Anda di halaman 1dari 11

Olahraga Tolak Peluru

Candra Irawan
XI.IPS.I
Pengertian
• Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau
mendorong suatu bola besi bulat (peluru) dengan berat tertentu
yang terbuat dari logam, yang dilakukan dari bahu dengan satu
tangan untuk mencapai jarak terjauh.

• Olahraga ini di tujukan kepada prajurit perang agar tangguh dan kuat juga
guna meningkatkan kecepatan mengisi ulang meriam yang pada masanya
menjadi sejata perang.

• Peralatan yang di butuhkan ada ; meteran, bendera kecil


penanda, kapur putih bubuk, dan jenis peluru sesuai kebutuhan.
Sejarah
• Skotlandia tercatat pertama kali mengadakan pertandingan di awal
abad 19, yang diselenggarakan oleh Inggris tahun 1866.
• Kala itu pertandingan tersebut masih bersifat kejuaraan amatir.
Barulah tahun 1896 tolak peluru masuk pada acara olahraga skala
besar yaitu Olimpiade Athena, Yunani.
• Perlombaan tingkat amatir mulai diperlombakan dalam kejuaraan
yang digelar pada tahun 1866.
• Olahraga ini mengalami kemajuan pada tahun 1950, di saat Parry O’brien
memulai terhadap bagian belakang ring Dan tekniknya di sebut dengan
‘Teknik meluncur’.
Berat ‘Peluru’ dalam Olahraga Tolak Peluru
• Bola besi yang digunakan untuk melakukan tolakan pada tolak peluru
biasanya disebut peluru. Beratnya tentu ditentukan sesuai standar yang
berlaku secara internasional.
• Namun untuk atlet putra maupun putri, pasti ada bedanya. Ini karena
tenaga yang dimiliki putra dan putri pasti akan lebih kuat putra. Berikut
beberapa klasifikasi berat peluru yang dapat digunakan tergantung
klasifikasi atlet, diantaranya:
• Berat peluru yang digunakan atlet senior putra adalah 7,257 kilogram
• Berat peluru yang digunakan atlet senior putri adalah 5 kilogram
• Berat peluru yang digunakan oleh atlet junior putra adalah 5 kilogram
• Berat peluru yang digunakan oleh atlet junior putri adalah 3 kilogram
Lapangan dan Jaring
• Sebuah jaring besi atau baja sebaiknya digunakan untuk jadi bagian dari
lapangan tolak peluru sebab fungsinya melindungi penonton atau sekitar
dari lemparan besi peluru. Diameternya adalah 2,135 meter.

• Lantai lapangan tolakan sebaiknya dibuat dari bahan keras semacam


semen. Ini untuk mencegah atlet mengalami slip atau terpeleset saat
melakukan tolakan. Garis salah dibuat menyamping ke kanan dan kiri
dari tengah diameter lingkaran, selebar 45 derajat. Ini juga sekaligus
sebagai penanda daerah tolakan.
Teknik Dasar
• 1. Cara memegang 'peluru’.

• Posisi jemari dikembangkan, kelingking diletakkan di bagian


samping peluru serta menekuk. Jempol berada pada posisi biasa,
untuk menyeimbangkan peluru. Namun posisi jemari yang
renggang mengembang ini lebih cocok dilakukan oleh orang
dengan jemari kuat. Bila tidak, maka pilih posisi jemari yang lain.
• Jemari dirapatkan termasuk kelingking, menempel pada belakang
peluru. Jempol diletakkan pada bagian sisi peluru, agar seimbang.
• Mirip dengan posisi jemari, namun Posisinya lebih renggang Sedikit jari
kepingin yang berada di belakang peluru.
Teknik Dasar 2
2. Teknik menaruh peluru di leher

• Ini termasuk teknik dasar, sebab Anda harus kuasai sebelum mulai mengangkat
besi peluru dan melemparkannya. Sebelum meletakkan peluru di leher, putuskan
terlebih dahulu teknik memegang peluru yang mana yang paling Anda sukai, dan
nyaman serta mampu menghasilkan tenaga terbesar.

• Tangan kanan adalah tangan yang dianjurkan untuk melakukan hal tersebut.
Kemudian tempelkan peluru pada leher samping kanan, jempol menempel di
atas tulang yang ada di bahu alias tulang selangka. Posisi siku lurus horisontal
dengan bahu. Kepala ditelengkan ke arah peluru agar kedudukan peluru lebih
mantab.
Cara Meluncurkan Tolak Peluru
• Posisi atau sikap badan yang paling baik saat akan melempar peluru
adalah berdiri tegak dan relaks, posisi menghadap ke samping lapangan.
Kaki membuka agar memudahkan menolak, kaki kanan sedikit ditekuk,
berat badan menumpu di kaki kanan. Tangan kanan yang memegang
peluru bersiap, badan berputar ke depan lapangan, kaki kanan menolak
dan melonjak agar tenaga mendorong seluruhnya berada di tangan
kanan yang memegang peluru. Lalu lontarkan peluru dengan sudut
tolakan 40 derajat.
• Posisi kaki usai peluru dilontarkan adalah mendarat kembali ke tanah
dengan sedikit menekuk. Posisi badan ke depan, pandangan melihat
arah jatuhnya peluru.
Peraturan Dalam Tolak Peluru
• Atlet harus berada di dalam wilayah lingkaran lemparan yang telah ditentukan
• Menggunakan satu tangan saat mendorong peluru dari pundak
• Atlet boleh memegang bagian dalam wilayah lemparan lingkaran besi
• Pengukuran dimulai dari lokasi tempat peluru pertama kali jatuh, hingga ke tengah lingkaran.
• Jika atlet dipanggil hingga 3 menit dan belum juga melakukan tolakan peluru, maka diskualifikasi.
• Bila terjadi lemparan dan peluru jatuh di luar wilayah yang ditentukan, diskualifikasi
• Atlet gagal sampai 3 kali
• Menginjak garis batas larangan
• Atlet menginjak batas atas dan tanah di luarnya saat menolak
• Meletakkan peluru tidak seperti pada aturan, misalnya di belakang kepala, atau di depan perut
• Peralatan yang dibutuhkan
Gaya Dalam Tolak Peluru
• Gaya yang berlaku untuk tolak peluru ada 2, yaitu gaya Obrient dan gaya
Ortodox. Gaya Ortodox telah dijabarkan di atas, yaitu arah tubuh saat akan
menolak peluru menyamping dari arah tolakan. Sedangkan gaya Obrient,
atlet membelakangi arah lemparan saat sedang berancang-ancang menolak
peluru.

• Memilih gaya yang paling sesuai dengan kemampuan atlet adalah hal yang
penting dilakukan, sebab pemilihan gaya ini juga berpengaruh terhadap
jauhnya lontaran peluru. Bila dengan gaya Obrient lebih menghasilkan
lemparan yang jauh, maka gaya membelakang ini yang sebaiknya Anda
dipilih.
Sekian, Terima Kasih Untuk Perhatiannya
Kurang-Lebihnya Mohon di Maafkan

• Wassalamu’alaikum...wr, wb.

Anda mungkin juga menyukai