Anda di halaman 1dari 7

MODUL PEMBELAJARAN

2
Materi : ATLETIK ( LEMPAR CAKRAM )
Alokasi Waktu : 6 Jam Pelajaran ( 3 X Pertemuan )

No KD Pengetahuan Keterampilan
3.2 Memahami kombinasi 4.2 Mempraktikkan kombinasi
gerak spesifik jalan, lari, gerak spesifik jalan, lari,
lompat, dan lempar dalam lompat, dan lempar dalam
3.2 berbagai permainan berbagai permainan
sederhana dan atau sederhana dan atau
tradisional. *) tradisional. *)

Setelah mengikuti aktivitas pembelajaran peserta didik dapat:


3.2.1. Mengidentifikasikan berbagai kombinasi gerak dasar lempar cakram.
3.2.2. Menjelaskan berbagai kombinasi gerak dasar lempar cakram.
3.2.3. Menjelaskan cara melakukan berbagai kombinasi gerak dasar lempar
cakram. sederhana dan atau tradisional.
4.2.1. Melakukan berbagai kombinasi gerak dasar lempar cakram.
4.2.2. Menggunakan berbagai kombinasi gerak dasar lempar cakram dalam
bentuk bermain sederhana dan dengan peraturan yang dimodifikasi.

A. Sejarah
Lempar cakram (bahasa Inggris: discus throw) adalah salah satu cabang olahraga
atletik. Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan massa 2 kg untuk
laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak Olimpiade
pertama pada tahun 1896 di Athena, Yunani.
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu:
memegang cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan
memegang cakram diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan
agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri,
kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari
pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram
diikuti badan condong ke depan.
Latihan dasar menggunakan ring karet atau rotan
1. Diawali dengan sikap tegap.
2. Langkahkan salah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan.
3. Lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring
tetap lurus dan berada di bawah ketinggian bahu.
4. Langkahkan kaki lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan). Ikuti gerakan
pinggul dan dada ke depan. Kemudian lepaskan ring, ayunkan tangan ke atas dan
langkahkan kaki belakang ke depan.

B. Sarana
 Lapangan
Ukuran Lapangan Lempar Cakram Mengutip buku Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan (2018) terbitan Kemendikbud RI, lapangan lempar cakram
berbentuk lingkaran dengan diameter 2,5 m. Permukaan lantai lapangan lempar
cakram dapat terbuat dari aspal atau semen dengan prasyarat harus datar dan
tidak licin. Sekeliling lapangan lempar cakram dilindungi pagar yang terbuat dari
kawat atau tali tambang untuk melindungi petugas, penonton, dan peserta. Pagar
pelindung berbentuk seperti huruf C dengan ukuran diameter 7 meter dan mulut
pagar selebar 3,3 meter, serta garis pembatas sebesar 40° sebagai arah
lemparan. Berikut gambar lapangan cakram
 Cakram
Untuk keperluan pembelajaran cakram yang digunakan dapat dimodifikasi
oleh guru atau pelatih dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di
lingkungan dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Misalnya, cakram dapat
dibuat dari kayu yang secara khusus adalah baik sekali, atau menggunakan alat
bantu berupa ban luar sepeda mini atau vespa. Untuk keperluan perlombaan
dapat diakui cakram yang 1 kg atau yang khusus 3⁄4 kg. Cara pembuatan cakram
dari bahan kayu adalah sangat cocok untuk pembelajaran penjasorkes di sekolah.
Buatlah dari kayu lunak setebal 1⁄2 atau 1⁄4 inci (inci = 2 1⁄2 cm).

Berat cakram berdasarkan usia dan gender [4]


Jenis Kelamin
Kelompok Umur
Pria Wanita
<Usia 15 1,25 Kg 1 Kg
<Usia 17 1,50 Kg 1 Kg
<Usia 19 1,75 Kg 1 Kg
Dewasa 2 Kg 1 Kg
C. Teknik
 Memegang Cakram

 Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan


meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dan jari-jarinya. Jari-jari sedikit
renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram
melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di
belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram
dan cakram dapat dipegang erat-erat.
 Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah jari tengah dan jari
telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang
pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara
kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang herhimpitan
tadi. Tekanan pada jari-jari yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dan
tangan.
 Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan pada posisi
jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke
ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat.
Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram

 Sikap badan saat melempar


Sikap badan pada waktu akan melempar cakram, ada dua cara yaitu  gaya
menyamping dan membelakangi.  Saat melakukan lemparan, badan berdiri
tegak menyamping ke arah lemparan, kedua kaki dibuka lebar. Kaki kiri ke
depan lurus menuju ke arah lemparan, kaki kanan di belakang (di samping
kaki kiri) dengan lutut agak dibengkokkan serong ke samping kanan. Berat
badan berada pada kaki kanan dan miring atau condong ke samping kanan.
Tangan kanan membawa cakram di samping badan dengan lengan lurus dan
lemas, tangan kiri dengan siku dibengkokkan berada di depan badan lemas
membantu menjaga keseimbangan. Pandangan ke arah lemparan

 Gaya melempar membelakangi


Gaya membelakangi adalah sikap pertama berdiri membelakangi arah
lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang
pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri
sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah
lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak,
sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk
berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki
kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang
Gambar 4. Gaya lempar cakram membelakangi

 Gaya lempar menyamping


Lempar cakram gaya menyamping merupakan suatu gaya yang dimulai
dengan sikap permulaan berdiri miring atau menyamping ke arah sasaran,
sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang. Sumbu
putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar
lengan kanan selalu dibelakang, pada posisi melempar badan merendah
lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas
dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak pad bekas telapak kaki
kiri yang saat itu telah berayun kebelakang

Gambar 4. Gaya lempar cakram membelakangi

 Sikap Lanjutan dan Sikap Akhir


Gerak lanjutan (follow that) sama seperti pada tolak peluru dan lempar
lembing. Pada waktu cakram akan dilepaskan dari tangan, kaki kanan
ditolakkan dan badan dilonjakkan ke atas ke depan. Sedangkan sikap akhir
adalah setelah cakram lepas dari tangan secepatnya kaki kanan itu mendarat.
Kaki kiri diangkat lemas ke helakang lemas, badan bungkuk ke depan. tangan
kiri ke belakang dan tangan kanan dengan siku dibengkokkan berada di
depan badan lemas. Semuanya dilakukan untuk membantu menjaga
keseimbangan badan agar tidak jatuh ke depan
Tahapan yang terakhir adalah gerak lanjut yang dilakukan atlet untuk
pemulihan stabilitas (regain stability) dan untuk menghindari kesalahan.
Dilakukan gerak lanjut karena untuk pengereman (decelerasi) yang dapat
menjaga dari pelanggaran untuk tetap di lingkaran lempar, serta
mendapatkan keseimbangan kembali setelah tubuh melakukan velocity putar
dan velocity ke depan. Gerak ini dilakukan atlet dengan
mengganti tungkai secara cepat setelah lepas cakram, tungkai kanan ditekuk
dan tungkai kiri diayun ke belakang serta melayang untuk pemulihan
stabilitas (regain stability)

Anda mungkin juga menyukai