Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENJAS

“LEMPAR LEMBING & LEMPAR CAKRAM”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4{EMPAT}

 SYURAIFAH RUGAYA
 NURWAHYUNILA HASAN
 AZZAHRA NURFAT
 RISKI AGUSTIANA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 SINJAI


TAHUN 201
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas kasih Karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah penjaskes lempar
lembing ini.
Adapun makalah penjaskes tentang lempar lembing ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini dan tentunya dengan bantuan
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kami ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami dapat memperbaiki
makalah penjaskes ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah penjaskes
tentang lempar lembing ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Sinjai, 30JULI 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH LEMPAR LEMBING....................................
B. PENGERTIAN LEMPAR LEMBING........................................
C. PERALATAN YANG DIPERLUKAN DALAM LEMPAR
LEMBING?..........................................................................
D. MACAM-MACAM TEKNIK LEMPAR
LEMBING……………………………………………………………..
E. PERATURAN LEMPAR LEMBING................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………..
B. Saran……………………………………………………...
Daftar Pustaka..........................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lempar lembing merupakan suatu aktivitas olahraga yang menuntut kecekatan
dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak,
tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan
aktivitas berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya,
lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia
memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang
lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan
membangun perkampungan atau perkotaan.
Perubahan gaya hidup pun terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti
melempar lembing tak lagi digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan
menjadi suatu olahraga yang dipertandingkan. Unsur untuk memperoleh makanan
(berburu) berubah menjadi upaya pemenuhan akan hiburan dan prestasi.
Walaupun belum ditemukan catatan sejarah yang otentik mengenai lempar
lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah berkembang sejak zaman
Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk olahraga populer. Tak kalah
dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari, lompat, dan lempar cakram.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah lempar lembing?
2. Apa pengertian lempar lembing?
3. Apa saja peralatan-peralatan yang diperlukan dalam lempar lembing?
4. Apa Saja Macam-macam teknik dalam melakukan lempar lembing?
5. Apa Saja Peraturan Dalam Lempar Lembing ?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk menambah wawasan tentang senam khususnya tentang lempar lembing
dan untuk mendapatkan nilai
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH LEMPAR LEMBING

Lempar lembing adalah olahraga yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam
melempar. Media olaharaga ini adalah lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih
ringan dan kecil. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah otentik mengenai
olahraga lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini telah
berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk
olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari,
lompat, dan lempar cakram.
Beberapa pakar menyebutkan, lempar lembing diidentikkan dengan aktivitas
berburu nenek moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar
lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas lempar lembing baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika
manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa
nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap
dengan membangun perkampungan atau perkotaan. Olahraga lempar lembing
juga tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya. Seperti peradaban
Cina dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler seperti di Yunani, karena
olahraga yang paling diminati di Mesir adalah renang dan memancing.
Dengan dasar ini kemudian disimpulkan, bahwa olahraga lempar lembing
berasal dari peradaban Yunani klasik, berakar pada aktivitas berburu leluhur
manusia pada zaman purba.
B. PENGERTIAN LEMPAR LEMBING
Lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisi diperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan
melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk
bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern
pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan payung
tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga
pada Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-
laki dan perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik
Dunia kejuaraan atletik dan berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah
bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan
trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik
dasalomba dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional
lainnya yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin. Yang
menembak, melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk
mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana
objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada
rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang
memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-
kepala, dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau
komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek
dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman.
Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang
atlet untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing
aturan melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan
lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis melemparkan
setiap saat sebelum pelepasan lembing).
C. PERALATAN-PERALATAN SAAT LEMPAR LEMBING
Lempar lembing merupakan nomor lempar yang dilombakan dalam cabang
olahraga atletik. Perlombaan lempar lembing dilakukan di lapangan terbuka
dengan menggunakan lebing, yang mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1.Lembing
Untuk putra:
a.Berat 800 gram
b.Panjang 260-270 cm.
c. Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
Untuk putri:
a.Berat 600 gram
b.Panjang 220-230 cm
c.Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
2.Lapangan
a.lapangan lempar lembing adalah sebagai berikut:
b.lebar : 4 meter
c.panjang awalan 30-37 meter
d.besar sudut lemparan 40o
D. MACAM-MACAM TEKNIK LEMPAR LEMBING
1.Teknik memegang lembing
Pada teknik memegang lembing, perlu diketahui bahwa ada 3 cara atau teknik
yang perlu dilatih, yaitu:
a. American Style (Cara Amerika)
Pada American style, cara memegang lembing adalah dengan menempatkan ibu
jari sekaligus telunjuk untuk saling bertemu pada lilitan lembing atau di belakang
balutan lembing. Untuk yang baru menekuni lempar lembing, cara memegang
lembing satu ini lebih sesuai.
Untuk atlet pemula, pegangan American style sangat mudah dipelajari sehingga
ketika latihan tidak akan begitu menemukan kesulitan. Tak hanya bagi pemula
saja sebenarnya, tapi juga secara umum yang memegang lembing pada dasarnya
menggunakan teknik American style. Ini adalah teknik yang dasar sekaligus juga
paling banyak dan kerap kita jumpai.

Alasan mengapa cara memegang dengan gaya Amerika sangat umum adalah
karena selain mudah, daya dorongnya lebih tinggi oleh ibu jari dan jari telunjuk.
Teknik pegangan lembing satu ini pun masih populer sampai sekarang dan masih
sering digunakan karena memang sangat nyaman sekaligus memberikan daya
dorong lebih.

b. Finlandia Style (Cara Finlandia)

Pada umumnya, seringkali cara memegang lembing dengan cara Finlandia kerap
dianggap sama dengan cara Amerika. Banyak orang tak terlalu tahu membedakan
kedua teknik pegangan yang padahal sebenarnya sangat mudah. Untuk pegangan
ini, tekniknya adalah dengan membuat ibu jari serta jari tengah bertemu tepat di
bagian lilitan lembing.

Bagian lilitan lembing tersebut artinya ada di belakang balutan. Untuk posisi jari
telunjuk, Anda bisa buat posisinya agak lurus dengan batang lembingnya. Tak ada
ketentuan kapan harus memakai pegangan yang mana karena pemain atau
pelempar lembing juga bisa menggunakan cara Finlandia sedari awal apabila
memang lebih nyaman dengan teknik ini.

c. Tank Style (Jepit Tang)

Untuk cara memegang lembing satu ini, pegangan berfokus pada jari telunjuk
serta jari tengah yang bertugas menjepit lembing tepat di belakang bagian
pegangan. Tentunya pada setiap pegangan memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing, dan untuk teknik pegangan ini pun sama baiknya dengan yang
lain hanya memang tak sepopuler American style.

Pada dasarnya, memegang lembing dengan tank style cukup menguntungkan


bagi pelemparnya. Ini karena pegangan ini mampu menjadi pencegah terjadinya
luka di bagian siku pelempar yang diakibatkan biasanya oleh pelencengan. Hanya
saja memang ketika melempar, lilitan tipisnyalah yang nantinya menyebabkan
masalah sehingga harus mempertimbangkan hal ini juga sebelum
menggunakannya.

Tak ada teknik pegangan yang lebih baik dari yang lain karena sebetulnya
masalah teknik pegangan lembing kembali ke masing-masing kenyamanan
pelemparnya. Seorang atlet perlu memilih jenis pegangan yang paling sesuai
dengannya, yakni yang dianggap paling pas dan cocok sesudah melakukan latihan
untuk setiap teknik memegang lembing.
2.Teknik Membawa Lembing

Selain cara memegang lembing, teknik dalam membawa lembing juga perlu
untuk Anda kuasai bila ingin menjadi atlet yang baik. Dalam setiap olahraga,
mengambil awalan yang tepat akan meningkatkan kemungkinan luar biasa dalam
mencapai hasil maksimal. Cara mengambil awalan di atletik lempar lembing
berhubungan erat dengan cara membawanya.

Sebetulnya dalam membawa lembing, seseorang bisa melakukan cara apapun,


hanya saja pastikan untuk tidak sampai membuat kecepatan berlari terhambat.
Intinya di sini adalah bahwa membawa lembing bisa dilakukan senyaman atlet
tersebut, seperti:

a.Membawanya di atas pundak di mana mata lembing posisinya serong ke atas.


b.Bahkan atlet pun sah-sah saja kalau ingin membawa lembing di atas bahu dengan
posisi mata lembing sering ke bawah maupun juga mendatar.
c.Tangan akan menjadi rileks ketika membawa lembing dalam posisi mendatar; tak
hanya tangan, tapi bagian bahu pun otot menjadi lebih nyaman serta tak begitu
tertekan sehingga memang banyak juga atlet yang menggunakannya.
d.Membawa lembing tidak harus selalu di atas pundak, karena membawanya dengan
posisi lembing di sisi tubuh juga sah-sah saja untuk dilakukan. Namun pada
teknik membawa lembing ini, Anda perlu meluruskan tangan ke belakang supaya
menjadi jauh lebih gampang dalam mengambil sejumlah sikap lanjutan. Hanya
saja, pada cara membawa lembing seperti ini akan ada sedikit hambatan untuk
berlari dengan kecepatan optimal.
3.Teknik Awal Berlari Lempar Lembing

Teknik lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah awalannya. Awalan ini
gerakan mula-mula dalam proses melempar lembing dan perlu atlet lakukan
dengan melangkah serta berlari ke batas tolakan. Atlet perlu melatih ini di awal
karena awalan lari adalah bagian pertama yang tujuannya sebagai pembangun
kecepatan gerak tubuh untuk kepentingan hasil lemparan.

a.Pada awalan lari lempar lembing, pelempar lembing bakal perlu berlari seraya
membawa lembing tepat di atas kepala sambil menekuk bagian lengan. Hadapkan
siku ke depan dan telapak mengarah ke atas.
b.Sementara untuk posisi lembing, pastikan posisinya sejajar dan letaknya di atas garis
paralel dengan tanah.
c.Cross steps adalah istilah untuk bagian terakhir dari teknik awalan lari lempar
lembing dan istilah lain untuk itu adalah langkah silang. Pada langkah ini akan
meliputi adanya hop-steps atau dengan jingkat, cross-steps atau dengan langkah
silang di bagian depan, serta rear cross-steps atau langkah silang di belakang.
d.Untuk aturan panjang awalan lari, menurut Ballesteros, wajib untuk tak lebih dari
36.50 m bagi panjang lintasan awalan dan juga tak boleh pula kurang dari 30 m.
Perlu ada pemberian tanda menggunakan 2 garis paralel (4 meter) secara terpisah
dengan 5 cm untuk lebar garisnya.
e.Dalam teknik peralihan atau cross steps, atlet perlu memutar kedua bahu secara
perlahan ke arah kanan ketika menurunkan kaki kiri. Sementara itu, lengan kanan
harus mulai digerakkan atau diluruskan ke belakang. Dari situ, titik pusat gravitasi
bisa turun perlahan dari yang tadinya meningkat ketika melakukan awalan lari.
f.Teruskan perputaran bahu sekaligus juga pelurusan lengan pembawa lembing ke
belakang dan lanjutkan tanpa terputus. Bergeraklah terus sampai atas sampai
melampaui kaki kiri atas. Dengan gerakan ini biasanya akan membuat tubuh
bagian atas condong ke belakang.
g. Kedua bahu yang mengalami perputaran ke kanan akan membuat pilinan antara
tubuh bagian bawah dan atas dan ini sekaligus juga membuat lembing tertinggal
dengan baik di belakang tubuh atlet.
h.Sementara itu, fokuskan pandangan tetap selalu ke arah depan.
i.Tumit kanan perlu diangkat ketika terjadi pendaratan oleh tungkai kanan dalam
posisi setengah ditekuk pada akhir cross steps sewaktu menggerakkan lutut maju.
Dalam waktu yang sama, kedua tungkai perlu dibuka dengan melangkahkan kaki
kiri selebar-lebarnya ke depan dan injakkan pula sedikit ke kiri.
j.Tetaplah jaga kedua bahu untuk menghadap ke samping dan lembing perlu untuk
tetap dalam posisi dipegang di belakang. Tangan yang membawa lembing pun
harus tetap setinggi pundak.
k. Jaga pergelangan tangan supaya tetap dalam kondisi ditekuk dan hadapkan telapak
tangan ke atas supaya bagian ekor lembing tak menyentuh permukaan tanah. Saat
melakuakn pergerakan ini, lipat lengan kiri menyilang di dada.
l.Di fase akhirnya, saat menurunkan kaki kiri pada posisi akhir lemparan, mulailah
untuk pemutaran kedua pinggul ke depan. Gerakan ini bisa diawali dengan sebuah
putaran ke dalam oleh lutut dan kaki kanan dan lanjutkan dengan meluruskan
tungkai.
m.Selanjutnya, bahu kiri bisa dibuka, dan putarlah siku kanan ke arah luar atas
sementara lembing diluruskan di atas bahu dan lengan.
n.Tekanlah kaki kiri ke tanah dan langsung lanjutkan dengan memutar kaki kanan ke
dalam lalu diluruskan seraya meluruskan juga lutut kanan. Tujuannya adalah
supaya sebuah posisi membusur dapat tercipta dari tubuh atlet dan otot depan bisa
meregang kuat.
4. Teknik Melempar Lembing

Setelah teknik memegang, membawa dan bahkan awalan lari, maka seseorang
yang ingin bermain lempar lembing dan menjadi atlet profesional memerlukan
teknik untuk melempar lembing secara tepat juga.

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian inegral
dari pendidikan secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan
sosial, penalara, stabilitasemosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang dirancang secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan merupakan suatu proses manusia yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang
diajarkan di sekolah yang memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan
kesempetan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang
terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina prtumbuhan fisik dan pengembangan fsikis yang lebih
baik, sekaligus dapat membentuk hidup sehat sepanjang hayat. Tanpa pendidikan
jasmani maka semua kegiatan belajar tidak akan berjalan dengan baik, karena
dengan pendidikan jasmani semua orang akan mengenal dunia dan dirinya sendiri
yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam
makalah ini kami dapat merumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan olahraga Lempar Cakram?
2. Apa itu olahraga Lempar Cakram?
3. Bagaimana teknik permainan dalam olahraga Lempar Cakram?
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan olahraga Lempar Cakram.
2. Untuk mengetahui pengetian dari olahraga Lempar Cakram.
3. Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam olahraga Lempar
Cakram.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Lempar Cakram


Lempar Cakram Adalah salah satu nomor Atletik yang sudah dikenal sejak
zaman prasejarah atau pada zaman Yunani Kuno.Manusia telah menyadari
perlunya ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan
melempar. Sehingga ada sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang
olahraga yang tertua.Hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang
berjudul “Odyssy” pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari
atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa
primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia,
gerak-gerakan itu dikenal karena gerakan pada Atletik adalah gerak dasar pada
manusia.Gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat
tergantung dari efiiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan
berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati
karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi
korban bencana alam.
Bangsa Belanda menyebut atletik adalah induk dari semua cabang olahraga
(“Atletik is a moerder der sporten” ). Dapat diketahui juga bahwa perlombaan
atletik termasuk lempar cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru
terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Hal ini dapat
diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros yang
menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika Odysseus
terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya
bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan
penyambutan yang meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian
perlombaan.pemuda-pemuda Phaeacia yang mempertujukan kemahirannya dalam
lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.
Setelah perlombaan itu selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus memberikan
demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi
baginda mendesaknya dengan alasan agar pumuda Phaeacia dapat menyaksikan
bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa
dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu,
Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang
mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram
itu,cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia
(Sunaryo Basuki, 1979 : 24).
Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bangsa
Yunani purba telah mengenal atletik, disini terlihat adanya nomor lari, lompat,
dan lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal hingga
sekarang ini.
B.Sejarah Lempar Cakram di Indonesia
Pada zaman Penjajahan Belanda Lempar cakram sudah dikenal Indonesia ,tetapi
tidak dikenal secara luas.Kemudian pada zaman pendudukan Jepang mulai awal
tahun 1942-1945 kegiatan keolahragawan mengalami perkembangan. Hal ini
dapat dilihat dipagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan melakukan senam.
Selain itu diberikan pelajaran beladiri dan atletik termasuk lempar cakram. Tetapi
semua aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya
untuk kepentingan orang-orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan
perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3).
Kemudian setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar
cakram semakin meluas bahkan setiap orang diberikan kesempatan untuk
melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar cakram (Drs. Sunaryo Basuki,
1979 : 37).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam kesempatan ini saya akan
menguraikan hal-hal sebagai berikut :
Pengaruh panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram
Panjangnya lengan seseorang adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena akan memungkinkan dalam
pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor
penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H. P. 1985 : 8).
Disamping panjang lengan, dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain kekuatan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa kekuatan
lengan adalah kemampuan kelompok otot-otot lengan untuk dapat mengatasi
tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Drs. Soeharno H. P. 1985 : 224),
Standar yang digunakan untuk mengukur panjang lengan menggunakan meteran
baja (Antropometer) yang diukur melalui pangkal persendian bahu yang paling
atas sampai ujung jari tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan
bahwa lengan adalah anggota gerak bagian atas mulai dari gelang bahu sampai
ujung jari (Soedarminta, 1994 : 108).
Oleh karena itu apabila ada seseoarang yang memiliki lengan panjang
kecenderungan akan berpengaruh pada jauhnya lemparan jika didukung oleh
kekuatan otot yang baik bila dibandingkan seseorang yang memiliki lengan
pendek.
Pengertian lempar cakram
1.Pengertian lempar cakram
Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil,
cakram).(W.J.S.Poerwadarminta,1976:584).
Sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai
sabukbesi(DidiSugandi,1986:51).
Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang
menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau
bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.

2.Peraturan
1.Atlet yang akan melakukan lemparan harus dimulai dengan sikap berdiri
seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran.
2.Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan
sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.

3. Pelempar tidak boleh menyentuh bagian atasujung sektor lemparan.

4.Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya
cakram yang terdekat ketepi dalam balok.

5.Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak
3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak
berikutnya (final).

6. Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali
langsung final.
3. Perlengkapan Lempar Cakram

a.Alat : Cakram terbuat dari kayu yang dibingkai oleh logam sebagai penguat sisi
cakram.
b.Ukuran Cakram
Putra : 2 Kg : 219 - 221 mm (Diameter garis tengah)
Putri : 1 Kg : 180 - 182 mm (Diameter garis tengah)

c.Sektor (Lapangan)
 Lapangan untuk melempar berdiameter 2, 50 meter, dalam perlombaan yang
resmi terbuat dari metal atau baja.

 Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari
semen, aspal dan lain-lain.

Lingkaran lapangan dikelilingi oleh pagar kawat atau sangkar untuk menjamin
keselamatan petugas ,peserta, dan penonton.

 diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lapangan dibatasi oleh garis yang
berbentuk sudut 40˚ di pusat lingkaran.
2.Cara memegang cakram

Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan


kiri (bagi pelempar yang tidak kidal) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan
diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran
cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas
Bagi yang tanganya lebar,
1.caranya dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama jari-jarinya.

2.Cara memegang cakram untuk orang yang memliki tangan lebar adalah jari telunjuk
dan jari tengah berhimpit, jari-jari lainya agak renggang.

3. Cara memegang yang jari-jarinya pendek sama dengan cara yang pertama, hanya
letak tepi cakram agak lebih ke ujung jari-jari.

3. Teknik Lempar Cakram Menyamping Tanpa Awalan


 Ambil posisi dan berdiri menyamping arah lemparan. Kaki dibuka selebar bahu,
sedikit ditekuk dan rilek. Berat badan terbagi pada kaki.

Pusatkan perhatian dan persiapan untuk melakukan lemparan kemudian cakram


diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini di ulang-
ulang sebanyak dua tiga kali.

4.Lempar Cakram Dengan Awalan

Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar.


Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi 1¼, 1½, dan 1¾ putaran.
Awalan ini harus dlakukan dengan baik, sehingga dapat menghasilkan lemparan
yang maksimal.
Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut :
 Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki di
renggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu
pada kedua kaki.
Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan, cakram diayun-ayunkan ke
samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini di ulang-ulang 2 – 3 kali
dilanjutkan dengan awalan berputar.

Cara melakukanya adalah sebagai berkut :

Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan belakang diikuti


oleh gerakan memilin badan kekanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke
kanan, sedikit ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan
sebagian besar berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit
agak diangkat.

Kemudian, cakram diayunkan ke samping kiri diikuti oleh badan ke kiri juga,
berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit
diangkat.

 Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi


seperti latihan di atas

5.Ayunan Lengan Saat Melempar

Cara melakukanya sebagai berikut:

 Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di


atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula
condong ke belakang dan terpilin ke kakan diputar ke kiri diikuti dengan
gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.
 Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan
menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat
cakram di lemparkan ke arah depan atas.
 lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90˚.
Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum
jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram
terlepas pada saat cakram berada sedikit dimuka bahu.
 Catatan:Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu menyrebabkan
lemparan gagal, kecuali lemparanya tidak akan jauh, juga tidak masuk
daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasnya agak terlambat, sudah
sampai dimuka badan, hasilnya juga tidak maksimal bahkan dapat akan
keluar dari sektor lemparan.

6. Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepas Cakram)


Setelah cakram terlepas, kaki kanan segera dipindahkan ke depan dengan sedikit
ditekuk untuk menahan agar badan agar tidak terdorong keluar lingkaran. Kaki
kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
a.Hal-hal yang harus dihindari dalam lempar caram
1.Jatuh ke belakang pada awalan putaran

2.Berputar di tempat (seperti gangsing)

3.Membungkukkan badan ke depan (dipatahkan pada pinggang)

4.Melompat tinggi di udara

5.Terlalu tegang di kaki

6.Mebawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh

Sebaliknya hal-hal yang harus diutamakan dalam lempar cakran

1.Berputar dengan baik

2.Mendorong cakram melewati lingkaran

3. Mendapatkan putaran yang besar antara badan bagian atas dan bawah

4.Mencapai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran

5.Mendarat dengan kaki kanan di titik pusatkan dan kaki kiri ke kiri dari garis
lemparan

Gaya dalam Lempar Cakram

•Gaya samping

Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran, sesaat akan


memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada
kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan
selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di
belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan
melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun
ke belakang.

•Gaya belakang

Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan
kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai
berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula
badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri
untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke
kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan
kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.

Juri Lempar Cakram

Jumlah wasit atau juri dalam perlombaan lempar cakram adalah 5 orang
a) Juri 1
Memanggil peserta dan mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran
pada saat pelempar berputar, seperti di belakang lingkaran lempar.
b) Juri 2
Mengawasi gerakan kaki yang salah pada sisi lingkaran, seperti pada saat cakram
sedang dilepaskan dari tangan pelempar. Juri 2 hendaknya memegang pengeras
suara (megaphone) untuk memberitahukan pelempar agar siap sedia. Ia pun
memegang bendera isyarat bahwa suatu lemparan tersebut sah atau tidak.
c) Juri 3
Menempatkan alat pengukur atau ujung pita meteran pada saat setelah
ditempatkannya bendera sebagai pertanda tempat jatuhnya cakram.
d) Juri 4 dan Juri 5
Bertugas untuk melihat dan mengamati tempat jatuhnya cakram pertama
(terdekat). Bagi peserta yang kidal, tentu posisi juri atau wasit harus berubah
menyesuaikan dengan keadaan.
4.Faktor-fakor yang mempengaruhi prestasi dalam lempar cakram

a.Faktor internal atau dari dalam atlet

1.Kesehatan fisik dan mental yang baik


Kita sebagai manusia terbentuk dari unsur jasmani dan rohani, keduanya
memegang peranan penting dan tidak dapat dipisah satu dengan yang lainnya
karena saling mempengaruhi. Apabila fisik terganggu oleh suatu penyakit maka
faktor fsikispun ikut terganggu. Oleh karena itu kesehatan fisik harus selalu dijaga
agar tetap dalam keadaan sehat.

Dengan demikian faktor psikis, pemeliharaan dapat dilakukan dengan jalan


pemeliharaan suasana lingkungan sehat sehingga pikiran tetap jernih, serta
perasaaan tenteram dan sebagainya, menentukan karena segala kegiatan dalm
mencapai prestasi memerlukan pembiayaan yang cukup besar.

b.Faktor-faktor eksternal (dari dalam atlet)


1.Lingkungan keluarga
Keluarga dapat dinyatakan sebagai suatu kelompok atau unit terkecil dari
masyarakat yang didalamnya terdapat hubungan erat antara anggota-anggotanya.
Orang tua dalam suatu keluarga mendidik anaknya secara kodrati dengan
memberi dorongan.

2.Latihan
Dalam buku karangan Rusli Nursalam, 1990 : 19 dijelaskan bahwa latihan adalah
suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai
mutu, prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental yang
teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang

Berikut ini akan saya uraikan berbagai bentuk latihan dalam lempar cakram

1.Latihan kekuatan.
Latihan kekuatan yang dapat diterapkan dalam lempar cakram dominan mengarah
kepada kekuatan otot lengan,baik latihan berbeban maupun tanpa beban.
2.Latihan Daya Ledak
Dalam hal ini jenis latihan power yaitu mengarah pada lemparan ,seperti latihan
menggunakan beban karet atau bisa juga menggunakan

3.Latihan daya tahan


Seorang pelempar juga harus mempunyai daya tahan. Ini dapat dicapai dengan
latihan gross country serta lari interval
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari beberapa uraian penjelasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa dengan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini
khususnya dalam olahraga lempar cakram, maka peserta didik mendapatkan
mempraktikan tehnik -tehnik dasar dalam melakukan lempar cakram, mengetahui
sejarah lempar cakram, mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam
olahraga lempar cakram, mengetahui pengetian olahraga lempar cakram, bentuk
dan ukuran lapangan yang digunakan dalam olahraga lempar cakram, dan
siswa atau mahasiswa dapat mengetahui peraturan yang harus ditaati dalam
olahraga lempar cakram.

SARAN
Dari penyusunan makalah ini, ada beberapa saran yang disampaikan kepada
penyusun selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
kekurangan yang terdapat dalam makalh ini. Selain itu, juga diharapkan kepada
siswa yang berikutnya dapat menyusun makalah dengan topik bahasan yang sama
diharapkan dapat mengembangkan materi yang lebih luas dari materi yang
dibahas dalam makalah ini.
Kepada para pembaca diharapkan dapat menambah wawasan tentang cabang-
cabang atletik, khususnya tentang Lempar Cakram.
Kepada para guru diharapkan memahami materi yang disajikan dalam makalah
ini dengan baik, sehingga menjadi referensi tambahan dalam pembelajaran
tentang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, tertama mengenai cabang-
cabang atletik, khususnya tentang Lempar Cakram.
DAFTAR PUSTAKA

http://artikelpengertianmakalah.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-lempar-
cakram-peraturan-dan.html
http://www.sarjanaku.com/2011/09/lempar-cakram-sejarah-teknik-peraturan.html
http://sepengatahuanku.blogspot.co.id/2012/11/makalah-olahraga-lempar-
cakram.html

DAFTAR PUSTAKA
http://grandmall10.wordpress.com/2010/01/28/lempar-lembing/
http://www.referensimakalah.com/2013/04/sejarah-olahraga-lempar-lembing.html
http://edukasicenter.blogspot.co.id/2015/06/peralatan-dalam-olahraga-lempar-
lembing.html
http://olahragapedia.com/teknik-lempar-lembing
http://olahragapedia.com/peraturan-lempar-lembing

Anda mungkin juga menyukai