Anda di halaman 1dari 18

TOLAK

PELURU
KELAS XII IPA/IPS
PENGERTIAN TOLAK PELURU
• Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga lempar dalam
atletik yang dilakukan dengan cara menolak atau mendorong
peluru atau bola yang terbuat dari logam sejauh mungkin dari
titik lempar menuju titik pendaratan menggunakan teknik
tertentu.
• Tidak seperti olahraga cabang lempar lainnya, yaitu lempar
cakram, lempar lembing, dan lempar martil, tolak peluru
dapat dilakukan di lapangan indoor maupun outdoor. Hal ini
disebabkan tolak peluru tidak membutuhkan area pendaratan
yang luas, tidak lebih dari 25 meter.
Sejarah Tolak Peluru
Tolak peluru (the shot put) telah dikenal
sejak dua ribu tahun yang lalu, yaitu sejak
masa Kerajaan Yunani kuno, tetapi dengan
tata cara dan peraturan yang berbeda.
Menurut Homer, pada zaman dahulu, tolak
peluru dikenal dengan nama lempar beban
atau weight throwing. Sayangnya, tidak
ditemukan catatan sejarah yang
menjelaskan bentuk dan bahan yang
digunakan sebagai peluru pada waktu itu. Yang pasti, tolak peluru menjadi salah
satu bentuk latihan perang yang dilakukan para prajurit dari Troya dan kemudian
dipertandingkan antar-prajurit. Pertandingan pertama yang menggunakan alat
seperti tolak peluru masa kini adalah kompetisi yang diadakan pada era
pertengahan. Pertandingan tersebut diselenggarakan oleh kalangan militer dan
diikuti para prajurit perang. Mereka berlomba melempar bola besi sejauh-jauhnya.
Salah satu catatan penting dari sejarah tolak peluru terjadi pada tahun 1950, yaitu
ketika Parry O’Brien memperkenalkan teknik lemparan tolak peluru. Pada metode
O’Brien, pelempar memulai tolakan dengan menghadap bagian belakang ring.
Peralatan Tolak Peluru
a. Peluru
Untuk peluru yang digunakan, terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut.
 Peluru dapat dibuat dari besi, pasir, logam solid, stainless steel, material sintetis,
atau polivinil.
 Ukuran peluru disesuaikan dengan jenis lapangan yang digunakan. Untuk
pertandingan yang diadakan di lapangan indoor, ukuran peluru yang digunakan
sedikit lebih besar dari pertandingan
 Ketentuan untuk berat peluru adalah sebagai berikut.

 Untuk senior putra : 7,257 kg


 Untuk senior putri : 4 kg
 Untuk junior putra : 5 kg
 Untuk junior putri : 3 kg
b. Rol Meter
Rol meter digunakan untuk mengukur jauhnya tolakan yang dilakukan oleh
atlet tolak peluru. Rekor dunia untuk pria cabang olahraga tolak peluru adalah 23,12
m yang dilakukan oleh Randy Barnes, atlet tolak peluru asal Amerika Serikat pada
tanggal 20 Mei 1990. Untuk wanita rekor ini dipegang oleh Natalya Lisovskaya, atlet
tolak peluru asal Rusia, pada tanggal 7 Juni 1987.

c. Lapangan Tolak Peluru


Sekilas, lapangan untuk tolak peluru mirip dengan lapangan untuk cabang
olahraga lempar cakram. Perbedaannya terletak pada papan batas tolakan yang
terdapat pada lingkaran tolak peluru. Adapun ketentuan untuk lapangan tolak
peluru adalah sebagai berikut.
 Lapangan tolak peluru terdiri dari dua bagian, yaitu lingkaran tolakan dan sektor
pendaratan.
 Lingkaran tolakan memiliki diameter 2,235 meter dan dikelilingi ring besi dengan
ketebalan 66 mm dan tinggi 2 cm sebagai batas lingkaran.
 Bagian depan lingkaran tolakan dipasangi balok atas tolakan dengan panjang
1,22 meter, tinggi 10 cm, dan tebal 11,4 cm.
 Sektor pendaratan berupa tanah yang ditandai garis batas (sector line) sekaligus
garis ukur standar yang terletak di tengah sektor pendaratan. Panjang sektor
pendaratan minimal 25 meter dengan sudut 40 derajat.
Teknik Dasar Tolak Peluru
 Cara memegang peluru
 Cara meletakkan peluru
 Cara menolak peluru
 Gaya tolak peluru
Cara Memegang Peluru
Supaya dalam menolak peluru dapat berhasil secara maksimal dan tidak jatuh, maka
perlu memperhatikan cara-cara memegang peluru dengan benar. Adapun cara
memegang peluru, sebagai berikut.
a. Peluru diletakkan pada telapak tangan dan dipegang jari-jari tangan.
b. Peluru diletakkan di atas jari telunjuk, tengah, dan jari manis. Sedang ibu jari dan
kelingking menahan peluru di samping.
c. Peluru diletakkan di atas jari-jari, sedang ibu jari sebagai penahan.
Cara Meletakkan Peluru
Setelah peluru dipegang dengan benar, kemudian peluru ditempelkan pada leher
di bawah rahang dan didukung dengan tangan. Peluru bagian atas menempel
pada dagu dan siku tidak lebih dari 90 derajat.
Cara Menolak Peluru
1) Persiapan
Berdiri kangkang, rileks selebar bahu, posisi menyamping arah tolakan. Tangan
kanan memegang peluru dan letakkan pada leher di bawah rahang dan
menempel bahu. Siku tangan kiri dibengkokkan di depan dada. Pandangan ke
arah tolakan.
2) Gerakan
Gunakan kaki yang terdekat dengan sektor lemparan sebagai kaki ayun untuk
persiapan menolak. Pada saat kaki ayun di depan, putar pinggang ke arah sektor
lemparan dan pinggul membantu untuk mendorong ke arah depan atas, dan
tubuh condong ke depan. Pandangan tertuju ke arah tolakan
3) Akhir
Kaki kanan digerakkan ke depan menggantikan kaki kiri sebagai tumpuan. Kaki
kiri lurus ke belakang dengan rileks, lutut kaki kanan agak ditekuk. Pandangan
tertuju ke arah tolak
Gaya Tolak Peluru
Dalam tolak peluru ada 2 gaya tolakan yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Gaya ortodok/menyamping
Gaya ortodok adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi
tubuh menyampingi sector tolakan, gerakan ini juga disebut gaya menyamping. Cara
melakukan tolakan :
 Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak dan menyampingi sector lemparan
 Tangan kanan keatas sambil membawa peluru
 Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah telinga
 Kaki kanan dibuka selebar bahu
 Condongkan badan kedepan
 Ayunkan kaki kiri
 Kaki kanan lompat dan geser kekiri
 Lakukan tolakan dengan cara mendorong peluru ( bukan lempar peluru )
 Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan
2. Gaya o’bryan
Gaya o’bryan adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi
tubuh membelakangi sector tolakan, gaya ini sering disebut sebagai gaya
membelakangi. Cara melakukan tolakan :
 Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak peluru dan membelakangi sector
lemparan.
• Tangan kanan keatas sambil membawa peluru.
• Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah
telinga.
• Kaki kanan melangkah kedepan diikuti dengan condongan badan kedepan.
• Ayun kaki kiri
• Kaki kanan digeser kebelakang
• Kemudian putar tubuh dan lakukan tolakan
• Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan.
Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak
Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu:
• Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan
atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut
agak dibengkokkan.
• Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk
membantu menjaga keseimbangan.
• Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah
jatuhnya peluru.
• Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan,
tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga
keseimbangan.
Kegagalan Tolakan Peluru
 Menyentuh balok batas sebelah atas,
 Menyentuh tanah di luar lingkaran,
 Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah,
 Dipanggil selama 3 menit belum menolak,
 Peluru ditaruh di belakang kepala,
 Peluru jatuh di luar sektor lingkaran,
 Menginjak garis lingkaran lapangan,
 Keluar lewat depan garis lingkaran,
 Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
 Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.
Peraturan Tolak peluru
Setiap cabang olahraga tentu memiliki peraturan sendiri, termasuk tolak peluru. Ada
sembilan poin peraturan dalam cabang olah raga tolak peluru yang wajib ditaati para
atlet.

 Atlet diperbolehkan memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya,
para atlet memilih untuk memasuki lingkaran dari samping dan belakang.
 Atlet tolak peluru hanya diberi waktu selama 60 detik untuk menyelesaikan
pertandingan, dihitung sejak namanya dipanggil. Jika dalam waktu 3 menit belum
juga melakukan tolakan, atlet dikenakan diskualifikasi.
 Atlet dilarang menggunakan sarung tangan, tetapi boleh menggunakan pelindung
ruas jari (taping) selama pertandingan.
 Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan berupa lingkaran besi.
 Atlet harus menahan peluru menggunakan leher selama melakukan gerakan
tolakan.
 Atlet akan didiskualifikasi jika meletakkan peluru tidak sesuai dengan peraturan,
misalnya di belakang kepala atau di depan perut.
 Peluru hanya boleh ditolak dengan menggunakan satu tangan dengan
posisi lebih tinggi dari bahu.
 Gerakan tolakan hanya boleh dilakukan di dalam lingkaran. Sedikit saja
kakinya berada di luar batas lingkaran, atlet tersebut dinyatakan
didiskualifikasi.
 Peluru harus mendarat di sektor area pendaratan yang disediakan (34,92
derajat). Atlet akan didiskualifikasi jika peluru jatuh di luar sektor
pendaratan atau tiga kali melakukan kegagalan.
 Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh
sampai ke tengah lingkaran.
 Setelah melakukan lemparan, atlet harus meninggalkan lingkaran melelui
sisi belakang lingkaran.
 Atlet baru boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru mendarat.

Anda mungkin juga menyukai