Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2017/2018
Pembuatan Smear, Pengecatan Gram pada Sampel Secret Vagina,

dan Isolasi Sampel Secret Vagina pada Media BAP(Blood Agar Plate)

dan MC (Mac Conkey)

I. Hari / Tanggal : Senin / 22 Januari 2018

II. Metode : Pengecatan dan Streak

III. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Ose

2. Lampu spiritus

3. Korek api

4. Rak tabung

5. Objek glass

6. Mikroskop

7. Kapas

b.Bahan

1. Gram A (Kristal Violet)

2. Gram B (Lugol)

3. Gram C (Alkohol Asam)

4. Gram D (Safranin)

5. Alkohol 70 %

6. Oil immersi

7. Sampel secret vagina


8. Media BAP

9. Media MC

IV. Prosedur :

a. Pembuatan Smear dan Pengecatan

1. Ambil sampel menggunakan ose bulat, kemudian dioleskan pada objek

glass

2. Keringanginkan sampai ada selaput putih

3. Fiksasi menggunakan lampu spiritus

4. Letakkan objek glass diatas rak pengecatan

5. Genangi dengan Gram A selama 5 menit, cuci dengan air mengalir

6. Genangi dengan Gram B selama 3 menit, cuci dengan air mengalir

7. Bilas dengan Gram C dan lunturkan dengan air mengalir secepatnya

8. Genangi dengan Gram D selama 3 menit, cuci dengan air mengalir

9. Keringkan dan periksa hasil di mikroskop dengan pembesaran 10x dan

100x dengan oil immersi.

b. Isolasi sampel

1. Fiksasi ose, kemudian didinginkan

2. Ambil sampel secret vagina menggunakan ose bulat

3. Gores pada media BAP dan media MC

4. Bungkus menggunakan kertas

5. Inkubasi selama 24 jam suhu 37°C

V. Hasil :

Ditemukan bakteri Gram negatif

(-) bentuk coccus


VI. Pembahasan

Pengecatan Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting

dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan

bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat kristal violet,

larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya

berupa zat warna safranin atau air fuchsin.

Bakteri Gram positiff akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan

karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri

Gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan

alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna

air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini

disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pada

praktikum ini, didapatkan bakteri Gram negatif coccus pada sampel sekret

vagina.

Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau

lingkungan asalnya dan menumbuhkannya dimedium buatan sehingga diperoleh

biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus

menggunakan prosedur aseptik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu
dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread

plate), dan mikromanipulator.

VII. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

organisme tidak dapat menahan zat pewarna setelah dicuci dengan alkohol yang

disebut Gram negatif. Terwarnai oleh Gram D yang isinya safranin dan berwarna

merah. Didapatkan bentuk bakteri coccus. Sampel diisolasi di media BAP dan MC

untuk mendapat biakan murni.


Pembuatan Suspensi Koloni, Pengecatan Sederhana dan Subkultur

I. Hari / Tanggal Praktikum : Senin, 05 Februari 2018

II. Metode : Pengecatan dan Streak

III. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Ose

2. Lampu spiritus

3. Korek api

4. Rak tabung

5. Objek glass

6. Mikroskop

7. Kapas

8. Oven

b. Bahan

1. Gram D (Safranin)

2. Oil immersi

3. Sampel secret vagina

4. NaCl

5. Media BAP

6. Media MC

IV. Prosedur :

a. Pembuatan suspensi

1. Fiksasi ose
2. Ambil koloni pada media BAP dengan ose bulat

3. Masukkan ke dalam tabung yang berisi NaCl, lalu ratakan

b. Pengecatan Sederhana

1. Fiksasi ose dan preparat

2. Ambil suspensi koloni 1-2 ose kemudian ioleskan pada objek glass

3. Keringanginkan sampai ada selaput putih

4. Fiksasi menggunakan lampu spiritus

5. Letakkan objek glass diatas rak pengecatan

6. Genangi dengan Gram D selama 3 - 5 menit, cuci dengan air mengalir

7. Keringkan dan periksa hasil di mikroskop dengan pembesaran 10x dan

100x dengan oil immersi.

c. Subkultur pada media BAP dan MC

1. Fiksasi ose

2. Ambil suspensi koloni, kemudian streck pada media BAP dan MC

3. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

V. Hasil :

Ditemukan bakteri Gram negatif (-) bentuk coccus


BAP1 BAP2 BAP3 MC1 MC2

Subkultur dari media BAP ke media BAP dengan morfologi koloni yang

berbeda-beda. Subkultur dari media MC ke media MC dengan morfologi

koloni yang berbeda dan diamati setelah 24 jam.

VI. Pembahasan

Pengecatan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling

banyak digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup

sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan

sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu

teknik pewarnaan sel bakteri. Prinsip dasar pewarnaan ini adalah ikatan

ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari

pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya

muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna.

Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan asam dan pewarna

basa.

Pewarna asam dapat terjadi karena bila senyawa pewarna

bermuatan engatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri

cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan

negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Pewarna
asam ini disebut pewarna negatif. Berbagai macam tipe morfologi bakteri

(coccus, bacillus, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan

menggunakan pewarna sederhana yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya

digunakan satu macam zat warna saja.

Subkultur merupakan salah satu tahap metode dalam kultur

jaringan, yaitu suatu teknik yang dilakukan di antra tahapan kultur.

Subkultur atau overplanting adalah pemindahan bakteri yang masih

sangat kecil dari medium lama ke medium baru yang dilakukan secara

aseptis.

VII. Kesimpulan

Dari praktikum ini, didapatkan hasil pengecatan sederhana yaitu

Gram negatif bentuk coccus. Dilanjutkan subkultur untuk mendapatkan

kultur yang murni karena pada media BAP dan MC didapatkan morfologi

koloni yang berbeda-beda.

Pembacaan Subkultur dan Penanaman pada Media BHIA

I. Hari / Tanggal Praktikum : Selasa / 6 februari 2018


II. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Ose bulat

2. Rak tabung

3. Lampu spritus

4. Korek api

b. Bahan

Media BHIA

III. Prosedur :

a. Pembacaan pada media BAP dan MC

1. Diambil media BAP dan MC

2. Diamati bentuk koloni, warna, diameter, tepi, elevasi, sifat, dan

konsistensi dari media BAP dan MC

b. Penanaman pada media BHIA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Diambil koloni dari setiap media BAP dan MC, kemudian streck

dari bawah ke atas pada media BHIA

3. Di inkubasi pada 24 jam pada suhu 37oC.

c. Hasil pembacaan pada media BAP dan MC

o Ciri-ciri koloni pada media BAP 1 dan BAP 2


1. Bentuk : Bulat

2. Warna : Putih susu

3. Diameter : 0,2 mm

4. Tepi : Halus

5. Elevasi : Cembung

6. Sifat : ɤ hemolytic

7. Konsistensi : Smooth

o Ciri-ciri koloni pada media MC 1 dan MC 2

1. Bentuk : Bulat

2. Warna : Pink muda

3. Diameter : 0,2 mm

4. Tepi : Halus

5. Elevasi : Cembung

6. Sifat : Fermentasi Laktosa

7. Konsistensi : Rough

IV. Pembahasan

Pada pembacaan subkultur sudah didapatkan biakan murni dengan

morfologi pada masing-masing media.

Bakteri yang sudah didapatkan isolat murni, dilakukan penyuburan

bakteri pada media perbenihan. Media pertumbuhan mikroorganisme

adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi)

yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme


memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit

untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat

dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga

memanipulasi komposisi media pertumbuhannya sesuai kebutuhan

bakteri. BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan

berbagai macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama

terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton, buffer fosfat, dan

sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat

menggunakan langsung sebagai sumber energi.

V. Kesimpulan

Pada praktikum ini, pembacaan subkultur didapatkan morfologi koloni

pada setiap media yang sudah menjadi kultur murni. Dan selanjutnya

bakteri dilakukan penyuburan pada media BHIA.

Pembacaan Hasil pada Media BHIA

I. Hari / Tanggal Praktikum : Rabu / 7 februari 2018


II. Prosedur

1. Diambil media BHIA

2. Diamati koloni pada media BHIA

III. Hasil

1. Didapatkan koloni berwarna kuning pada media BHIA

2. Selanjutnya dilakukan uji katalase

IV. Pembahasan

Pada praktikum ini didapatkan hasil koloni berwarna kuning pada

media BHIA. Pada media BHIA, semua bakteri akan tumbuh karena media

tersebut adalah media penyubur untuk semua jenis bakteri.

V. Kesimpulan

Didapatkan koloni bakteri pada media BHIA yang bisa digunakan

untuk tes selanjutnya.

UJI KATALASE

I. Hari/tanggal Praktikum : Senin / 12 Februari 2018


II. Metode : Slide
III. Alat dan Bahan :
a. Alat
 Ose Bulat
 Objek Glass
 Lampu Spritus
 Korek api
 Rak Tabung
b. Bahan
 H2O2 3%
 Sampel Bakteri pada media BHIA
IV. Prosedur :
1. Siapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
2. Nyalakan lampu spritus dan fiksasi objek glass
3. Fiksasi ose bulat, kemudian ambil bakteri coccus pada media BHIA
4. Letakkan pada objek glass
5. Teteskan H2O2 3% 1 tetes, lihat perubahan yang terjadi (terbentuk
buih/gelembung)
V. Hasil :

Didapatkan Hasil positif pada uji katalase

VI. Pembahasan
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri
yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat
memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk
pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan
berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba.
Bakteri katalase positif seperti Staphylococcus auereus bisa menghasilkan
gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H 2O2 (hidrogen
peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri.
Bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung
oksigen.
VII. Kesimpulan :
Ditemukan hasil positif (+) setelah itu lanjut ke uji MSA
Uji MSA
I. Hari/tanggal : Senin / 12 Februari 2018
II. Metode : zigzag
III. Alat dan Bahan :
a. Alat
 Ose Bulat
 Bunsen
 Korek Api
 Rak Tabung
b. Bahan
 Media MSA
 Sampel Bakteri Coccus
IV. Prosedur :
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Fiksasi ose bulat, lalu ambil koloni pada media BHIA
3. Gores pada media MSA dari bawah keatas
4. Inkubasi selama 24 jam suhu 37o C
V. Hasil :

Diamati pada tanggal selasa 13 februari 2018


Tes Novobiocin
I. Hari/Tanggal : Senin, 12 Februari 2018
II. Metode : Difusi
III. Alat dan Bahan :
a. Alat
 Ose bulat
 Bunsen
 Korek api
 Rak tabung
b. Bahan
 Media NA
 Paper disknovobiocin
 Sampel bakteri dari media BHIA
IV. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Fiksasi ose bulat, lalu ambil koloni pada media BHIA
3. Strek penuh pada media NA
4. Letakkan paper disk ditengah pada media NA
5. Inkubasi 24 jam pada suhu 370C
V. Hasil
Diamati pada tanggal : Selasa,13 februari 2018
Uji Koagulase
I. Hari/tanggal : Senin / 12 Februari 2018
II. Metode : Slide
III. Alat dan bahan :
a. Alat
 Ose bulat
 Objek glass
 Lampu spritus
 Korek api
b. Bahan
 Plasma sitrat
 Bakteri darimedia BHIA
IV. Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Nyalakan spritus dan fiksasi objek glass
3. Fiksasi ose bulat, ambil koloni lalu letakkan pada objek glass
4. Tetesi plasma citrat, baca hasilnya

V. Hasil :
Didapatkan hasil negatif pada uji oksidase, tidak adanya aglutinasi
Uji Oksidase, Pengamatan pada Media MSA, dan Pengamatan pada
Media NA(Tes Novobiocin)

I. Hari/tanggal : selasa / 13 Februari 2018


II. Alat dan bahan :
a. Alat
 Ose jarum
 Lampu spritus
 Korek api
b. Bahan
 Strip oksidase
 Koloni dari media NA

III. Prosedur :
Uji oksidase
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Nyalakan spritus, fiksasi ose jarum
3. Ambil koloni, letakkan pada strip oksidase
4. Lihat perubahannya
IV. Hasil :
Uji oksidase
Hasilnya negatif = tidak berubah warna
(apabilaterjadi perubahan warna hitam berarti positif)

Positif strip oksidase

Negatif strip oksidase

Tes novobiocin
Didapatkan ukuran 3 cm, warna kuning citrun, dengan nilai standar
18 mm/1,8 cm, maka hasil yang didapatkan 3 cm yang berarti
sensitif.

Pada media MSA

Media MSA dengan indikator Phenol red hasil tetap berwarna merah
berarti bakteri tidak mampu memfermentasi mannitol.

V. Pembahasan
Mannitol salt agar merupakan media pertumbuhan bakteri selektif yang
mengandung 7,5% NaCl yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan
bakteria selain Streptococcus. Kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan hidup
dalam lingkungan, sangat saline hipertonik. Namun Staphylococcus genus ini
juga disesuaikan dengan lingkungan garam dan tumbuh dengan baik di media
ini. Medium ini juga mengandung mannitol, fenol red sebagai indikator pH yang
berguna untuk mendeteksi adanya asam yang dihasilkan oleh Staphylococcus
yang memfermentasi mannitol dapat menghasilkan zona berwarna kuning di
sekitar pertumbuhannya, sedangkan yang tidak dapat memfermetasi mannitol
tidak akan menimbulkan perubahan warna. Hal ini digunakan untuk isolasi
selektif patogen dugaan Staphylococcus. Hasil yang diharapkan yaitu :
1. Gram positif fermentasi manitol Staphylococcus : media berubah
menjadi kuning
2. Gram positif fermentasi manitol tidak Staphylococcus : media tidak
berubah warna
3. Gram positif Streptococcus : menghambat pertumbuhan
4. Gram negatif : pertumbuhan terhambat
VI. Kesimpulan
Pada praktikum ini, pada media MSA tidak mengalami perubahan warna
karena bakteri Gram negatif pertumbuhannya akan terhambat, maka hasil uji
MSA negatif.
Pembuatan media MHA (Mueller Hinton Agar)

I. Hari/Tanggal Praktikum : Senin/ 26 Februari 2018

II. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Cawan petridish

2. Erlenmeyer

3. Timbangan elektrik

4. Panci

5. Kompor gas

6. Autoclave

7. Lampu spiritus

b. Bahan

1. Media MHA

2. Aquadest

III. Prosedur :

1. Timbang 38 gram media, tambahkan 1 liter aquadest

2. Panaskan sampai mendidih untuk melarutkan media

3. Sterilkan dengan autoclave pada suhu 121°C selama 14 media

4. Tunggu suhu sampai hangat-hangat kuku

5. Tuang ke dalam cawan petri steril

6. Simpan pada suhu 2 – 8°C


Uji sensitivitas antibiotik menggunakan media MHA

I. Hari/Tanggal : Selasa / 27 Februari 2018

II. Metode : difusi

III. Alat dan Bahan :

a. Alat

1. Ose bulat

2. Triangle

3. Lampu spiritus

4. Korek api

5. pinset

b. Bahan

1. NaCl

2. Media MHA

3. Koloni pada media HIA

4. Disc antibiotik untuk Gram Coccus yaitu : Ampicillin (AMP 10),

Oxacillin (OX 1), Tetracyclin (TE 30), dan Erythromycin (E 15)

IV. Prosedur :

1. Fiksasi ose

2. Ambil koloni pada media HIA, masukkan kedalam NaCl

3. Bandingkan kekeruhannya sampai sama dengan standar McFarland

4. Ambil 100 µl suspensi, masukkan kedalam media MHA


5. Ratakan menggunakan triangle

6. Diamkan selama 10 menit

7. Lalu ambil disc antibiotik yang akan digunakan untuk bakteri Gram

coccus

8. Tempelkan dan sedikit ditekan pada media MHA, jika ada 4 disc

antibiotik maka diperkirakan jaraknya agar zona jernih yang terjadi tidak

saling bertubrukan.

9. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C


Pengamatan Hasil Uji Sensitivitas pada Media MHA

I. Hari/Tanggal : Rabu, 28 Februari 2018

II. Alat dan Bahan :

1. Penggaris

2. Media MHA

III. Prosedur :

1. Amati zona hambatan yang terjadi pada media MHA

2. Ukur dan tulis zona hambatan di tiap antibiotik, pengukuran dilakukan

dari dasar plate (dibalik) dan cawan petridish tetap ditutup

IV. Hasil :

Pada media MHA dari koloni media BAP didapatkan hasil :


1. Disc antibitoik Ampicillin (AMP 10) = 0 (Resisten)

2. Disc antibiotik Oxacillin (OX 1) = 0 (Resisten)

3. Disc antibiotik Tetracyclin (TE 30) = 3,0 cm / 30 mm

4. Disc antibiotik Erytromycin (E 15) = 3,7 cm / 37 mm

Pada media MHA dari koloni media MC didapatkan hasil :

1. Disc antibitoik Ampicillin (AMP 10) = 1,3 cm / 13 mm

2. Disc antibiotik Oxacillin (OX 1) = 0 (Resisten)

3. Disc antibiotik Tetracyclin (TE 30) = 4,0 cm / 40 mm

4. Disc antibiotik Erytromycin (E 15) = 3,3 cm / 33 mm

Anda mungkin juga menyukai