Oleh :
NAMA : Shintya Mayrika Alvionita Sebayang
NPM : 07220400036
Mengetahui
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar kasus yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Remaja Usia 17 Tahun Dengan Kehamilan
Usia Dini Di PMB “I” Tahun 2023” Penulis menyadari bahwa keberhasilan
penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan pihak yang
diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Drs. H. Jacub Chatib, Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta
2. Prof. DR. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH, sebagai Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM, selaku Rektor Universitas Indonesia
Maju.
4. Susaldi, S. ST., M. Biomed, selaku Rektor I Bidang Akademik Univeritas
Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM., M. Kes, selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Univeritas Indonesia Maju (STIKIM)
6. Hidayani, Am. Keb., SKM., MKM. Selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
8. Retno Sugesti, S. ST., M. Kes, Selaku Koordinator Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Terapan, Univeristas Indonesia Maju.
9. Ernita Prima Noviyani,S.S.T.,Bdn.,M.Kes, Selaku dosen pembimbing
Praktik Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Remaja, Pranikah, dan
Prakonsepsi yang telah sabar dan banyak meluangkan waktu untuk
memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan selama penulis
menyusun laporan seminar kasus ini.
10. ……………………… Selaku dosen penguji dalam Seminar Kasus Praktik
Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi Remaja, Pranikah, dan
Prakonsepsi.
11. Seluruh dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju.
3
12. Seluruh teman-teman kelompok 2 dalam Praktek Asuhan Kebidanan
Kesehatan Reproduksi Remaja, Pranikah dan Prakonsepsi, yang senantiasa
memberikan motivasi dan semangat sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
13. Suami, anak dan orang tua tercinta, terimakasih atas doa dan suport yang
selalu diberikan kepada penulis
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini.
Jakarta, 8 Februari 2023
Penulis
4
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 3
1.2.1. Tujuan Umum 3
1.2.2. Tujuan Khusus 3
1.3. Manfaat 3
1.3.1. Bagi Pasien 3
1.3.2. Bagi Pelayanan Kesehatan 4
1.3.3. Bagi Masyarakat 4
1.3.4. Bagi Institusi Pendidikan 4
BAB II TINJAUAN TEORI 5
1. Hamil Usia Dini 6
1.1 Definisi 7
1.2 Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini 8
1. Kesiapan Menerima Kehamilan 8
2. Kesiapan sebagai Seorang Ibu 9
3. Cemas Melahirkan Tidak Normal 9
4. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan 10
5. Perubahan Fisiologis 10
6. Emosi Masih Labil 11
7. Khawatir Bayi Lahir Prematur 11
8. Khawatir Berhubu ngan Seksual 11
9. Peran Dukungan Keluarga 12
10. Sosial Ekonomi 12
1.3 Masalah yang Terjadi pada Kehamilan Usia Dini 13
1. Masalah Kesehatan Reproduksi 14
2. Masalah Psikologis 15
3. Masalah Sosial Ekonomi 16
5
2. Remaja 17
2.1 Defenisi 18
2.2 Ciri-ciri Perubahan Remaja 19
A. Perkembangan Non Fisik 19
B. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja 20
BAB III TINJAUAN KASUS 21
BAB IV PEMBAHASAN 23
BAB V PENUTUP 25
A. Kesimpulan 26
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 30
DOKUMENTASI 31
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
usia 12-17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif, serta
meningkatnya resiko disproporsi kepala panggul (karena tulang panggul
belum tumbuh sempurna) dan penyakit menular seksual.
Selain itu, kehamilan usia remaja dapat menyebabkan perceraian
karena kurang matangnya kedewasaan mereka dalam membina suatu
rumah tangga (Imron, 2006).
Kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan masih banyak
remaja-remaja wanita yang belum begitu memahami resiko dari akibat
kehamilan diusia remaja, banyak remaja yang masih menyepelekan
tentang kesehatan reproduksi dan cara untuk mencegah penyakit yang
mungkin akan muncul dari kurangnya kesadaran diri untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan reproduksi mereka.
Data Statistik Kesejahteraan Rakyat DIY 2011 menunjukkan
25,71% perempuan di DIY menikah pada usia di bawah 20 tahun (2,84%
diantaranya di bawah usia 16 tahun). Sedangkan data terakhir yang
bersumber dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah
Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2013 tercatat sebanyak 325 kasus remaja
mengalami kehamilan tidak diinginkan atau hamil diluar nikah, 15%
diantaranya telah menjalani aborsi dan sisanya menjalani pernikahan dini.
Beberapa usaha telah dilakukan pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan RI sebagai hulu guna menekan angka kehamilan di usia remaja,
antara lain: meningkatkan status gizi perempuan dan remaja;
meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dimulai dari
lingkup keluarga; meningkatkan konseling pranikah untuk calon
pengantin; meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh
adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan keluarga
(terutama calon ibu) sebelum dan saat hamil, termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K serta pemenuhan
kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Pemerintah juga telah menetapkan Undang-undang Perkawinan
pasal 7 ayat 1 No.1 tahun 1974 yang menyatakan usia minimum untuk
menikah bagi laki-laki 19 tahun dan perempuan 16 tahun. Namun tahun ini
8
DPR dan DPD telah mengusulkan perubahan atas Undang-undang No. 1
Tahun 1974 ini dan usulan ini telah masuk dalam Program Legislasi
Nasional 2015-2019. Hal ini dikarenakan usia pernikahan untuk
perempuan tidaklah sesuai dengan batas usia perkawinan yang tercantum
pada Undang-Undang tentang Perlindungan Anak UU No. 23 Tahun 2002,
yaitu 18 tahun. Usulan ini mendapat dukungan dari banyak pihak karena
pernikahan dibawah usia 18 dianggap masih rentan terhadap kesehatan
reproduksi dan tingkat kemiskinan serta angka kematian ibu melahirkan
sangat tinggi.
Tahun ini BKKBN sebagai badan yang juga bertugas memberikan
penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap remaja, telah
mengkampanyekan batas usia menikah dan hamil menjadi 21 tahun guna
menekan angka pernikahan dan kehamilan dini (BKKBN, 2010).
Berdasarkan data yang telah didapat, angka kejadian kehamilan
pada remaja usia di bawah 20 tahun di Puskesmas Panjatan II selama
tahun 2014 sebanyak 20 ibu dari 429 kehamilan, Berdasarkan survey awal
yang saya lakukan pada tanggal 8 Februari 2023 di PMB ‘I’ karena
kurangnya pengetahuan tentang kehamilan usia dini. Dari masalah tersebut
penulis tertarik untuk meneliti studi kasus Asuhan kebidanan pada Nn. S
usia 17 tahun Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun
2023
1.2 Tujuan
9
b. Melakukan Pengkajian data Objektif pada Ny. S usia 17 tahun Remaja
tahun Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
1.3 Manfaat
program bagi pelayanan kesehatan khususnya pada remaja, hal ini dapat
remaja.
Hasil penelitian kasus ini merupakan fakta – fakta yang ditemukan pada
10
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
12
3) Ingin anak
4) Ingin berperan
5) Faktor hubungan
6) Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja
13
usia dini. Untuk keluarga pemula, kehamilan adalah periode
transisi dari masa anak-anak menjadi orang tua dengan
karakteristik yang menetap dan mempunyai tanggungjawab yang
menuntut kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita akan menjadi ibu
dan suaminya akan menjadi ayah (Susanti, 2008).
3. Cemas Melahirkan Tidak Normal
Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan
kehamilan. Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan
menghadapi stressor, yang dapat menjadi masalah apabila
berlebihan. Tingginya kecemasan pada ibu hamil usia dini
berhubungan dengan kejadian abnormal yang dialaminya,
sehingga ibu cemas akan melahirkan tidak normal (Susanti,
2008).
4. Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan
Efek psikologis pada kehamilan remaja putri adalah ibu takut
mengalami terjadinya komplikasi kehamilan seperti perdarahan,
infeksi pada masa kehamilan, kurang darah, dan lain-lain
(Susanti, 2008).
5. Perubahan Fisiologis
Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk
menolak, menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra
tubuh seperti ibu merasa tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak
sayang lagi pada dirinya, takut suaminya selingkuh (Salmah dkk,
2006).
6. Emosi Masih Labil
Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu
mengkaji kembali perubahan peran dan hubu ngan sosialnya.
Stres ibu hamil dipengaruhi oleh emosinya yang masih labil,
lingkungan sosial, latar belakang budaya, dan penerimaan atau
penolakan terhadap kehamilannya (Salmah dkk., 2006).
7. Khawatir Bayi Lahir Prematur
14
Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga
berakibat pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin
yang berada di dalam rahim dalam merespons apa yang sedang
dialami oleh ibu. Berdasarkan penelitian, ibu hamil yang
mengalami stres akan meningkatkan resiko melahirkan bayi pr
ematur, melahirkan bayi yang lebih kecil. Bahkan bahaya stres
pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin keguguran (Susanti,
2008).
8. Khawatir Berhubu ngan Seksual
Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang kehamilan
menyebabkan mereka takut untuk melakukan hubungan seksual
terutama pada trimester III. Ketakutan tersebut karena mereka
beranggapan dengan melakukan hubungan seksual akan
mencederai bayi (Salmah, 2006).
9. Peran Dukungan Keluarga
Keluarga dengan ibu hamil, perlu memelihara keterbukaan dan
keseimbangan, menjaga tugas perkembangan, serta mencari
bantuan dan dukungan agar tidak terjadi konflik. Selama hamil,
pasangan merencanakan bersama kelahiran anak pertama mereka,
dan mengumpulkan informasi tentang cara menjadi orang tua.
Ketersediaan dukungan sosial untuk kesejahteraan psikososial ibu
hamil merupakan faktor penting. Anggota keluarga yang lain,
terutama ayah dan ibu, kakek/nenek dan saudara yang lain juga
harus menyesuaikan diri dengan remaja yang hamil. Untuk
beberapa pasangan, kehamilan dapat berkembang menjadi krisis
yang merupakan gangguan atau konflik yang dapat mengganggu
keseimbangan antara anggota keluarga (Susanti, 2008).
10. Sosial Ekonomi
Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja
khususnya wanita untuk melakukan hubungan seksual pranikah.
Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun
sering kali mereka tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari,
15
bekerja di perumahan tanpa dibayar hanya diberi makan dan
pakaian, bahkan beberapa mengalami kekerasan seksual (Aryani,
2009).
16
tinggi dibandingkan dengan kurun reproduksi sehat yaitu umur 20-
30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi
untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan
makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress
psikologis, sosial, ekonomi), sehingga memudahkan terjadinya :
a) Keguguran
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk
menghilangkan kehamilan remaja yang tidak dikehendaki.
Kegugur an sengaja yang dilakukan oleh tenaga non profesional
dapat menimbulkan akibat samping yang serius seperti tingginya
angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya
dapat menimbulkan kemandulan.
b) Persalinan prematur, BBLR dan kelainan bawaan
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan
dapat mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat
badan lahir rendah, dan cacat bawaan.
c) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan
stres memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala
nifas.
d) Anemia kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat
besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional
karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi
masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia.
e) Keracunan
Kehamilan Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap
hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan
kehamilan, dalam bentuk preeklampsia atau eklampsia.
17
Preeklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian yang serius
karena dapat menyebabkankematian.
f) Kematian ibu yang tinggi
Remaja putri yang stres akibat kehamilannya sering mengambil
jalan pintas untuk melakuka n gugur kandu ng oleh tenaga
dukun. Angka kematian karena gugur kandung yang dilakukan
dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian
ibu terutama karena perdarahan dan infeksi.\
D. Remaja
a. Defenisi
Menurut (Nur Jannah, Rahayu Sri, 2018) Masa remaja atau pubertas
berada pada usia antara 10 dan 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa
kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja
adalah datangnya haid pertama yang dinamakan manarke. Secara tradisi, manarke
sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas sebagai wanita dewasa, dan siap
dinikahkan. Pada usia ini, tubuh Wanita mengalami perubahan dramatis, kerena
adalah :
a. Gizi seimbang.
adiktif).
18
g. Peningkatan penghargaan diri.
penyalahgunaan obat.
1. Masa remaja awal (10-12 tahun) dengan ciri khas antara lain: ingin bebas,
lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), dengan ciri khas antara lain: mencari
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), dengan ciri khas antara lain: mampu
kebebasan diri.
Perubahan fisik dalam masa remaja sangat merupakan hal yang sangat
penting dalam kesehatan reproduksi karena pada masa ini terjadi pertumbuhan
terjadi yaitu:
19
Terjadinya haid yang pertama pada remaja perempuan, dan mimpi basah
besar, dada lebih lebar, badan berotot, tumbuh kumis di atas bibir,
membesar.
e. Perubahan Kejiwaan
berkelahi.
mencoba hal-hal baru di dorong oleh rangsangan seksual yang jika tidak
akibatnya.
20
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI
Identitas
1. Alasan datang
Pasien datang ke PMB Bidan I Bersama suaminya dengan alasan ingin melakukan
kontrol kehamilan dan ibu merasa cemas akan kesiapan kehamilannya
2. Keluhan utama
mual, muntah
3. Riwayat obstetric
a. Riwayat menstruasi
Menarche usia 13 tahun
Lama menstruasi perbulan 5-7 hari
Konsistensi Cair, Warna merah segar, ganti pembalut 2-3x/hari atau sesuai
kebutuhan.
Siklus 28 hari.
HPHT: 27 Oktober 2022
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Belum pernah hamil.
3. Riwayat ginekologi
22
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi seperti kista,
mioma, endometritis, dll.
0. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun
sekarang. dan pasien mengatakan tidak pernah mengalami operasi apapun.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan dirinya dan keluarga nya tidak sedang dan tidak pernah
menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti Hipertensi, DM,
Jantung, Hepatitis, TBC, dll.
0. Riwayat pernikahan
Menikah tahun 2022. Ini merupakan pernikahan pertama dan suami pertama.
7. Riwayat psikososial
Pasien mengatakan Bahagia menjalani kehidupan rumah tangganya. Pasien merasa
bahagia serta ikhlas menjalani peran sebagai istri.
0. Riwayat KB
Belum pernah KB.
23
4. Data Objektif
4.1 Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :Baik
Kesadaran :Composmentis
4.2 Pemeriksaan Umum
a. Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b. Denyut nadi : 80 kali/menit
c. Frekuensi nafas : 24 kali/menit
d. Suhu tubuh : 36,4C
4.3 Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 52 kg
b. Tinggi badan : 156 cm
c. LILA : 25 cm
d. IMT : 21,3 kg/m2
24
j. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
5. Analisis Data
Ny. S, remaja 17 tahun dengan kehamilan usia dini
6. Penatalaksanaan
1. Menyambut klien dengan hangat. Klien merasa senang
2. Menggunakan APD level 1 (masker) dalam upaya pencegahan Infeksi.
Klien mengerti.
3. Menyarankan klien untuk tetap memakai masker di area umum termasuk
Puskesmas maupun Posyandu. Klien mengerti dan tetap memakai
maskernya.
Evaluasi : sudah di lakukan
4. Membangun hubungan baik dengan klien dan melakukan inform consenst
sebelum melakukan pemeriksaan/ tindakan. Klien bersedia dan sudah
menandatangani informed consent.
Evaluasi : sudah di lakukan
5. Memberikan informasi tentang pernikahan dini, memberikan informasi
tentang persiapan persalinan, memberikan informasi dampak kehamilan
pada usia muda, menginformasikan pasien kesiapan sebagai orang tua.
Evaluasi : sudah di lakukan
6. Menjelaskan kepada pasien tentang rasa mual,muntah, itu akibat dari masa
kehamilan masih dini, klien mengerti dan faham apa yang di jelaskan.
Evaluasi : sudah di lakukan
25
tanggal yang sudah dijadwalkan oleh petugas yaitu tanggal 8 Maret 2023.
Evaluasi : sudah di lakukan
26
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Data objektif
Keluhan mual, muntah, adalah keluhan normal bagi ibu hamil muda.
Pada pemeriksaan abdomen DJJ 145x/menit, di lakukan palpasi namun belum
teraba janin. Pada Ny. S dilakukan pemeriksaan abdomen DJJ 145x/menit, di
lakukan palpasi namun belum teraba janin. maka tidak ada kesenjangan antara
kasus dan teori yang ada.
B.Analisa Data
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan baik subjektif maupun
objektif maka dilakukan interpretasi berupa diagnosa kebidanan pada Ny. S
27
Remaja usia 17 tahun dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023.
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi
pada remaja putri berusia <20 Tahun . Kehamilan tersebut dapat di
sebabkan oleh karena hubungan seksual ( hubungan intim) dengan pacar ,
dengan suami, pemerkosaan, maupun factor-faktor lain yang
menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut
Tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Tindakan yang dilakukan berdasarkan prosedur yang telah diikuti atau
dilakukan. di dalam tahap ini, bidan melakukan observasi sesuai dengan kriteria
muntah, dan kesiapan sebagai calon orang tua. Memberikan informasi tentang
dari masa kehamilan masih dini, klien mengerti dan faham apa yang di
kunjungan ulang 1 bulan kemudian sebagai evaluasi hasil terapi atau jika
28
ada keluhan. Klien bersedia datang pada tanggal yang sudah dijadwalkan
persalinan.
Tindakan yang dilakukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan
lebih lanjut bila diperlukan, atau sebagai bahan peninjauan terhadap langkah-
tentang kehamilan usia dini, Ny. S mengetahui cara mengatasi mual, muntah, dan
kesiapan sebagai calon orang tua. Ny. S sudah diberikan dukungan moril dan
merasa lebih tenang, Ny. S sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi. Setelah
dilakukan evaluasi pada Ny. S tidak ditemukan kesenjangan antar teori dan kasus
yang ada.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
0. Kesimpulan
a. Telah dilakukan pengkajian data subjektif pada Ny. S usia 17 tahun
Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
b. Telah dilakukan pengkajian data obyektif pada Ny. S usia 17 tahun
Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
c. Telah dilakukan identifikasi analisis data pada Ny. S usia 17 tahun
Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
d. Telah dilaksanakan asuhan kebidanan dan evaluasi pada Ny. S usia 17
tahun Remaja dengan Kehamilan Usia Dini di PMB “I” tahun 2023
A. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman pada kasus dalam memberikan asuhan kebidanan kehamilan
pada usia dini.
2. Bagi Profesi
Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan
merencanakan asuhan kebidanan kehamilan pada usia dini.
3. Bagi Institusi
Pendidikan Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses
pembelajaran baik teori maupun praktik. Agar mahasiswa dapat
meningkatkan pegetahuan dan wawasan tentang teori-teori pada kehamilan.
30
4. Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien Keluarga diharapkan teliti dan tanggap berpartisipasi terhadap
kesehatan ibu hamil agar terdeteksi dini bila terjadi kegawatan serta mengerti
tentang bahaya yang timbul selama hamil dan persalinan, serta mampu
memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk
mencari pertolongan pada tempat pelayanan kesehatan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R.Y, dan Yulianti, L. 2010 Asuhan Kebidanan 4 patologi. Jakarta: Cv trans info
media
Aspiani, R.Y.2017. asuhan keperawatan maternitas aplikasi NANDA, NIC dan NOC.
Jakarta: CV Trans Info Media
Depkes RI.2007. Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis ( KEK) Dan Anemia Untuk
Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Penelitian Gizi Dan Makanan
Jilid 21. Jakarta: Departemen Gizi Dan Kesmas FKMUI, 2007
Antika. CS. 2005. Artikel Media The Indonesian Journal of Public Health Tentang
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita Pedesaan untuk Hamil di Usia
Muda. Vol. 2 - No. 2 / November-2005. Diterbitkan Oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga Surabaya.
Aryani. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba
Medika.
Aspiani, R.Y, dan Yulianti, L. 2010 Asuhan Kebidanan 4 patologi. Jakarta: Cv trans info
media
Manuaba, Ida ayu candranita. 2008. Gawat darurat obstetri gynekologi dan obstetri
gynekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta : EGC
Prawiro harjo, S. 2009. Buku asuhan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
32
DOKUMENTASI
33