Lari gawang adalah salah satu cabang olahraga lari dimana para pelari
harus berlari melewati rintangan. Dalam cabang olahraga lari gawang
ini terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi agar peserta tidak
mendapatkan sanksi atau bahkan didiskualifikasi selama pertandingan
berlangsung. Berikut ini adalah beberapa bentuk pelanggaran dalam
cabang olahraga lari gawang yang perlu diketahui:
1. Melompati gawang lain
Peserta dalam lari gawang telah mempunyai lintasan lari masing-
masing dengan setiap gawang atau rintangan di dalamnya. Jika
seorang pelari gawang justru melompati gawang atau rintangan yang
ada di lintasan lari milik orang lain, maka ia dianggap
didiskualifikasi.
2. Sengaja menjatuhkan gawang
Peserta lari gawang juga akan mendapatkan diskualifikasi dari pihak
panitia jika ia ketahuan dengan sengaja menjatuhkan gawang yang ia
lewati dengan menggunakan tangan atau kaki. Hal ini dianggap
sebuah kecurangan yang merugikan peserta lainnya. Namun panitia
juga harus benar-benar jeli untuk melihat gawang yang sengaja
dijatuhkan atau tidak disengaja.
3. Kesalahan menarik kaki
Pelanggaran selanjutnya yang perlu diperhatikan dan sering terjadi
adalah peserta justru menarik kakinya di luar bidang horizontal di atas
gawang ketika melewatinya. Hal ini terjadi akibat kurang fokusnya
peserta pada gawang atau rintangan yang akan dilewatinya.
4. Tidak menggunakan atribut
Dalam lomba lari gawang, terdapat beberapa aturan yang harus
dipatuhi oleh setiap peserta. Bukan hanya sekedar teknik berlari, tapi
juga atribut yang digunakan. Setiap peserta wajib memakai atribut
lengkap yang telah diberitahukan oleh panitia sebelumnya.
5. Kesalahan start
Dalam lari gawang, peserta dianggap melakukan pelanggaran jika
melakukan kesalahan start hingga 3 kali. Adapun sanksi dari
kesalahan ini adalah dinyatakan gugur oleh panitia. Maka dari itu,
peserta harus benar-benar mengetahui teknik dari lari gawang.
6. Sengaja mengganggu pelari lain
Peserta yang juga ternyata dengan sengaja mengganggu pelari lain
akan didiskualifikasi saat itu juga. Kecurangan dengan membuyarkan
konsentrasi pelari lain merupakan salah satu tindakan yang tidak
sportif dan tidak bisa dibiarkan.
7. Menggunakan obat perangsang
Pelari yang terbukti menggunakan obat perangsang akan langsung
didiskualifikasi. Obat perangsang memang sering digunakan untuk
membuat tubuh menjadi lebih bersemangat ketika berlari, namun hal
semacam ini merupakan penodaan pada sportifitas dalam cabang lari
gawang.
Tiga cara pelari memasuki garis finish:
● Dengan lari secepatnya
● Dengan cara membusungkan badan
1. Gaya Menyamping
2. Gaya Membelakangi
Gaya membelakangi adalah gaya lempar cakram yang dilakukan
dengan memutar badan 1,5 (satu setengah) lingkaran. Adapun
cara melakukannya adalah sebagai berikut.
2.Gaya Ortodoks/Menyamping
1. cara memegang
2. ancang-ancang
3. tolakan atau tumpuan
4. gerakan akhir
b. Lompat jauh.
Panjang bak pasir adalah 9 m lebar 2,75 m. Awalan antara
13-45 m.
Gayanya ada 3 :
● Gaya jongkok
Secara umum, olahraga lompat jangkit ini dilakukan melalui fase awalan (berlari),
lompatan pertama (hop), lompatan kedua (step), lompatan ketiga (jump), dan
mendarat.
Tentu fase-fase tersebut harus dilalui dengan teknik-teknik tertentu agar atlet bisa
menghasilkan jarak lompatan terjauh. Berikut ini merupakan uraian teknik lompat
jangkit:
1. Awalan
Pada awalan ini, atlet akan berlari sejauh maksimal 45 meter menuju papan tolakan
untuk melakukan tolakan pertama (hop).
Pada posisi awal ini atlet akan melakukan persiapan, yakni dengan start berdiri.
Sebelumnya ia harus rileks, mengatur nafas, dan fokus pada papan tolakan. Setelah
siap, atlet akan berlari dengan kecepatan sedang menuju ke kecepatan tinggi.
Peralihan dari kecepatan sedang menuju tinggi ini hanya sebentar saja karena
dalam lompat jangkit sang atlet harus berlari sekencang-kencangnya agar dapat
memiliki momentum lompatan yang bagus.
Umumnya, pada awalan ini, para atlet lompat jangkit berlari dengan langkah kaki
yang jauh dan berfungsi sebagai metode untuk mempersiapkan kaki melakukan tiga
kali lompatan dengan jarak sejauh mungkin pada masing-masing lompatan.
2. Hop
Hop atau lompatan pertama ini dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat sebagai
tolakan.
Dalam melakukan tolakan, kaki tersebut tidak boleh melebihi papan tolakan
(sebagaimana peraturan yang berlaku dalam lompat jauh) namun boleh dilakukan
sebelum papan tolakan.
Setelah melakukan tolakan, agar menghasilkan jarak lompat yang jauh, umumnya
para atlet akan mengayunkan kaki saat melayang di udara dan mendarat dengan
kaki yang sama pada saat tolakan untuk melakukan tolakan kedua (step).
3. Step
Kaki yang dipergunakan untuk melakukan tolakan pada fase ini merupakan kaki
yang sama seperti yang dilakukan pada saat tolakan pertama.
Oleh karena itulah kaki terkuat yang dipergunakan untuk melakukan tolakan pertama
dan kedua ini.
Setelah lompatan kedua ini dilakukan, pada saat melayang segera kaki satunya
diayunkan kedepan dan bersiap untuk mendarat sekaligus melakukan tolakan.
4. Jump
Begitu kaki ini mendarat, maka selanjutnya kaki ini akan langsung melakukan
tolakan ke arah depan dengan membungkukkan badan agar condong ke depan.
Alasan kenapa badan dibungkukkan adalah agar tubuh tidak terlalu banyak
bergesekan dengan udara yang akan mengurangi jarak lompatan, yang kedua tubuh
ini berfungsi untuk beriap mendarat.
Jika tubuh membungkuk, kemungkinan tubuh akan jatuh kebelakang saat mendarat
bisa diminimalisir karena titik pendaratan yang diukur adalah bagian organ tubuh
yang jatuh paling dekat dengan bibir bak pasir bagian depan.
5. Mendarat
Bilamana atlet mendarat dengan menggunakan satu kaki hal tersebut masih
diperbolehkan. Namun demikian pendaratan dengan satu kaki sangat dihindari
karena sangat mungkin akan mengakibatkan cidera serius.
Usahakan saat mendarat tubuh tidak jatuh ke belakang. Meski demikian, banyak
juga atlet profesional mendarat dengan kedua kaki sekaligus terjatuh kebelakang
karena saking besarnya energi yang dipergunakan untuk melompat sehingga
menghasilkan jarak yang jauh dan membuat tubuh sulit untuk tidak jatuh ke
belakang.
Ada beberapa peraturan dalam lompat jangkit yang telah ditetapkan oleh IAAF
(International Amateur Athletic Federation) sebagai berikut ini: