Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KELOMPOK

ILMU KESEHATAN ANAK


KONSEP DASAR PENATALAKSANAAN HIPERBILIRUBIN

DISUSUN OLEH

1) QONITA LABIBAH HABIIBILLAH (P27824420188)


2) QUEEN ANTIKA PUTRI HASTRIANA (P27824420189)
3) RAYINANDA MARGITA ANDHARA (P27824420190)
4) SALSABILA NURILIYAH RASHEL (P27824420191)
5) SATYAWATI NARDA SEPRIARUM (P27824420192)
6) SELVIA DWI PERMATASARI (P27824420193)
KELOMPOK 3
REGULER B SEMESTER IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas Ilmu
Kesehatan Anak pada proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. drg. Bambang Hadi S., selaku Direktur Utama Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. Astuti Setiyani, SST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Surabaya
3. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes. , selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Dr. Sri Utami, S. Kp., M. Kes., selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Anak

5. Seluruh pihak yang turut membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan laporan
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita, Aamiin.

Surabaya, 06 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hiperbilirubin
2.2 Metabolisme...........................................................................................
2.3 Faktor Kejadian Hiperbilirubin..............................................................
2.4 Penyebab Hiperbilirubin........................................................................
2.5 Penatalaksanaan Hiperbilirubin..............................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperbilirubin merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir, yang
ditandai dengan ikterik akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah. Bibirubin sendiri ini
meurpakan hasil pemecahan hemoglobin (Hb) akibat sel darah merah yang rusak.
Hiperbilirubin ini bisa terjadi secara fisiologis yaitu bayi akan mengalami kuning pada
bagian wajah dan leher, atau pada derajat satu dan dua (<12 mg/dl) yang bisa diatasi
dengan pemberian intake ASI yang adekuat dan sinar matahari pagi. Selain itu adapula
kejadian yang patologis yaitu bayi akan mengalami kuning di seluruh tubuh atau derat
tiga sampai lima (>12mg/dl), yang diindikasikan untuk pemberian fototerapi. Jika kadar
bilirubin >29mg/dl, maka bayi akan diindikasikan untuk transfusi tukar. Komplikasi dari
hiperbilirubin ini yaitu kem ikterus atau suatu sindom neurologi yang timbul sebagai
pemimbun efek terkonjugasi dalam sel otak yang mengalami kerusakan dan menimbulkan
kejang dan penurunan kesadaran sampai beakhir dengan kematian. (Prasitnok et al., 2017)
WHO (2015) menjelaskan bahwa sebanyak 4,5 juta (75%) dari semua kematian
bayi dan balita terjadi pada tahun pertama kehidupan. Data kematian bayi terbanyak
dalam tahun pertama kehidupan ditemukan di wilayah Afrika, sebanyak 55/1000
kelahiran. Sedangkan untuk wilayah Eropa ditemukan ada 10/1000 dari kelahiran. Hal ini
menujukkan bahwa wilayah Afrika merupakan kejadian tertinggi kematian pada bayi
pada tahun 2015. (Prasitnok et al., 2017)
Berdasarkan dari Survey Demografi Kesehatan Indenesia (SDKI), pada tahun
2007 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 34/1000 dari kelahiran. Sebagian
besar Bayi Baru Lahir (BBL), terutama bagi yang kecil dengan berat lahir <2.500gr atau
usia gestasi <37 minggu yang mengalami ikterus pada minggu awal kehidupannya.
Sedangkan pada tahun 2012 sebesar 32/1.000 dari kelahiran. (Depkes, 2014)
Di daerah Jawa Timur, Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi terjadi di
Kabupaten Probolinggo, sebanyak 61,48/1.000 kelahiran dan untuk AKB di Kabupaten
Malang sebesar 21,28/1.000 kelahiran. Dan penyebab kematian neonatal terbanyak ialah
BBLR, asfiksia, dan kasus ikterus neonatorum karena hiperbilirubin. (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 2013)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami Asuhan Kebidanan pada bayi yang mengalami
Hiperbilirubin.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu memahami pengkajian data pada bayi yang mengalami
Hiperbilirubin
2) Mahasiswa mampu memahami dan melakukan interpretasi data pada bayi
yang mengalami Hiperbilirubin
3) Mahasiswa mampu menetapkan diagnosis pada bayi yang mengalami
Hiperbilirubin
4) Mahasiswa mampu memahami untuk mengidentifikasi kebutuhan segera
pada bayi yang mengalami Hiperbilirubin
5) Mahasiswa mampu untuk merencanakan tindakan segera sesuai dengan
masalah yang didapat oleh bayi
6) Mahasiswa memahami dan mampu untuk melakukan pelaksanaan asuhan
kebidanan pada bayi yang mengalami Hiperbilirubin
7) Mahasiswa mampu untuk melakukan evaluasi tindakan terhadap asuhan
kebidanan yang telah diberikan pada bayi yang mengalami hiperbilirubin
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Penyusun
1) Penyusun mendapatkan wawasan mengenai Konsep Dasar Penatalaksanaan
pada kasus bayi yang mengalami Hiperbilirubin
2) Bisa mengambangan wawasan ini untuk diaplikasikan atau diterapkan pada
bayi yang mengalami Hiperbilirubin
3) Sarana meningkatkan kemampuan dalam pembuatan Asuhan Kebidanan pada
bayi yang mengalami Hiperbilirubin
1.3.2 Manfaat Bagi Pembaca
1) Menambah wawasan lebih luas pada Konsep Dasar Penatalaksanaan pada
bayi yang mengalami Hiperbilirubin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Egziabher, T. B. G., & Edwards, S. (2017). Jurnal Hiperbilirubin Pada Neonatus.Africa’s
Potential for the Ecological Intensification of Agriculture, 53(9), 1689-1699
Mathindas, Wilar, Wahani; Jurnal Biomedik.Hiperbilirubinemia pada Neonatus,5(1),
Suplemen, Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai