Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR GAWAT DARURAT

PADA BY A USIA 6 HARI DENGAN IKTERIK


DI RSUD AJIBARANG

Disusun Oleh:
1. FITA LAELA (P1337424317020)
2. SAGITA AYU PANGESTI (P1337424317021)
3. ISNAENI FAJRIYATI (P1337424317022)
4. DEA FITRIA (P1337424317020)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN PURWOKERTO
TAHUN 2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Presentasi kasus pada Asuhan Kebidanan bayi baru lahir dengan Ikterik di RSUD
AJIBARANG disahkan pada:
Hari/tanggal :
Tempat :

Pembimbing Lahan, Purwokerto, 21 Oktober 2019

Penulis

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
presentasi kasus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang
tanpa halangan yang berarti.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
laporan presentasi kasus ini,baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga laporan presentasi kasus ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada selaku pembimbing
lahan yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis selama praktik di ruang
bersalin dan saat pembuatan laporan presentasi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan presentasi kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka penulis sangat mengapresiasi setiap kritik dan saran yang
yang diberikan demi kesempurnaan laporan ini.Kami berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya.

Purwokerto, 21 Oktober 2019

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...............................................................................1
2. Ruang Lingkup Penulisan..............................................................1
3. Tujuan Penulisan............................................................................1
4. Manfaat Penulisan .........................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Ikterus..........................................................................3
2. Klasifikasi Ikterus..........................................................................3
3. Perbedaan Ikterus Fisiologis Dan Patologis...................................4
4. Penyebab Ikterus Patologis............................................................4
5. Tanda Dan Gejala ..........................................................................5
6. Komplikasi.....................................................................................5
7. Diagnosis........................................................................................6
8. Pemeriksaan Penunjang.................................................................6
9. Tata Laksana .................................................................................6
BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................14
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................16
B. SARAN........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama
dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat
kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak
sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat
dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa.
Angka kematian bayi menurut survei demografi kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah
34 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi menjadi indkator
pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak (WHO, 2002) karena
merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Tingginya angka
kematian bayi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor penyakit
infeksi dan kekurangan gizi.
Penyebab kematian bayi lainnya adalah berbagai penyakit yang
sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi seperti tetanus, campak dan
difteri. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat
untuk memberi imunisasi pada anaknya.
Kematian bayi juga dapat disebabkan oleh adanya trauma
persalinan dan kelainan bawaan yang kemungkinan besar dapat
disebabkan oleh redahnya status gizi ibu pada saat kehamilan kurangnya
jangkauan pelayanan kesehatan dan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
2. Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Bayi “By A Usia 6 Hari Dengan Ikterus Neonatorum di
RSUD Ajibarang.
3. Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
Dapat melakasanakan asuhan kebidanan pada bayi By. A dengan Ikterus
Neonatorum di RSUD Ajibarang.

1
B. Tujuan Khusus
1) Melakasanakan pengkajian data pada bayi By A usia 6 hari dengan
ikterus neonatorum di RSUD Ajibarang.
2) Mengidentifikasi diagnosa / masalah aktual pada bayi By A usia 6 hari
dengan ikterus neonatorum di RSUD Ajibarang.
3) Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada bayi By. A usia
6 hari dengan ikterus neonatorum di RSUD Ajibarang
4) Melaksanakan perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada bayi By.
A usia 6 hari dengan ikterus neonatorum di RSUD Ajibarang
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi By. A usia 6 hari
dengan ikterus neonatorum di RSUD Ajibarang
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi By. A usia 6 hari
dengan ikterus neonatorum di RSUD Ajibarang
7) Mengevaluasi asuhan tindakan yang telah dilaksanakan pada bayi By.
A usia 6 hari dengan ikterus neonatorum di RSUD Ajibarang
8) Dapat mendokumentasikan semua tindakan asuhan kebidanan yang
telah diberikan pada bayi By. A usia 6 hari dengan ikterus neonatorum
di RSUD Ajibarang
4. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan informasi bagi penulis untuk memperluas dan
menambah wawasan tentang ikterus neonatorum dalam asuhan
kebidanan.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan evaluasi dari penanganan kasus yang ada dan
diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan kasus selanjutnya.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan evaluasi dalam kegiatan penanganan kasus ikterus
neonatorum pada bayi baru lahir.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa
yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Klinis
ikterus tampak bila kadar bilirubin dalam serum mencapai > 5 mg/dl.
Disebut hiperbilirubinemia apabila didapatkan kadar bilirubin dalam
serum >13 mg/dl.
Ikterus adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu
minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari
5-7, kemudian akan menurun pada hari ke 10-14, peningkatanya tidak
melebihi 10 mg/dl pada bayi atterm dan <12 mg/dl pada bayi prematur.
Keadaan ini masih dalam batas normal.
Ikterus atau warna kuning sering dijumpai pada bayi baru lahir
dalam batas nrmal pada hari keda sampai hari ketiga dan menghilang
pada hari kesepuluh.
Ikterus disebabkan hemolisis darah janin dan selanjutnya diganti
menjadi darah dewasa. Pada janin menjelang persalinan terdapat
kombinasi antara darah janin (fetal blood) dan darah dewasa ( adult
blood ) yang mampu menarik O2 dari udara dan mengeluarkan CO2
melalui paru-paru. Menghancurkan darah janin inilah yang
menyebabkan tejainya ikterus yang bersifat fiiologis. Sebagai
ggambaran dapat dikemukakan bahwa kadar bilirubin indirek bayi
cukup bulan sekitar 15 mg% sedangkan bayi belum cukup bulan 10
mg%. Diatas angka tersebut disebut sebagai hiperbilirubinemia, yang
dapat menimbukan kern iketerus.
2. Pembagian ikterus
Pembagian ikterus menurut metode Kremer
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan Kadar
Ikterus Bilirubin
I Daerah kepala dan leher 5.0 mg%
II Sampai badan atas 9.0 mg%
III Sampai badan bahwa hingga 11.4 mg%

3
tungkai
IV Sampai daerah lengan, kaki 12.4 mg%
bawah, lutut
V Sampai daerah telapak tangan 16.0 mg%
dan kaki
Kern ikterus adalah tertimbunnya dalam jaringan otak sehingga
dapat mengganggu fungsi otak dan menimbulkan gejala klinis sesuai
tempat timbunan itu.
3. Perbedaan ikterus fisiologis dan patologis
Ikterus Fisiologis Ikterus Patologis
 Timbul pada hari kedua
dan ketiga dan hilang  Timbul pada hari pertama
pada 10 hari pertama dan hari keempat dan tidak
 Tidak mempunyai kadar hilang pada 10 hari
patologis pertama
 Kadar bilirubin indirek  Ikterus yang yang
sesudah 2x24 jam tidak mempunyai dasar patologis
melewati 15 mg% (cukup bilirubin mencapai nilai
bulan) 10 mg% (kurang hiperbilirubinemia > 12,5
bulan) mg% (cukup bulan) dan >
 Kec. Peningkatan kadar 10 mg% ( kurang bulan )
bilirubin tak melebihi 5  Peningkatan kadar bilirubin
mg% / hari > 5mg% /hr.
 Dan tidak menyebabkan
morbiditas pada bayi
4. Penyebab Ikterus neonatorum
a. Peningkatan produksi :
 Hemolisis, misalnya oada inkompatibilitas yang terjadi bila
terdapat ketidaksesuaian golongan darah dan anak pada
penggolongan Rhesus dan ABO.
 Perdarahan tertutup misalnya trauma kelahiran.
 Ikatan bilirubin dengan protin terganggu seperti gangguan
metabolik yang terdapat pada bayi hipoksia atau asidosis.

4
 Kelainan kongenital (Rotor Sindrome) dan Dubin
Hiperbilirubin.
b. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan
misalnya pada hipoalbuminea atau karena pengaruh obat-obat
tertentu misalnya sulfonamide, salsilat, sodium benzoat,
gentamisin, dll.
c. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa
mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati
dan darah merah seperti infeksi, taksoplasma, sifilis, rubella,
meningitis, dll.
d. Gangguan eksresi yang terjadi intra atau ekstra hepatik
e. Peningkatan sirkulasi enterohepatik misalnya pada Ileus
Obstruktif, hirschsprung.
5. Tanda dan Gejala
a. Gejala akut : gejala yang dianggap sebagai fase pertama
kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan
hipotoni
b. Gejala kronik : tangisan yang melengking (high pitch cry)
meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya
menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis,
gangguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan displasia
dentalis).
6. Kompilkasi
Komplikasi dari hiperbilirubin dapat terjadi kern ikterus yaitu suatu
kerusakan otak akibat perlengketan billirubin indirek pada otak
terutama pada korpus striatum, nukleus subtalamus, hipokampus,
nukleus merah, dan nukleus pada dasar ventrikulus IV.
Gambaran klinik dari kern ikterus adalah :
- Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar
- Letargi, lemas tidak mau menghisap
- Tonus otot meninggi, leher kaku dan akhirnyya epistotonus

5
- Bila bayi hidup, pada umur lanjut dapat terjadi spasme otot,
epistotonus, kejang, stenosis yang disertai ketegangan otot.

7. Diagnosis
Anamnesis ikterus pada riwayat obstetri sebelumnya sangat membantu
dalam menegakkan diagnosis hiperbilirubnemia pada bayi. Termasuk
anamnesis mengenai riwayat inkompabilitas darah, riwayat transfusi
tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya. Disamping itu faktor
resiko kehamilan dan persalinan juga berperan dalam diagnosis dini
ikterus pada bayi.
8. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan:
- Pemeriksaan bilirubin berkala
- Pemeriksaan darah tepi
- Skrining enzim G6PD.
- Biakan darah, biopsi hepar bila ada indikasi
9. Tata Laksana Medis
Metode terapi pada hiperbilirubin meliputi :
1) Fototerapi
Fototerapi diberikan jika kadar bilirubin darah indirek lebih dari 10
mg%. Beberapa ilmuwan mengarahkan memberikan fototerapi
propilaksis pada 24 jam pertama pada Bayi Resiko tingggi dan
Berat Badan Lahir Rendah
2) Terapi obat
Phenobarbital dapat menstimulasi hati untuk menghasilkan enzim
yang meningkatkan konjugasi bilirubin dan mengeksresinya. Obat
ini efektif diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai
beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan penobarbital
pada post natal masih menjadi pertentangan karena efek
sampingnya (letargi).
Colistrisin dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkan lewat
urine sehingga menurunkan siklus Enterohepatika.

6
3) Menyusui Bayi dengan ASI
Bilirubin juga dapat dipecah jika banyak mengeluarkan feses dan
urine. Untuk itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti
diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat
memperlancar buang air besar dan kecilnya. Akan tetapi pemberian
ASI juga harus dibawah pengawasan dokter karena pada beberapa
kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin bayi (breast milk
jaundice). Di dalam ASI memang ada komponen yang dapat
mempengaruhi kadar bilirubinya.

7
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGIS


BY A USIA 6 HARI DENGAN IKTERIK
DI RSUD AJIBARANG

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 17 Oktober 2019
Waktu : 15.00
Tempat : Ruang perinatalog
II. IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama : By. A
Tanggal/Jam lahir : 11 Oktober 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Identitas Orang tua
Nama Ibu : Ny. Y Nama Ayah : Tn. H
Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Randegan Rt 05/Rw 08 Alamat : Randegan Rt
05/Rw 08

III. DATA SUBYEKTIF


a. Riwayat Kehamilan Ibu
1. Usia Kehamilan : 39+5 minggu
2. Riwayat Penyakit dalam hamil : Tidak ada
3. Kebiasaan selama hamil : Ibu mengatakan tidak pernah
merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.

8
4. Riwayat natal
Tanggal lahir : 11 Oktober 2019
Berat Badan : 4100 gram
Panjang Badan : 49 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tunggal/gemeli : Tunggal
Komplikasi Persalinan : Tidak ada
5. Riwayat Perinatal
Appearance Pulse Grimmace Activity Respiratory Score
1 Menit 1 1 2 2 2 8
5 Menit I 1 2 2 2 2 9
5 Menit II 2 2 2 2 2 10

b. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Pola Nutrisi : Bayi diberikan ASI sesuai permintaan bayi secara
on demand dengan cara menetek
2. Pola Eliminasi
BAB : BAB sehari 3-4x
BAK : BAK sehari 5-6x
3. Pola Istirahat : Sebagian waktu untuk tidur
4. Pola Aktivitas : Tidur, menangis, menyusu.
IV. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Nadi : 138 x/menit
4. Suhu : 36,7ᵒC
5. Respirasi : 42 x/menit
6. Pengukuran Antopometri
Berat Badan : 4100 gram
Panjang Badan : 49 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
LILA : 12 cm

9
b. Status Present
1. Kepala : Mesochepal, rambut hitam bersih
2. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
kekuningan
3. Hidung : Simetris, tidak ada polip,tidak ada secret berlebih
4. Mulut :Bersih, sedikit sianosis, tidak ada labiokiyzis dan
labiopallatokyzis
5. Telinga : Simetris,bersih, tidak ada serumen berlebih
6. Leher :Tidak ada pembesaran vena jugularis,kelenjar
limfe dan kelenjar tyroid
7. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
8. Pulmo/Jantung : Bunyi vesikuler
9. Abdomen : Tidak ada infeksi tali pusat, tidak ada nyeri tekan,
tidak kembung.
10. Genetalia : Bersih, testis sudah turun ke skortum
11. Anus : Berlubang
12. Ekstremitas : Atas dan bawah tidak sianosis, tidak ada cacat
bawaan tidak polidaktil ataupun sindaktil
13. Kulit : Warna kulit kekuningan, turgor kulit baik
c. Reflek
Rooting reflek : + bayi menoleh saat disentuh
Sucking reflek : + bayi mampu menghisap dengan kuat
Grasp reflek : + telapak tangan bayi menggenggam
Moro reflek :+ bayi kaget seperti memeluk jika
dirangsang
Tonic neck reflek :+ saat bayi ditentangkan dan kepalanya
ditengokan ke kanan maka tangan kanan
bayi menekuk dan tangan kiri estensi
Babinsky reflek : + kaki bayi ekstensi saat disentuh telapak
kaki

10
d. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Bilirubin Total 19,34 mg/dl <12,0 mg/dl
Bilirubin Direk 0,40 mg/dl <0,60 mg/dl
Bilirubin Indirek 18,94 mg dl 0,10-0,90 mg dl

V. ANALISA
Diagnosa : By A usia 6 Hari neonatus cukup bulan sesuai
masa kehamilan dengan hiperbilirubin
Masalah : Bayi rewel
Diagnosa Potensial : Resiko Infeksi
Kebutuhan Segera : Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 17 Oktober 2019 Jam : 15.00 WIB
1. Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Hasil : Cuci tangan sudah dilaksanakan dengan 6 langkah
2. Memonitor keadaan umum bayi
Hasil : Keadaan Umum baik
3. Melakukan TTV pada bayi
Hasil : N: 138 x/menit, RR: 42 x/menit, S: 36,70C
4. Memberikan terapi sesuai dengan advice dokter
Hasil : Fototerapi dilakukan dengan tidak lupa menutup bagian mata dan
genetalia
5. Mengganti popok jika diperlukan
Hasil : Popok telah diganti
6. Memberikan ASI 60 CC menggunakan cangkir khusus
Hasil : Bayi sudah diberikan ASI
7. Melakukan dokumentasi
Hasil : Dokumentasi telah dilakukan

11
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/Jam Catatan Perkembangan


18 Oktober 2019 S:-
09.00 WIB O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Nadi : 142 x/menit
Suhu : 36,8ᵒC
Respirasi : 38 x/menit
Bilirubin total : 9 mg/dL
A : By. A usia 7 hari neonatus cukup
bulan sesuai masa kehamilan
dengan ikterik
P:
1. Melakukan cuci tangan sebelum
dan setelah melakukan tindakan
Hasil : Cuci tangan 6 langkah
telah dilakukan
2. Memantau Keadaan umum bayi
Hasil : Keadaan umum bayi baik
3. Memberitahu hasil laboratorium
Hasil : hasil laboratorium
bilirubin total 9 mg/dL
4. Memberitahu keluarga bahwa
sesuai advice dokter bayi sudah
boleh pulang dan memberitahu
ibu untuk menyiapkan
perlengkapan bayi
Hasil : perlengkapan telah
disiapkan
5. Mengganti popok jika diperlukan
Hasil : Popok telah diganti
6. Mengganti baju dan bedong

12
Rumah Sakit dengan baju dan
bedong yangg telah ibu siapkan
Hasil : perlengkapan telah
diganti
7. Melakukan pendokumentasian
Hasil : dokumentasi telah
dilakukan

13
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah mengkaji dan memberikan asuhan pada bayi By. A usia 6 hari
dengan ikterus di RSUD Ajibarang, penulis dapat mengemukakan hal-hal sebagai
berikut:
PENGKAJIAN ,
A. Pengkajian data obyektif
1. Berdasarkan teori
a) Memeriksa bayi apakah dalam keadaan baik.
b) Observasi bayi dengan intensif.
c) Melakasanakan pengkajian data.
d) Mengidentifikasi diagnosa / masalah aktual.
e) Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial.
f) Melaksanakan perlunya tindakan segera dan kolaborasi.
g) Menyusun rencana asuhan kebidanan.
h) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan.
i) Mengevaluasi asuhan tindakan yang telah dilakukan.
j) Dapat mendokumentasikan semua tindakan asuhan kebidanan yang
telah diberikan.
2. Berdasarkan praktik
a) Dilakukan pemeriksaan terhadap bayi .
b) Mengobservasi bayi secara intensif
c) Memakai APD lengkap.
d) Melakasanakan pengkajian data
e) Mengidentifikasi diagnosa / masalah aktual
f) Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial
g) Melaksanakan perlunya tindakan segera dan kolaborasi
h) Menyusun rencana asuhan kebidanan
i) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan
j) Mengevaluasi asuhan tindakan yang telah dilakukan

14
k) Dapat mendokumentasikan semua tindakan asuhan kebidanan yang
telah diberikan.
Berdasarkan kedua sudut pandang tersebut dapat dinyatakan bahwa
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dalam penanganan kasus
ikterus pada neonatus.

15
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan pada By A, terdapat beberapa hal yang
dapat penulis dapat simpulkan, yaitu:
Berdasarkan data subyektif asuhan kebidanan pada bayi baru lahir patologis
pada by By. A usia 6 hari dengan ikterus sudah sesuai dengan teori.
Data obyektif asuhan kebidanan pada bayi baru lahir patologis pada By. A usia
6 hari dengan ikterus tidak ada kesenjangan. Analisa dan praktek pada bayi
baru lahir patologis tidak ada kesenjangan. Sedangan pada penatalaksanaan dan
teorinya juga tidak ada kesenjangan.
Keseluruhan asuhan berjalan lancar, tanpa hambatan berarti karena kerena
kerjasama yang baik antara petugas kesehatan, klien dan keluarga.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan setelah memberikan Asuhan
kebidanan pada By A di RSUD Ajibarang, yaitu:
1. Bagi lahan praktik diharapkan terus melakukan peningkatan kualitas
pelayanan agar taraf kesehatan, khususnya bayi baru lahir di wilayah
kerjanya dapat meningkat
2. Bagi orangtua pasien, khususnya Ny. Y agar mempraktikkan dan
menerapkan dengan baik apa yang di sampaikan oleh petugas kesehatan
agar kesehatan diri dan bayinya terjaga.
3. Bagi mahasiswa bidan, diharapkan untuk meningkatkan skill dan
pengetahuan agar lebih sanggup menghadapi dunia kerja yang
sesungguhnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Okta Dwienda R, dkk.2014.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita
dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish.
Noorbaya, Siti, dan Herni Johan. 2019. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Gosyen Publishing

17

Anda mungkin juga menyukai