Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH OLAHRAGA

“SENAM LANTAI”

Disusun Oleh :
Anggun Puspita S
Kelas IX C

SMP NEGERI 2 DAWARBLANDONG


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
MAKALAH OLAHRAGA

“SENAM LANTAI”

Disusun Oleh :
Anggun Puspita S
Kelas IX C

SMP NEGERI 2 DAWARBLANDONG


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmatnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah
ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya
bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Dawarblandong, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Senam Lantai .................................................................. 2
2.2 Macam – macam bentuk senam lantai .............................................. 2
2.3 Lompat Jauh ..................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa
gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik
yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok
keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari
latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni
seekor kuda dan pertunjukan sirkus.
Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan
pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di
gymnasium maupun di sekolah.
Sekarang, sejak kecil banyak anak sudah terbiasa diajarkan senam, baik
oleh orang tua, maupun oleh pengajar olahraga di sekolah.
Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi
arti penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, senam
aerobik, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), dll. Biasanya di
sekolah dasar, guru-guru mengajarkan senam-senam yang mudah dicerna oleh
murid, seperti SKJ dan senam pramuka. Namun ketika beranjak remaja, banyak
orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk
menenangkan diri.

1.2 Tujuan Penulisan


Untuk menambah wawasan tenetang senam khususnya tentang senam lantai
dan untuk mendapatkan nilai.

1.3 Metode penulisan


Metode penulisan makalah ini dengan cara mencari di internet.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Senam Lantai


Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang
menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada
matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat,
berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan
sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau belakang. Jenis senam ini
juga disebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak
mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila pesenam membawa alat berupa
bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat untuk meningkatkan fungsi gerakan
kelentukan, pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan.
Senam lantai dilakukan di atas area seluas 12×12 m dan dikelilingi matras selebar
1 m untuk keamanan pesenam. Rangkaian gerakan senam harus dimulai dari
komposisi gerakan ringan, sedang, berat, dan akrobatik, serta mengandung
gerakan ketangkasan, keseimbangan, keluwesan, dll. Pesenam pria tanpil dalam
waktu 70 detik dan wanita tampil diiringi music dalam waktu 90 detik. Gerkan-
gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis
sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi
bahu.

2.2 Macam-Macam Bentuk Senam Lantai


1. Berguling ke depan (Roll Depan)
Cara melakukannya sebagai berikut :
a. Sikap permulaan jongkok, kedua tangan menumpu pada matras selebar
bahu.
b. Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk, kepala dilipat sampai dagu
menyentuh dada.
c. Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dan
kedua kaki dilipat rapat pada dada.
d. Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan
berusaha bangun.
e. Kembali berusaha bangun.

2
Kesalahan dalam guling depan (roll depan)
a. Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu
sempit,
b. terlalu jauh atau terlalu dekat)
c. Tumpuan. salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehingga
keseimbangan badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh ke
samping.
Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan
d. Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.
Cara memberi bantuan guling ke depan(roll depan)
a. Pegang kepala bagian belakang (membantu menekukkan) pelaku.
b. Membantu mendorong punggung pelaku saat akan duduk.
c. Membantu mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi
kedua paha.
d. Membantu menekukkan kepala pelaku dan menempatkannya di lantai
antara kedua tangan.

2. Guling ke Belakang (Back roll)


Posisi awal guling ke belakang :
a. Posisi jongkok, kedua kaki rapat, dan tumit diangkat.
b. Kepala menunduk dan dagu rapat ke dada.
c. Kedua tangan berada disamping telinga dan telapak tangan menghadap ke
atas.

3
Gerakan selanjutnya adalah:
a. Jatuhkan pantat ke belakang, badan tetap bulat.
b. Pada saat punggung menyentuh matras, kedua lutut cepat ditarik ke
belakang
c. kepala.
d. Pada saat kedua ujung kaki menyentuh matras di belakang kepala, kedua
telapak
e. tangan menekan matras hingga tangan lurus dan kepala terangkat.
f. Ambil sikap jongkok, dengan lurus ke depan sejajar bahu, lalu berdiri.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling kebelakang :
a. Penempatan tangan terlalu jauh kebelakang, tidak bisa menolak
b. Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling kebelakang, hal ini
disebabkan karena sikap tubuh kurang bulat
c. Salah satu tangan yang menumpu kurang bulat, atau bukan telapak tangan
yang
d. digunakan untuk menumpu diatas matras.
e. Posisi mengguling kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena kepala
menoleh
f. ke samping.
g. Keseimbangan tidak terjaga karena mendarat dengan lutut (seharusnya
telapak).
Cara memberi bantuan guling kebelakang :
a. Menopang dan mendorong pinggang pelaku kearah guling kebelakang
dan
b. membawanya ke arah guling
c. Membantu mengangkat panggul dan membawa kearah guling.

3. Berdiri Dengan Tangan (HANDS STAND)


Cara melakukanya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.
2. Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lengan
keras, pandangan sedikit ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya,
tungkai depan bengkok sedang tungkai belakang lurus.
3. Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut.
4. Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan badan dan
lengan, pandangan di antara tumpuan tangan, badan dijulurkan ke atas.
5. Perhatikan keseimbangan.

4
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan handstand
yaitu
a. Pinggang terlalu melenting,Kepala kurang menengada
b. Siku-siku bengkok
c. Penempatan tangan dilantai kurang atau terlalu lebar.
d. Arah jari tangan tidak kedepan dan jari tangan terlalu rapat
e. Ayunan kaki keatas kurang baik (terlalu atau kurang kedepan dan lutut
diobengkokkan)
f. Pada saat melemparkan kaki keatas bahu mundur kebelakang dan
kepala kurang menengadah
g. Menegangkan otot leher, bahu atau pinggang, sehingga menghambat
gerakan.
h. Kurang usaha mempertahankan sikaph an ds t an d untuk beberapa saat,
sehingga cepat roboh.
i. Waktu roboh melepaskan tangan tumpuan atau tidak menekuk kepala
(untuk mengguling ke depan).
Cara memberikan bantuan handstand yaitu:
a. Menopang/menahan panggul, belakang paha, kedua pergelangan
kaki, dan bahu si pelaku.
b. Bantuan dengan menopang pada bahu dilakukan untuk pelaku yang
bahu, lengan, dan tangannya belum cukup kuat.
c. Bagi siswa yang belum dapat atau sukar melempar/mengayun satu
kaki ke atas, dapat dilakukan pada tembok dengan dibantu
mengangkat satu kaki.

5
4. Berdiri dengan Kepala (Head Stand)
Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada
kepala dan ditopang oleh kedua tangan.
a. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi
dan tangan membentuk segitiga sama sisi.
b. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar
badan tidak mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung
membusur.
c. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan headstand yaitu:


a. Penempatan kedua tangan dan kepala tidak membentuk titik-titik
segitiga sama sisi.
b. Kekakuan pada leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha.
c. Otot-otot leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha kurang kuat.
d. Akibat dari poin b dan c diatas menyebabkan kurangnya koordinasi dan
e. keseimbangan
f. Alas dasar/lantai tempat kepala bertumpu terlalu keras sehingga
menimbulkan rasa sakit.
g. Terlalu cepat / kuat pada saat menolak
h. Sikap tangan yang salah, yaitu jari tangan tidak menghadap kedepan
Cara memberi bantuan dalam gerakan headstand yaitu :
Karena panggul menjadi titik berat yang utama dalam bentuk sikap
berdiri dengan kepala, maka bantuan yang utama adalah :
a. Mengangkat dan menarik panggul
b. Menopang panggul bagi pelaku yang dapat memindahkan panggul
kedepan
c. Memegang dan menahan kedua kaki pelaku, pegang pada ujung
pergelangan kaki dan belakang paha atau panggul.

6
5. Kayang
Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan telentang yang membusur
bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan lutut. Gerakan kayang
adakn mudah dilakukan apabila :
a. memiliki kekuatan otot perut, punggung dan paha.
b. Memiliki kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan
persendian panggul
c. Memiliki kekuatan lengan dan bahu untuk menopang
Sikap kayang dapat dilakukan dari sikap tidur dan berdiri :

a. Kayang dari sikap tidur


1) Sikap awal :
a) tidur telentang
b) kedua lutut ditekuk, kedua tumit rapat pada pinggul,
c) kedua siku ditekuk dan telapak tangan melekat pada
matras/lantai, ibu jari disamping telinga

2) Gerakan ;
a) Badan diangkat keatas, kedua tangan dan kaki lurus
b) Masukkan kepala diantara 2 tangan
c) Kayang dari sikap berdiri

1) Sikap awal
a) berdiri tegak
b) kedua tangan disamping kaki

2) Gerakan ;
a) Secara bersama-sama/satu tangan diayunkan kebelakang, kepala
tengadah dan badan melenting kebelakang
b) tahan dan usahakan kedua telapak tangan menyentuh dan
menapak pada matras/lantai
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan kayang
yaitu :
a. Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh
b. Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan
bahu

7
c. Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang
lemas/lentuknya bagian punggung dan kekakuan pada otot perut
d. Sikap kepala yang terlalu menengadah
e. Kurang keseimbangan
Cara memberi bantuan dalam gerakan kayang :
a. Posisi penolong disamping anak yang melakukan garakan
kayang
b. Membantu mengangkat dan agak membawa punggung/bahu
pelaku
c. Membantu menopang punggung/bahu pelaku dan membawanya
perlahan kebawah.

6. Loncat Harimau (Tiger Sprong)


Secara prinsip teknik gerakan loncat harimau tidak jauh berbeda
dengan teknik gerakan roll ke depan.
Loncat harimau adalah sikap loncatan membusur dengan kedua tangan
lurus ke depan pada saat melayang dan diteruskan dengan gerakan
mengguling ke depan dan sikap akhir jongkok.
Cara melakukannya sebagai berikut:
a. Berdiri tegak, kedua lengan lurus di samping, pandangan lurus ke
depan.
b. Dengan gerakan awalan jongkok melakukan gerakan meloncat ke depan
atas dengan tolakan dua kaki, saat melayang kedua lengan lurus ke
depan.
c. Pada saat kedua tangan menyentuh, kepala menunduk ke dada antara
kedua tangan, sehingga bahu dan tengkuk menyentuh matras, lipat
kedua kaki, selanjutnya mengguling ke depan dengan tangan lurus.
d. Sikap akhir jongkok terus berdiri.

7. Meroda (Ratslag)
Meroda atau gerakan baling-baling dilakukan ke samping untuk empat
hitungan, tangan dan kaki berputar seperti baling-baling.
Meroda merupakan salah satu unsure gerakan senam lantai (floor
exercise), dimana terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di
udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap
seimbang.

8
Cara melakukan latihan :
1) Lakukan latihan hand stand dengan baik dan sempurna.
2) Setelah Latihan hand stand, pindahkan berat badan ke kaki kanan bila
meroda ke kanan atau kaki kiri bila meroda ke kiri.
3) Berurutan kaki kiri atau kanan menumpu kembali gerakan hand stand
dan seterusnya.
Gerakan meroda atau ratslag :
Dimulai dengan berdiri, kedua tangan direntangkan ke atas, telapak
tangan menghadap ke atas depan, kepala tegak, kedua kaki dirapatkan.
Tendangkan kaki lurus ke samping dan gerakanlah ke arah matras atau lantai,
lengkungkan pinggul dan lutut kiri sambil letakkan tangan kiri pada matras
yang diikuti tangan kanan.Angkatlah kaki kanan ke atas dengan hentakkan
kaki kiri pada matras untuk bisa membuat sikap kangkang di atas kepala.
Kembalikan dengan mendaratkan kaki kanan, kemudian kaki kiri dan
sebaliknya hentakkan tangan anda agar bisa kembali tegak.

Cara memberikan pertolongan :


a. Hand stand di tembok, kemudian kaki kiri dibuka lurus, selanjutnya
jatuhkan ke samping badan dengan menekan tangan kanan. Kaki tetap
dibuka hingga mendarat dilantai, diikuti dengan bantuan guru dan teman
yang lain dengan cara mengangkat badan ke sebelah kanan dan menjaga
pinggang.
b. Setelah dapat melakukan sendiri, latihan dilakukan dengan
menempatkan rintangan di antara kaki dan tangan.
Hal yang harus diperhatikan :
a. Saat melakukan meroda, kedua tangan dibuka lebar sama dengan lebar
kaki.
b. Jalannya kaki dan tangan berurutan secara teratur ke arah samping
kanan.

9
8. Lompat Kangkang
Lompat kangkang di atas peti lompat ada dua macam:
a. Lompatan dengan panggul ditekuk atau menyudut yaitu lompatan
dengan membuat sikap kangkang tanpa meluruskan badan terlebih
dahulu.
Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. setelah awalan dan take off. angkat panggul tinggi-tinggi.
2. Pada saat tangan menyentuh peti atau kuda lompat, panggul ditekuk,
tangan dibuka gerakan ke samping
3. Tolakan tangan kuat dengan mengangkat dada dan kepala ke arah atas.
4. Setelah kaki melewati peti lompat, luruskan badan dan rapatkan tungkai
sebelum mendarat.
5. Mendaratkan kedua kaki dengan rapat, lutut agak ditekuk.
Teknik pelaksanainnya sebagai berikut :
1. Sambil mengangkat panggul, ayun tungkai tinggi di atas garis horisontat.
2. Pada saat tangan bertumpu pada peti, badan merupakan satu garis lurus
dan membuat sudut antara 20° - 30° dengan garis horizontal.
3. Setelah badan lurus, tekuk panggul dan buka kaki. Bersamaan dengan itu,
tolakkan tangan kuat-kuat pada peti lompat.
4. Angkat dada dan lewatkan kedua kaki dari peti.
5. Saat kedua kaki melewati peti lompat, luruskan badan dan angkat lengan
ke depan atas.
6. Mendarat dengan menekukkan lutut dan condongkan badan sedikit ke
depan (menekuk panggul, akhiri dengan sikap sempurna).
Kesalahan yang sering terjadi pada lompat kangkang :
1. Panggul kurang diangkat tinggi, sehingga tidak berhasil membuat sikap
kangkang di atas peti lompat.
2. Lutut bengkok, kepala dan dada tidak terangkat pada saat tangan
rnenyentuh peti.
3. Kedua lengan tidak lurus dan kepala terlalu ke depan, sehingga
menyebabkan tangan tidak lurus dengan badan.

9. Lompat Jongkok( Squat Voult)


Gerakan lompat jongkok sebenarnya hamper sama dengan lompat
kangkang tetapi pada lompat jongkok kedua kaki rapat, jika lompat kangkang
sudah di kuasai maka mudah untuk melakukan lompat jongkok.

10
Cara melakukan lompat jongkok :
a. Ambil ancang awalan, kemudian berlari, selanjutnya lakukan kedua kaki
meloncat ke atas. Kemudian kedua lengan menumpu pada peti lompat.
b. Kedua tangan menolak kuat-kuat dan panggul di angkat tiggi, kemudian
kedua kaki di tekuk dalam sikap jongkok pada saat melewati peti lompat
kepala tegak.
c. Luruskan kedua kaki,kedua lengan di ayun ke atas sesaat sebelum
mendarat
d. Kemudian mendarat lunak, lutut di tekuk sedikit, dan jaga keseimbangan.

10. Round off


Sikap awal
Berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua lengan disamping badan.
Cara melakukan gerakan round off:
a. Ayunkan kedua lengan keatas sejajar bahu lurus kedepan serong ke atas.
b. Sambil mengangkat dan melangkahkan kaki ke kiri ke depan, badan
putar kesamping kiri.
c. Bersamaan dengan meletakkan kedua telapak tangan pada matras sejajar
bahu, lemparkan kaki kanan lurus ke atas, kemudian diikuti kaki kiri
hingga pada posisi handstand.
d. Lemparkan kedua kaki sejauh mungkin.
e. Mendarat pada kedua kaki dan badan menghadap ke tempat semula.

Sikap akhir
Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke atas serong kedepan, pandangan
menghadap kearah permulaan mengambil awalan.

2.3 Peraturan senam


Peraturan senam adalah seperangkat aturan yang digunakan untuk
menyelenggarakan kejuaraan senam, mengatur mekanismenya, serta membatasi
atau menentukan siapa saja yang boleh turut serta di dalamnya, dan bagaimana
nilai senam dihasilkan.
Untuk kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat Internasional, peraturan yang
berlaku adalah peraturan yang dikeluarkan oleh FIG (Federation Internationale de
Gymnastique) yaitu badan senam Internasional. Peraturan itu dirangkum dalam
buku yang dinamakan technical regulation (peraturan teknik) yang berlaku atau

11
mencakup aturan untuk semua disiplin senam dan code of points yang berlaku
khusus untuk masing-masing disiplin.

1. Jenis Pertandingan
Dalam kejuaraan senam biasa diberlakukan empat jenis kompetisi,
yang biasa disebut sebagai kompetisi I, kompetisi II, kompetisi III, dan
kompetisi IV. Kompetisi I, atau disebut juga kompetisi penyisihan,
diselenggarakan untuk mencari regu atau peserta individual yang bisa
berlanjut ke kompetisi selanjutnya. Pada kompetisi ini baik peserta beregu
maupun peserta individual harus bertanding di semua alat, dengan
menampilkan rangkaian bebas. Yang dimaksud peserta beregu adalah enam
orang pesenam yang mewakili satu negara/daerah. Hasil kompetisi ini akan
menentukan :
1. 36 pesenam putra dan 24 pesenam putri terbaik yang akan menjadi
finalis serba bisa di kompetisi II.
2. 8 pesenam terbaik (baik putra maupun putri) dari setiap alat, yang
akan menjadi finalis disetiap alat, di kompetisi III.
3. 8 regu terbaik, yang akan melaju ke final beregu di kompetisi IV.

Kompetisi II (kejuaraan perorangan serba bisa).


Kompetisi II dimaksudkan untuk mencari juara perorangan serba bisa
(seluruh alat), dengan cara menjumlahkan nilai pesenam dari seluruh alat.
Pesenam yang nilainya tertinggi dalam seluruh alat menjadi juara serba bisa
atau sering juga disebut All Around Champion. Seperti dikatakan
sebelumnya, finalis di kompetisi II ini berjumlah 36 orang (pa) dan 24 orang
(pi), dengan ketentuan dari satu daerah tidak boleh lebih dari 3 orang
pesenam.

Kompetisi III (kejuaraan perorangan peralat).


Kompetisi ini akan menentukan juara dari setiap alat yang
dipertandingkan: 6 alat Artistik putra, 4 alat Artistik putri dan 4 alat senam
ritmik. (Khusus untuk senam ritmik walaupun alatnya ada 5 alat, tetapi yang
dipertandingkan dalam kejuaraan besar hanya 4 alat. Biasanya, tiap tahun
alat yang dipertandingkan berubah-ubah). Peserta kompetisi III pada setiap
alat adalah 8 orang dengan ketentuan satu daerah/negara hanya boleh
diwakili oleh paling banyak 2 orang pesenam pada setiap alat.

12
Kompetisi IV (Kejuaraan Beregu)
Kompetisi ini diselenggarakan untuk mencari juara beregu. Cara
menentukan juara beregu adalah dengan menjumlahkan 5 nilai terbaik dari 6
orang pesenam dari setiap alat. Regu yang mengumpulkan nilai tertinggi
akan menjadi juara beregu. Nilai maksimal dari satu regu adalah : Putra :
300 (5 nilai terbaik X 6 alat = nilai maksimal 10 X 5 X 6 alat) Putri : 200 (5
nilai terbaik X 4 alat = nilai maksimal 10 X 5 X 4 alat)

2. Jumlah Medali
Jumlah medali dalam kejuaraan senam, biasanya ditentukan oleh
jumlah alat yang dipertandingkan. Jika suatu kejuaraan mempertandingkan
alat yang lengkap, maka medali yang disediakan, dengan melihat jenis
kompetisi di atas, akan berjumlah :
- Atistik Putra :
Kejuaraan beregu : 1 medali
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 6 medali (6 alat)
Jumlah : 8 medali
- Atistik Putri :
Kejuaraan beregu : 1 medali
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 4 medali (4 alat)
Jumlah : 6 medali

2.4 Cara Menilai Senam


Menilai senam bisa saja menggunakan beberapa cara. Namun karena
sifatnya yang cukup subyektif, maka penilaian senam harus didasarkan pada
peraturan serta patokan yang cukup jelas.
1. Menilai rangkaian Bebas.
Dalam kejuaraan yang resmi, penilaan senam didasarkan pada :
 Tingkat kesulitan = 2.40
 Persyaratan khusus = 1.20
 Nilai bonus = 1.40
 Penampilan/ pelaksanaan = 5.00
 Nilai maksimal = 10.00

13
Tingkat kesulitan
Tingkat kesulitan berhubungan dengan persyaratan gerakan sulit yang
harus dipenuhi oleh pesenam dalam satu rangkaiannya di satu alat.
Tergantung dari tingkat kesulitan yang ditentukan oleh disiplin senam yang
bersangkutan, penilaian dalam faktor tingkat kesulitan ini disesuaikan dengan
beberapa gerakan yang berhasil dikumpulkan oleh pesenam.
Dalam senam artistik, gerakan sulit dikelompokkan menjadi beberapa
elemen, yaitu elemen gerakan A, elemen B, elemen C, elemen D dan elemen
E. Elemen A adalah gerakan-gerakan yang masuk kategori gerakan dasar dan
mudah. Ke dalam kelompok ini masuk gerakan-gerakan seperti guling depan-
belakang, headspring, handspring, flic-flac, dan lain-lain. Elemen B adalah
gerakan-gerakan yang lebih sulit dari elemen A. Contohnya adalah salto
belakang dan salto depan termasuk ke dalam elemen B ini. Sedangkan
elemen C diwakili oleh gerakan-gerakan seperti double salto belakang, salto
belakang dua twist, salto depan satu putaran, dsb. Dan elemen D diwakili
oleh gerakan seperti Double salto depan, double salto belakang lurus, dll.
Adapun nilai dari setiap elemen adalah sebagai berikut:
A = 0.10
B = 0.20
C = 0.40
D = 0.60
(elemen E tidak bernilai, karena hanya berguna untuk mendapat nilai
bonus yang nilainya adalah 0.20.)
Ambil contoh pada senam Artistik putra, tingkat kesulitannya adalah
sbb :
4.A 3.B 2.C 1.D
Karena nilai A = 0.10, maka 4 A adalah 0.40; nilai B = 0.20, maka 3 B
adalah 0.60; nilai C = 0.40, maka 2 C adalah 0.80; dan nilai D (1) adalah
0.60. Jika seorang pesenam dapat memenuhi tingkat kesulitan yang
ditetapkan di atas, maka ia dari segi tingkat kesulitannya mendapatkan nilai
2.40. Tetapi jika seorang pesenam dalam tampilannya kekurangan 1 gerakan
C, maka nilai faktor kesulitannya hanya 2,0 .Yaitu dari hasil : 2,4 - 0,4 (1C) =
2.0. Demikian seterusnya jika ada elemen lain yang kurang, maka nilai
tingkat kesulitannya akan terus dikurangi, sesuai dengan jumlah nilai elemen
yang hilang.

14
Lalu bagaimana jika seorang pesenam mampu melakukan gerakan
melebihi yang diminta? Apakah nilai tingkat kesulitannya akan ditambah?
Tidak. Nilainya akan tetap saja 2.40 karena nilai sekian itu sudah maksimal.
Persyaratan Khusus (PK).
Persyaratan khusus menunjuk pada gerakan-gerakan yang memenuhi
ciri-ciri yang dipersyaratkan oleh alat senam yang bersangkutan. Pada setip
alat, selalu ada 3 buah persyaratan khusus, yang masing-masing bernilai 0,40.
Sehingga jumlah maksimal dari faktor Persyaratan Khusus adalah 1,20, yaitu
sebagai hasil dari 3 persyaratan khusus X 0,40 = 1,20
Jika seorang pesenam dalam rangkaiannya kekurangan satu buah
persyaratan khusus, maka nilai faktor persyaratan khususnya adalah 0,80 :
yaitu hasil dari : 1,20 - 0,40 (1PK) = 0,80. Bisa saja seorang pesenam tidak
mendapat nilai sama sekali dalam faktor Persyaratan Khususnya, jika tidak
ada satu pun gerakan yang dilakukannya termasuk yang dipersyaratkan. Oleh
karena itu, ia bisa saja mendapat nilai NOL dari faktor PK-nya.
Bonus
Nilai bonus dalam senam diperoleh jika pesenam menampilkan
gerakan melebihi syarat tingkat kesulitan yang bernilai D. Misalnya jika
pesenam mampu menampilkan 3 buah gerakan D dalam penampilannya,
maka nilai bonusnya adalah 0,30: karena nilai bonus untuk gerakan D adalah
0,10. Jika pesenam mampu menampilkan 3 gerakan E, maka bonusnya 0,60:
karena bonus untuk gerakan E = 0,20. Jadi tergantung dari nilai bonus yang
berhasil dikumpulkan, nilainya akan bertambah terus. Dengan ketentuan tidak
melebihi nilai maksimal 1,40.
Pelaksanaan
Nilai maksimal dari pelaksanaan adalah 5,00. Cara penilaiannya
sedikit berbeda dengan 3 faktor sebelumnya karena dari faktor pelaksanaan,
apa yang harus dilihat wasit adalah kesalahan yang dilakukan oleh pesenam.
Jika pesenam melakukan kesalahan, wasit akan memotong atau mengurangi
nilainya dari 5,00. Tergantung dari kesalahannya, wasit akan memotong
berdasarkan ketentuan sbb:
Kesalahan kecil : 0,10 = Contohnya melangkah kecil, bengkok badan,
atau tangan dan kaki.
Kesalahan medium : 0,20 = Contoh : 2 langkah pada pendaratan,
bengkok yang lebih besar.
Kesalahan besar : 0,40 = Contoh : bertumpu dengan dua tangan ketika
mendarat.

15
Jatuh : 0,50 = Jika pesenam jatuh duduk atau terlentang/telungkup.
Jadi jika pesenam melakukan satu atau beberapa kesalahan yang
termasuk dalam kategori di atas maka nilai pelaksanaannya akan dipotong
secara proporsional.
Dengan demikian, jika dari contoh di atas, seorang pesenam
mengumpulkan nilai dari setiap faktornya seperti berikut :
- Tingkat kesulitan : 2,40
- Persyaratan khusus : 0,80 (kurang 1 PH)
- Bonus : 0,30 (3 D)
- Pelaksanaan : 3,80 (5.00 - 1,20)
Maka nilai akhir adalah : 7.30

2. Menentukan Nilai Akhir Pesenam


Dalam satu kejuaraan senam, pesenam biasanya dinilai oleh beberapa
orang wasit, bisa terdiri dari 4 wasit atau 6 wasit.
Pertanyaannya, bagaimanakah wasit ini bekerja, dan bagaimanakah
nilai dari 4 orang atau 6 orang wasit ini diolah? Tidak sulit. Untuk
menentukan nilai akhir pesenam, peraturannya adalah, nilai tertinggi dan
terendah dicoret, lalu dua nilai tengahnya dirata-ratakan.
Misal:
Wasit 1: 6.80
Wasit 2: 6.90
Wasit 3: 6.70
Wasit 4: 6.90
Nilai akhir: 6.85
Salah satu dari 6.90 dicoret (sebagai nilai tertinggi) dan 6.70 juga
dicoret (nilai terendah). Berikutnya jumlahkan 6.80 dan 6.90, kemudian
hasilnya dibagi dua, menjadi 6.85. Nilai inilah yang dijadikan nilai akhir
pesenam. Demikian juga jika wasitnya 6 orang. Tertinggi dan terendah
dicoret, 4 nilai tengah dirata-ratakan.

3. Menilai Rangkaian Wajib


Di samping rangkaian bebas, yang dinilai dengan cara-cara seperti
telah diuraikan di atas, kejuaraan senam pun kadang-kadang selalu
mempertandingkan rangkaian wajib. Rangkaian wajib artinya, rangkaian
yang harus dilakukan oleh semua pesenam secara seragam, disesuaikan
dengan peraturan yang ditentukan oleh panitia penyelenggara. Dengan

16
demikian semua peserta akan melakukan gerakan-gerakan yang sama, dari
awal hingga akhir penampilannya.
Setiap rangkaian wajib selalu berisi gambar tentang gerakan yang
harus ditampilkan disertai keterangan tentang berapa nilai dari setiap gerakan
yang tertera di sana. Nilai-nilaI tersebut tentu saja berbeda-beda sesuai
dengan tingkat kesulitan dari gerakan dimaksud. Berapakah jumlah gerakan
yang boleh dimasukkan ke dalam rangkaian wajib? Tidak terbatas. Hanya
saja kesemua rangkaian tadi jumlahnya tidak boleh melebihi nilai 10.00.
Menilai rangkaian wajib, prosedurnya lebih sederhana, karena wasit
tidak harus menilai tingkat kesulitan, persyaratan khusus, serta nilai
bonusnya. Yang harus dilakukan oleh wasit adalah :
 Menentukan apakah rangkaian yang ditampilkan pesenam sesuai dengan
teks yang tertulis dan tergambar dalam lembaran rangkaian wajib, dan
 Melakukan pemotongan dari teks itu berdasarkan kesalahan yang
dilakukan oleh pesenam, baik karena kesalahan teknik maupun kesalahan
pelaksanaan.
Pada ketentuan nomor 1 di atas, wasit diwajibkan untuk hapal benar
dengan teks dari rangkaian wajib, sehingga bisa dengan segera mengetahui
jika ada gerakan yang terlewat, atau tidak dilakukan oleh pesenam. Jika itu
terjadi, wasit melakukan pemotongan sebesar nilai dari gerakan yang hilang
tersebut. Misalnya, jika gerakan yang tidak dilakukan itu adalah handspring
yang bernilai 2.50, maka nilai pesenam dikurangi sebesar 2.50. Jika tidak ada
masalah, tidak perlu melakukan pemotongan apapun.
Hal itu berlaku demikian karena dalam rangkaian wajib, teksnya diisi
oleh rangkaian gerakan yang nilai-nilainya ditentukan oleh tingkat kesulitan
dari gerakan itu. Semakin sulit sebuah gerakan, nilai gerakannya pasti
semakin besar. Yang menentukan besarnya nilai gerakan itu tentu saja panitia
penyelengara atau seseorang dari pengurus persani, atau bisa juga dilakukan
guru untuk keperluan di sekolahnya. (Lihat contoh rangkaian wajib
terlampir.)
Sedangkan ketentuan nomor 2 mengharuskan wasit untuk melakukan
pemotongan pada gerakan yang dilakukan, jika gerakan yang ditampilkan itu
memang mengandung kesalahan-kesalahan. Sama seperti dalam menilai
rangkaian bebas, ketentuan pemotongannya didasarkan pada besar kecilnya
kesalahan yang dilakukan : 0.10 untuk kesalahan kecil, 0.20 untuk kesalahan
menengah, 0.40 untuk kesalahan besar, dan 0.50 jika pesenam jatuh. (Lihat
tabel kesalahan di lampiran.)

17
Jika wasit sudah berhasil melakukan pemotongan, jumlahkan seluruh
pemotongan itu, dan kurangkan pada nilai maksimal 10.00. Misalnya jika
jumlah pemotongan dari seorang pesenam adalah 2.70, maka: 10 - 2.70 =
7.30.

18
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan
dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada
obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan
kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai
dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang
menarik. Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang
artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-
atlet yang telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga
kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak
dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-peraturan dalam senam
mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic
Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah
satu cabang olahraga yang teratur.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://senam-lantai.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_lantai
http://danang-setya-aji.blogspot.com/2011/06/10-macam-senam-lantai.html
http://ml.scribd.com/doc/94506950/10-macam-Senam-Lantai
http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/penertian-dan-macam-macam-senam-lantai.pdf
http://fungsi.org/search/macam-macam-senam-lantai

20

Anda mungkin juga menyukai