SUTRIANI TUMEWU
16011104052
Pembimbing I
NIP. 195601261987032001
Pembimbing II
NIP. 199201162019031006
Mengetahui,
NIP. 198209122008122001
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Efektivitas Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap Sikap dan Keyakinan
Diri Remaja Tentang Pencegahan Seks Pranikah di SMP Negeri 1 Motoling
Barat”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi.
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali dukungan dari
berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan
skripsi ini tidak akan ada tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terlibat
didalamnya. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis berterima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat M.Sc, DEA, selaku Rektor Universitas Sam
Ratulangi Manado.
2. Dr. dr. Billy Kepel, M.Med, SC selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado.
3. Ns. Sefti S. J. Rompas, S.Kep, M.Kes, selaku Koordinator Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Rtulangi
Manado.
4. dr. Lucky Kumaat, Sp, An, M. Kes, selaku pembimbing akademik yang
sudah memberikan banyak nasehat untuk kemampuan belajar dari
semester 1 sampai pada semester 8.
5. Dr. dr. Nelly Mayulu, MSi, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, motivasi dengan penuh kesabaran dan telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran sehingga proposal ini dapat
terselesaikan.
6. Ns. Valen F. Simak, M. kep. Sp. Kep. Kom, selaku dosen pembimbing II
yang telah menyediakan waktu untuk membimbing saya dengan
keramahan dan perhatian dalam proses pengerjaan proposal.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk
menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
2.1 Remaja 7
2.1.1 Definisi Remaja 7
2.1.2 Tumbuh Kembang Remaja 7
2.1.3 Fase Remaja 8
2.2 Sikap dan Keyakinan Diri Remaja 10
2.2.1 Pengertian Sikap 10
2.2.2 Komponen Pokok Sikap 10
2.2.3 Tingkat Sikap 11
2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
11
2.2.5 Pengertian Keyakinan Diri 11
2.2.6 Fungsi Keyakinan Diri 11
2.3 Seksual Pranikah 12
2.3.1 Bentuk-betuk Perilaku Seksual Pranikah 12
2.3.2 Faktor yang Mendorong Seksual Pranikah 12
2.3.3 Dampak/ Akibat Seks Pranikah 12
2.3.4 Pencegahan Seks Pranikah 12
PENDAHULUAN
Di dalam dunia.
(Peraturan menteri kesehatan RI Nomor 25 tahun 2015, remaja merupakan
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah. Remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa (Sumara, 2017))
(masuk di tinjauan pustaka). Word Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa remaja merupakan seseorang dengan usia 10-19 tahun (Behulu,dkk 2019).
Remaja merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke dewasa dan ditandai
oleh percepatan perkembangan fisik, mental, emosi, sosial dan psikoseksual
(Behulu, dkk., 2019).
Seks pranikah salah satu fenomena yang terus mengalami peningkatan, khususnya
dikalangan remaja (Anzwar, 2016). Banyak negara rata-rata 29% anak laki-laki
dan 23% anak perempuan aktif secara seksual termasuk seks pranikah (Behulu,
dkk., 2019). Alasan hubungan seksual pranikah tersebut sebagian besar karena
penasaran atau ingin tahu (57,5% pria), terjadi begitu saja (38% perempuan) dan
dipaksa oleh pasangan (12,6% perempuan) (Depkes, 2015). Penelitian yang
dilakukan oleh Adriani (2015) menjelaskan bahwa faktor yang besar
mempengaruhi perilaku seksual adalah teman sebaya, HP, internet, dan video
porno. Hal ini sejalan dengan penelitian yang juga dilakukan oleh Savitri (2016)
yang menyebutkan bahwa faktor sikap, teman sebaya, kontrol diri, paparan media
ponografi dan pengetahuan berpengaruh terhadap kejadian seks pranikah.
Sikap remaja yang cenderung ingin mengetahui dan melakukan hubungan seksual
pranikah, hal ini dibuktikan dari hasil penelitian sebelumnya oleh Wardani (2015)
tentang hubungan pengetahuan seks pranikah dan sikap terhadap perilaku seks
pada remaja. memperoleh hasil sikap siswa tentang seks pranikah sebagian besar
adalah negatif. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2016)
tentang perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah sebelum
dan sesudah penyuluhan, memperoleh hasil sebagian besar siswa kelas XI
mempunyai sikap tidak mendukung terhadap seks pranikah sebelum penyuluhan
sebanyak (63%) dan tidak mempunyai sikap tidak mendukung terhadap seks
pranikah sesudah penyuluhan sebanayak (60.9%). Sikap merupakan predikat yang
paling utama dalam melakukan tindakan sehari-hari, meskipun masih ada faktor-
faktor lain, yaitu lingkungan dan keyakinan diri seseorang.
Maka dari itu, diperlukan tinjauan terhadap berbagai hasil penelitian tentang
efektivitas pendidikan kesehatan reproduksi terhadap sikap dan keyakinan diri
remaja tentang pencegahan seks pranikah. Tinjauan kepustakaan atau literature
review juga sangat memungkinkan untuk dilakukan pada penelitian ini karena
mengingat kondisi saat penelitian yang tidak memunkinkan untuk dilakukan
penelitian di fasilitas kesehatan yaitu dalam hal ini di sekolah serta tidak
diperbolehkan untuk kontak langsung dengan masyarakat yaitu siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Remaja sudah tidak dapat disebut sebagai kanak-kanak namun remaja juga belum
cukup matang untuk dikatakan dewasa. Banyak yang dilakukan oleh remaja,
diantaranya seks pranikah, diera saat ini semakin hari makin marak dikalangan
remaja. Banyak remaja yang mengalami kehamilan yang tidak direncanakan
karena kurangnya informasi tentang pendidikan reproduksi. Pendidikan
reproduksi salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalagunaan seks,
terlebih khusus untuk mencegah penyakit menular seksual. Penyuluhan kesehatan
dilakukan untuk menanamkan keyakinan, sehingga remaja tidak hanya sadar,
tetapi dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Pemahaman yang baik pada remaja yang akan membentuk sikap dan keyakinan
diri remaja.
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yaitu, apakah ada
pengaruh “Efektivitas pendidikan kesehatan reproduksi terhadap sikap dan
keyakinan diri remaja tentang pencegahan seks pranikah (Literatur Riview)”?.
Hasil penelitian ini bisa menambah ilmu pengetahuan dan menjadi bahan untuk
dikembangkan oleh institusi pendidikan khususnya keperawatan.
1.4.3 Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Untuk sebagai salah satu dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pendidikan kesehatan terhadap sikap dan keyakinan diri remaja tentang
pencegahan seks pranikah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Remaja
2.1.1 Definisi Remaja
Remaja menurut World Health Organization ( WHO), adalah masa peralihan dari
anak-anak menuju ke masa dewasa yang di tandai dengan semua perubahan mulai
dari fisik dan emosi dan terbagi dalam tiga kriteria yaitu :
1. Mengalami perubahan biologis yang terjadi yaitu tanda-tanda seksual
sekunder hingga mencapai tingkat kematangan seksual.
2. Mengalami perubahan psikologis dapat dilihat dari perubahan pola pikir dan
identitas dan identifikasi dari anak menjadi dewasa.
3. Dengan perubahan yang terjadi, remaja beralih stasus ekonominya dari
ketergantugan menjadi lebih mandiri.
Badan kependudukan dan keluarga berencana nasional merumuskan batasan
remaja mulai dari umur 10-24 tahun mulainnya (BKKBN, 2017). namun hal ini
juga diutarakan oleh Sam (2015), remaja memiliki batasan-batasan usia, mulai
dari usia 13-20 Tahun. dalam tahap ini remaja dibagi dalam tiga fase yaitu remaja
awal (13-15 tahun), remaja madya ( 16-18 tahun), remaja akhir (19-21 tahun).
tentang aspek kognitif, emosional, fisik dan sosial dari seksualitas. Ini bertujuan
untuk memperlengkapi anak-anak
dan remaja dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang akan
memberdayakan mereka untuk mewujudkan
Yaitu saluran kiri dan kanan rahim yang dilalui oleh sel telur
(ovum) setelah keluar dari ovarium (proses ovulasi) dan
tempat pembuahan (konsepsi). Ujungnya adalah fimbrae.
3. Fimbrae (umbai-umbai)
Yaitu ujung dari tuba falopi yang dianalogikan dengan jari-
jari tangan. Berfungsi untuk menangkap ovum yang
dikeluarkan oleh indung telur.
4. Uterus (rahim)
Yaitu tempat janin berbentuk seperti buah pir yang berongga
terletak antara rektum dan kandung kemih, dengan berat 30-
5 gram. Berfungsi sebagai organ menstruasi,menerima ovum
yang sudah dibuahi dan mempertahankan sampai kelahiran.
5. Cervix uteri (leher rahim)
Yaitu lubang bawah rahim yang mempunyai saluran yang
berfungsi sebagai tempat untuk keluarnya darah menstruasi
dan akan terbuka pada saat persalinan sebagai jalan
keluarnya janin.
6. Vagina (lubang senggama)
Yaitu sebuah saluran yang berbentuk silinder bersifat elastis
dan bergelombang yang berfungsi sebagai jalan keluarnya
darah menstruasi,janin dan sebagai lubang untuk
bersenggama (Hariyati, 2015).
b. Organ Reproduksi laki-laki dan Fungsinya
1. Penis
Organ yang berbentuk silindris berfungsi sebagai alat
senggama dan sebagai saluran untuk mengeluarkan sperma
air seni. Pada keadaan biasa panjang penis ± 6-8 cm. Ketika
terangsang seksual banyak darah yang dipompakan ke penis
sehingga panjangnya menjadi sekitar 2 kali dari panjang
sebelumnya. Keadaan ini disebut ereksi.
2. Glans
Bagian depan atau kepala penis yang banyak mengandung
pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi glans
disebut foreskin (Preputium). Membersihkan daerah sekitar
preputium ini dikenal dengan sunat. Sunat sangat dianjurkan
karena memudahkan pembersihan penis sehingga
mengurangi resiko infeksi,radang dan kanker.
3. Uretra (saluran kencing)
Yaitu saluran yang berfungsi mengeluarkan air seni dan air
mani.
4. Vas deferens (saluran sperma)
Saluran yang menyalurkan sperma dari testis menuju
prostat. Vas deferens panjangnya ±4,5 cm dengan diameter
±2,5 mm.
5. Epididimis
Saluran yang lebih besar dari vas deferens, panjang sekitar
45-50 cm, berfungsi sebagai tempat bertumbuh dan
berkembangnya spermatozoa.
6. Testis
Organ yang berfungsi memproduksi hormon testosteron dan
sperma setiap hari. Berbentuk bulat telur (avoid) yang
berjumlah dua buah.
7. Scrotum
Kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan
berlipat- lipat, sebagai tempat bergantungnya testis.
8. Kelenjar prostat
Terletak di bawah kandung kemih, yang menghasilkan
cairan yang bersifat basa dan berfungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup sperma.
9. Vesikula seminalis
Kelenjar yang berupa kantung, berbentuk seperti huruf S
berkelok- kelok (sambung menyambung) berfungsi
menghasilkan sekaligus menampung cairan mani sebagai
media pengantar sperma (Hariyati, 2015).
2.5.3 Mekanisme Fungsi Organ Reproduksi Perempuan
a. Lendir Vagina
Secara alamiah lendir vagina akan mengeluarkan lendir yang berfungsi untuk
melindungi alat kelamin, lendir ini bersifat asam yang dihasilkan oleh bakteri
komensal (Doderlein). Ekosistim vagina dipengaruhi oleh 2 faktor utama
yaitu estrogen dan laktobasilus (doderlein). Jika keseimbangan ini terganggu,
bakteri laktobasilus akan mati dan bakteri patogen akan tumbuh sehingga
vagina akan rentan terhadap infeksi (Hariyati, 2015).
b. Menstruasi
Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang
banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina. Proses
menstruasi berlangsung ketika pubertas, ovarium berfungsi dan terjadi siklus
menstruasi. Dalam satu siklus dinding rahim menebal sebagai pesiapan jika
terjadi kehamilan. Sel telur yang matang (ovulasi) yang dikeluarkan indung
telur/ovum (terjadi kira-kira 2 minggu sebelum haid), akan berpotensi untuk
dibuahi oleh sperma di saluran telur/tuba hanya dalam 24 jam. Bila ternyata
tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan bergerak menuju rahim dan pada
saat bersamaan terjadi perubahan komposisi kadar hormon yang akhirnya
membuat dinding rahim akan luruh. Menstruasi yang pertama (menarche)
merupakan tanda awal pubertas. Biasanya siklus menstruasi pada remaja
berlangsung selama 3-7 hari namun masih ada yang belum teratur hal ini
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis apalagi pada fase ini hormon-
hormon masih belum stabil. Menstruasi berhenti pada saat hamil/menyusui
dan selesai sampe usia 50 tahun yang di sebut menopause (Hariyati, 2015).
c. Keperawanan
Dikatakan perawan apabila belum pernah melakukan hubungan seksual.
Dimulut vagina terdapat selaput darah (hymen), suatu selaput yang akan
robek pada saat bersenggama, kecelakaan/cidera, masturbasi/onani yang
telalu dalam (Hariyati, 2015).
d. Kehamilan
Kehamilan adalah proses yang terjadi setelah pertemuan antara sel telur
perempuan dan sperma laki-laki yang membentuk sel embrio dimana
merupakan cikal bakal janin. Usia subur seorang individu dikatakan matang
secara seksual pada umur yang bervariasi antara pria dan wanita. Untuk pria
dimulai sejak terbentuknya produksi sperma, untuk perempuan dimulai sejak
diproduksinya sel telur, yaitu ditandai dengan menstruasi.
Proses kehamilan diawali dengan keluarnya sel telur yang telah matang dari
indung telur dan siap dibuahi sperma seningga membentuk zigot (sel yang
bertumbuh) hal ini terjadi jika kondisi sperma dan sel telur sama sama sehat.
Zigot akan terus membelah menjadi sel yang sempurna sambil bergerak
menuju rahim. Di rahim hasil konsepsi tersebut akan menanamkan diri pada
dinding rahim (uterus), sel yang tertanam tersebut di sebut embrio hingga
menjadi janjin yang siap untuk dilahirkan (Hariyati, 2015).
2.5.4 Mekanisme fungsi organ reproduksi laki-laki
a. Ereksi
Ereksi merupakan pengerasan dan pembesaran pada penis yang terjadi ketika
pembuluh darah dipenuhi dengan darah. Ketika ereksi otot-otot disekitar
kandung kemih akan menjadi lebih rapat, sehingga tidak dapat mengeluarkan
air seni/kencing saat melakukan hubungan seksual. Ereksi bisa terjadi karena
rangsangan seksual, misalnya ketika orang lain menyentuh penis juga bisa
terangsang ketika menonton adegan erotis ditelevisi, melihat gambar-gambar
seksi dan berfantasi seksual, yaitu membayangkan adegan-adegan erotis.
Ereksi juga bisa terjadi karena perubahan suhu dingin (Hariyati, 2015).
b. Ejakulasi
Ejakulasi merupakan keluarnya cairan sperma melalui saluran kemih, bisa
terjadi melalui rangsangan maupun tanpa rangsangan (mimpi basah). Mimpi
basah merupakan pengalaman normal pada laki- laki yang mengalami
pubertas yang ditandai dengan keluarnya cairan putih kental saat tidur
berlangsung, seiring dengan proses mimpi tentang seks. Sperma yang telah di
produksi akan dikeluarkan dari testis melalui saluran vas deferens kemudian
berada didalam cairan mani yang ada di vesikula seminalis. Sperma disimpan
dalam kantung mani, jika sudah penuh akan dikeluarkan dengan sendirinya,
jika tidak dikeluarkan cairan ini akan diserap kembali oleh tubuh. Mimpi
basah umumnya terjadi secara periodik, bekisar setiap 2-3 minggu (Hariyati,
2015).
c. Onani/ mastrubasi
Onani/masturbasi merupakan aktivitas merangsang diri sendiri dengan
menyentuh atau meraba organ genetalia. Perkembangan organ- organ
reproduksi pada remaja akan mempengaruhi kegiatan faal reproduksi yang
salah satunya adalah meningkatkan rangsangan seksual dari dalam tubuh diri
remaja. Selain itu rangsangan tersebut juga banyak dipengaruhi oleh faktor
luar seperti majalah, film dan hal-hal yang berbau erotis. Rangsangan seksual
tersebut dipengaruhi oleh sifat ingin tahu remaja untuk suatu pengalaman
dalam dirinya, sehingga terjadi adalah rangsangan seksual yang meningkat
namun belum mampu mendapatkan penyaluran seksual secara normal.
Remaja akan berupaya untuk melepaskan diri dari permasalahan tersebut dan
dengan cara merangsang diri sendiri pada penisnya sehingga terjadi ereksi
dan berakhir dengan ejakulasi. Dengan demikian produksi spermatozoa yang
tertumpuk akan dilepaskan secara paksa. Secara fisiologis masturbasi tidak
mengganggu kesehatan selama dilakukan secara bersih dan tidak terobsesi
(Hariyati, 2015).
Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu literature review atau tinjauan
literatur. Tinjauan literatur merupakan sebuah studi komprehensif dan interpretasi
literatur yang berhubungan dengan topik tertentu.
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator (AND,
OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikkan
pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang
digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan Medical
Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari: “Pendidikan (Education)”, “Kesehatan
Reproduksi (Reproductive Health)”, “Sikap (Attitude)”, “Keyakinan Diri (Self
Efficacy)”, “(Pencegahan Seksual Pranikah (Prevention of Premarital Sexual)”.
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel yang juga sebagai panduan dalam
menentukan kriteria inklusi dan eksklusi jurnal yang akan di review adalah
menggunakan PICOS framework.
Critical Appraisal
Setelah melakuakan pencarian data dan menemukan artikel relevan yang dapat
menjawab pertanyaan kajian literatur, maka penulis akan melakukan critical
appraisal. Critical Appraisal adalah sebuah pendekatan sistematis yang
terorganisir untuk melakuakan evaluasi studi penelitian. Hal ini menggunakan
seperangkat kriteria penilaian krisis yang objektif untuk menentukan kekuatan,
kwalitas, dan konsistensi bukti atau artikel kajian literatur. Prinsip kunci dari
critical appraisal adalah dengan melakuakan studi yang menyediakan cukup
informasi untuk membantu peneliti menilai baik atau tidaknya sebuah artikel
(Lathlean dan Gerrish, 2015).
Dieksklusi (n =
Participants
Tidak fokus pada sikap dan
keyakinan diri remaja
Full text diambil dan dinilai
kelayakan (n = 17) Intervention
Tidak relevan dengan
pendidikan kesehatan
reproduksi
Outcome
Tidak membahas efektivitas
Jumlah artikel yang memenuhi kesehatan reproduksi trhadap
syarat review (n= 7) sikap dan keyakinan diri
remaja tentang pencegahan
seks pranikah
BAB IV
Dalam (Gambar 3.4) ada tujuh artikel yang memenuhi kriteria insklusi yaitu
pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi tentang sikap terhadap pencegahan
seks pranikah. Studi dalam penelitian literature riview terkait pengaruh
pendidikan kesehatan reproduksi tentang sikap terhadap pencegahan seks
pranikah tiga mengunakan Quasi Experimental jenis pre test-post test control
group design dan dua menggunakan One group pretest-postest design (kelompok
intervensi tanpa menggunakan pembanding). Semua studi (n = 5) rata-rata
memiliki nilai atau kualitas yang tinggi menurut checklist The JBI Critical
Appraisal. Studi yang sesuai dengan tinjauan sistematis ini dilakukan di Indonesia
(Dewi S.U. 2018), Indonesia (Oktarina J. 2019), Indonesia (Jannah U. 2017),
Indonesia (Saputro D. N. A. A. 2015) dan Arab Saudi (Research, 2018). Hasil
kajian terhadap tujuh literature tersebut tergambar sebagai berikut:
4.2 Hasil
Dewi S.U., 2018 Sampel terdiri One group Peneliti melakukan Outcome: Hasil penelitian ini
dari 36 pretest- menunjukan adanya
observasi pertama (pretest) Tujuan
responden postest efektivitas penyuluhan
remaja di design dengan memberikan penelitian ini kesehatan reproduksi
Mujil (kelompok tentang seksual pranikah
kuesioner kepada 36 adalah untuk
Kelurahan intervensi terhadap pengetahuan
Bumurejo tanpa responden kemudian mengetahui dan sikap remaja.
Kebumen. menggunaka Hasil uji statistik paired
diberikan intervensi efektivitas
n t-test diketahui nilai P =
pembanding) penyuluhan kesehatan penyuluhan 0,000, artinya
penyuluhan kesehatan
reproduksi tentang seksual kesehatan
reproduksi tentang
pranikah, sesudah itu reproduksi seskual pranikah efektif
secara sangat signifikan
peneliti melakukan tentang seksual
terhadap
observasi kembali dengan pranikah pengetahuan dan sikap
remaja.
memberikan kuesioner terhadap
sikap dan pengetahuan pengetahuan dan
remaja terhadap seksual sikap remaja.
pranikah.
Instrument:
kuesioner sikap
dan pengetahuan
Oktarina J., 2019 Populasi dalam Quasi Terdapat 2 kelompok: Outcome: Hasil terdapat perbedaan
penelitian ini Penelitian ini yang bermakna pada
Experimental 1. kelompok intervensi
adalah seluruh bertujuan untuk kelompok kontrol dan
siswa kelas 1 jenis pre test- menerima pendidikan mengetahui kelompok perlakuan pada
SMAN 1 pengaruh pengetahuan dan sikap
post test kesehatan reproduksi
Sukamara pendidikan remaja. pengetahuan
yang control dan diberikan sebanyak kesehatan pada remaja p=0,000
berjumlah 242 reproduksi pada (p<0,05) dan sikap pada
group 3 kali.
siswa. Sampel pengetahuan dan remaja p=0,014 (p<0,05).
yang diambil design. 2. Kelompok control di sikap remaja Ada pengaruh pendidikan
adalah siswa dalam kesehatan reproduksi
observasi pretest dan
kelas 1 yang pencegahan terhadap peningkatan
memenuhi postest dengan hubungan seks pengetahuan dan sikap
kriteria inklusi. pra nikah di remaja di SMAN 1
kuesioner sikap dan
Sampel SMAN 1 Sukamara, Provinsi
berjumlah 50 pengetahuan Sukamara, Kalimantan Tengah.
siswa terdiri Provinsi
dari 25 siswa Kalimantan
kelompok Tengah
intervensi dan
25 orang Instrument:
kelompok kuesioner
control. pengetahuan dan
sikap
Jannah U., 2017 Populasi dalam Pre Peneliti melakukan Outcome: tujuan Hasil penelitian ini
untuk menunjukan Siswa SMP
penelitian ini experimental observasi perama (pretest)
mengetahui Ma‟arif Gamping Mlangi
adalah seluruh jenis one dengan memberikan Pengaruh Sleman Yogyakarta
Penyuluhan sebelum penyuluhan
siswa SMP group kuesioner kepada 51
Ma’arif pretest- responden kemudian Kesehatan sebagian besar memiliki
Reproduksi perilaku cukup yaitu
Gamping postest diberikan intervensi
terhadap Sikap sebanyak 31 responden
Sleman yaitu design penyuluhan kesehatan Remaja Tentang (60,8%), sesudah
Pencegahan penyuluhan sebagian
degan jumlah reproduksi tentang seksual
Seks Pranikah dibesar memiliki perilaku
154 siswa pranikah, sesudah itu SMP Ma‟arif cukup yaitu 28 responden
Gamping (54,9%) dan memiliki
dengan peneliti melakukan
Mlangi Sleman perilaku baik yaitu 22
menggunakan observasi kembali dengan Yogyakarta. responden (43,1%). Ada
pengaruh penyuluhan
teknik sempel memberikan kuesioner
Instrument: kesehatan terhadap sikap
purposive sikap dan pengetahuan kuesioner sikap remaja tentang
dan pengetahuan pencegahan seks
sampling. remaja terhadap seksual
pranikah p-value 0,0001
Jumlah sempel pranikah. dimana 0,0001<0,05.
dalam
penelitian ini
51 siswa.
Saputro D. N. A. Sampel dalam Quasi Terdapat 2 kelompok: Outcome: Hasil penelitian
Tujuan terdapat perbedaan
A., 2015 penelitian ini Experimental 1. kelompok intervensi
penelitian pengetahuan tentang
berjumlah 40. jenis with menerima promosi mengetahui kesehatan reproduksi
pengaruh sebelum dan
yang diambil control kesehatan reproduksi
promosi sesudah diberi promosi
adalah siswa group.. 2. Kelompok control di kesehatan kesehatan dengan p=
tentang 0,001 pada kelompok
kelas X dan XI observasi pretest dan
kesehatan perlakuan,
terdiri dari 20 postest dengan reproduksi sedangkan pada
siswa kuesioner sikap dan terhadap kelompok kontrol Tidak
pengetahuan dan terdapat perbedaan
kelompok pengetahuan
sikap remaja dengan p = 0,437.
intervensi dan tentang seks Terdapat perbedaan sikap
pranikah di tentang seks pranikah
20 orang
SMA sebelum dan sesudah
kelompok Muhammadiyah diberi
4 Kartasura promosi kesehatan
control.
dengan p= 0,002 pada
Instrument: kelompok perlakuan,
kuesioner sedangkan pada
pengetahuan kelompok kontrol Tidak
berisi 19 terdapat perbedaan
pertanyaan. dengan p = 0,746.
kuesioner sikap Terdapat beda
seks pranikah pengaruh promosi
terdiri kesehatan tentang
14 pertanyaan. kesehatan reproduksi
Analisa Data terhadap pengetahuan
Penelitian remaja tentang seks
yang digunakan pranikah antara
adalah uji kelompok perlakuan
Paired dengan kelompok
sample t-test, kontrol dengan p =0,001.
dan independent Tidak terdapat beda
t test. pengaruh promosi
kesehatan
tentang kesehatan
reproduksi terhadap sikap
remaja tentang seks
pranikah antara
kelompok perlakuan
dengan kelompok kontrol
dengan p =0,092.
penelitian ini Terdapat
pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap
peningkatan
pengetahuan responden
tentang kesehatan
reproduksi, namun tidak
terdapat
pengaruh pemberian
pendidikan kesehatan
terhadap peningkatan
sikap.
Maimunah, 2019 Sempel terdiri Metode yang No Intervention Outcome: Hasil penelitian
dari 165
digunakan Tujuan menunjukan bahwa
remaja yang
berusia 12-19 kualitatif penelitian ini pendidikan seks adalah
tahun.
dengan untuk sangat penting dari sudut
menggunaka mengeksplorasi
n teori perspektif
pandang remaja .
grounded remaja tentang
pendidikan seks
sebagai dasar
kebijakan
menentukan
apakah
pendidikan seks
penting atau
tidak bagi
remaja
Instrumen:
Kuesioner
pentingnya
pendidikan seks
pada remaja
terdiri dari 2
pertanyaan
Kemigisah, dkk Sempel terdiri Metode Outcome: Hasil dalam penelitian ini
2019 dari 33 sekolah dalam Tujuan menunjukan antara Juli
untuk pebelitian ini penelitian ini 2016 dan Agustus 2017,
kelompok menggunaka untuk 1096 siswa direkrut.
perlakuan 15 n metode mengevaluasi Hasil dipelajari diantara
dan kelompok campur, efektivitas yang 380 siswa di Indonesia
control 18 termasuk uji komprehensif kelompok intervensi dan
yang dipilih coba intervensi 484 siswa di kelompok
secara acak di kelompok pendidikan kontrol. Proporsi murid
kabupaten acak di antara seksualitas pada yang pernah
Mbarara murid di 33 remaja di berhubungan seks
sekolah dasar sekolah di meningkat dari 9 menjadi
yang dipilih Uganda 12,1% dalam intervensi
secara acak. disbandingkan dengan
Diikuti Instrument: 5,2% hingga 7,4% pada
evaluasi Untuk menilai kelompok kontrol,
kualitatif efektivitas namun demikian
intervensi di intervensi perbedaan antara
4 sekolah ang menggunakan kelompok tidak
mencakup 14 kuesioner yang signifikan secara
wawancara diujicibakan di statistik. Menemukan
mendalam antara 105 peningkatan yang lebih
dan 3 diskusi remaja. besar dalam hal seksual
kelompok Kuesioner dan pengetahuan
berfokus dikembangkan kesehatan reproduksi di
dibagikan dalam bahasa antara sekolah intervensi
kepada siswa. inggris dan dan tidak ada yang
Data bahasa local. signifikan perbedaan
kuantitatif harga diri, citra tubuh
dianalisis atau norma-norma
menggunaka kesejateraan gender.
n regresi
logistik untuk
membanding
kan
perbedaan
kelompok
intervensi
dan
kelompok
kontol.
Obach, dkk 2017 Sempel terdiri Metode yang - Outcome: Hasil dalam penelitian ini
dari lima digunakan Tujuan persepsi negative
wilayah di menggunaka penelitian ini diantara remaja
metropolitan n etnografi menanyakan diidentifikasi mengenai
chili kualitatif tentang persepsi jenis kelamin pendidikan
remaja tentang yang mereka terima.
pendidikan di Mereka menyatakan
wilayah bahwa ada kebutuhan
Metropolitan akan informasi tentang
Chili dan peran seksual dan kesehatan
sector kesehatan reproduksi, yang
dan pendidikan. membahas secara
biologis, emosional dan
Instrumen: dimensi seksualitas,
Teknik mengatasi pendekatan
penelitian yang konservatif dan bebasis
digunakan yaitu risiko untuk seks.
pengamatan Strategi kesehatan
partisipan inovatif yang difokuskan
terhadap pada sekolah
dinamika ruang, diidentifikasi, dimana
terutama sektor kesehatan dan
interaksi antara pendidikan bekerja
remaja dan tim secara kolaboratif dalam
kesehatan dan pendidikan seks.
dilakukan
Wawancara
semi terstruktur.
4.3 Pembahasan
Studi kedua juga oleh Oktarina J (2019) menemukan bahwa pada kelompok
kontrol sikap pada pre test terdapat 5 responden (20%) yang besikap negatif dan
pada post test ada 19 responden (76%) yang bersikap positif. Analisis statistik
terdapat 2 sempel bebas pada pre test menunjukkan nilai p=0,486 (p>0,05) berarti
tidak terdapat perbedaan bermakna sikap kelompok perlakuan dan kontrol. hal ini
berarti bahwa pada saat sebelum diberi pendidikan seksual, kedua kelompok
berada pada tingkat sikap yang sama. setelah diberikan pendidikan kesehatan
reproduksi didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0,014 (p<0,05)
yang berarti terdapat perbedaan sikap antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan seksual berpengaruh terhadap
peningkatan sikap remaja terhadap perilaku hubungan seks pranikah. Pemberian
pendidikan kesehatan reproduksi oleh pendidik sebaya dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap siswa dalam pencegahan seks pra nikah di SMAN 1
Sukamara.
Studi ketiga juga dari Jannah U (2017) dalam penelitiannya menemukan hasil
penelitian pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap remaja
tentang pencegahan seks pranikah, analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya hubungan antara variabel hubungan antara dua variabel yaitu
variabel dependen dan variabel independen yang ada. hasil uji normalitas data
didapatkan data berdistribusi tidak normal karena p-value dari uji Kolmogorov-
Smirnov adalah 0,000< 0,05, sehingga analisis dilakukan dengan non parametrik
yaitu wilcoxon. responden yang dilakukan penyuluhan kesehatan sebelum
penyuluhan sebagian besar responden memiliki perilaku cukup yaitu 31
responden (60,8) dan sesudah penyuluhan sebagian besar memiliki perilaku cukup
yaitu 28 responden (54,9%) dan memiliki perilaku baik yaitu 22 responden
(43,1%). bedasarkan hasil analisis wilcoxon dengan α = 0,05 diperoleh nilai p-
value 0,0001 dimana 0,0001 <0,05 hal ini berarti ada pengaruh penyuluhan
kesehatan terhadap sikap remaja tentang pencegahan seks pranikah. sikap
dikatakan meningkat apabila nilai post-test lebih tinggi dari pada nilai pre-test.
Studi ke enam dari Kemigisah, dkk (2019) menunjukan skor untuk pengetahuan
kesehatan seksual mengalami peningkatan secara signifikan lebih banyak diantara
kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontro. Pada tingkat bivariate
kelompok perlakuan memiliki 2,14 (p<0.001) kali peluang memiliki skor yang
lebih besar peningkatan dari kelompok kontrol. Ana-multivariat lisis saat
menyesuaikan untuk kovariat yang relevan, kelompok perlakuan 2,17 (p <0.001)
kali lebih mungkin memiliki peningkatan yang lebih besar dalam skor
pengetahuan. Sedangkan skor seksual dan sikap tidak menemukan perbedaan yang
signifikan secara statistik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Studi ke tujuh dari Obach, dkk (2017) didapatkan sektor kesehatan dan
pendidikan bekerja secara kolaboratif dan terkoordinasi, ada respons yang lebih
baik terhadap kebutuhan remaja dalam hal informasi dan pendidikan seksual.
Didapatkan bahwa pendidikan seks yang diterima disekolah sangat mendasar pada
aspek biologis.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan temuan yang telah didapatkan dari berbagai artikel dan teori, dapat
ditarik kesimpulan yaitu tingkat pendidikan seseorang sangat mempengaruhi
dalam pembentukan sikap seseorang, termasuk remaja dalam hal ini sikap tentang
seksual pranikah. pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi disamping dapat
meningkatan sikap remaja yang lebih baik mengenai seksual pranikah,
pengetahuan seorang remaja akan berpengaruh terhadap sikap, dari sikap ini
membentuk keyakinan sehingga seseorang dapat menentukan sikapnya. dengan
demikian terlihat jelas bahwa adanya efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi
terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang seksual pranikah. pentingnya
informasi mengenai seksual pranikah pada remaja yang diberikan secara jelas dan
benar yaitu salah satunya dengan pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi
tentang seksual dari petugas kesehatan, orang tua, teman sebaya sehingga dapat
meningkatkan sikap remaja menjadi lebih baik. Terdapat perbedaan sikap
responden antara sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan terjadi peningkatan
sikap setelah diberikan penyuluhan.
5.2 Saran
Ahiyanasari C.E., dan Nurmala I. 2017. Niatan Siswi SMA untuk Mencegah
Seks Pranikah. 26 Februari 2020. Https://e-
journal.unair.ac.id.pdf.promkesvol5no1juli2017_siapcetak.1.1-
openjournalunair-universitasairlangga.
Muflih M., dan Setiawan D. I. 2017. Pengaruh Konseling Short Message Service
(SMS) Gateway terhadap Self Efficacy Menghindari Seks Bebas dan
HIV/AIDS Remaja. 12 Maret 2020.
http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/download/344/145.
Rostosky S. S., Dekhtyar O., Cupp P., Anderman E. M. 2008. Sexual Self-concept
and Sexual Self-efficacy In Adolescents. 12 Maret 2020. A possible clue to
promoting sexual healt?. Journal of sex research, 45(3), 277-286.
Simak V. F., Fitriany P., Setiawan A. 2019. The Relationship Between Risky
Sexual Pratices and Spiritual Intelligence Of Adolescents In Indonesia. 20
februari 2020. Https://dpo.org/10.1080/24694193.2019.1578298
Winarni. 2017. Efikasi diri dan perilaku seksual pranikah remaja SMA. 03 maret
2020. https://www.jurnal.stikes-
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/download/209/141