JALAN CEPAT, LARI JARAK PENDEK, LOMPAT JAUH, DAN TOLAK PELURU
Disusun Oleh :
DELA ANDRIANI
Kelas : IX.3
Guru Pembimbing :
Pengertian jalan cepat atau yang juga disebut dengan istilah Race Walking merupakan
sebuah gerakan maju dimana kaki akan melangkah dengan hubungan yang tidak terputus dengan
tanah. Ketika seseorang berjalan cepat, maka ia harus memastikan bahwasanya kaki depan harus
selalu menyentuh tanah sebelum kemudian kaki belakang akan meninggalkan atau tidak
menginjak tanah. Pada saat satu kaki berada di tanah, maka posisi kaki tersebut harus lurus atau
tidak boleh bengkok serta tumpuan kaki juga harus berada pada posisi lurus. Biasanya
perlombaan jalan cepat akan menempuh jarak kurang lebih 3000 atau bahkan sampai 100
kilometer.
Setelah mempelajari mengenai pengertian atau definisi dari lari cepat, maka berikut ini
harus juga harus paham mengenai apa saja teknik dasar jalan cepat yang wajib dipelajari dan
dikuasai oleh setiap atlet lari jalan cepat agar ia bisa menjadi atlet yang bisa diandalkan.
1. Teknik awalan
Umumnya, hal dasar yang harus dipelajari oleh seorang atlet lari adalah teknik awalan
karena hal ini merupakan pondasi atau teknik dasar yang harus dilakukan sebelum melangkah ke
teknik selanjutnya. Dengan mempelajari teknik awalan yang benar dan sesuai aturan, maka anda
juga bisa mempelajari tentang cara menjadi atlet lari Indonesia yang bisa diandalkan di cabang
olahraga lari.
Langkah-langkah yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut:
Atlet harus bersikap bersedia yakni dengan berdiri pada belakang garis
Ketika wasit telah memberikan isyarat, maka atlet harus meletakkan salah satu kakinya
dengan posisi lurus ke belakang sementara untuk kaki yang lain harus digerakkan ke
depan. Gerakan ini masih berada di belakang garis dan jangan lupa untuk sedikit
menekuk.
Posisi badan anda harus lurus dengan sedikit maju ke depan, dan untuk posisi kedua
tangan anda harus dalam keadaan rileks. Pada tahap ini berat badan harus bertumpu pada
kaki sebelah kanan.
Ketika mendengar bunyi “Ya” atau pistol, atlet harus menggerakkan kakinya ke depan
dan jangan lupa untuk mengayunkan tangan ke arah belakang dan juga ke depan secara
bergantian.
2. Teknik langkah kaki
Teknik ini berhubungan dengan langkah kaki anda pada saat jalan cepat. Anda harus
menggerakkan kaki ke arah depan dimana berat badan nantinya harus bertumpu pada paha. Pada
saat menggerakkan kaki ke depan, maka anda harus menekuk lutut bersamaan dengan ayunan
kaki anda. Selain itu, pada saat kaki menyentuh tanah, anda jangan sampai lupa bahwa yang
harus mendarat terlebih dahulu yakni bagian tumit dan kemudian disusul dengan ujung kaki.
3. Teknik akhiran
Pada tahap atau teknik ini, anda harus tahu bahwasanya anda tidak diperbolehkan untuk
langsung berhenti ketika anda sudah sampai pada garis finish. Akan tetapi, anda harus tetap
melakukan gerakan atau lari jalan cepat tersebut sampai kurang lebih berjarak 5 meter dari garis
finish dan barulah anda boleh berhenti. Pada tahap ini pun anda disarankan untuk semakin
memperlambat gerakan anda ketika anda sudah sampai pada garis finish. Hal ini bertujuan agar
supaya otot atau kaki anda tidak sampai kaget ketika anda berhenti atau tidak berjalan cepat lagi.
Selain itu, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan pada saat anda menekuni
olahraga lari cepat, antara lain:
Sikap tubuh anda harus dipastikan menghadap ke depan dengan posisi lurus karena hal
ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan juga anda akan tahu kapan
anda harus menggerakkan tubuh anda ke depan maupun juga ke belakang.
Posisi kepala harus tetap stabil dan jangan sampai terpengaruh oleh gerak karena kepala
juga merupakan bagian penting untuk menjaga keseimbangan tubuh anda.
Langkahkan kaki dengan pas, yakni tidak terlalu jauh atau juga tidak terlalu dekat.
Lengan anda harus diayunkan secara rileks dengan siku membentuk sudut 90 derajat.
Olahraga lari estafet terinspirasi dari kegiatan yang dilakukan para suku terdahulu yaitu
suku Aztec, suku Inca, dan suku Maya. Ketiga suku ini mengelar misi dengan mengunakan
teknik lari estafet yang memiliki tujuan untuk menyampaikan kabar penting kepada anggota
suku lainnya.
Tidak hanya ketiga suku itu saja, lari estafet juga pernah dilakukan oleh orang Yunani
Kuno dimana bedanya mereka membawa obor yang diserahkan secara sambung-menyambung.
Kegiatan ini bertujuan untuk sarana pemujaan kepada roh leluhur.
Semakin berjalannya waktu, akhirnya olahraga lari estafet semakin berkembang dan dijadikan
sebagai salah satu cabang lomba lari.
Nah, pertama kali olimpiade lari estafet diadakan pada tahun 1992 di Stockholm,
Swedia. Dalam olimpiade ini dilakukan perlombaan dengan kategori 4 x 100 meter yang hanya
diikuti oleh laki-laki saja dan teknik yang digunakan pun masih sama seperti saat ini.
Teknik start dalam lari estafet dimulai dengan posisi jongkok oleh pelari pertama.
Ada peraturan posisi tubuh teknik start yang perlu diperhatikan yaitu tangan berada di belakang
garis start dan tongkat dipegang tidak boleh menyentuh garis start.
Adapun teknik dasar memberi tongkat dari pelari satu ke pelari lainnya yang perlu
diperhatikan. Saat memberikan tongkat estafet harus dilakukan dengan tangan kanan.
Sedangkan, pelari yang menerima tongkat menerimanya dengan tangan kiri.
Tongkat yang diberikan harus diayunkan dari belakang kearah depan, posisi tangan
penerima harus sudah siap menerima tongkat. Posisi tubuh penerima harus menghadap ke depan
dalam keadaan siap untuk berlari setelah menerima tongkat.
Selain itu, yang perlu diperhatikan saat memberikan tongkat yaitu ibu jari dibuka lebar
sedangkakn jari lainnya dalam posisi rapat dan tangan penerima tongkat harus berada dibawah
pinggang. Pelari akan memberikan tongkat dari atas dengan menggunakan tangan kanan.
3. Teknik Menerima Tongkat
Terdapat dua jenis teknik menerima tongkat dalam lari estafet yaitu cara visual dan cara
non visual.
Cara visual yaitu cara menerima tongkat dengan menoleh atau melihat ke belakang.
Teknik ini dilakukan pada kategori lari estafet 4 x 400 meter.
Sedangkan cara non visual adalah cara menerima tongkat tanpa menoleh atau melihat ke
belakang. Biasanya teknik ini diterapkan pada jarak pendek yaitu 4 x 100 meter.
Lapangan untuk cabang olahraga atletik bisa dilakukan didalam maupun diluar ruangan.
Tempat yang digunakan biasanya berupa lintasan (track) atau lapangan (field).
Kriteria ukuran lapangan atletik memiliki panjang lintasan di dalam ruangan (indoor) 200 meter
dengan bentuk bulat seperti telur berjumlah 4-8 jalur.
Sedangkan panjang lintasan di luar ruangan yaitu 400 meter dan memiliki 6-10 jalur. Zona
pergantian estafet berada di jarak 10 meter didepan garis start atau 10 meter dibelakang garis
start
LOMPAT JAUH
Pengertian Lompat jauh adalah jenis olahraga atletik yang membutuhkan kecepatan,
ketangkasan dan kekuatan seorang atlet untuk melompat sejauh mungkin dari titik lepas landas
atau garis lompat kemudian melayang di udara dan mendarat sejauh-jauhnya dalam bak pasir.
Jumper atau pelompat biasanya akan mengambil ancang-ancang sejauh 30 meter (100 kaki) dari
garis lompat, kemudian mempercepat langkah kakinya sampai kecepatan maksimum sebelum
melakukan tolakan (meloncat) dengan satu kaki sedekat mungkin dari tepian garis lompat.
Jika kontestan melompat melebihi batas garis lompat. Maka loncatannya dibatalkan atau tidak
sah. Sementara bila peserta melompat jauh di belakang garis lompat itu dibolehkan, hanya saja
ia kehilangan jarak berharga. Jadi, atlet lompat jauh harus berlari sekencang mungkin kemudian
meloncat sedekat mungkin dengan tepi garis lompat agar hitungan lompatannya lebih maksimal.
Teknik Dasar Lompat Jauh
Lompat jauh mempunyai teknik-teknik dasar. Teknik-teknik yang harus dipejari ketika akan
melakukan olahraga lompat jauh diantaranya adalah:
Teknik awalan
Teknik tumpuan
Teknik melayang dan
Teknik mendarat
a. Teknik Awalan
Jumper melakukan ancang-ancang sekitar 20-30 meter dari garis lompat kemudian mendekati
garis tersebut sambil meningkatkan kecepatan lari. Namun jumper harus bisa mengendalikan
kecepatan lari, terutama di 3-5 akhir sebelum garis lompat dan mempersiapkan untuk melakukan
pengalihan dari kecepatan lari awalan (gerak horizontal) menuju tolakan/loncatan (gerek
vertikal).
b. Teknik Tolakan atau Loncatan
Tolakan adalah tahap dimana kaki melakukan lompatan di garis lompat untuk mengangkat tubuh
ke atas dan melayang di udara sebelum nanti mendarat.
Ketika melakukan tolakan, kaki sedikit dibengkokan, kaki ditapakan dan tungkai diluruskan.
Gerakan tolakan ini memerlukan kekuatan, kecepatan dan konsentrasi agar kaki tidak melewati
batas garis loncat.
c. Teknik Melayang
Gerakan kaki seperti berjalan ketika posisi tubuh melayang, itu akan memudahkan dan
memperluas jarak pendaratan anda. Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika
tubuh jumper berada dalam posisi melayang. diantaranya:
Menjaga keseimbangan badan.
Berusaha melayang diudara selama mungkin
Mempersiapkan kaki untuk melakukan pendaratan.
d. Teknik Pendaratan
Pendaratan dilakukan dengan cara menundukan kepala, mengayunkan lengan dan menggerakan
pinggang ke arah depan. Hal ini dilakukan agar ketika proses pendaratan, Anggota badan lain
tidak menyentuh pasir lebih belakang daripada kaki.
Untuk mengasah 4 teknik lompat jauh diatas, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan,
diantaranya:
1. Mementukan jarak ancang-ancang yang tepat
2. Menentukan irama lari awalan
3. Mengasah dan mencoba beragam teknik tolakan, melayang dan juga pendaratan.
Macam-Macam Gaya Lompat Jauh
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah (1997: 60) terdapat 3 macam macam gaya dalam lompat jauh, diantaranya;
a. Gaya Jongkok / Gaya Mengambang
Gaya ini merupakan gaya lompat jauh tertua, gaya jongkok mudah dilakukan karena jumper
hanya harus menekuk kedua kaki mirip seperti posisi jongkok ketika melayang di udara.
Seorang jumper atau pelompat dari olahraga lompat jauh lompatannya dinyatakan tidak sah atau
gagal apabila:
Menyentuh tanah dibelakang garis loncatan dengan bagian tubuh manapun baik itu
ketika melakukan tolakan atau berlari tanpa membuat tolakan. Jadi, jumper harus
melakukan tolakan tepat sebelum ujung garis loncatan atau sebelum garis tersebut.
Ketika melakukan pendaratan, pelompat menyentuh bagian lain di luar area pendaratan.
Mendarat dengan gerakan salto.
Ukuran Lapangan Lompat Jauh
Untuk membuat arena olahraga lompat jauh, ada ukuran dan standar sendiri dalam olahraga ini.
1. Lintasan Lari Awalan
Panjang lintasan standar yang digunakan jumper untuk melakukan ancang-ancang
minimum sekitar 40 meter (131 kaki) dengan lebar 1,22 m sampai 1,25 m. disamping kanan dan
kiri lintasan kemudian diberi garis putih selebar 5 cm.
2. Papan Tolak
Papan tolak berbentuk segi empat, terbuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan di
cat warna putih. Papan tolakan ditanam tak kurang dari 1 meter dari tepi dekat tempat
pendaratan. Jarak papan tolak dengan sisi terjauh dari tempat pendaratan minimal 10 m.
Ukuran Papan Tolak
Panjang =1,21–1,22 m
Lebar =1,98–2,02 dm
Tebal =1,00 dm
Papan tolak ditanam ditanah dan bagian tanahnya rata dengan tanah lintasan. Di belakang
garis tolakan/loncatan tersebut kemudian dipasang papan plastisin atau bahan lainnya. yang akan
membuat tanda apabila jumper meloncat melewati garis loncatan.
c. Tempat Pendaratan
Lebar dari tempat pendararan lompat jauh minimal 2,175 meter. Bak pendaratan ini diisi
dengan pasir yang lembut halus dan sedikit basah. dan juga permukaannya harus rata dengan
permukaan garis loncat.
TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga lempar dalam atletik yang dilakukan
dengan cara menolak atau mendorong peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin
dari titik lempar menuju titik pendaratan menggunakan teknik tertentu.
Tidak seperti olahraga cabang lempar lainnya, yaitu lempar cakram, lempar lembing, dan lempar
martil, tolak peluru dapat dilakukan di lapangan indoor maupun outdoor. Hal ini disebabkan
tolak peluru tidak membutuhkan area pendaratan yang luas, tidak lebih dari 25 meter.
Meski terlihat mudah dilakukan, tolak peluru tergolong olahraga berat yang tidak dapat
dilakukan sembarangan. Ada dua faktor yang menentukan dalam olahraga tolak peluru, yaitu
postur tubuh atlet dan penguasaan tekniknya.
Atlet dengan postur tubuh besar cenderung memiliki energi yang lebih besar pula
sehingga cocok untuk olahraga ini. Baik laki-laki maupun perempuan, para atlet juara dunia
rata-rata memiliki postur tubuh besar dan energi yang kuat untuk melakukan tolakan.
Meski demikian, ada juga atlet tolak peluru yang bertubuh sedang, bahkan kecil, tetapi
mampu melakukan tolakan dengan cukup jauh. Hal ini dimungkinkan jika atlet tersebut mampu
menguasai teknik-teknik dasar dengan baik dan memilih gaya tolak peluru yang paling tepat.
Pada dasarnya, hakikat tolak peluru adalah memegang, lalu menolakkan peluru agar terlempar
jauh. Karena itu, untuk dapat melempar peluru sejauh mungkin, Anda harus memperhatikan
beberapa teknik dasar tolak peluru yang benar saat berlatih.
Teknik dasar tolak peluru sangat penting dikuasai para atlet tidak hanya agar bisa menghasilkan
lemparan yang jauh, tetapi juga untuk keselamatan atlet sendiri. Perlu diingat bahwa kesalahan
saat memegang dan melempar peluru besi yang berat dapat mengakibatkan cedera serius.
Ada tiga teknik dasar tolak peluru yang harus Anda kuasai sebelum melakukan olahraga yang
satu ini, yaitu teknik memegang peluru, teknik meletakkan peluru di leher, dan teknik
melakukan tolakan. Penjelasan masing-masing teknik tersebut dapat Anda simak di bawah ini.
Pada saat melakukan tolakan, putar badan ke arah sektor pendaratan. Kaki kanan
menolak dan melonjak agar tenaga yang cukup besar untuk mendorong peluru seluruhnya
berada di tangan kanan yang memegang peluru. Setelah itu, lontarkan peluru dengan sudut
dolakan 40 derajat ke arah atas.
Setelah peluru dilontarkan, kaki mendarat kembali ke tanah dengan posisi sedikit
menekuk. Sementara itu, posisi badan adalah ke arah depan dengan pandangan melihat ke posisi
jatuhnya peluru.
Peraturan Tolak Peluru
Setiap cabang olahraga tentu memiliki peraturan sendiri, termasuk tolak peluru. Ada sembilan
poin peraturan dalam cabang olah raga tolak peluru yang wajib ditaati para atlet.
1. Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya, para
atlet memilih untuk memasuki lingkaran dari samping dan belakang.
2. Atlet tolak peluru hanya diberi waktu selama 60 detik untuk menyelesaikan
pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Jika dalam waktu 3 menit belum juga
melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.
3. Atlet dilarang menggunakan sarung tangan, tetapi boleh menggunakan pelindung ruas
jari (taping) selama pertandingan.
4. Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.
5. Atlet harus menahan peluru menggunakan leher selama melakukan gerakan tolakan.
6. Atlet akan didiskualifikasi jika meletakkan peluru tidak sesuai dengan peraturan,
misalnya di belakang kepala atau di depan perut.
7. Peluru hanya boleh ditolak dengan menggunakan satu tangan dengan posisi lebih tinggi
dari bahu.
8. Gerakan tolakan hanya boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit saja kakinya berada
di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan didiskualifikasi.
9. Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92 derajat). Atlet
akan didiskualifikasi jika peluru jatuh di luar sektor pendaratan atau tiga kali melakukan
kegagalan.
10. Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh sampai ke
tengah lingkaran.
11. Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melelui sisi belakang
lingkaran.
12. Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.
Sekilas, lapangan untuk tolak peluru mirip dengan lapangan untuk cabang olahraga lempar
cakram. Perbedaannya terletak pada papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak
peluru. Adapun ketentuan untuk lapangan tolak peluru adalah sebagai berikut.
Lapangan tolak peluru terdiri dari dua bagian, yaitu lingkaran tolakan dan sektor
pendaratan.
Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 meter dan dikelilingi ring besi dengan
ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm sebagai batas lingkaran. Bagian depan lingkaran
tolakan dipasangi balok atas tolakan dengan panjang 1,22 meter, tinggi 10 cm, dan tebal
11,4 cm.
Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai garis batas (sector line) sekaligus garis
ukur standar yang terletak di tengah sektor pendaratan. Panjang sektor pendaratan
minimal 25 meter dengan sudut 40 derajat.
Dalam sebuah pertandingan tolak peluru, diperlukan beberapa peralatan yang wajib
disediakan penyelenggara, yaitu
1. alat pengukur;
2. bendera;
3. peluit; dan
4. Bola Peluru
Untuk peluru yang digunakan, terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut.
1. Peluru dapat dibuat dari besi, pasir, logam solid, stainless steel, material sintetis, atau
polivinil.
2. Ukuran peluru disesuaikan dengan jenis lapangan yang digunakan. Untuk pertandingan
yang diadakan di lapangan indoor, ukuran peluru yang digunakan sedikit lebih besar dari
pertandingan
3. Ketentuan untuk berat peluru adalah sebagai berikut.
Untuk senior putra : 7,257 kg
Untuk senior putri : 4 kg
Untuk junior putra : 5 kg
Untuk junior putri : 3 kg
Dalam sejarahnya, dikenal tiga gaya tolak peluru, yaitu gaya meluncur (glide), gaya
samping atau klasik, dan gaya berputar (spin). Namun, hanya gaya meluncur dan berputar yang
masih tetap digunakan hingga saat ini.
Memilih gaya tolak peluru yang paling sesuai dengan kemampuan atlet sangat penting
dilakukan karena akan memengaruhi jauhnya lontaran peluru. Agar Anda bisa menentukan gaya
yang paling sesuai, simak penjelasan mengenai masing-masing gaya tersebut di bawah ini.