Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang
membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk
modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai.
Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa
Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.
Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan pikiran,
biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di gymnasium maupun di
sekolah.
Sekarang, sejak kecil banyak anak sudah terbiasa diajarkan senam, baik oleh orang tua,
maupun oleh pengajar olahraga di sekolah.
Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi arti
penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, senam
aerobik, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), dll. Biasanya di sekolah
dasar, guru-guru mengajarkan senam-senam yang mudah dicerna oleh murid, seperti
SKJ dan senam pramuka. Namun ketika beranjak remaja, banyak orang melakukan
senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk menenangkan diri.

1.2 Tujuan Penulisan


Untuk menambah wawasan tenetang senam khususnya tentang senam lantai dan
untuk mendapatkan nilai.

1.3 Metode penulisan


Metode penulisan makalah ini dengan cara mencari di internet.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Senam


Senam pertama kali diperkenalkan pada zaman Yunani kuno. Senam berasal
dari kata Gymnastics, Gymnas berarti telanjang, sebab pada waktu itu orang-orang
berlatih tanpa memakai pakaian. Sedangkan Gymnasium adalah suatu tempat yang
dipergunakan untuk mengadakan latihan senam. Pada zaman itu Gymnastik
dilakukan dalam rangka upacara-upacara kepercayaan yaitu guna menyembah
dewa Zeus.
Pada awal permulaaan abad ke-20, senam telah menjadi rencana pendidikan di
sekolah-sekolah Amerika. Hal ini berkat usaha dari Dr.J.F.Williams, Dr.Dubly
sorgen dan Thomas D.Wood.
Frederik Jahn adalah bapak Gymnastik, dia memkombinasikan latihan-latihan
gimnastik dengan pertunjukan-pertunjukan patriotik. Dia juga menemukan
beberapa perelatan senam, diantaranya adalah palang horizontal, palang sejajar,
kuda-kuda melintang, dan bak lompat.
Senam di Negara Indonesia sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda.
Pada waktu itu namanya Gymnastiek, zaman jepang dinamakan Taiso.
Pemakaian istilah senam sendiri kemungkinkan bersamaan dengan pemakaian
kata olahraga sebagai pengganti kata sport.
2.2 Pengertian Senam
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan
cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek
tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi
terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen
kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan,
agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang
selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.

2
Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui cirri-ciri senam
antara lain:
1. Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja
2. Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu
(meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh,
menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan
tubuh)
3. Gerakannya harus selalu tesusun dan sistematis
Berdasarkan cirri-ciri diatas, batasan senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan
diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Pada tingkat sekolah
atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada nomor-nomor tertentu, biasanya
senam lantai dan kuda-kuda lompat. Pertandingan tingkat Nasional dan
Internasional bagi pria terdiri dari 6 (enam) nomor yakni : senam lantai, kuda-
kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar, palang tunggal, dan gelang-
gelang. Sedang bagi wanita ada 4 (empat) nomor : senam lantai, kuda-kuda
lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat.

Penilaian diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin oelh seorang wasit
kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 (dua) macam rangkaian pada
setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib (yang telah ditentukan terlebih dahulu)
dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing. Nilai seseorang adalah rata-
rata dari dua nilai tengah dengan membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4
(empat) orang wasit. Pesenam dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi juara ke I
dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua menjadi juara ke II dan seterusnya.
Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai terbaik dari 6 (enam)
anggota regu dan setiap alat. 6 (enam) peserta terbaik dari semua atlet turut dalam
pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata dari rangkaian
bebas/pilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan nilai rangkaian bebas/pilihan
dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang tiap alat.
Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum adalah :
10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada pelaksanaan
yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh dari alat atau
melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan gerak dan penampilan
3
estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian
direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan mempunyai faktor kesulitan yaitu : A, B
dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan biasaya terdiri atas sikap-sikap statis
yang memerlukan tenaga yang besar disambung dengan gerakan-gerakan berirama y
agn sesuai. Sementara sejumlah berntuk gerak memerlukan kekuatan yang lain
memerlukan mobilitas atau keterampilan.

2.3 Pengertian Senam Lantai


Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang
menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada
matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat,
berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap
seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau belakang. Jenis senam ini juga
disebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak
mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila pesenam membawa alat berupa bola,
pita, atau alat lain, itu hanyalah alat untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan,
pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan.
Senam lantai dilakukan di atas area seluas 1212 m dan dikelilingi matras selebar
1 m untuk keamanan pesenam. Rangkaian gerakan senam harus dimulai dari
komposisi gerakan ringan, sedang, berat, dan akrobatik, serta mengandung gerakan
ketangkasan, keseimbangan, keluwesan, dll. Pesenam pria tanpil dalam waktu 70
detik dan wanita tampil diiringi music dalam waktu 90 detik. Gerkan-gerakan yang
menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-
kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.

4
2.4 Macam-Macam Bentuk Senam Lantai
1. Berguling ke depan (Roll Depan)
Cara melakukannya sebagai berikut :
1. Sikap permulaan jongkok, kedua tangan menumpu pada matras selebar bahu.
2. Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk, kepala dilipat sampai dagu
menyentuh dada.
3. Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dan kedua
kaki dilipat rapat pada dada.
4. Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan berusaha
bangun.
5. Kembali berusaha bangun.

Kesalahan dalam guling depan (roll depan)


a. Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu sempit,
b. terlalu jauh atau terlalu dekat)
c. Tumpuan. salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehingga keseimbangan
badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh ke samping.
Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan
d. Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.

Cara memberi bantuan guling ke depan(roll depan)


a. Pegang kepala bagian belakang (membantu menekukkan) pelaku.
b. Membantu mendorong punggung pelaku saat akan duduk.
c. Membantu mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha.
d. Membantu menekukkan kepala pelaku dan menempatkannya di lantai antara
kedua tangan.

5
2. Guling ke Belakang (Back roll)
Posisi awal guling ke belakang :
a. Posisi jongkok, kedua kaki rapat, dan tumit diangkat.
b. Kepala menunduk dan dagu rapat ke dada.
c. Kedua tangan berada disamping telinga dan telapak tangan menghadap ke atas.

Gerakan selanjutnya adalah:


a. Jatuhkan pantat ke belakang, badan tetap bulat.
b. Pada saat punggung menyentuh matras, kedua lutut cepat ditarik ke belakang
c. kepala.
d. Pada saat kedua ujung kaki menyentuh matras di belakang kepala, kedua telapak
e. tangan menekan matras hingga tangan lurus dan kepala terangkat.
f. Ambil sikap jongkok, dengan lurus ke depan sejajar bahu, lalu berdiri.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling kebelakang :


a. Penempatan tangan terlalu jauh kebelakang, tidak bisa menolak
b. Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling kebelakang, hal ini
disebabkan karena sikap tubuh kurang bulat
b. Salah satu tangan yang menumpu kurang bulat, atau bukan telapak tangan yang
c. digunakan untuk menumpu diatas matras.
d. Posisi mengguling kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena kepala menoleh
e. ke samping.
f. Keseimbangan tidak terjaga karena mendarat dengan lutut (seharusnya telapak).

Cara memberi bantuan guling kebelakang :


a. Menopang dan mendorong pinggang pelaku kearah guling kebelakang dan
b. membawanya ke arah guling
c. Membantu mengangkat panggul dan membawa kearah guling.

6
3. Berdiri Dengan Tangan (HANDS STAND)
Cara melakukanya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.
2. Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lengan keras,
pandangan sedikit ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya, tungkai depan
bengkok sedang tungkai belakang lurus.
3. Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut.
4. Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan badan dan lengan,
pandangan di antara tumpuan tangan, badan dijulurkan ke atas.
5. Perhatikan keseimbangan.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan handstand yaitu


a. Pinggang terlalu melenting,Kepala kurang menengada
b. Siku-siku bengkok
c. Penempatan tangan dilantai kurang atau terlalu lebar.
d. Arah jari tangan tidak kedepan dan jari tangan terlalu rapat
e. Ayunan kaki keatas kurang baik (terlalu atau kurang kedepan dan lutut
diobengkokkan)
f. Pada saat melemparkan kaki keatas bahu mundur kebelakang dan kepala
kurang menengadah
g. Menegangkan otot leher, bahu atau pinggang, sehingga menghambat gerakan.
h. Kurang usaha mempertahankan sikaph an ds t an d untuk beberapa saat,
sehingga cepat roboh.
i. Waktu roboh melepaskan tangan tumpuan atau tidak menekuk kepala (untuk
mengguling ke depan).

7
Cara memberikan bantuan handstand yaitu:
a. Menopang/menahan panggul, belakang paha, kedua pergelangan kaki, dan
bahu si pelaku.
b. Bantuan dengan menopang pada bahu dilakukan untuk pelaku yang bahu,
lengan, dan tangannya belum cukup kuat.
c. Bagi siswa yang belum dapat atau sukar melempar/mengayun satu kaki ke atas,
dapat dilakukan pada tembok dengan dibantu mengangkat satu kaki.

4. Berdiri dengan Kepala (Head Stand)


Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kepala
dan ditopang oleh kedua tangan.
a. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi dan
tangan membentuk segitiga sama sisi.
b. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar badan
tidak mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.
c. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan headstand yaitu:


a. Penempatan kedua tangan dan kepala tidak membentuk titik-titik segitiga sama
sisi.
c. Kekakuan pada leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha.
d. Otot-otot leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha kurang kuat.
e. Akibat dari poin b dan c diatas menyebabkan kurangnya koordinasi dan
f. keseimbangan
g. Alas dasar/lantai tempat kepala bertumpu terlalu keras sehingga menimbulkan
rasa sakit.
Terlalu cepat/kuat pada saat menolak
Sikap tangan yang salah, yaitu jari tangan tidak menghadap kedepan

8
Cara memberi bantuan dalam gerakan headstand yaitu :
Karena panggul menjadi titik berat yang utama dalam bentuk sikap berdiri
dengan kepala, maka bantuan yang utama adalah :
a. Mengangkat dan menarik panggul
b. Menopang panggul bagi pelaku yang dapat memindahkan panggul kedepan
c. Memegang dan menahan kedua kaki pelaku, pegang pada ujung pergelangan
kaki dan belakang paha atau panggul.

5. Kayang
Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan telentang yang membusur bertumpu
pada kedua tangan dan kedua kaki dengan lutut. Gerakan kayang adakn mudah
dilakukan apabila :
a. memiliki kekuatan otot perut, punggung dan paha.
b. Memiliki kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan persendian
panggul
c. Memiliki kekuatan lengan dan bahu untuk menopang
Sikap kayang dapat dilakukan dari sikap tidur dan berdiri :

a. Kayang dari sikap tidur


1) Sikap awal :
a) tidur telentang
b) kedua lutut ditekuk, kedua tumit rapat pada pinggul,
c) kedua siku ditekuk dan telapak tangan melekat pada matras/lantai, ibu jari
disamping telinga
2) Gerakan ;
a) Badan diangkat keatas, kedua tangan dan kaki lurus
b) Masukkan kepala diantara 2 tangan
b. Kayang dari sikap berdiri
1) Sikap awal
a) berdiri tegak
b) kedua tangan disamping kaki
2) Gerakan ;
a) Secara bersama-sama/satu tangan diayunkan kebelakang, kepala tengadah
dan badan melenting kebelakang
9
b) tahan dan usahakan kedua telapak tangan menyentuh dan menapak pada
matras/lantai

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan kayang yaitu :


Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh
Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu
Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang lemas/lentuknya
bagian punggung dan kekakuan pada otot perut
Sikap kepala yang terlalu menengadah
Kurang keseimbangan

Cara memberi bantuan dalam gerakan kayang :


a. Posisi penolong disamping anak yang melakukan garakan kayang
b. Membantu mengangkat dan agak membawa punggung/bahu pelaku
c. Membantu menopang punggung/bahu pelaku dan membawanya perlahan
kebawah.

6. Loncat Harimau (Tiger Sprong)


Secara prinsip teknik gerakan loncat harimau tidak jauh berbeda dengan teknik
gerakan roll ke depan.
Loncat harimau adalah sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus ke
depan pada saat melayang dan diteruskan dengan gerakan mengguling ke depan dan
sikap akhir jongkok.
Cara melakukannya sebagai berikut:
a. Berdiri tegak, kedua lengan lurus di samping, pandangan lurus ke depan.
b. Dengan gerakan awalan jongkok melakukan gerakan meloncat ke depan atas
dengan tolakan dua kaki, saat melayang kedua lengan lurus ke depan.
c. Pada saat kedua tangan menyentuh, kepala menunduk ke dada antara kedua
tangan, sehingga bahu dan tengkuk menyentuh matras, lipat kedua kaki,
selanjutnya mengguling ke depan dengan tangan lurus.
d. Sikap akhir jongkok terus berdiri.

10
7. Meroda (Ratslag)
Meroda atau gerakan baling-baling dilakukan ke samping untuk empat hitungan,
tangan dan kaki berputar seperti baling-baling.
Meroda merupakan salah satu unsure gerakan senam lantai (floor exercise), dimana
terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan
tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang.
Cara melakukan latihan :
1) Lakukan latihan hand stand dengan baik dan sempurna.
2) Setelah Latihan hand stand, pindahkan berat badan ke kaki kanan bila meroda
ke kanan atau kaki kiri bila meroda ke kiri.
3) Berurutan kaki kiri atau kanan menumpu kembali gerakan hand stand dan
seterusnya.

Gerakan meroda atau ratslag :


Dimulai dengan berdiri, kedua tangan direntangkan ke atas, telapak tangan
menghadap ke atas depan, kepala tegak, kedua kaki dirapatkan. Tendangkan kaki
lurus ke samping dan gerakanlah ke arah matras atau lantai, lengkungkan pinggul
dan lutut kiri sambil letakkan tangan kiri pada matras yang diikuti tangan
kanan.Angkatlah kaki kanan ke atas dengan hentakkan kaki kiri pada matras untuk
bisa membuat sikap kangkang di atas kepala. Kembalikan dengan mendaratkan kaki
kanan, kemudian kaki kiri dan sebaliknya hentakkan tangan anda agar bisa kembali
tegak.

Cara memberikan pertolongan :


a. Hand stand di tembok, kemudian kaki kiri dibuka lurus, selanjutnya jatuhkan ke

11
samping badan dengan menekan tangan kanan. Kaki tetap dibuka hingga
mendarat dilantai, diikuti dengan bantuan guru dan teman yang lain dengan cara
mengangkat badan ke sebelah kanan dan menjaga pinggang.
b. Setelah dapat melakukan sendiri, latihan dilakukan dengan menempatkan
rintangan di antara kaki dan tangan.

Hal yang harus diperhatikan :


a. Saat melakukan meroda, kedua tangan dibuka lebar sama dengan lebar kaki.
b. Jalannya kaki dan tangan berurutan secara teratur ke arah samping kanan.

8. Lompat Kangkang
Lompat kangkang di atas peti lompat ada dua macam:
a. Lompatan dengan panggul ditekuk atau menyudut yaitu lompatan dengan
membuat sikap kangkang tanpa meluruskan badan terlebih dahulu.
Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. setelah awalan dan take off. angkat panggul tinggi-tinggi.
2. pada saat tangan menyentuh peti atau kuda lompat, panggul ditekuk, tangan
dibuka gerakan ke samping
3. tolakan tangan kuat dengan mengangkat dada dan kepala ke arah atas.
4. setelah kaki melewati peti lompat, luruskan badan dan rapatkan tungkai
sebelum mendarat.
5. mendaratkan kedua kaki dengan rapat, lutut agak ditekuk.

Teknik pelaksanainnya sebagai berikut :


1. Sambil mengangkat panggul, ayun tungkai tinggi di atas garis horisontat.
2. Pada saat tangan bertumpu pada peti, badan merupakan satu garis lurus dan
membuat sudut antara 20 - 30 dengan garis horizontal.
3. Setelah badan lurus, tekuk panggul dan buka kaki. Bersamaan dengan itu,
tolakkan tangan kuat-kuat pada peti lompat.
4. Angkat dada dan lewatkan kedua kaki dari peti.
5. Saat kedua kaki melewati peti lompat, luruskan badan dan angkat lengan ke
depan atas.
6. Mendarat dengan menekukkan lutut dan condongkan badan sedikit ke depan
(menekuk panggul, akhiri dengan sikap sempurna).
12
Kesalahan yang sering terjadi pada lompat kangkang :
1. Panggul kurang diangkat tinggi, sehingga tidak berhasil membuat sikap
kangkang di atas peti lompat.
2. Lutut bengkok, kepala dan dada tidak terangkat pada saat tangan rnenyentuh
peti.
3. Kedua lengan tidak lurus dan kepala terlalu ke depan, sehingga menyebabkan
tangan tidak lurus dengan badan.

9. Lompat Jongkok( Squat Voult)


Gerakan lompat jongkok sebenarnya hamper sama dengan lompat kangkang tetapi
pada lompat jongkok kedua kaki rapat, jika lompat kangkang sudah di kuasai maka
mudah untuk melakukan lompat jongkok.
Cara melakukan lompat jongkok :
a. Ambil ancang awalan, kemudian berlari, selanjutnya lakukan kedua kaki
meloncat ke atas. Kemudian kedua lengan menumpu pada peti lompat.
b. Kedua tangan menolak kuat-kuat dan panggul di angkat tiggi, kemudian kedua
kaki di tekuk dalam sikap jongkok pada saat melewati peti lompat kepala tegak.
c. Luruskan kedua kaki,kedua lengan di ayun ke atas sesaat sebelum mendarat
d. Kemudian mendarat lunak, lutut di tekuk sedikit, dan jaga keseimbangan.

10. Round off


Sikap awal
Berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua lengan disamping badan.
Cara melakukan gerakan round off:
a. Ayunkan kedua lengan keatas sejajar bahu lurus kedepan serong ke atas.
b. Sambil mengangkat dan melangkahkan kaki ke kiri ke depan, badan putar
kesamping kiri.
c. Bersamaan dengan meletakkan kedua telapak tangan pada matras sejajar bahu,
lemparkan kaki kanan lurus ke atas, kemudian diikuti kaki kiri hingga pada
posisi handstand.
d. Lemparkan kedua kaki sejauh mungkin.
e. Mendarat pada kedua kaki dan badan menghadap ke tempat semula.

13
Sikap akhir
Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke atas serong kedepan, pandangan menghadap
kearah permulaan mengambil awalan.

2.5 Peraturan senam


Peraturan senam adalah seperangkat aturan yang digunakan untuk
menyelenggarakan kejuaraan senam, mengatur mekanismenya, serta membatasi atau
menentukan siapa saja yang boleh turut serta di dalamnya, dan bagaimana nilai senam
dihasilkan.
Untuk kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat Internasional, peraturan yang berlaku
adalah peraturan yang dikeluarkan oleh FIG (Federation Internationale de
Gymnastique) yaitu badan senam Internasional. Peraturan itu dirangkum dalam buku
yang dinamakan technical regulation (peraturan teknik) yang berlaku atau mencakup
aturan untuk semua disiplin senam dan code of points yang berlaku khusus untuk
masing-masing disiplin.

1. Jenis Pertandingan
Dalam kejuaraan senam biasa diberlakukan empat jenis kompetisi, yang biasa
disebut sebagai kompetisi I, kompetisi II, kompetisi III, dan kompetisi IV.
Kompetisi I, atau disebut juga kompetisi penyisihan, diselenggarakan untuk
mencari regu atau peserta individual yang bisa berlanjut ke kompetisi selanjutnya.
Pada kompetisi ini baik peserta beregu maupun peserta individual harus bertanding
di semua alat, dengan menampilkan rangkaian bebas. Yang dimaksud peserta
beregu adalah enam orang pesenam yang mewakili satu negara/daerah. Hasil
kompetisi ini akan menentukan :
1. 36 pesenam putra dan 24 pesenam putri terbaik yang akan menjadi finalis serba
bisa di kompetisi II.
2. 8 pesenam terbaik (baik putra maupun putri) dari setiap alat, yang akan menjadi
finalis disetiap alat, di kompetisi III.
3. 8 regu terbaik, yang akan melaju ke final beregu di kompetisi IV.

Kompetisi II (kejuaraan perorangan serba bisa).

14
Kompetisi II dimaksudkan untuk mencari juara perorangan serba bisa (seluruh
alat), dengan cara menjumlahkan nilai pesenam dari seluruh alat. Pesenam yang
nilainya tertinggi dalam seluruh alat menjadi juara serba bisa atau sering juga
disebut All Around Champion. Seperti dikatakan sebelumnya, finalis di kompetisi
II ini berjumlah 36 orang (pa) dan 24 orang (pi), dengan ketentuan dari satu daerah
tidak boleh lebih dari 3 orang pesenam.
Kompetisi III (kejuaraan perorangan peralat).
Kompetisi ini akan menentukan juara dari setiap alat yang dipertandingkan: 6
alat Artistik putra, 4 alat Artistik putri dan 4 alat senam ritmik. (Khusus untuk
senam ritmik walaupun alatnya ada 5 alat, tetapi yang dipertandingkan dalam
kejuaraan besar hanya 4 alat. Biasanya, tiap tahun alat yang dipertandingkan
berubah-ubah). Peserta kompetisi III pada setiap alat adalah 8 orang dengan
ketentuan satu daerah/negara hanya boleh diwakili oleh paling banyak 2 orang
pesenam pada setiap alat.
Kompetisi IV (Kejuaraan Beregu)
Kompetisi ini diselenggarakan untuk mencari juara beregu. Cara menentukan
juara beregu adalah dengan menjumlahkan 5 nilai terbaik dari 6 orang pesenam
dari setiap alat. Regu yang mengumpulkan nilai tertinggi akan menjadi juara
beregu. Nilai maksimal dari satu regu adalah : Putra : 300 (5 nilai terbaik X 6 alat =
nilai maksimal 10 X 5 X 6 alat) Putri : 200 (5 nilai terbaik X 4 alat = nilai
maksimal 10 X 5 X 4 alat)

2. Jumlah Medali
Jumlah medali dalam kejuaraan senam, biasanya ditentukan oleh jumlah alat
yang dipertandingkan. Jika suatu kejuaraan mempertandingkan alat yang lengkap,
maka medali yang disediakan, dengan melihat jenis kompetisi di atas, akan
berjumlah :
- Atistik Putra :
Kejuaraan beregu : 1 medali
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 6 medali (6 alat)
Jumlah : 8 medali
- Atistik Putri :
Kejuaraan beregu : 1 medali
15
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 4 medali (4 alat)
Jumlah : 6 medali

2.6 Cara Menilai Senam


Menilai senam bisa saja menggunakan beberapa cara. Namun karena sifatnya yang
cukup subyektif, maka penilaian senam harus didasarkan pada peraturan serta patokan
yang cukup jelas.
1. Menilai rangkaian Bebas.
Dalam kejuaraan yang resmi, penilaan senam didasarkan pada :
Tingkat kesulitan = 2.40
Persyaratan khusus = 1.20
Nilai bonus = 1.40
Penampilan/ pelaksanaan = 5.00
Nilai maksimal = 10.00

Tingkat kesulitan
Tingkat kesulitan berhubungan dengan persyaratan gerakan sulit yang harus
dipenuhi oleh pesenam dalam satu rangkaiannya di satu alat. Tergantung dari tingkat
kesulitan yang ditentukan oleh disiplin senam yang bersangkutan, penilaian dalam
faktor tingkat kesulitan ini disesuaikan dengan beberapa gerakan yang berhasil
dikumpulkan oleh pesenam.
Dalam senam artistik, gerakan sulit dikelompokkan menjadi beberapa elemen,
yaitu elemen gerakan A, elemen B, elemen C, elemen D dan elemen E. Elemen A
adalah gerakan-gerakan yang masuk kategori gerakan dasar dan mudah. Ke dalam
kelompok ini masuk gerakan-gerakan seperti guling depan-belakang, headspring,
handspring, flic-flac, dan lain-lain. Elemen B adalah gerakan-gerakan yang lebih
sulit dari elemen A. Contohnya adalah salto belakang dan salto depan termasuk ke
dalam elemen B ini. Sedangkan elemen C diwakili oleh gerakan-gerakan seperti
double salto belakang, salto belakang dua twist, salto depan satu putaran, dsb. Dan
elemen D diwakili oleh gerakan seperti Double salto depan, double salto belakang
lurus, dll. Adapun nilai dari setiap elemen adalah sebagai berikut:
A = 0.10

16
B = 0.20
C = 0.40
D = 0.60
(elemen E tidak bernilai, karena hanya berguna untuk mendapat nilai bonus
yang nilainya adalah 0.20.)
Ambil contoh pada senam Artistik putra, tingkat kesulitannya adalah sbb :
4.A 3.B 2.C 1.D
Karena nilai A = 0.10, maka 4 A adalah 0.40; nilai B = 0.20, maka 3 B adalah
0.60; nilai C = 0.40, maka 2 C adalah 0.80; dan nilai D (1) adalah 0.60. Jika seorang
pesenam dapat memenuhi tingkat kesulitan yang ditetapkan di atas, maka ia dari segi
tingkat kesulitannya mendapatkan nilai 2.40. Tetapi jika seorang pesenam dalam
tampilannya kekurangan 1 gerakan C, maka nilai faktor kesulitannya hanya 2,0
.Yaitu dari hasil : 2,4 - 0,4 (1C) = 2.0. Demikian seterusnya jika ada elemen lain
yang kurang, maka nilai tingkat kesulitannya akan terus dikurangi, sesuai dengan
jumlah nilai elemen yang hilang.
Lalu bagaimana jika seorang pesenam mampu melakukan gerakan melebihi
yang diminta? Apakah nilai tingkat kesulitannya akan ditambah? Tidak. Nilainya
akan tetap saja 2.40 karena nilai sekian itu sudah maksimal.
Persyaratan Khusus (PK).
Persyaratan khusus menunjuk pada gerakan-gerakan yang memenuhi ciri-ciri
yang dipersyaratkan oleh alat senam yang bersangkutan. Pada setip alat, selalu ada 3
buah persyaratan khusus, yang masing-masing bernilai 0,40. Sehingga jumlah
maksimal dari faktor Persyaratan Khusus adalah 1,20, yaitu sebagai hasil dari 3
persyaratan khusus X 0,40 = 1,20
Jika seorang pesenam dalam rangkaiannya kekurangan satu buah persyaratan
khusus, maka nilai faktor persyaratan khususnya adalah 0,80 : yaitu hasil dari : 1,20
- 0,40 (1PK) = 0,80. Bisa saja seorang pesenam tidak mendapat nilai sama sekali
dalam faktor Persyaratan Khususnya, jika tidak ada satu pun gerakan yang
dilakukannya termasuk yang dipersyaratkan. Oleh karena itu, ia bisa saja mendapat
nilai NOL dari faktor PK-nya.
Bonus
Nilai bonus dalam senam diperoleh jika pesenam menampilkan gerakan
melebihi syarat tingkat kesulitan yang bernilai D. Misalnya jika pesenam mampu
menampilkan 3 buah gerakan D dalam penampilannya, maka nilai bonusnya adalah
17
0,30: karena nilai bonus untuk gerakan D adalah 0,10. Jika pesenam mampu
menampilkan 3 gerakan E, maka bonusnya 0,60: karena bonus untuk gerakan E =
0,20. Jadi tergantung dari nilai bonus yang berhasil dikumpulkan, nilainya akan
bertambah terus. Dengan ketentuan tidak melebihi nilai maksimal 1,40.
Pelaksanaan
Nilai maksimal dari pelaksanaan adalah 5,00. Cara penilaiannya sedikit berbeda
dengan 3 faktor sebelumnya karena dari faktor pelaksanaan, apa yang harus dilihat
wasit adalah kesalahan yang dilakukan oleh pesenam. Jika pesenam melakukan
kesalahan, wasit akan memotong atau mengurangi nilainya dari 5,00. Tergantung
dari kesalahannya, wasit akan memotong berdasarkan ketentuan sbb:
Kesalahan kecil : 0,10 = Contohnya melangkah kecil, bengkok badan, atau
tangan dan kaki.
Kesalahan medium : 0,20 = Contoh : 2 langkah pada pendaratan, bengkok yang
lebih besar.
Kesalahan besar : 0,40 = Contoh : bertumpu dengan dua tangan ketika
mendarat.
Jatuh : 0,50 = Jika pesenam jatuh duduk atau terlentang/telungkup.
Jadi jika pesenam melakukan satu atau beberapa kesalahan yang termasuk
dalam kategori di atas maka nilai pelaksanaannya akan dipotong secara
proporsional.
Dengan demikian, jika dari contoh di atas, seorang pesenam mengumpulkan
nilai dari setiap faktornya seperti berikut :
- Tingkat kesulitan : 2,40
- Persyaratan khusus : 0,80 (kurang 1 PH)
- Bonus : 0,30 (3 D)
- Pelaksanaan : 3,80 (5.00 - 1,20)
Maka nilai akhir adalah : 7.30

2. Menentukan Nilai Akhir Pesenam


Dalam satu kejuaraan senam, pesenam biasanya dinilai oleh beberapa orang wasit,
bisa terdiri dari 4 wasit atau 6 wasit.
Pertanyaannya, bagaimanakah wasit ini bekerja, dan bagaimanakah nilai dari 4
orang atau 6 orang wasit ini diolah? Tidak sulit. Untuk menentukan nilai akhir

18
pesenam, peraturannya adalah, nilai tertinggi dan terendah dicoret, lalu dua nilai
tengahnya dirata-ratakan.
Misal:
Wasit 1: 6.80
Wasit 2: 6.90
Wasit 3: 6.70
Wasit 4: 6.90
Nilai akhir: 6.85
Salah satu dari 6.90 dicoret (sebagai nilai tertinggi) dan 6.70 juga dicoret (nilai
terendah). Berikutnya jumlahkan 6.80 dan 6.90, kemudian hasilnya dibagi dua,
menjadi 6.85. Nilai inilah yang dijadikan nilai akhir pesenam. Demikian juga jika
wasitnya 6 orang. Tertinggi dan terendah dicoret, 4 nilai tengah dirata-ratakan.

3. Menilai Rangkaian Wajib


Di samping rangkaian bebas, yang dinilai dengan cara-cara seperti telah
diuraikan di atas, kejuaraan senam pun kadang-kadang selalu mempertandingkan
rangkaian wajib. Rangkaian wajib artinya, rangkaian yang harus dilakukan oleh
semua pesenam secara seragam, disesuaikan dengan peraturan yang ditentukan
oleh panitia penyelenggara. Dengan demikian semua peserta akan melakukan
gerakan-gerakan yang sama, dari awal hingga akhir penampilannya.
Setiap rangkaian wajib selalu berisi gambar tentang gerakan yang harus
ditampilkan disertai keterangan tentang berapa nilai dari setiap gerakan yang
tertera di sana. Nilai-nilaI tersebut tentu saja berbeda-beda sesuai dengan tingkat
kesulitan dari gerakan dimaksud. Berapakah jumlah gerakan yang boleh
dimasukkan ke dalam rangkaian wajib? Tidak terbatas. Hanya saja kesemua
rangkaian tadi jumlahnya tidak boleh melebihi nilai 10.00.
Menilai rangkaian wajib, prosedurnya lebih sederhana, karena wasit tidak
harus menilai tingkat kesulitan, persyaratan khusus, serta nilai bonusnya. Yang
harus dilakukan oleh wasit adalah :
Menentukan apakah rangkaian yang ditampilkan pesenam sesuai dengan teks
yang tertulis dan tergambar dalam lembaran rangkaian wajib, dan
Melakukan pemotongan dari teks itu berdasarkan kesalahan yang dilakukan
oleh pesenam, baik karena kesalahan teknik maupun kesalahan pelaksanaan.

19
Pada ketentuan nomor 1 di atas, wasit diwajibkan untuk hapal benar dengan
teks dari rangkaian wajib, sehingga bisa dengan segera mengetahui jika ada
gerakan yang terlewat, atau tidak dilakukan oleh pesenam. Jika itu terjadi, wasit
melakukan pemotongan sebesar nilai dari gerakan yang hilang tersebut. Misalnya,
jika gerakan yang tidak dilakukan itu adalah handspring yang bernilai 2.50, maka
nilai pesenam dikurangi sebesar 2.50. Jika tidak ada masalah, tidak perlu
melakukan pemotongan apapun.
Hal itu berlaku demikian karena dalam rangkaian wajib, teksnya diisi oleh
rangkaian gerakan yang nilai-nilainya ditentukan oleh tingkat kesulitan dari
gerakan itu. Semakin sulit sebuah gerakan, nilai gerakannya pasti semakin besar.
Yang menentukan besarnya nilai gerakan itu tentu saja panitia penyelengara atau
seseorang dari pengurus persani, atau bisa juga dilakukan guru untuk keperluan di
sekolahnya. (Lihat contoh rangkaian wajib terlampir.)
Sedangkan ketentuan nomor 2 mengharuskan wasit untuk melakukan
pemotongan pada gerakan yang dilakukan, jika gerakan yang ditampilkan itu
memang mengandung kesalahan-kesalahan. Sama seperti dalam menilai rangkaian
bebas, ketentuan pemotongannya didasarkan pada besar kecilnya kesalahan yang
dilakukan : 0.10 untuk kesalahan kecil, 0.20 untuk kesalahan menengah, 0.40 untuk
kesalahan besar, dan 0.50 jika pesenam jatuh. (Lihat tabel kesalahan di lampiran.)
Jika wasit sudah berhasil melakukan pemotongan, jumlahkan seluruh
pemotongan itu, dan kurangkan pada nilai maksimal 10.00. Misalnya jika jumlah
pemotongan dari seorang pesenam adalah 2.70, maka: 10 - 2.70 = 7.30.

20
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan

Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan
cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu,
senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan
menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan
motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan
ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan
terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik. Menurut asal kata, senam
(gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan
bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam abad
Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan
badan yang harmonis, dan tidak dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-
peraturan dalam senam mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal
modern Olympic Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada
sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://senam-lantai.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_lantai
http://danang-setya-aji.blogspot.com/2011/06/10-macam-senam-lantai.html
http://ml.scribd.com/doc/94506950/10-macam-Senam-Lantai
http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/penertian-dan-macam-macam-senam-lantai.pdf
http://fungsi.org/search/macam-macam-senam-lantai

22

Anda mungkin juga menyukai