Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENJASKES

Tentang

LEMPAR LEMBING, LEMPAR CAKRAM, & TOLAK PELURU

Disusun oleh

Nama :IBNU FAATIR ARDANA


Nama Jurusan :XI. TITL A

Jln. Kemiri Iringmulyo 15A Metro Timur Kota Metro


Telp / Fax (0725) 41103
Website : SMKN3Metro.sch.id / Email : smk3metro@gmail.com
LEMPAR LEMBING

Lempar lembing masuk ke dalam cabang olahraga atletik yang sudah lama resmi
dipertandingkan dalam berbagai kejuaraan internasional. Cabang olahraga atletik ini sendiri
merupakan olahraga yang terdiri atas awalan, kecepatan, dan sekumpulan tenaga saat
melempar.

Pengertian Lempar Lembing

Lempar lembing merupakan cabang olahraga pada bidang atletik yang menggunakan alat
seperti tombak dengan nama lembing. Melempar lembing ini menggunakan teknik yang
baik dan benar agar bisa memenangkan pertandingan.
Dalam pengertian lain juga berarti sebuah cabang olahraga atletik dalam nomor lempar.
Lembing sendiri merupakan alat yang digunakan pada olahraga satu ini.
Alat tersebut memiliki bentuk seperti tombak dengan sudut tajam di salah satu ujungnya.
Tujuan dari lempar lembing ini untuk memperoleh jarak lemparan sejauh
mungkin.Diperlukan kekuatan otot tangan, kaki, pinggul agar bisa mendapatkan lemparan
yang jauh.
Sejarah Lempar Lembing

Sejarah lempar lembing begitu identik dengan zaman purba. Pada zaman purba, manusia
mencari makan dengan cara berburu. Jika dilihat, olahraga satu ini tampak seperti orang
yang sedang berburu dengan menombak target buruannya. Maka dari itu, olahraga satu ini
diyakini sudah ada sejak zaman dulu.
Pada zaman dulu, lembing merupakan alat berburu sederhana yang digunakan untuk
menangkap berbagai hewan buruan. Sebelumnya berburu hanya menggunakan alat seperti
pelempar batu atau alat-alat sederhana lainnya. Keberadaan lembing ini menunjukan
perkembangan proses berpikir manusia di kala itu.
Semakin berkembangnya zaman, manusia tidak lagi menggunakan tombak untuk berburu
saja. Melainkan sudah menggunakannya sebagai ajang kompetisi.
Dari sinilah diyakini bahwa ajang kompetisi menombak sudah ada sejak dulu dengan tujuan
mendapatkan barang buruan jika menjadi pemenangnya.
Olahraga lempar lembing mulai dipertandingkan di Eropa sekitar abad 18 M. Cara mulanya
dengan melempar lembing sejauh mungkin dari tempat yang telah ditentukan. Dari Eropa
kemudian perlombaan-perlombaan terus dilakukan sampai terkenal di seluruh dunia.
Di tahun 1908, lempar lembing pun resmi menjadi salah satu olahraga yang dipertandingkan
di olimpiade dan masuk ke dalam cabang atletik.
Lapangan Lempar Lembing

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar lapangan lempar lembing:

Aturan Lempar Lembing

Lempar lembing pun memiliki aturan melempar. Atlet berhak melempar hingga 3 kali.
Lemparan dilakukan menggunakan satu tangan dan akan didiskualifikasi jika altlet
melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Tidak memegang lembing pada pembalutnya


 Tidak melempar setelah 2 menit tidak dipanggil
 Menyentuh besi batas lemparan atas
 Keluar garis sektor lemparan setelah melempar
 Lembing jatuh di luar area garis sektor lempar
 Ujung lembing tidak menimbulkan bekas pada tanah

Sementara aturan-aturan lainnya yang perlu diperhatikan dalam lempar lembing antara lain:

 Lembing harus dipegang pada tempat pegangan


 Lemparan sah jika mata lembing menancap atau menggores tanah di sektor
lemparan
 Lemparan tidak sah jika melempar atau garis 1,5 meter menyentuh tanah di area
depan lengkungan lemparan
 Sesaat setelah memulai melempar, tidak diperbolehkan melakukan putaran badan
yang sepenuhnya membuat punggung menghadap ke arah belakang
 Lembaran harus dilakukan diatas bahu
 Jumlah lemparan sama seperti pada tolak peluru
 Lemparan dilakukan sebanyak tiga kali. Penilaiannya diambil dari jarak terjauh.

Latihan Dasar Lempar Lembing

Untuk mendapatkan jarak lemparan yang jauh, kita juga bisa melakukan latihan dasarnya
terlebih dulu. Latihan dasar ini juga kerap dilakukan oleh para atlet profesional. Antara lain
sebagai berikut:

Melempar dari berdiri menghadap depan

Bentuk latihan satu ini dilakukan dengan menempatkan posisi berdiri menghadap depan
dengan kaki terbuka selebar bahu. Kemudian lembing ditarik dan dipegang diatas kepala.

Melempar berdiri menghadap samping

Pelempar berdiri dengan kaki terbuka selebar 60-90 cm dan menunjuk ke depan. Letakan
berat badan pada bagian belakang dengan bertumpu pada kaki kanan. Posisikan kepala
menghadap depan. Pinggang dan bahu menghadap ke samping.
LEMPAR CAKRAM

Seperti halnya lempar lembing, pada olahraga lempar cakram juga ada berbagai macam
aturan yang harus diperhatikan. Baik aturan bentuk cakram, lapangan, hingga teknik
pelaksanaan lainnya.
Olahraga yang juga disebut Discuss Throw ini termasuk jenis cabang olahraga tertua di
dunia. Bahkan lempar cakram sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dengan berbagai
literatur sebagai bukti kuatnya.

Pengertian Lempar Cakram

Dalam bahasa Inggris, lempar cakram disebut Discuss Throw. Olahraga ini masuk ke
dalam cabang olahraga atletik nomor lempar.
Dalam prakteknya, atlet harus melempar cakram maksimal tiga kali dalam setiap
pertandingan. Jarak terjauhlah yang akan diukur. Lempar cakram juga memerlukan
lapangan khusus serta aturan-aturan tertentu.
Sejarah Lempar Cakram

Manusia pada zaman itu begitu tergantung dengan efisiensi jasmaninya. Jika kurang
terampil berjalan, tidak cepat berlari, atau kurang tangkas melompat dan melempar, maka
akan tewas menjadi mangsa binatang buas atau bahkan menjadi korban bencana alam.
Maka sejak era prasejarah, manusia menyadari betul manfaat dari ketahanan jasmani
tersebut. Hal ini membuat dugaan bahwa atletik merupakan cabang olahraga tertua di
dunia.
Meskipun gerakan atletik sudah dikenal sejak adanya manusia, namun perlombaan atletik
termasuk lempar cakram baru terjadi pada zaman purba. Kurang lebih pada 1000 tahun
sebelum masehi.

Lapangan Lempar Cakram

Bentuk lapangan lempar cakram adalah lingkaran. Dari titik tengah lingkaran ditarik dua
garis keluar ke arah depan dengan sudut 40 derajat. Permukaan lantai tempat melempar
harus benar-benar datar dan tidak licin.
Ukuran lapangan lempar cakram sebagai berikut:

 Untuk garis tengahnya sepanjang 2,5 meter. Lingkaran untuk melempar di


perlombaan resmi terbuat dari baja atau metal.
 Perpanjangan garis tengah sekitar 0,75 meter.
 Sudut lemparan 40 derajat
 Garis batas lempar atau lebar garis lima sebesar 5 cm

Untuk berat cakramnya sendiri berbeda antara atlet putra dan putri. Untuk atlet putra berat
cakramnya 2 kg dengan garis tengah 219-221 mm. Sementara berat cakram untuk atlet putri
sebesar 1 kg dengan garis tengah 180-182 mm.

Aturan Lempar Cakram

Dalam lempar cakram pun terdapat beberapa peraturan yang harus dipenuhi dan
dihindari sebagai berikut:

1. Aturan yang harus dilakukan

 Melakukan putaran sempurna dan dianjurkan melakukan putaran besar antara


tubuh bagian bawah dan atas
 Cakram harus didorong melewati lingkaran
 Peserta harus mencapai jarak cukup ketika melayang melintasi lingkaran
 Peserta harus mendarat dengan jari-jari kanan kemudian memutar secara progresif
 Peserta harus mendarat menggunakan kaki kanan dan wajib tepat di titik pusat
lingkaran. Kaki kiri sedikit ke arah garis lemparan

2. Hal yang harus dihindari saat lempar cakram

 Tubuh terlalu membungkuk ke arah depan


 Peserta jatuh ke belakang di awal putaran
 Tubuh berputar di tempat
 Peserta melompat terlalu tinggi
 Peserta menumpukan berat badan di bagian kaki depan serta membiarkannya jatuh
 Kaki peserta terlalu tegang sehingga penempatan menjadi tidak sempurna
 Peserta melakukan lemparan sebelum waktunya. Pada sebagian besar kasus, peserta
melakukan lemparan terlalu dini.

Juri dan aturan main lempar cakram pun memiliki ketetapan tersendiri. Berikut aturan juri
serta teknis permainan lempar cakram.

3. Juri

 Juri 1 bertugas memanggil peserta serta menjadi pengawas gerakan-gerakan kaki


yang mengalami kesalahan. Baik di sisi lingkaran saat melakukan gerakan putaran
atau seperti halnya di belakang garis lingkaran lempar.
 Juri 2 bertindak sebagai pengawas gerakan kaki peserta yang salah di sisi lingkaran.
Misalnya ketika cakram tengah dilemparkan. Juri harus selalu siap dengan pengeras
suara agar bisa memberitahukan peserta supaya bersiap. Memegang benda yang
menjadi pertanda syarat sah atau tidaknya juga dilakukan oleh juri 2.
 Juri 3 bertugas menempatkan alat pengukur setelah bendera penanda tempat
jatuhnya cakram ditempatkan. Alat pengukur disebut dengan ujung pita meteran.
 Juri 4 dan 5 bertugas sebagai pengamat dan harus seksama melihat tempat jatuhnya
cakram paling dekat. Bagi peserta kidal, posisi juri atau wasit harus mengalami
perubahan. Tujuannya agar tetap sinkron dengan keadaan selama perlombaan.
4. Aturan main lempar cakram

 Pelemparan cakram harus dimulai dengan sikap berdiri. Peserta harus siap dalam
lingkaran dan tidak diperbolehkan menginjak garis lingkaran. Peserta juga tidak
diperbolehkan meninggalkan lingkaran sebelum posisi berdirinya absah lewat ½
lingkaran bagian dalam oleh juri.
 Pengukuran pelemparan dilakukan dengan mengukur lemparan paling dekat dengan
tepi pada balok.
 Jika peserta terdiri 8 orang lebih, biasanya akan diberikan hak lempar tiga kali
masing-masing peserta. Juri akan memilih 8 pelempar paling baik untuk dimasukan
ke final.
 Kesempatan melempar menjadi 6 kali dan langsung masuk final ketika peserta lomba
jumlahnya kurang dari 8 orang.
TOLAK PELURU

Olahraga tolak peluru atau shot put tidak benar-benar melakukan gerakan melempar,
berbeda dari cabang olahraga atletik lempar lain. Tolak peluru hanya mengandalkan gerakan
menolak atau mendorong bola logam dengan bobot tertentu untuk meraih jarak sejauh-
jauhnya. Gerakan tolak peluru pun hanya boleh mengandalkan kekuatan salah satu tangan
saja.

Sejarah cabang olahraga tolak peluru

Bentuk modern cabang olahraga atletik ini diketahui berasal dari Skotlandia pada abad
ke-19, tepatnya melalui ajang Highlands Games di mana para peserta akan melempar batu
atau logam berat dari belakang garis untuk mendapatkan jarak terjauh.
Pada ajang Olimpiade modern, olahraga tolak peluru menggunakan bola dengan material
besi atau kuningan dengan bobot tertentu. Cabang olahraga ini baru dipertandingkan untuk
pria sejak tahun 1896, sementara cabang olahraga ini dibuka untuk wanita secara resmi
baru pada tahun 1948.
Teknik dasar dalam olahraga tolak peluru

Prinsip utama olahraga tolak peluru adalah menolak atau mendorong bola logam dengan
hanya mengandalkan kekuatan satu tangan. Olahraga atletik ini memiliki tujuan untuk
mendapatkan hasil tolakan atau dorongan bola logam sejauh-jauhnya.
Untuk melakukannya dengan benar, berikut ini adalah langkah-langkah dasar dalam
melakukan gerakan tolak peluru bagi pemula.

 Tempatkan bola logam pada pangkal jari, bukan telapak tangan. Rentangkan jari-jari
tangan sedikit, lalu gunakan ibu jari untuk mencegah bola logam terjatuh.
 Letakkan bola logam antara kepala dan bahu, tepat pada bagian bawah rahang.
 Sambil menahan bola logam, pastikan untuk menjaga kondisi siku lengan tetap tinggi
sehingga tampak lurus dengan bahu.
 Berdiri menyamping dengan posisi bahu tangan yang bebas dari bola logam
mengarah ke area pendaratan.
 Buka kedua kaki lebar-lebar, lalu tekuk kaki yang berada jauh dari area pendaratan
sehingga tubuh akan condong ke belakang.
 Putar pinggul sehingga menghadap arah yang berlawan dari area pendaratan.
 Saat bersiap melakukan tolakan, dorong dengan kaki belakang dan putar pinggul
sehingga tubuh menghadap ke area pendaratan.
 Rentangkan lengan yang memegang bola logam ke depan dengan sudut 45 derajat,
sambil berusaha mendorong bola logam dengan sekuat tenaga
 Saat menembak, tambahkan dengan mendorong pergelangan tangan mirip
seperti gerakan menembak bola basket.
Teknik dalam olahraga tolak peluru tersebut merupakan gerakan mendasar yang perlu
pemula ketahui. Dalam pertandingan resmi, atlet bisa melakukannya dengan variasi gaya
O’brien atau spin untuk menghasilkan lebih banyak momentum dan mencapai jarak
maksimal saat melakukan tolakan.
Peralatan dan lapangan olahraga tolak peluru

International Association of Athletics Federations (IAAF) atau yang kini bernama World
Athletics menentukan standarisasi ukuran bola logam dan lapangan untuk pertandingan
tolak peluru. Beberapa aturan olahraga tolak peluru berkaitan hal ini antara lain sebagai
berikut.

 Bola logam. Bobot bola logam untuk pria yakni 7,26 kg dan 4 kg untuk wanita.
Material bola logam umumnya terdiri dari besi padat atau kuningan, meskipun
logam apapun yang tidak lebih lembut dari kuningan bisa digunakan.
 Bentuk lapangan. Lapangan tolak peluru berupa sebuah lingkaran berdiameter
2,135 meter pada lapangan beton dan sektor pendaratan yang ditandai busur pada
lapangan rumput dengan sudut 34,92 derajat. Lingkaran memiliki papan penghenti
setinggi 10 cm pada bagian depan sebelum memasuki sektor pendaratan.

Anda mungkin juga menyukai