Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RENDANG

Nomor : 800/046/PKM-RDG/I/2023

TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RENDANG NOMOR : 800/046/PKM-
RDG/I/2023 TENTANG PELAYANAN RUJUKAN PUSKESMAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS RENDANG,

Menimbang : a. bahwa dalam menjamin kesinambungan penyelenggaraan layanan


kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan koordinasi inter dan
antar pofesi serta instansi;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dan keselamatan
pasien Puskesmas, perlu disusun rujukan pasien baik yang emergency
maupun non emergency;
c. bahwa untuk keperluan tersebut pada butir a dan b diatas perlu
ditetapkan dengan keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rendang
Pelayanan Rujukan Puskesmas.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Sistem


Rujukan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 Tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi
Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan,Unit
Transfusi Darah, Tempat praktik mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi;
7. Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.07/MENKES/165/2023 Tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RENDANG NOMOR :


800/046/PKM-RDG/I/2023 TENTANG PELAYANAN RUJUKAN
PUSKESMAS

Kesatu : Dalam pelayanan klinis yang berkesinambungan, petugas harus berkoordinasi


dengan petugas inter dan antar profesi untuk efektifitas dan efisiensi
pelayanan kesehatan

Kedua : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rendang tentang pelayanan rujukan


puskesmas sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari keputusan ini

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Rendang
Pada tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS RENDANG,

I Made Sudarma Yasa


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS RENDANG
NOMOR : 800/046/PKM-RDG/I/2023
TANGGAL : 2 JANUARI 2023
TENTANG : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS RENDANG NOMOR :
800/046/PKM-RDG/I/2023 TENTANG
PELAYANAN RUJUKAN
PUSKESMAS

A. Prosedur Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS


1. Prosedur Klinis
a. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.
b. Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Operasional Prosedur (SOP).
c. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit
pelayanan tujuan dapat menerima pasien
d. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
e. Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah
terimakan oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap
menunggu sampai pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah
akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
f. Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (spesialis)
Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas) dapat merujuk
langsung ke rumah sakit rujukan yang memiliki kompetensi tersebut
2. Prosedur Administratif
a. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.
b. Membuat rekam medis pasien.
c. Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan
rujukan)
d. Membuat surat rujukan pasien rangkap 3, lembar pertama dikirim ke
tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua untuk
surat rujukan balik ke puskesmas, dan yang ke 3 untuk arsip pasien.
e. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
f. Menyiapkan sarana transportasi
g. Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana
komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.
h. Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat
rujukan yang dituju.

B. Prosedur Operasional Menerima Rujukan Balik Pasien


1. Prosedur Klinis
a. Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit
yang terakhir merawat pasien tersebut.
b. Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan
memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh.
2. Prosedur Administratif
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku
register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien
yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah ditindaklanjuti.

C. Prosedur Pengelolaan Pasien di Ambulance


1. Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu
mengawasi dan antisipasi kegawatdaruratan.
2. Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving (sesuai kondisi
pasien).
3. Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit
perujuk.
4. Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas.
5. Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam
ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pasien/surat rujukan

D. Prosedur Sistem Informasi Rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit


1. Surat Rujukan
Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain. Informasi
kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan dicatat
dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang
berisikan antara lain: no rujukan, nama puskesmas/dokter keluarga, nama
kabupaten/kota, nama pasien yang dirujuk, status jaminan kesehatanyang
dimiliki pasien baik pemerintah maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat
yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik,kemajuan
pengobatan, nama dan tandatangan dokter/bidan yang memberikan pelayanan
serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan penting.
2. Balasan Rujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien
rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pasien rujukan, memuat: nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien,
hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan
tindak lanjut yang diperlukan.
3. Rujukan Spesimen
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien
rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada
pengirim pasien rujukan, memuat: nomor surat, tanggal, status jaminan
kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien,
hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan
tindak lanjut yang diperlukan.

E. Prosedur Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus KIA


Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa,
dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau lebih
tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk
kasus-kasus gawat darurat. Pada awal kehamilan tenaga medis yang melakukan
ANC baik bidan maupun dokter umum di puskesmas harus memberikan edukasi
apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko seperti memiliki :
1. Hiperemesis Gravidarum
2. Hipertensi Dalam Kehamilan
a. Hipertensi dalam kehamilan
b. Pre-eklamsi
3. Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
a. Sesak
b. Riwayat Diabetes Melitus
c. Memiliki Resiko HIV
d. Demam Tinggi
e. dll
4. Pertumbuhan janin terhambat (PJT): tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan
5. Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)
a. Gemelli
b. Kelainan letak, posisi
c. DKP (Disproporsi Kepala Panggul)
Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas
untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK
terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar
penanganan kegawatan dapat segera diberikan. Namun untuk kasus – kasus gawat
darurat seperti:
1. Perdarahan pada kehamilan dini
a. Abortus imminen
b. Abortus inkompletus dan missed abortion
c. Mola hidatidosa o Kehamilan Ektopik
d. Abortus kompletus
2. Perdarahan Pada Trimester 3
3. Perdarahan Ante Partum
a. Abrupsio Plasenta
4. Perdarahan Post Partum
a. Atonia Uteri
b. Retensi Plasenta
c. Ruptur Perineum Derajat III –IV Atau Robekan Serviks
5. Hipertensi (PEB atau Eklampsia)
6. Penyulit Pada Persalinan
a. Tali Pusat Menumbung
b. Fetal Distress
c. Distosia Bahu
d. Presentasi Majemuk
7. Penyakit Lain Yang Mengancam Keselamatan Ibu Bersalin
a. Sesak (Asma Serangan)
b. Krisis Tiroid
c. Demam Tinggi/Ketuban Pecah lebih dari 8 Jam
d. Persalinan Pre-Term < 37 minggu
e. Partus macet/kemajuan persalinan tidak normal
a. Grafik Partograf Menunjukan Persalinan Mendekati Garis Bertindak
b. Persalinan Per Vaginam melalui Induksi Atau Stimulasi
c. Persalinan Pervaginam Dengan Tindakan
Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera
merujuk ke Rumah Sakit PONEK terdekat untuk segera dilakukan tindakan, tanpa
perlu menelepon, dan Rumah Sakit PONEK wajib melakukan tindakan pada
pasien itu. Pertimbangan untuk memilih Rumah Sakit PONEK adalah
1. Jarak yang dekat
2. Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit
3. Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan bekerja
sama dengan BPJS maka lebih baik

F. Prosedur Administratif Rujukan KIA Pada Ibu dengan Kondisi Gawat Darurat
1. Puskesmas/bidan menerima ibu hamil yang akan bersalin
2. Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka bidan/dokter penolong
pertama harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan
setelah dilakukan stabilisasi
3. Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada
persalinan segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit PONEK
4. Bidan menelpon atau SMS ke RS PONEK 24 jam sembari merujuk pasien

G. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pasien dengan Kondisi Sakit Menetap


Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit
menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat memperburuk
kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk didalam kategori ini
adalah:
1. Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin
2. Pasien dengan cacat tubuh menetap
3. Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin
4. Pasien lain dengan kondisi sakit menetap

H. Prosedur Administratif
1. Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai pasien
dengan kondisi tetap
2. Pasien dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas

Ditetapkan di : Rendang
Pada tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS RENDANG,

I Made Sudarma Yasa

Anda mungkin juga menyukai