oprasi penjumlahan dan pengurangan pada matriks
3. Untuk Mengetahui Kesamaan Matriks
4. Untuk Dapat Mengetahui matriks Dalam Kehidupan Sehari - hari
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan
Materi matriks
Bab III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau Mathema yang
berarti belajar atau hal yang dipelajari. Sedangkan matematika di dalam bahasa
belanda dikenal dengan sebutan wiskunde yang memiliki arti ilmu pasti. Jadi
secara umum dapat diartikan bahwa matematika merupakan sebuah ilmu pasti
yang berkenaan dengan penalaran.
Minimnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika menimbulkan
kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika tidak hanya disebabkan oleh
siswa itu sendiri, tetapi didukung juga oleh ketidak mampuan guru menciptakan
situasi yang dapat membuat siswa tertarik pada pelajaran matematika.
Dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA), matriks
merupakan materi yang harus dipelajari karena materi ini selalu muncul dalam
soal Ujian Nasional (UN), khusus untuk materi matriks ditemukan banyak
kendala dalam mempelajarinya.
Impilikasi dirasakan oleh tenaga pengajar (guru) berupa kendala dan
hambatan dalam mengajarkan konsep Matriks. apabila guru menerapkan materi
yang telah direncanakan, maka sebagian siswa tidak dapat mengikuti dan
memahami dengan baik materi tersebut, sehingga pada saat diberikan soal-soal
untuk diselesaikan, banyak diantara mereka yang kurang mampu atau mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.
Disini penulis akan memberikan materi yang berkaitan dengan
pembahasan Matrik untuk memenuhi tugas Pembelajaran Matematika SMA.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Matriks dan Ordo Matriks


`Menurut Nasoetion (1980:24), suatu matriks merupakan himpunan
unsur-unsur yang disusun berdasarkan penggolongan terhadap dua sifat yang
sering disebut dengan istilah baris dan kolam. Susunan bilangan - bilangan
yang diatur pada baris dan kolom dan letaknya diantara dua buah kurung
(http://www.Belajar-Matematika.com ). Sederetan bilangan yang berbentuk
segi empat yang diapit oleh sepasang kurung siku
(http://www.p4tkmatematika.org/downloads/smk/Matriks).
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan, Matriks
merupakan susunan bilangan-bilangan yang berbentuk siku-empat terdiri dari
baris dan kolom dengan diapit oleh sepasang kurung siku. Sebagai contoh :
2 2 5
3 3
a. [1 3 1] dan b. [ ]
1 2
5 12 9
Baris suatu matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang mendatar
dalam matriks. Kolom suatu matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang
tegak dalam matriks.
Bentuk umum :
11 1
Secara umum matriks Amxn = [ ]
1
Perhatikan bahwa elemen matriks A tersebut berindeks rangkap misalnya
a11, yang artinya matriks A pada baris ke-1 dan kolom ke-1. Untuk lebih
jelasnya bentuk umum seperti :

.
.
Amxn = []mxn .
.
m= baris
n= kolom
i = 1,2m
j= 1,2n
Matriks dinotasikan dengan huruf capital misalnya A, B, C dan lain-lain.
Banyanya baris dan banyaknya kolom menentukan ukuran dari matriks
tersebut yang disebut ordo matriks. Perhatikan bahwa elemen dari matriks A
di atas, misal a21 menyatakan elemen pada matriks A tersebut terletak pada
baris ke 2 dan kolom ke 1. Sedangkan matriks A berordo mxn dan ditulis
Amxn.
B. Operasi Matriks dan Sifat-sifatnya
a. Operasi kesamaan
Dua buah matriks atau lebih dikatakan sama jika dan hanya jika
mempunyai ordo sama dan elemen-elemen yang seletak juga sama.

Contoh:
A 1 2
, B
1 2
,C


1 2


3 1 3 1





3 1


A = B, A C, B C

b. Penjumlahan dan Pengurangan dua Matriks


Penjumlahan Matriks, Jika A + B = C, maka elemen-elemen C diperoleh
dari penjumlahan elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu cij = aij +bij
untuk C pada baris ke-i dan kolom ke-j. sehingga, matriks A dan B dapat
dijumlahkan apabila kedua matriks memiliki ordo yang sama.
2 1 3 1 2 1 3 1
Contoh A= [ ], B= [ ] maka A + B = [ ]+ [ ]
4 3 4 1 4 3 4 1
5 2
=[ ]=C
8 4
Sifat-sifat penjumlahan matriks
1. A+B = B+A (Komutatif)
2. A+(B+C) = (A+B)+C (Assosiatif)
3. A+O = O+A = A
4. (A+B)T = AT+BT
5. Ada B sedemikian hingga A + B = B + A = 0 yaitu B = -A
Pengurangan matriks, jika A B = C, maka elemen-elemen C diperoleh
dari pengurangan elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu cij = aij-bij
atau pengurangan dua matriks dapat dipandang sebagai penjumlahan
matriks yaitu A + (-B)
1 2 2 3 1 2 2 3
Contoh: A=[ ], B= [ ], maka A-B = [ ] [ ]
4 3 1 1 4 3 1 1
1 1
= [ ]
3 2
c. Perkalian matriks dengan skalar.
Perkalian sebuah matriks dengan skalar, maka setiap unsur matriks
tersebut terkalikan dengan skalar. Msalkan matriks A dikalikan dengan
suatu bilangan real k maka kA diperoleh dari hasil kali setiap elemen A
dengan k.

1 1 1 1 3 3
Contoh: A = [ ] maka 3A = 3 [ ]= [ ]
3 2 3 2 9 6
Jika a dan b bilangan real (skalar) dan matriks A dan matriks B merupakan
dua matriks dengan ordo sama sehingga dapat dilakukan operasi hitung.
Maka berlaku sifat-sifat perkalian matriks dengan skalar:

1. a(A+B) = aA+aB
2. a(A-B) = aA-aB
3. (a+b)B = aB+bB
4. (a-b)B = aB-bB
5. (ab)B = a(bB)
6. (aB)T = aBT
d. Perkalian Dua Matriks
Dua buah matriks atau lebih (misal matriks AB) dapat dikalikan jika dan
hanya jika jumlah kolom pada matriks A sama dengan jumlah baris pada
matriks B. jadi AmxnBnxr bias didefinisikan, tapi BnxrAmxn tidak dapat
didefinisikan.
A B AB
mxn nxr = mxr

sehingga hasil kali matriks AB berordo mxr.


Catatan:
Perkalian 2 matriks AB dapat didefinisikan, jika banyaknya
kolom matriks A = banyaknya baris matriks B.
Hasil kali dua matriks AB adalah suatu matriks dengan banyaknya
baris = banyaknya baris matriks A dan banyaknya kolom =
banyaknya kolom matriks B.
Pada umumnya AB BA
Apabila A suatu matriks persegi maka A2 = A.A ; A3 = A2.A ;
A4 = A3.A dan seterusnya.
Apabila AB=BC maka tidak dapat disimpulkan bahwa A = C.
Apabila AB=0 maka tidak dapat disimpulkan bahwa A=0 atau B=0
Contoh perkalian matriks:
1. Perkalian matriks berordo 1xa dengan ax1
3
A = 1 2 3 dan B = 2 , A1x3B3x1 = [(1x3) + (2x2) + (3x1)]
1
= [10]
Hasil kalinya merupakan matriks berordo 1x1.
2. Perkalian matriks berordo ax1 dengan 1xa

1 11 12 13
A= 2 dan B = 1 2 3 , A3x1B1x3 = [21 22 23]
3 31 32 33
1 2 3
= [2 4 6]
3 6 9
Hasil kalinya merupakan matriks berordo 3x3.
3. Perkalian matriks berordo mxn dengan matriks nxr
2 5 1 2 3
A=[ ], B =
1 3 3 1 2
2 5 1 2 3
A2x2B2x3 = [ ]
1 3 3 1 2
(21) + (53) (22) + (51) (23) + (52)
AB =
(11) + (33) (12) + (31) (13) + (32)
17 9 16
=
9 5 9
Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks antara lain :
1. A(BC) = (AB)C
2. A(B+C) = AB + AC
3. (B+C)A = BA + CA
4. A(B-C) = AB AC
5. (B-C)A = BA CA
6. a(BC) = (aB)C = B(aC)
7. AI = IA = A

Kesamaan Matriks
Kesamaan antara dua matriks tidak hanya ditentukan oleh kesamaan ordo
kedua matriks itu. Dua matriks dikatakan sama ( identik ) jika ordo keduamatriks
itu sama dan elemen elemen yang bersesuaian pada kedua matriks sama
nilainya. Matriks A dan matriks B dikatakan berordo sama atau berukuran sama
jika banyaknya baris dan banyaknya kolom pada matriks A sama dengan
banyaknya baris dan banyaknya kolom pada matriks B
Contoh :
A = dan B =
Matriks A berordo sama dengan matriks B, yaitu
Definisi:
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama, ditulis A = B, jika dan hanya jika :
a. Matriks A dan B mempunyai ordo sama
b. Unsur-unsur yang seletak pada matriks A dan matriks B sama.
Contoh Matriks Dalam Kehidupan Sehari Hari

Pada suatu acara perlombaan masak pada acara 17 Agustus di SMA yang terdiri
atas tiga sekolah terdapat tiga peserta perwakilan dari masing masing sekolah.
Terdapat tiga orang anggota tim juri menilai dari setiap hasil masakan dari masing
masing sekolah, dengan nilai rentang 6 10. Tabel tersebut adalah :

JURI I JURI II JURI III


SMA 1 8 8 9
SMA 2 7 8 8
SMA 3 10 8 8

Tentukan Peringkat I , II Dan III dari 3 Peserta Perwakila Masing masing


sekolah ?

Misalkan :
Nilai dari Juri I untuk Masing masing Sekolah
1 8
2 = 7
3 10
Nilai Dari Juri II Untuk Masing Masing Sekolah
1 8
2 = 8
3 8
Nilai Dari Juri III Untuk Masing Masing Sekolah
1 9
2 = 8
3 8

8 8 9
( I + II ) + III = ([ 7 ] + 8 ) + [8]
10 8 8

16 9 25
= [15] + [8] = [23] atau
18 8 26
8 8 9
I + ( II + III ) = ([ 7 ]) + ([8] + [8])
10 8 8

8 17 25
= ([ 7 ]) + ([16]) = [23]
10 16 26

Dari penyelesaian tersebut dapat diketahui peringkat satu adalah SMA 3 ,


Peringkat Ke II SMA 1 , dan peringkat Ketiga SMA 2 . selanjutnya dapat
disimpulkan matriks I + ( II + III ) = ( I + II ) + III. Hal ini dinamakan sifat
asossiatif Operasi Pen jumlahan pada Matriks.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Matriks adalah susunan kumpulan bilangan yang di atur dalam baris dan
kolom berbentuk persegi panjang. Matrik di cirikan dengan elemen-elemen
penyusun yang diapit oleh tanda kurung siku [ ] atau tanda kurung biasa ( ).
Ukuran sebuah matrik dinyatakan dalam satuan ordo, yaitu banyaknya baris dan
kolom dalam matriks tersebut.
Dua buah matriks A dan B dikatakan sama (ditulis A=B), jika dan
hanya jika kedua mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen yang seletaknya
sama.
Penjumlahan Matriks Jika A dan B dua buah matriks berordo sama maka
jumlah matriks A dan B ditulis A+B adalah sebuah matriks baru C yang diperoleh
dengan menjumlahkan elemen-elemen matriks A dengan elemen-elemen B yang
seletak.
Pengurangan Matriks Pengurangan matriks A dengan matriks B adalah suatu
matriks yang elemen-elemenya diperoleh dengan cara mengurangkan elemen
matriks A dengan elemen matriks B yang besesuaian (seetak), atau dapat pula
diartikan sebagai menjumlahkan matriks A dengan lawan negative dari B,
dituliskan: A-B = A+(-B).

Pada penjumlahan dan pengurangan belaku sifat- sifat :


1. Komutatif, A+B = B+A
2. Asosiatif, ( A+B)+C = A+(B+C)
3. Sifat lawan, A+(-A) = 0
4. Identitas penjumlahan, A+0 = A
DAFTAR PUSTAKA

Johanes, Kastolan, Sulasim. 2006. Kompetensi matematika. Jakarta:


Yudhistira.
JR, Frank Ayres. 1985. Teori dan soal-soal matriks (versi S1/matriks).
Jakarta: Erlangga.
Tim penyusun soal. 2008. Detik-detik ujian nasional. Klaten: Intan
Pariwara.
Matriks(online). (www.belajar-matematika.com, diakses 24 september
2010).

Anda mungkin juga menyukai