“SENAM LANTAI”
Disusun Oleh :
Anggun Puspita S
Kelas IX C
“SENAM LANTAI”
Disusun Oleh :
Anggun Puspita S
Kelas IX C
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmatnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah
ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya
bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Senam Lantai .................................................................. 2
2.2 Macam – macam bentuk senam lantai .............................................. 2
2.3 Lompat Jauh ..................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa
gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik
yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok
keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari
latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni
seekor kuda dan pertunjukan sirkus.
Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan
pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat fitness, di
gymnasium maupun di sekolah.
Sekarang, sejak kecil banyak anak sudah terbiasa diajarkan senam, baik
oleh orang tua, maupun oleh pengajar olahraga di sekolah.
Senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh, yang menjadi
arti penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, senam
aerobik, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), dll. Biasanya di
sekolah dasar, guru-guru mengajarkan senam-senam yang mudah dicerna oleh
murid, seperti SKJ dan senam pramuka. Namun ketika beranjak remaja, banyak
orang melakukan senam aerobik, ataupun senam lain termasuk meditasi untuk
menenangkan diri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kesalahan dalam guling depan (roll depan)
a. Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu
sempit,
b. terlalu jauh atau terlalu dekat)
c. Tumpuan. salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehingga
keseimbangan badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh ke
samping.
Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan
d. Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.
Cara memberi bantuan guling ke depan(roll depan)
a. Pegang kepala bagian belakang (membantu menekukkan) pelaku.
b. Membantu mendorong punggung pelaku saat akan duduk.
c. Membantu mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi
kedua paha.
d. Membantu menekukkan kepala pelaku dan menempatkannya di lantai
antara kedua tangan.
3
Gerakan selanjutnya adalah:
a. Jatuhkan pantat ke belakang, badan tetap bulat.
b. Pada saat punggung menyentuh matras, kedua lutut cepat ditarik ke
belakang
c. kepala.
d. Pada saat kedua ujung kaki menyentuh matras di belakang kepala, kedua
telapak
e. tangan menekan matras hingga tangan lurus dan kepala terangkat.
f. Ambil sikap jongkok, dengan lurus ke depan sejajar bahu, lalu berdiri.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling kebelakang :
a. Penempatan tangan terlalu jauh kebelakang, tidak bisa menolak
b. Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling kebelakang, hal ini
disebabkan karena sikap tubuh kurang bulat
c. Salah satu tangan yang menumpu kurang bulat, atau bukan telapak tangan
yang
d. digunakan untuk menumpu diatas matras.
e. Posisi mengguling kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena kepala
menoleh
f. ke samping.
g. Keseimbangan tidak terjaga karena mendarat dengan lutut (seharusnya
telapak).
Cara memberi bantuan guling kebelakang :
a. Menopang dan mendorong pinggang pelaku kearah guling kebelakang
dan
b. membawanya ke arah guling
c. Membantu mengangkat panggul dan membawa kearah guling.
4
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan handstand
yaitu
a. Pinggang terlalu melenting,Kepala kurang menengada
b. Siku-siku bengkok
c. Penempatan tangan dilantai kurang atau terlalu lebar.
d. Arah jari tangan tidak kedepan dan jari tangan terlalu rapat
e. Ayunan kaki keatas kurang baik (terlalu atau kurang kedepan dan lutut
diobengkokkan)
f. Pada saat melemparkan kaki keatas bahu mundur kebelakang dan
kepala kurang menengadah
g. Menegangkan otot leher, bahu atau pinggang, sehingga menghambat
gerakan.
h. Kurang usaha mempertahankan sikaph an ds t an d untuk beberapa saat,
sehingga cepat roboh.
i. Waktu roboh melepaskan tangan tumpuan atau tidak menekuk kepala
(untuk mengguling ke depan).
Cara memberikan bantuan handstand yaitu:
a. Menopang/menahan panggul, belakang paha, kedua pergelangan
kaki, dan bahu si pelaku.
b. Bantuan dengan menopang pada bahu dilakukan untuk pelaku yang
bahu, lengan, dan tangannya belum cukup kuat.
c. Bagi siswa yang belum dapat atau sukar melempar/mengayun satu
kaki ke atas, dapat dilakukan pada tembok dengan dibantu
mengangkat satu kaki.
5
4. Berdiri dengan Kepala (Head Stand)
Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada
kepala dan ditopang oleh kedua tangan.
a. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi
dan tangan membentuk segitiga sama sisi.
b. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar
badan tidak mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung
membusur.
c. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.
6
5. Kayang
Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan telentang yang membusur
bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan lutut. Gerakan kayang
adakn mudah dilakukan apabila :
a. memiliki kekuatan otot perut, punggung dan paha.
b. Memiliki kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan
persendian panggul
c. Memiliki kekuatan lengan dan bahu untuk menopang
Sikap kayang dapat dilakukan dari sikap tidur dan berdiri :
2) Gerakan ;
a) Badan diangkat keatas, kedua tangan dan kaki lurus
b) Masukkan kepala diantara 2 tangan
c) Kayang dari sikap berdiri
1) Sikap awal
a) berdiri tegak
b) kedua tangan disamping kaki
2) Gerakan ;
a) Secara bersama-sama/satu tangan diayunkan kebelakang, kepala
tengadah dan badan melenting kebelakang
b) tahan dan usahakan kedua telapak tangan menyentuh dan
menapak pada matras/lantai
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan kayang
yaitu :
a. Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh
b. Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan
bahu
7
c. Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang
lemas/lentuknya bagian punggung dan kekakuan pada otot perut
d. Sikap kepala yang terlalu menengadah
e. Kurang keseimbangan
Cara memberi bantuan dalam gerakan kayang :
a. Posisi penolong disamping anak yang melakukan garakan
kayang
b. Membantu mengangkat dan agak membawa punggung/bahu
pelaku
c. Membantu menopang punggung/bahu pelaku dan membawanya
perlahan kebawah.
7. Meroda (Ratslag)
Meroda atau gerakan baling-baling dilakukan ke samping untuk empat
hitungan, tangan dan kaki berputar seperti baling-baling.
Meroda merupakan salah satu unsure gerakan senam lantai (floor
exercise), dimana terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di
udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap
seimbang.
8
Cara melakukan latihan :
1) Lakukan latihan hand stand dengan baik dan sempurna.
2) Setelah Latihan hand stand, pindahkan berat badan ke kaki kanan bila
meroda ke kanan atau kaki kiri bila meroda ke kiri.
3) Berurutan kaki kiri atau kanan menumpu kembali gerakan hand stand
dan seterusnya.
Gerakan meroda atau ratslag :
Dimulai dengan berdiri, kedua tangan direntangkan ke atas, telapak
tangan menghadap ke atas depan, kepala tegak, kedua kaki dirapatkan.
Tendangkan kaki lurus ke samping dan gerakanlah ke arah matras atau lantai,
lengkungkan pinggul dan lutut kiri sambil letakkan tangan kiri pada matras
yang diikuti tangan kanan.Angkatlah kaki kanan ke atas dengan hentakkan
kaki kiri pada matras untuk bisa membuat sikap kangkang di atas kepala.
Kembalikan dengan mendaratkan kaki kanan, kemudian kaki kiri dan
sebaliknya hentakkan tangan anda agar bisa kembali tegak.
9
8. Lompat Kangkang
Lompat kangkang di atas peti lompat ada dua macam:
a. Lompatan dengan panggul ditekuk atau menyudut yaitu lompatan
dengan membuat sikap kangkang tanpa meluruskan badan terlebih
dahulu.
Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. setelah awalan dan take off. angkat panggul tinggi-tinggi.
2. Pada saat tangan menyentuh peti atau kuda lompat, panggul ditekuk,
tangan dibuka gerakan ke samping
3. Tolakan tangan kuat dengan mengangkat dada dan kepala ke arah atas.
4. Setelah kaki melewati peti lompat, luruskan badan dan rapatkan tungkai
sebelum mendarat.
5. Mendaratkan kedua kaki dengan rapat, lutut agak ditekuk.
Teknik pelaksanainnya sebagai berikut :
1. Sambil mengangkat panggul, ayun tungkai tinggi di atas garis horisontat.
2. Pada saat tangan bertumpu pada peti, badan merupakan satu garis lurus
dan membuat sudut antara 20° - 30° dengan garis horizontal.
3. Setelah badan lurus, tekuk panggul dan buka kaki. Bersamaan dengan itu,
tolakkan tangan kuat-kuat pada peti lompat.
4. Angkat dada dan lewatkan kedua kaki dari peti.
5. Saat kedua kaki melewati peti lompat, luruskan badan dan angkat lengan
ke depan atas.
6. Mendarat dengan menekukkan lutut dan condongkan badan sedikit ke
depan (menekuk panggul, akhiri dengan sikap sempurna).
Kesalahan yang sering terjadi pada lompat kangkang :
1. Panggul kurang diangkat tinggi, sehingga tidak berhasil membuat sikap
kangkang di atas peti lompat.
2. Lutut bengkok, kepala dan dada tidak terangkat pada saat tangan
rnenyentuh peti.
3. Kedua lengan tidak lurus dan kepala terlalu ke depan, sehingga
menyebabkan tangan tidak lurus dengan badan.
10
Cara melakukan lompat jongkok :
a. Ambil ancang awalan, kemudian berlari, selanjutnya lakukan kedua kaki
meloncat ke atas. Kemudian kedua lengan menumpu pada peti lompat.
b. Kedua tangan menolak kuat-kuat dan panggul di angkat tiggi, kemudian
kedua kaki di tekuk dalam sikap jongkok pada saat melewati peti lompat
kepala tegak.
c. Luruskan kedua kaki,kedua lengan di ayun ke atas sesaat sebelum
mendarat
d. Kemudian mendarat lunak, lutut di tekuk sedikit, dan jaga keseimbangan.
Sikap akhir
Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke atas serong kedepan, pandangan
menghadap kearah permulaan mengambil awalan.
11
mencakup aturan untuk semua disiplin senam dan code of points yang berlaku
khusus untuk masing-masing disiplin.
1. Jenis Pertandingan
Dalam kejuaraan senam biasa diberlakukan empat jenis kompetisi,
yang biasa disebut sebagai kompetisi I, kompetisi II, kompetisi III, dan
kompetisi IV. Kompetisi I, atau disebut juga kompetisi penyisihan,
diselenggarakan untuk mencari regu atau peserta individual yang bisa
berlanjut ke kompetisi selanjutnya. Pada kompetisi ini baik peserta beregu
maupun peserta individual harus bertanding di semua alat, dengan
menampilkan rangkaian bebas. Yang dimaksud peserta beregu adalah enam
orang pesenam yang mewakili satu negara/daerah. Hasil kompetisi ini akan
menentukan :
1. 36 pesenam putra dan 24 pesenam putri terbaik yang akan menjadi
finalis serba bisa di kompetisi II.
2. 8 pesenam terbaik (baik putra maupun putri) dari setiap alat, yang
akan menjadi finalis disetiap alat, di kompetisi III.
3. 8 regu terbaik, yang akan melaju ke final beregu di kompetisi IV.
12
Kompetisi IV (Kejuaraan Beregu)
Kompetisi ini diselenggarakan untuk mencari juara beregu. Cara
menentukan juara beregu adalah dengan menjumlahkan 5 nilai terbaik dari 6
orang pesenam dari setiap alat. Regu yang mengumpulkan nilai tertinggi
akan menjadi juara beregu. Nilai maksimal dari satu regu adalah : Putra :
300 (5 nilai terbaik X 6 alat = nilai maksimal 10 X 5 X 6 alat) Putri : 200 (5
nilai terbaik X 4 alat = nilai maksimal 10 X 5 X 4 alat)
2. Jumlah Medali
Jumlah medali dalam kejuaraan senam, biasanya ditentukan oleh
jumlah alat yang dipertandingkan. Jika suatu kejuaraan mempertandingkan
alat yang lengkap, maka medali yang disediakan, dengan melihat jenis
kompetisi di atas, akan berjumlah :
- Atistik Putra :
Kejuaraan beregu : 1 medali
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 6 medali (6 alat)
Jumlah : 8 medali
- Atistik Putri :
Kejuaraan beregu : 1 medali
Kejuaraan serba bisa : 1 medali
Kejuaraan peralat : 4 medali (4 alat)
Jumlah : 6 medali
13
Tingkat kesulitan
Tingkat kesulitan berhubungan dengan persyaratan gerakan sulit yang
harus dipenuhi oleh pesenam dalam satu rangkaiannya di satu alat.
Tergantung dari tingkat kesulitan yang ditentukan oleh disiplin senam yang
bersangkutan, penilaian dalam faktor tingkat kesulitan ini disesuaikan dengan
beberapa gerakan yang berhasil dikumpulkan oleh pesenam.
Dalam senam artistik, gerakan sulit dikelompokkan menjadi beberapa
elemen, yaitu elemen gerakan A, elemen B, elemen C, elemen D dan elemen
E. Elemen A adalah gerakan-gerakan yang masuk kategori gerakan dasar dan
mudah. Ke dalam kelompok ini masuk gerakan-gerakan seperti guling depan-
belakang, headspring, handspring, flic-flac, dan lain-lain. Elemen B adalah
gerakan-gerakan yang lebih sulit dari elemen A. Contohnya adalah salto
belakang dan salto depan termasuk ke dalam elemen B ini. Sedangkan
elemen C diwakili oleh gerakan-gerakan seperti double salto belakang, salto
belakang dua twist, salto depan satu putaran, dsb. Dan elemen D diwakili
oleh gerakan seperti Double salto depan, double salto belakang lurus, dll.
Adapun nilai dari setiap elemen adalah sebagai berikut:
A = 0.10
B = 0.20
C = 0.40
D = 0.60
(elemen E tidak bernilai, karena hanya berguna untuk mendapat nilai
bonus yang nilainya adalah 0.20.)
Ambil contoh pada senam Artistik putra, tingkat kesulitannya adalah
sbb :
4.A 3.B 2.C 1.D
Karena nilai A = 0.10, maka 4 A adalah 0.40; nilai B = 0.20, maka 3 B
adalah 0.60; nilai C = 0.40, maka 2 C adalah 0.80; dan nilai D (1) adalah
0.60. Jika seorang pesenam dapat memenuhi tingkat kesulitan yang
ditetapkan di atas, maka ia dari segi tingkat kesulitannya mendapatkan nilai
2.40. Tetapi jika seorang pesenam dalam tampilannya kekurangan 1 gerakan
C, maka nilai faktor kesulitannya hanya 2,0 .Yaitu dari hasil : 2,4 - 0,4 (1C) =
2.0. Demikian seterusnya jika ada elemen lain yang kurang, maka nilai
tingkat kesulitannya akan terus dikurangi, sesuai dengan jumlah nilai elemen
yang hilang.
14
Lalu bagaimana jika seorang pesenam mampu melakukan gerakan
melebihi yang diminta? Apakah nilai tingkat kesulitannya akan ditambah?
Tidak. Nilainya akan tetap saja 2.40 karena nilai sekian itu sudah maksimal.
Persyaratan Khusus (PK).
Persyaratan khusus menunjuk pada gerakan-gerakan yang memenuhi
ciri-ciri yang dipersyaratkan oleh alat senam yang bersangkutan. Pada setip
alat, selalu ada 3 buah persyaratan khusus, yang masing-masing bernilai 0,40.
Sehingga jumlah maksimal dari faktor Persyaratan Khusus adalah 1,20, yaitu
sebagai hasil dari 3 persyaratan khusus X 0,40 = 1,20
Jika seorang pesenam dalam rangkaiannya kekurangan satu buah
persyaratan khusus, maka nilai faktor persyaratan khususnya adalah 0,80 :
yaitu hasil dari : 1,20 - 0,40 (1PK) = 0,80. Bisa saja seorang pesenam tidak
mendapat nilai sama sekali dalam faktor Persyaratan Khususnya, jika tidak
ada satu pun gerakan yang dilakukannya termasuk yang dipersyaratkan. Oleh
karena itu, ia bisa saja mendapat nilai NOL dari faktor PK-nya.
Bonus
Nilai bonus dalam senam diperoleh jika pesenam menampilkan
gerakan melebihi syarat tingkat kesulitan yang bernilai D. Misalnya jika
pesenam mampu menampilkan 3 buah gerakan D dalam penampilannya,
maka nilai bonusnya adalah 0,30: karena nilai bonus untuk gerakan D adalah
0,10. Jika pesenam mampu menampilkan 3 gerakan E, maka bonusnya 0,60:
karena bonus untuk gerakan E = 0,20. Jadi tergantung dari nilai bonus yang
berhasil dikumpulkan, nilainya akan bertambah terus. Dengan ketentuan tidak
melebihi nilai maksimal 1,40.
Pelaksanaan
Nilai maksimal dari pelaksanaan adalah 5,00. Cara penilaiannya
sedikit berbeda dengan 3 faktor sebelumnya karena dari faktor pelaksanaan,
apa yang harus dilihat wasit adalah kesalahan yang dilakukan oleh pesenam.
Jika pesenam melakukan kesalahan, wasit akan memotong atau mengurangi
nilainya dari 5,00. Tergantung dari kesalahannya, wasit akan memotong
berdasarkan ketentuan sbb:
Kesalahan kecil : 0,10 = Contohnya melangkah kecil, bengkok badan,
atau tangan dan kaki.
Kesalahan medium : 0,20 = Contoh : 2 langkah pada pendaratan,
bengkok yang lebih besar.
Kesalahan besar : 0,40 = Contoh : bertumpu dengan dua tangan ketika
mendarat.
15
Jatuh : 0,50 = Jika pesenam jatuh duduk atau terlentang/telungkup.
Jadi jika pesenam melakukan satu atau beberapa kesalahan yang
termasuk dalam kategori di atas maka nilai pelaksanaannya akan dipotong
secara proporsional.
Dengan demikian, jika dari contoh di atas, seorang pesenam
mengumpulkan nilai dari setiap faktornya seperti berikut :
- Tingkat kesulitan : 2,40
- Persyaratan khusus : 0,80 (kurang 1 PH)
- Bonus : 0,30 (3 D)
- Pelaksanaan : 3,80 (5.00 - 1,20)
Maka nilai akhir adalah : 7.30
16
demikian semua peserta akan melakukan gerakan-gerakan yang sama, dari
awal hingga akhir penampilannya.
Setiap rangkaian wajib selalu berisi gambar tentang gerakan yang
harus ditampilkan disertai keterangan tentang berapa nilai dari setiap gerakan
yang tertera di sana. Nilai-nilaI tersebut tentu saja berbeda-beda sesuai
dengan tingkat kesulitan dari gerakan dimaksud. Berapakah jumlah gerakan
yang boleh dimasukkan ke dalam rangkaian wajib? Tidak terbatas. Hanya
saja kesemua rangkaian tadi jumlahnya tidak boleh melebihi nilai 10.00.
Menilai rangkaian wajib, prosedurnya lebih sederhana, karena wasit
tidak harus menilai tingkat kesulitan, persyaratan khusus, serta nilai
bonusnya. Yang harus dilakukan oleh wasit adalah :
Menentukan apakah rangkaian yang ditampilkan pesenam sesuai dengan
teks yang tertulis dan tergambar dalam lembaran rangkaian wajib, dan
Melakukan pemotongan dari teks itu berdasarkan kesalahan yang
dilakukan oleh pesenam, baik karena kesalahan teknik maupun kesalahan
pelaksanaan.
Pada ketentuan nomor 1 di atas, wasit diwajibkan untuk hapal benar
dengan teks dari rangkaian wajib, sehingga bisa dengan segera mengetahui
jika ada gerakan yang terlewat, atau tidak dilakukan oleh pesenam. Jika itu
terjadi, wasit melakukan pemotongan sebesar nilai dari gerakan yang hilang
tersebut. Misalnya, jika gerakan yang tidak dilakukan itu adalah handspring
yang bernilai 2.50, maka nilai pesenam dikurangi sebesar 2.50. Jika tidak ada
masalah, tidak perlu melakukan pemotongan apapun.
Hal itu berlaku demikian karena dalam rangkaian wajib, teksnya diisi
oleh rangkaian gerakan yang nilai-nilainya ditentukan oleh tingkat kesulitan
dari gerakan itu. Semakin sulit sebuah gerakan, nilai gerakannya pasti
semakin besar. Yang menentukan besarnya nilai gerakan itu tentu saja panitia
penyelengara atau seseorang dari pengurus persani, atau bisa juga dilakukan
guru untuk keperluan di sekolahnya. (Lihat contoh rangkaian wajib
terlampir.)
Sedangkan ketentuan nomor 2 mengharuskan wasit untuk melakukan
pemotongan pada gerakan yang dilakukan, jika gerakan yang ditampilkan itu
memang mengandung kesalahan-kesalahan. Sama seperti dalam menilai
rangkaian bebas, ketentuan pemotongannya didasarkan pada besar kecilnya
kesalahan yang dilakukan : 0.10 untuk kesalahan kecil, 0.20 untuk kesalahan
menengah, 0.40 untuk kesalahan besar, dan 0.50 jika pesenam jatuh. (Lihat
tabel kesalahan di lampiran.)
17
Jika wasit sudah berhasil melakukan pemotongan, jumlahkan seluruh
pemotongan itu, dan kurangkan pada nilai maksimal 10.00. Misalnya jika
jumlah pemotongan dari seorang pesenam adalah 2.70, maka: 10 - 2.70 =
7.30.
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga
tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan
dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada
obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan
kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai
dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang
menarik. Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang
artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-
atlet yang telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga
kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak
dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-peraturan dalam senam
mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic
Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah
satu cabang olahraga yang teratur.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://senam-lantai.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_lantai
http://danang-setya-aji.blogspot.com/2011/06/10-macam-senam-lantai.html
http://ml.scribd.com/doc/94506950/10-macam-Senam-Lantai
http://blog.tp.ac.id/pdf/tag/penertian-dan-macam-macam-senam-lantai.pdf
http://fungsi.org/search/macam-macam-senam-lantai
20