Anda di halaman 1dari 7

Olahraga Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah,

Gaya, Teknik, dan Peraturan

Tolak peluru atau shot put  bisa dikatakan sebagai salah satu olahraga yang bertujuan untuk
melemparkan bola logam sejauh mungkin. Hanya saja, olahraga tolak peluru tidak benar-
benar melakukan gerakan melempar. Maka dari itu, tolak peluru sangat berbeda dengan
cabang olahraga atletik lempar lainnya.
Tolak peluru merupakan suatu cabang olahraga yang melakukan suatu tolakan dengan
menggunakan tenaga semaksimal mungkin untuk mendapatkan jarak tolakan yang jauh.
Dengan mengandalkan gerakan tolakan atau dorongan terhadap bola logam dengan bobot
tertentu. Selain itu, gerakan tolak peluru hanya boleh menggunakan kekuatan dari salah satu
tangan saja.

Penilaian pada tolak peluru berdasarkan jarak antara pelempar dengan bola atau pelurunya.
Semakin jauh peluru atau bola logam yang dilempar, maka poin yang diperoleh semakin
besar.

Nah, artikel ini akan membahas secara lengkap terkait apa itu olahraga tolak peluru hingga
tekniknya. Bagi Grameds yang ingin belajar terkait sejarah, gaya, teknik, peralatan hingga
peraturan tolak peluru, maka bisa simak ulasan selengkapnya!
Sejarah Cabang Olahraga Tolak Peluru
Olahraga shot put kali pertama kali dimainkan pada masa masyarakat Yunani Kuno. Pada
saat itu, masyarakat Yunani Kuno memanfaatkan batu sebagai salah satu alat untuk
berolahraga, yakni dengan cara melemparkannya. Dalam perkembangannya atau lebih
tepatnya pada abad pertengahan, sekelompok tentara perang memiliki kebiasaan untuk
melemparkan bola meriam. Kebiasaan itu yang pada akhirnya disebut sebagai cikal bakal
kelahiran olahraga tolak peluru sampai populer sekarang ini.
Tolak peluru mulai dimainkan dengan bentuk yang modern pada sekitar abad ke-19. Pada
saat itu, Highlands Games Skotlandia menyelenggarakan lomba lempar batu atau logam
berat. Para peserta akan saling melemparkan bola untuk mendapatkan jarak terjauh.
Selanjutnya, pemenang akan ditentukan berdasarkan seberapa jauh jarak lemparan dengan
posisi asli pelempar atau di belakang garis.
Tolak peluru menjadi semakin populer setelah ditetapkan sebagai salah satu cabang olahraga
pada perhelatan olahraga terbesar di dunia, yakni Olimpiade modern. Dalam kompetisi
tersebut, cabang olahraga shot put sudah menggunakan bola dengan berat atau massa yang
sudah ditentukan dan termasuk cabang atletik.
Bahan yang digunakan untuk bola shot put sendiri menggunakan material besi atau kuningan.
Cabang olahraga tolak peluru mulai dipertandingkan untuk putra pada tahun 1896. Sementara
itu, shot put untuk putri baru dipertandingkan pada tahun 1948.

Gaya Tolak Peluru


Dalam sebuah perlombaan resmi, cabang olahraga tolak peluru dikenal dua macam gaya yang
paling banyak digunakan oleh para peserta, yakni gaya O’brien dan gaya spin. Namun, ada
satu jenis gaya yang sangat cocok bagi para pemula, yaitu gaya ortodoks. Gaya ortodoks
biasanya digunakan pada pelatihan atau tujuan pendidikan seperti di sekolah. Berikut adalah
tiga gaya dalam olahraga shot put yang perlu Grameds ketahui, antara lain yaitu:
1. Gaya Ortodoks

Shutterstock

Gaya melempar dalam cabang olahraga shot put yang biasa digunakan untuk seorang pemula
adalah gaya ortodoks. Hal ini dikarenakan gaya ortodoks tidak terlalu membutuhkan banyak
gerakan. Sebagai gaya yang paling sederhana dan paling mudah, gaya ortodoks sangat cocok
untuk seseorang yang ingin belajar atau berkenalan dengan olahraga tolak peluru.
Oleh sebab itu, tak heran apabila para atlet profesional jarang menggunakan gaya ortodoks.
Pelempar dapat melakukan tolakan peluru dengan cara memosisikan tubuh menyamping dari
area pendaratan. Selanjutnya, pelempar dapat meletakkan bola logam antara kepala dan bahu
untuk kemudian dilakukan tolakan.
2. Gaya O’brien

Guruspensaka.com

Apabila gaya ortodoks biasa digunakan pemula, maka gaya O’brien merupakan gaya
melempar shot put yang paling sering digunakan atlet profesional. Gaya O’brien sendiri
digunakan pertama kali oleh seorang atlet yang berasal dari negara Amerika Serikat bernama
Parry O’brien.
Gaya ini sendiri biasa dikenal juga dengan gaya glide atau meluncur, tetapi sekarang lebih
populer sebagai gaya O’brien. Dalam cabang olahraga shot put, gaya O’Brien dilakukan
dengan cara membelakangi arah tolakan
Pada saat menggunakan gaya O’brien, seorang atlet atau pelempar harus memiliki posisi
membelakangi area pendaratan. Kemudian, atlet tersebut akan melakukan gerakan setengah
putaran atau 180 derajat terlebih dahulu sebelum melakukan tolakan terhadap bola logam.
Hal ini menjadikan pada saat persiapan, pelempar akan menghadap ke belakang sebelum
kemudian berbalik ke depan.Setelah Grameds sudah terbiasa dengan gaya ortodoks, gaya
O’brien sangat cocok untuk menunjang keterampilan melakukan tolakan peluru. Berikut ini
adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan tolakan peluru dengan gaya
o’brien:

1. Posisi tubuh berdiri membelakangi arah tolakan dengan badan membungkuk dan
bertumpu pada kaki kanan sekaligus lutut ditekuk. Sementara itu, kaki kiri diangkat lurus
menuju arah tolakan.
2. Peluru atau bola diletakkan di bagian antara leher, dekat dengan dagu.
3. Peluru dipegang pada bagian pangkal jari, bukan telapak tangan. Kemudian, posisikan
ibu jari di bawah peluru.
4. Selanjutnya, siku mengarah keluar sehingga membentuk sudut 45 derajat.
5. Pada saat meluncur, kaki kiri dapat diluruskan sembari memutarkan pinggul.
6. Kaki kanan diangkat pendek ke depan dengan kaki kiri diayun ke belakang untuk tetap
menjaga keseimbangan.

3. Gaya Spin
Sindunesia.com

Selain gaya ortodoks dan gaya O’brien, gaya yang juga sering digunakan dalam cabang
olahraga tolak peluru adalah gaya spin atau gaya berputar. Gaya ini kali pertama
diperkenalkan oleh Aleksandr Baryshnikov, seorang atlet shot put yang berasal dari Rusia.
Meskipun tidak sepopuler gaya O’brien, tetapi teknik ini juga sering digunakan atlet
profesional pada saat berlomba resmi olahraga shot put. Perlu diketahui, gaya spin
membutuhkan keterampilan tinggi.
Hal ini dikarenakan seorang atlet harus melakukan putaran hingga 360 derajat dalam
kecepatan tinggi terlebih dahulu sebelum melempar bola logam ke depan. Maka dari itu,
gerakan ini memiliki tujuan untuk menghasilkan momentum sehingga dapat membuahkan
jarak tolakan terjauh.

Dalam suatu olahraga tidak pernah bisa dilepaskan dari yang namanya peran pelatih. Dengan
pelatih, maka atlet mendapatkan arahan dan bimbingan, sehingga bisa memenangkan
perlombaan olahraga. Buku Kepelatihan Olahraga membahas tentang pentingnya peran
pelatih bagi seorang atlet. Buku ini sangat cocok untuk dibaca bagi seseorang yang ingin
menjadi pelatih atau menjadi atlet.

Cara Melakukan Olahraga Tolak Peluru


Nah, bagi kamu yang hendak berkenalan dengan olahraga tolak peluru. Berikut ini adalah
beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk melakukan tolakan peluru:

1. Posisi tubuh berdiri tegak menyamping ke arah tolakan


2. Kedua kaki dibuka dengan kaki kiri lurus ke depan dan kaki kanan ditekuk agak ke
depan hingga serong ke samping kanan
3. Posisikan berat badan di bagian kaki kanan dan bentuk badan supaya lebih condong ke
samping kanan
4. Tangan kanan memegang dan menyangga peluru pada bahu atau pundak
5. Siku pada tangan kiri dengan ditekuk taruh di depan hingga membentuk posisi sedikit
serong ke atas dan melemas
6. Tangan kiri sendiri memiliki fungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan
7. Pandangan pelempar dapat diarahkan ke area tolakan sebelum melakukan lemparan
8. Dorong tangan kiri ke depan kekuatan penuh sehingga memunculkan tolakan pada
peluru yang dipegang
9. Pada saat melakukan tolakkan peluru, kaki kanan yang berposisi di belakang dapat
diangkat untuk memperbesar kekuatan tolakan

Teknik Dasar dalam Olahraga Tolak Peluru


Dalam olahraga tolak peluru, prinsip utama yang harus dipahami oleh para pelempar adalah
melakukan tolakan atau dorongan terhadap bola logam dengan hanya mengandalkan
kekuatan satu tangan. Salah satu cabang olahraga atletik ini bertujuan untuk menghasilkan
tolakan atau dorongan bola logam dengan jarak sejauh mungkin dari posisi awal atau
garis start.
Supaya Grameds dapat melakukan shot put dengan baik dan benar.
Berikut ini adalah beberapa teknik dasar yang harus dipahami, antara lain yakni:

1. Bola logam dapat ditempatkan pada bagian pangkal jari, bukan telapak tangan. Lebarkan
jari-jari tangan sedikit, selanjutnya gunakan ibu jari untuk menahan bola logam agar
tidak terjatuh.
2. Berikutnya, posisikan bola logam antara kepala dan bahu, tepat pada bagian bawah
rahang.
3. Sembari menahan bola logam, pelempar dapat memastikan untuk menjaga kondisi siku
lengan tetap tinggi dan tampak lurus dengan bahu.
4. Posisikan tubuh menyamping dengan posisi bahu tangan yang bebas dari bola logam
mengarah ke area pendaratan.
5. Buka kedua kaki membentuk kuda-kuda lurus dan tekuk kaki yang berada jauh dari area
pendaratan, hal itu akan secara otomatis membuat tubuh condong ke belakang.
6. Putar pinggul sehingga berhadapan dengan arah yang berlawan dari area pendaratan.
7. Pada saat bersiap melakukan tolakan, pelempar dapat mendorong dengan kaki belakang
dan putar pinggul sehingga tubuh menghadap ke area pendaratan.
8. Buka agak lebar lengan yang memegang bola logam menghadap ke depan dengan sudut
45 derajat sembari berusaha melakukan dorongan bola logam dengan sekuat tenaga.
9. Pada saat melakukan tolakan atau lemparan, tambahkan juga dengan dorongan
pergelangan tangan mirip seperti gerakan menembak bola basket.
Prinsip dasar dalam olahraga tolak peluru pada dasarnya merupakan gerakan awal yang harus
dipahami oleh pemula. Setelah menguasai prinsip tersebut, para pelempar dapat mencoba
gaya lempar seperti profesional, yakni gaya O’brien atau gaya spin. Hal ini perlu dilakukan
untuk menghasilkan lebih banyak momentum dan mencapai jarak maksimal saat melakukan
tolakan.

Peralatan Olahraga Tolak Peluru


International Association of Athletics Federations atau disingkat IAAF merupakan suatu
organisasi yang menaungi berbagai cabang olahraga atletik dunia, salah satunya adalah tolak
peluru. IAAF atau sekarang disebut juga dengan World Athletics telah menentukan
standarisasi ukuran bola logam dan lapangan yang boleh digunakan untuk pertandingan tolak
peluru.

Beberapa peralatan maupun aturan olahraga tolak peluru yang perlu diketahui, antara lain:

1. Bola logam
IAAF telah memutuskan bahwa berat bola logam yang digunakan dalam cabang olahraga
tolak peluru yakni 7,26 kg untuk putra dan 4 kg untuk putri. Bahan atau material yang harus
digunakan pada bola logam biasanya terdiri dari unsur besi padat atau kuningan. Namun,
tidak menutup kemungkinan juga beberapa jenis logam lain yang tidak lebih lembut dari
kuningan bisa digunakan.
2. Bentuk lapangan

Vuiral.com

Untuk ukuran lapangan yang digunakan dalam cabang olahraga tolak peluru harus berbentuk
lingkaran, dengan diameter 2,135 meter pada lapangan beton dan sektor pendaratan yang
ditandai busur pada lapangan rumput dengan sudut 34,92 derajat. Selain itu, lingkaran yang
terdapat dalam lapangan tolak peluru memiliki papan penghenti setinggi 10 cm pada bagian
depan sebelum memasuki sektor pendaratan.

Peraturan Tolak Peluru


Penentuan pemenang dalam cabang olahraga tolak peluru ditentukan berdasarkan jarak
tolakan yang mampu dicapai. Seorang atlet yang berhasil mendapatkan jarak tolakan peluru
terjauh berhak menjadi pemenang pertandingan atau perlombaan.

Dalam sebuah kompetisi resmi tolak peluru, atlet umumnya akan mendapatkan kesempatan
melakukan tolakan sebanyak empat hingga enam kali. Apabila terdapat hasil imbang atau
seri, maka para atlet akan diberikan kesempatan sekali lagi untuk menentukan pemenangnya.

Selain peraturan permainan dalam menentukan pemenang cabang olahraga tolak peluru, ada
juga beberapa peraturan lain yang perlu diperhatikan pada saat mengikuti kompetisi tolak
peluru, antara lain:

1. Seorang atlet atau pelempar harus bersiap setelah namanya diumumkan. Para atlet hanya
diberikan waktu 60 detik untuk memulai gerakan.
2. Agar memenuhi tujuan keamanan, atlet harus memakai taping pada jari tangan tetapi
tidak diperbolehkan mengenakan sarung tangan.
3. Bola logam dapat diletakan di dekat leher sepanjang gerakan. Apabila bola logam
terlepas dan tidak menempel dekat leher selama melakukan gerakan, maka hasil tolakan
dapat dianggap tidak sah.
4. Gerakan tolak peluru hanya boleh menggunakan satu tangan dan tembakan harus berada
di atas ketinggian bahu.
5. Seorang atlet bisa memakai seluruh lingkaran, tetapi bagian kaki tidak diperbolehkan
melakukan gerakan keluar lingkaran atau menapak pada papan penghenti di daerah
depan lingkaran.
6. Tolakan dianggap sah apabila bola logam mendarat pada sektor pendaratan dengan sudut
34,92 derajat. Wasit atau juri akan melakukan penghitungan titik pendaratan pertama
bola logam.
7. Seorang atlet tidak bolehkan meninggalkan lingkaran sebelum bola logam atau lemparan
mendarat di sektor pendaratan, serta hanya boleh meninggalkan lingkaran dari belakang.
Tolak peluru pada dasarnya merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang sangat
mengandalkan kekuatan otot lengan untuk bisa meraih hasil maksimal. Olahraga tolak peluru
mungkin tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang.

Hal ini dikarenakan ada peralatan dan lokasi yang harus dipersiapkan secara memadai dan
profesional. Selain itu, perlu pelatih atau instruktur untuk menggunakan bola tolak peluru
agar tidak menjadikan bahaya untuk diri sendiri atau orang-orang sekitar.

Anda mungkin juga menyukai